Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN
TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS V
SDN SUMOWONO KECAMATAN SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Supriyati
SDN Sumowono Kec. Sumowono
ABSTRAK
Hasil belajar kondisi awal PKn di kelas V di SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 pada kompetensi dasar tentang Kebebasan Berorganisasi, dari 33 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 15 siswa (45,45%) dan 18 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 70. Oleh sebab itu sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti menerapkan metode diskusi pada mata pelajaran PKn dengan harapan penerapan metode diskusi kelompok dapat membuat siswa untuk selalu berpikir kritis dan terarah dalam memecahkan suatu masalah. Tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa tentang Kebebasan Berorganisasi pada mata pelajaran PKn sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi kelompok pada siswa kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa: (1) Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang, yaitu rata-rata nilai PKn Prasiklus (62,88%), siklus I (71,52%), dan siklus II (77,58%); (2) Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa di SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pelajaran PKn Prasiklus (45,55%), siklus I (72,73%), dan siklus II (87,88%).
Kata Kunci: Hasil Belajar, Diskusi Kelompok.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan ujung tombak bagi suatu negara dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan. Melalui pendidikan, baik formal dan informal di sekolah dapat dihasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Oleh karena itu, semua negara di dunia termasuk juga Indonesia berlomba-lomba membangun sektor pendidikan agar menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di tengah-tengah masyarakat global.
Pendidikan Kewarganegaraan kemudian disingkat PKn merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Adapun fungsi mata pelajaran Kewarganegaraan di SD adalah membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter, serta setia kepada bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di Indonesia di semua jenjang pendidikan dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Hal ini ditegaskan dalam pasal 37 ayat (1) & (2), UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun, faktanya tidak semua sekolah mampu untuk memberikan kesan tentang makna pendidikan termasuk Pendidikan Kewarganegaraan. Adapun sekolah belum menjadi sarana pendidikan yang menyenangkan dan memberikan pengetahuan yang bermakna bagi peserta didik. Saat ini sekolah lebih banyak membebanisiswa dengan pengetahuan yang banyak, tapi tidak bermakna. Tidak heran kalau pengetahuan yang diberikan itu tidak bisa dijadikan topangan keterampilan yang berkembang secara dinamis. Akibatnya, jangankan untuk bersaing, peserta didik kita bahkan tidak mampu untuk membantu dirinya agar mandiri. Pernyataan ini terkait dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar, termasuk PKn,dimana siswa mungkin mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materiyang diterima, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami/mengertisecara mendalam pengetahuan tersebut sehingga sulit untuk diaplikasikan dalamkehidupan sehari-hari.
Berdasarkan karakteristiknya, penyampaian materi pelajaran PKn sangat cocok apabila menerapkan metode diskusi. Namun, selama ini sebagian besar guru dalam memberikan pelajaran PKn kepada siswanya dengan cara yang monoton, proses belajar mengajar yang hanya menggunakan metode ceramah menyebabkan materi pelajaran yang diperoleh siswa hanya sebatas wacana saja. Siswa hanya duduk memperhatikan penjelasan guru, tanpa diberi kesempatan untuk bertanya. Jika hal ini menjadi kebiasaan guru sehari-hari di sekolah, maka akan membentuk kebiasaan perilaku yang tidak baik bagi anak, seperti kurang responsif, sulit mengajukan pendapat, dan bersifat pasif terhadap suatu hal. Sering kali terjadi dalam menjelaskan materi pelajaran PKn, guru biasanya hanya menggunakan sebuah buku sumber dan LKS saja. Guru hanya menjelaskan materi pembelajaran apa yang tertulis pada buku sumber dan LKS tersebut. Guru tidak memberi tambahan pengalaman atau pengetahuan lain. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, kelas didominasi oleh guru. Siswa hanya berperan sebagai pendengar setia saja. Akibatnya muncul berbagai tingkah laku siswa yang kurang baik diantaranya ada yang mengantuk karena tidak berminat sudah merasa bosan dan capek mendengarkan ceramah guru, ada yang pasif terhadap penjelasan guru. Begitu selesai menjelaskan materi pelajaran, guru langsung memberi tugas kepada siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS. Begitu mengerjakan, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan karena kurang atau tidak memahami maksud dari pertanyaannya. Perilaku guru yang seperti ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi siswa. Terutama bagi siswa yang kemapuannya rendah, mereka akan memilih untuk diam dan akan berbuat yang menyimpang misalnya ramai, bergurau, serta tidak berminat mengikuti pelajaran. Setelah siswa menyelesaikan pekerjaannya, guru mengajak siswa membahas hasil pekerjaan siswa. Setelah dikoreksi ternyata hasil yang diperoleh adalah sebagian siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 70 untuk mata pelajaran PKn di SDN Sumowono. Hasil belajar kondisi awal PKn di kelas V di SDN SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 pada kompetensi dasar tentang Kebebasan Berorganisasi, dari 33 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 15 siswa (45,45%) dan 18 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 70.
