PENINGKATAN ETOS KERJA MANDIRI GURU

MELALUI PEMBINAAN KEDISIPLINAN

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN KENDAYAAN KECAMATAN NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Yuliati

SDN Kendayaan, Kec. Ngawen, Kab. Blora

ABSTRAK

Penelitian tentang Peningkatan Etos Kerja Mandiri Guru Melalui Pembinaan Kedisiplinan Dalam Proses Belajar Mengajar di SDN Kendayaan Tahun Pelajaran 2019/2020 Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas etos kerja mandiri guru di SDN Kendayaan (2) mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pembinaan kedisiplinan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SDN Kendayaan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 6 orang guru Kelas I-VI SDN Kendayaan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrument lembar pengamatan, lembar penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan etos kerja mandiri guru di SDN Kendayaan, sesuai hasil penilaan rencana pelaksanaan pembelajaran rata-rata 4.0 pada siklus I dan 4,42 pada siklus II, (2) hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan kedisiplinan adalah tidak semua guru siap dalam pembinaan kedisiplinan.

Kata Kunci: Etos kerja, kedisiplinan, proses belajar mengajar

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar merupakan prioritas dalam program pembangunan pendidikan nasional dan juga merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kita menyadari bahwa bangsa Indonesia sedang berhadapan dengan era globalisasi ekonomi terbuka dan persaingan bebas serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi yang sangat pesat.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hak dan kewajiban seluruh warga negara Indonesia. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya melalui pendidikan sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial. Agar setiap warga negara dapat mengenyam pendidikan yang di harapkan, maka pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Rumusan Masalah

Diperoleh kondisi di lapangan bahwa pengamatan awal terdapat kesan guru belum melaksanakan tugasnya secara optimal dalam pembelajaran. Guru masih ada yang melaksanakan pembelajaran secara tradisional, kurang sistematis serta kurang memperhatikan metode dan teknik pembelajaran. Pembelajaran yang kurang sistematis maka hasil pembelajaran juga tidak maksimal. Untuk melaksanakan pembelajaran yang sistematis guru harus membuat persiapan mengajar, mempersiapkan sarana prasarana pembelajaran yang diperlukan, membuka pelajaran dengan baik, memotivasi siswa untuk belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas, menyampaikan materi pelajaran dengan jelas dan dapat diterima siswa, mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran dan bersama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran.

Kesenjangan yang terjadi adalah masih ada guru yang belum maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga diperlukan motivasi eksternal bagi guru. Untuk memotivasi guru agar melaksanakan pembelajaran secara optimal maka kepala sekolah dan pengawas perlu mengefektifkan kembali etos kerja dan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar belajar terhadap guru di SDN Kendayaan Kecamatan Ngawen.Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dijadikan fokus penelitian sebagai berikut:

  1. Apakah dengan mengefektifkan peningkatan etos kerja melalui pembinaan kedisiplinan guru dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora?
  2. Apakah proses belajar mengajar dapat meningkat dengan penerapan peningkatan etos kerja mandiri terhadap kedisiplinan guru di SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora?
  3. Sejauh mana pengaruh kedisipilinan dan etos kerja mandiri guru terhadap proses belajar mengajar di SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Meningkatkan kualitas pembelajaran guru dengan mengefektifkan etos kerja melalui pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
  2. Meningkatkan etos kerja mandiri guru melalui kesiplinan terhadap proses belajar mengajar di SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
  3. Mendiskripsikan sejauh mana pengaruh etos kerja mandiri guru melalui kedisipinan terhadap proses belajar mengajar di SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis

  1. Pengembangan ilmu manajemen pendidikan terutama yang berkaitan dengan masalah peningkatan etos kerja melalui pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar di tingkat satuan pendidikan dasar (khususnya Sekolah Dasar), sehingga tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien dan produktif.
  2. Menjadi pedoman/panduan dan rujukan atau sebagai bahan masukan bagi para pendidik, peneliti pendidikan, pengelola lembaga pendidikan yang memiliki kesamaan karakteristik.
  3. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian serupa dimasa yang akan datang.

Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi guru sebagai informasi tambahan pengetahuan tentang peningkatan etos kerja melalui pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar bagi guru untuk menerima kegiatan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar.
  2. Bagi peneliti sebagai suatu pengalaman yang berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar.
  3. Bagi Guru SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora sebagai referensi yang dapat dipelajari untuk pengayaan peningkatan etos kerja melalui pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kajian Teori

Pengertian Etos Kerja Mandiri Guru

Kata etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang mempunyai arti sebagai sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan tertentu. Dari kata etos terambil pula kata “etika” dan “etis” yang hampir mendekati kepada makna ahlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik-buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sempurna.

Berdasarkan kamus Webster (2007), “etos” didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok, atau institusi. Jadi, etos kerja dapat diartikan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang mewujud nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka (Sinamo, 2002). Banyak tokoh lain yang menyatakan defenisi dari etos kerja Salah satunya ialah Harsono dan Santoso (2006) yang menyatakan etos kerja sebagai semangat kerja yang didasari oleh nilai-nilai atau norma-norma tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukriyanto (2000) yang menyatakan bahwa etos kerja adalah suatu semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk mampu bekerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup mereka. Etos kerja menentukan penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu pekerjaan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

Guru yang mempunyai etos kerja yang tinggi akan meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Setiap guru harus memiliki etos kerja yang tinggi guna melahirkan berbagai prestasi yang bermanfaat bagi dirinya, siswa, dan masyarakat.

Di dalam melaksanakan pekerjaannya akan terlihat cara dan motivasi yang dimiliki seorang guru, apakah ia bekerja sungguh-sungguh atau tidak, bertanggung jawab atau tidak. Cara seorang menghayati dan melaksanakan pekerjaannya ditentukan oleh pandangan, harapan dan kebiasaan dalam kelompok kerjanya. Oleh karena itu etos kerja seseorang dapat dipengaruhi oleh etos kerja kelompoknya.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka di atas, kelemahan metode praktikum diasumsikan dapat diatasi. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang optimal akan menyebabkan hasilnya juga tidak optimal. Pembelajaran akan terlaksana dengan baik bila ada pengawasan yang intensif dari atasan baik kepala sekolah maupun pengawas pembina. Pengawasan ini salah satunya dilakukan dengan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar oleh kepala sekolah dan pengawas.

Peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru diperlukan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar berbasis klinis. Hal ini pengawas selaku pembina berkewajiban membina guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan berbagai cara. Salah satu cara yang digunakan adalah mengefektifkan pelaksanaan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar berbasis klinis dengan pendekatan PIS atau persuasi, identifikasi dan solusi.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Kendayaan Kecamatan Ngawen tahun pelajaran 2019/2020. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN Kendayaan Kec. Ngawen karena lokasi penelitian berada pada lokasi peneliti bekerja.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus selama 3 bulan yaitu bulan Juli s.d. September 2019.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru-guru kelas I-VI di SDN Kendayaan Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada semester I tahun pelajaran 2019/2020. Pada tabel di bawah ini adalah daftar peserta Pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar di SDN Kendayaan yang menjadi subyek penelitian.

Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru kelas I-VI dalam penerapan etos kerja melalui pembinaan kedisiplinan dalam prroses belajar mengajar.

Sumber Data

Sumber Data Primer

Dalam penelitian yang merupakan sumber data primer adalah:

  1. Peningkatan etos kerja guru melalui pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
  2. Setelah diadakan pembinaan kedisiplinan maka proses belajar mengajar di SDN Kendayaan mulai tampak membuahkan hasil, sehingga terjadi peningkatan etos kerja mandiri guru di sekolah.

Sumber Data Skunder

Dalam penelitian ini yang merupakan sumber data sekunder adalah hasil pengamatan dari tim kolaborasi (teman sejawat), pada saat tindakan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar.

