Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan NHT Dengan Metode Word Square
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KALOR
DAN PERPINDAHANNYA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE WORD SQUARE
PADA SISWA KELAS VII.J SMP NEGERI 1 MRANGGEN
KABUPATEN DEMAK SEMESTER 1 TAHUN 2019/2020
Wahyuning Tyas Dwi Margiyani
SMP Negeri 1 Mranggen Kabupaten Demak
ABSTRAK
Pembelajaran IPA di SMP belum menggunakan berbagai model pembelajaran aktif dan masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan siswa kurangnya memmperhatikan materi yang disampaikan oleh guru terutama materi kalor dan perpindahannya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 70. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together dengan metode Word Square dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya pada kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2019/2020?. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together dengan metode Word Square pada kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Kauman Kidul Kota Salatiga yang berjumlah 32 siswa meliputi 14 siswa perempuan dan 18 laki-laki. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar obsrvasi guru, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statitik menggunakan rumus presentase, apabila ˃ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan evaluasi menggunakan metode word square dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun 2019/2020. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Prasiklus ke Siklus I 25% dan Siklus I ke siklus II 25%. Hal ini dapat dilihat perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Prasiklus hanya mencapai rata-rata 62,81, Siklus I mencapai rata-rata 73,44 dan Siklus II meningkat mencapai rata-rata 84,53. Siswa telah mencapai KKM secara klasikal sebesar 93,75%. Siswa yang belum tuntas belajar pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remedial yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar pada materi kalor dan perpindahannya.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Metode Word Square.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan IPA seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan di atas. Pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPA. Namun dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah menerapkan konsep pembelajaran IPA itu kurang baik dan hanya beberapa murid faham dengan materi yang diajarkan guru.
Sebagian besar guru bergantung pada metode ceramah, murid pasif, sedikit tanya jawab, dan mengerjakan soal-soal yang diberikan. Model pembelajaran yang kurang tepat dan renggangnya interaksi antara murid dan guru bisa menjadi salah satu penyebab lemahnya tingkat pemahaman murid dalam mencerna pelajaran yang diberikan. Hal ini diakui oleh guru tersebut bahwa dengan cara yang diterapkannya ini masih banyak siswa yang kurang menguasai materi terutama pada materi kalor dan perpindahannya. Kalor adalah panas yang dipindahkan. Panas merupakan salah satu bentuk energi. Energi panas adalah energi yang dimiliki oleh benda-benda yang dapat menimbulkan panas atau kalor, contohnya matahari dan api (Tutuk dan Dewi, 2010: 178).
Terbukti dari hasil belajar siswa pada materi kalor masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 32 siswa hanya 10 siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 22 siswa masih di bawah KKM. Nilai KKM mata pelajaran IPA di SMP ini adalah 70. Jadi di sini saya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kalor dan Perpindahannya Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Metode Word Square pada Siswa Kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: (1). Bagaiamana langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya pada siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020? (2). Bagaiamana peningkatan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya melalui melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square pada siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020? (3). Seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square terhadap peningkatan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya pada siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: (1). Mendeskripsikan langkah-langkah peningkatan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square pada kelas VII.J di SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2019/2020. (2). Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square pada kelas VII.J di SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2019/2020.(3). Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square terhadap peningkatan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya pada siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hasil Belajar
Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh kematangan dan suatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil terbentuknya respons utama (Muh.sain Hanafy, 2014: 68). Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. (1). Faktor internal ; Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. (2). Faktor eksternal ; Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsoial dan faktor sosial.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau kepala bernomor bersama pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kangen tahun 1993. NHT dilaksanakan dengan tujuan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran serta mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Model pembelajaran ini dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan merupakan salah satu alternatif terhadap kelas tradisional. Model pembelajaran NHT merupakan model yang mengutamakan berbagai aktivitas siswa dalam mencari dan mengolah serta melaporkan informasi yang dipengaruh dari berbagai sumber. Pada dasarnya model ini dibuat agar siswa dapat saling berkerja sama bergantung pada kelompok-kelompok kecil serta kooperatif.