Oleh sebab itu sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti menerapkan metode diskusi kelompok. Metode diskusi atau Diskusi Kelompok adalah format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama. Karena itu, guna dituntut untuk mampu melibatkan keaktifan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok.
Pada pembelajaran PKn, penerapan metode diskusi kelompok dapat membuat siswa untuk selalu berpikir kritis dan terarah dalam memecahkan suatu masalah. Baik masalah yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai tujuan jangka panjangnya. Sedangkan bagi guru sendiri, penerapan metode diskusi kelompok akan memotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyiapkan diskusi, membimbing diskusi, dan menyimpulkan hasil diskusi. Sehingga ketika pembelajaran berakhir, siswa benar-benar memperoleh hasil belajar yang bermakna.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas peneliti dapat menyimpulkan suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn tentang Kebebasan Berorganisasi di kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
2. Apakah penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada pelajaran PKn tentang Kebebasan Berorganisasi di kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti melaksanakan PTK ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn tentang Kebebasan Berorganisasi di kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan metode diskusi kelompok.
2. Meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada pelajaran PKn tentang Kebebasan Berorganisasi di kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan metode diskusi kelompok.
Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian tindakan ini bisa ditinjau dari dua sisi yaitu:
1. Manfaat Teoritis, yaitu untuk menambah kajian empiris tentang penggunaan metode diskusi kelompok untuk peningkatan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan guru dalan menyusun rencana penelitian maupun dalam menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi disertai penggunaan alat peraga, pada mata pelajaran PKn.
b. Manfaat bagi siswa
Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi disertai penggunaan alat peraga, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Sumowono pada mata pelajaran PKn, mendidik siswa belajar berinteraksi dengan teman-temannya.
c. Manfaat bagi rekan seprofesi
Sebagai salah satu strategi pemecahan masalah yang dialami oleh guru dalam pembelajaran.
d. Manfaat bagi sekolah
PTK yang dilaksanakan oleh peneliti juga bermanfaat bagi sekolah yaitu sebagai salah satu sarana untuk mencapai visi sekolah yang ingin dicapai.
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Hasil Belajar
Menurut Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat (dalam Zainal Abidin. 2004:1) mengatakan bahwa hasil belajar adalah “ Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana (1989:9) belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan – wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama.
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena “belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut†(Slameto, 2003: 45). Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut. Winkel (1997: 231) berpendapat bahwa: “belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekasâ€.
Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab (dalam Zainal Abidin. 2004:2) yaitu: (a) Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu. (b) Untuk mengetahui keberhasilan komponen–komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. (c) Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya. (d) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran. (e) Untuk keperluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten. (f) Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran“.
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memilki ketrampilan, sikap, dan nilai.
Jadi menurut pendapat saya kesimpulannya belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilits baru.
Metode Diskusi Kelompok
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1994). Menurut Hasibun Proses Belajar Mengajar (2006:10) mengatakan bahwa diskusi merupakan proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah.
Pengertian Metode diskusi adalah cara penyajian pembelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain: 2006). Metode diskusi atau Diskusi Kelompok diartikan pula sebagai suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik atau kelompok belajara untuk melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran (Karo-karo, 1998: 25).
Metode diskusi atau Diskusi Kelompok adalah format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama. Karena itu, guna dituntut untuk mampu melibatkan keaktifan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok. Sementara itu Sardirman dkk (2011: 150) menyatakan, “ Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan.
Kerangka Berpikir
Pemahaman siswa akan mata pelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi di kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Dengan metode diskusi kelompok diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi Kebebasan Berorganisasi, mengembangkan kemampuan akademik, kecakapan pribadi, siswa dapat bekerjasama, dan saling tanya jawab tentang karangan sederhana melalui penggunaan metode diskusi.
Identifikasi masalah yang tampak dalam hasil belajar kondisi awal PKn di kelas V di SDN SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 pada kompetensi dasar tentang Kebebasan Berorganisasi, dari 33 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 15 siswa (45,45%) dan 18 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 70. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran PKn yaitu 70. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan dalam konsep Kebebasan Berorganisasi.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Siswa SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang. Waktu kegiatan penelitian dilaksanakan mulai Januari – 25 Februari 2018 (6 Minggu efektif).
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa yang menjadi obyek dalam penelitian adalah 33 orang siwa.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dan tes.
Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa, daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.
Tes
Tes digunakan untuk mengukur pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini berupa kuis yang yang dikerjakan secara individual setelah mempelajari materi.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa dalam pelajaran PKn tentang Kebebasan Berorganisasi sebelum dan setelah dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Tahap Perencanaan
Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu mengidentifikasi kemampuan siswa pada kondisi awal. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, LKS, soal tes formatif dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolaan pembelajaran.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Januari 2018 di kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang dengan jumlah siswa 33 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Tahap Pengamatan/Observasi
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Dari 33 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 15 anak (45,45%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 18 anak (54,55%). Nilai rata-rata siswa 62,88. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas V di SD N Sumowono pada mata pelajaran PKn masih belum optimal, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: (a) Guru kurang memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, (b) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu, (c) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada prasiklus ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
Deskripsi Tiap Siklus
Penelitian ini menerapkan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi tentang Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang. Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok.