Prosedur Penelitian

Setiap penelitian pada dasarnya memiliki cara yang berbeda-beda untuk mendapatkan data pada suatu subyek ataupun obyek yang akan ditelitinya. Agar mendapatkan data yang baik, valid dan reliabel diperlukan suatu pendekatan yang jelas. Berdasarkan pada pendekatan yang diambil, dapat digunakan untuk merencanakan penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut Suharsimi (1998:88) dalam menentukan pendekatan penelitian, perlu mempertimbangkan tujuan penelitian, waktu dan dana yang diperlukan, adanya subyek penelitian serta kemauan atau keinginan peneliti.

Siklus metodologis penelitian tindakan sekolah ini sama dengan siklus metodologis penelitian tindakan kelas yang di kemukakan oleh Zainal (2009:30) bahwa penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan merefleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Hampir semua guru ditemukan kurang paham semua aspek yang ada dalam menyusun strategi pembelajaran. Kesalahan umum yang tampak adalah: (1) guru belum mampu memanfaatkan waktu secara tepat, (2) guru belum mampu menerapkan kerapian dalam memakai seragam, (3) guru belum mampu membuat dan menyusun RPP, (4) guru belum mampu menerapkan RPP dalam proses belajar mengajar. Dengan kondisi awal seperti ini perlu adanya tindakan nyata yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru dalam pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar.

Pembahasan antar siklus

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembinaan Kedisiplinan dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I dan II

NO INDIKATOR Rata-rata Siklus Peningkatan
    I II Nilai %
1 Ketepatan Waktu 4 5 1 20%
2 Kerapian seragam 3,83 4 0,17 4%
3 Kerajinan menyusun RPP 4,33 4,33 0 0%
4 RPP PBM 3,83 4,33 0,5 12%
  Jumlah 15,99 17,66 1,67 36%
  Rata-rata 4,00 4,42 0,42 9%

 

PENUTUP

Kesimpulan

  1. Pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan etos kerja mandiri guru di SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen. Skor penilaian pelaksanaan peningkatan kedisiplinan Pembelajaran meningkat 36% dari siklus I dengan rata-rata 4,00 menjadi rata-rata 4.42 pada siklus II.
  2. Proses belajar mengajar di SDN Kendayaan Kecamatan Ngawen dapat meningkat dengan menerapkan peningakatan etos kerja mandiri melalui pembinaan kedisiplinan kerja.
  3. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan etos kerja mandiri guru di SDN Kendayaan, Kecamatan Ngawen adalah:
    1. Tidak semua guru siap untuk melakukan tindakan disiplin dalam kegiatan di sekolah dan proses belajar mengajar.
    2. Karena adanya berbagai macam kegiatan kepala sekolah pelaksanaan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar hanya dapat dilaksanakan pada saat-saat tertentu.

Saran

  1. Bagi guru harus sering berkonsultasi kepada kepala sekolah, teman sejawat dan guru senior agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya masing-masing, sehingga mudah menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembelajaran.
  2. Bagi Kepala sekolah perlu melakukan pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar agar dapat memberikan bimbingan kepada guru-guru untuk meningkatkan kualitas etos kerja mandiri guru.
  3. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini dapat diteliti dengan kajian yang lebih luas secara mendalam dengan mengkaji pengaruh berbagai faktor terhadap kualitas pembelajaran guru sehingga hasilnya akan lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun N.A 2000, Supervisi Pendidikan, Bandung: Suri.

Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Bandung: CV Yrama Widya.

Depdiknas, 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka

Dirjen PMPTK, 2008a. Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA/SMK. Jakarta: Depdiknas, Ditjen PMPTK.

Dirjen PMPTK, 2008b. Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA/SMK. Jakarta: Depdiknas, Ditjen PMPTK.

Nurtain, 1989, Supervisi Pengajaran (Teori dan Praktek), Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Piet A.S. 2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto N. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Rosda.

Suharsimi A. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman M.U. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wijaya DN., (2011) Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP melalui Pembinaan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar dan Implikasinya terhadap pembelajaran IPS. info@fis.um.ac.id. Website: http://fis.um.ac.id.