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Dari 33 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 24 anak (72,73%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 9 anak (27,27%). Nilai rata-rata siswa 71,52. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas V di SD N Sumowono pada mata pelajaran PKn sudah meningkat tetapi belum optimal, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian siklus II untuk meningkatkan ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: (a) Memotivasi siswa, (b) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep , (c) Pengelolaan waktu. Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: (a) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung, (b) Guru lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa untuk mempresentasi materi pelajaran di depan kelas, (c) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, (d) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, (e) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Dari 33 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 29 anak (87,88%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 4 anak (12,12%). Nilai rata-rata siswa 77,58. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas V di SD N Sumowono pada mata pelajaran PKn sudah meningkat dan sudah optimal, oleh karena itu penelitian siklus II sudah berhasil.
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: (a) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar, (b) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung, (c) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik, (d) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran dengan media gambar dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Melalui metode diskusi kelompok dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Sikus I
Berdasarkan nilai hasil belajar pada prasiklus, nilai rata-rata adalah 62,88 dengan ketuntasan belajar klasikal 45,45% (15 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Pada siklus I, nilai rata-rata adalah 71,52 dengan ketuntasan belajar klasikal 72,73% (24 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70, dan masih ada 9 siswa belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada prasiklus dan siklus I.
Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 72,73% belum mencapai 80%.
Siklus II
Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus II, nilai rata-rata adalah 77,58 dengan ketuntasan belajar klasikal 87,88% (29 siswa) dengan mendapatkan nilai ³70, dan ada 4 siswa yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai <70. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II.
Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 87,88% sudah mencapai dan lebih dari 80%.
Peningkatan Hasil Belajar
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan hasil sebagai berikut.
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata
Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat dikatakan sebagai berikut:
a. Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan Strategi Melalui metode diskusi kelompok belum berhasil karena dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan mengganggu siswa lain ;
b. Model Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok , dalam hal peningkatan prestasi belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.
c. Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan menggunakan media gambar yang baru mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.
d. Akan tetapi setelah dijelaskan, diberi dorongan mereka bisa mengerti dan berani untuk mempresentsikan materi pelajaran di depan kelas buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar – mengajar berjalan baik, semua siswa aktif belajar.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok miliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
P E N U T U P
Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang, yaitu rata-rata nilai PKn Prasiklus (62,88%), siklus I (71,52%), dan siklus II (77,58%).
2. Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa di SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pelajaran PKn Prasiklus (45,55%), siklus I (72,73%), dan siklus II (87,88%).
Implikasi
1. Penerapan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan pemahaman siswa.
2. Penerapan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran PKn yang telah dilaksanakan siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.
3. Dengan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa lebih cepat memahami dan menguasai materi pelajaran.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar di sekolah dasar (SD) lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan menggunakan Strategi Melalui metode diskusi kelompok sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Pemberian penguatan agar siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Sebagai guru professional bisa menerapkan metode-metode pembelajaran yang efektif demi perbaikan peningkatan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari menjadi lebih baik dari sebelumnya.
4. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang: UNP.
Aguswandi. 2017. Penggunaan metode Diskusi Kelompok Pada Mata Pelajaran Matematika dan PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 006 Koto Inuman Kecamatan Inuman. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 1 Januari 2018 | ISSN Cetak: 2580 – 8435 | ISSN Online: 2614 – 1337
Aqib, Z. 2003. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikiawan.
Arikunto,Suharsimi.2007 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
BNSP. 2006. Standar Isi KTSP Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Jakarta:
Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Padang: UNP.
Depdikbud. 1994. Didaktik/Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Depdiknas RI 2003.Undang Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani, Lilik Sri. 2012. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Metode Diskusi di Kelas V SD Negeri Bumimulyo 01. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hasibun. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ikhwal Sapto Darmono, Sudarsih. 2008. Pendidikan kewarganegaraan 5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Karo-karo, Ign. S. Ulih Bukit Dkk. 1998. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Alda.
Manilah, Ramlah Lihun. 2014. Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas IV SDN Batang Babasal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9. 2014.
Ressi Kartika Dewi, Sunny Ummul Firdaus, Wahyuningrum Widayati. 2008. Pendidikan kewarganegaraan 6: untuk SD/MI kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2012. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Bandung: Ekonomi
Sudjana, Nana.. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sumantri, Mulyani. 2009. Setrategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek PGSD.
Wahab, A. Aziz. 2008. Metodologi Pengajaran IPS. Jakarta: Karunika.
Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.