Metode Pembelajaran Word Square
Salah satu pengembangan dari metode ceramah adalah metode Word Square. Mujimin, mendefinikan metode word square merupakan metode ceramah yang diperkaya dan berorentasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Dalam metode word square dibutuhan kejelian dalam mencocokkan pada kotak-kotak jawaban yang terlah disediakan oleh guru. Dapat dikatakan metode ini mirip dengan mengisi teka-teki silang dimana jawabannya sudah disediakan dan disamarkan dengan huruf-huruf lain sebanagn pengecoh. Metode ini sesuai dengan semua mata pelajaran khususnya bagi siswa sekolah dasar dan SMP. Kemampuan guru dalam memprogram sejumlah pertanyaan yang dapat merangsang siswa untuk berpikir sangat diperlukan dalam metode ini. Adapun tujuan dibuatkan kotak-kotak pengecoh adalah untuk melatih ketrampilan dan kesabaran siswa.
Langkah-langkah dalam Metode Word Square ; (1). Guru menyiapkan materi. (2). Guru membagikan lembar kegiatan yang berisi kata-kata yang bersangkutan dengan materi. (3). Siswa mencari kata-kata kemudian mengasir huruf dalam kotak yang sesuai (bisa vertikal, horizontal, bahkan diagonal). (4). Mendiskusikan dan mencocokkan jawaban siswa. (5). Guru memberikan poin kepada siswa yang jawabannya benar.
Pembelajaran IPA menurut Kurikulum 2013
Merujuk pada pengertian IPA di atas, maka hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi: merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari; (4) sikap: yang terwujud melalui rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru namun dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Oleh karena itu IPA bersifat open ended karena selalu berkembang mengikuti pola perubahan dinamika dalam masyarakat.
Ruang Lingkup Materi
Ruang Lingkup mata pelajaran IPA di SMP menekankan pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, isu-isu fenomena alam terkait dengan kompetensi produktif dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1). Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan ; Meliputi objek IPA, klasifikasi makhluk hidup, organisasi kehidupan, energi dalam kehidupan, interaksi makhluk hiup dengan lingkungannya, pencemaran lingkungan, pemanasan global, sistem gerak pada manusia, struktur tumbuhan, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, hereditas, dan perkembangan penduduk.(2). Benda/zat/Bahan dan Sifatnya ; Meliputi karakteristik zat, sifat bahan, bahan kimia, atom, ion,dan molekul.(3). Energi dan Perubahannya ; Meliputi energi dalam kehidupan, suhu, pemuaian, dan kalor, gerak lurus, gaya dan Hukum Newton, pesawat sederhana, tekanan zat cair, getaran, gelombang dan bunyi, cahaya dan alat optik, listrik statis dan dinamis, kemagnetan dan induksi elektromagnetik.(4). Bumi dan Alam Semesta ; Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan.
Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem pembelajaran IPA. Sistem pembelajaran IPA, sebagaimana sistem-sistem lainnya terdiri atas komponen masukan pembelajaran, proses pembelajaran, dan keluaran pembelajaran.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut: pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heard Together. Proses ini lebih menyenangkan dan lebih menarik minat siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, saling mengajari pasangan kelompok menentukan nilai kelompok. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa lebih banyak berpartisipasi dalam proses pembelajaran, mendiskusikan materi dengan pasangan, berlatih mengerjakan soal, dan membuat laporan. Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan minat belajar IPA.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir serta mempertimbangkan konsep yang ada, maka “Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Heard Together (NHT) dengan metode Word Square dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi “Kalor dan perpindahannya bagi siswa kelas VII.J di SMP Negeri 1 Mranggen kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2019/2020”.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Demak yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Mata pelajaran yang dijadikan objek penelitian adalah mata pelajaran IPA sesuai dengan kompetensi dasar atau silabus pada saat penelitian ini dilaksanakan materi yang diambil adalah Kalor dan Perpindahannya.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA materi kalor dan perpindahannya semester ganjil tahun 2019/2020 dan dilaksanakan dengan menggunakan jam pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas VII.J di SMP Negeri 1 Mranggen Kabupaten Demak. Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
- Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2019.
- Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2019 dan 22 Oktober 2019.
- Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Nopember 2019 dan 12 Nopember 2019
Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dilaksanakan dalam 2 siklus atau 4 pertemuan, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Penggunaan model pembelajaran NHT dengan metode word square dapat dikatakan efektif apabila hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut: (1). Secara Individu ; Adanya peningkatan hasil belajar IPA materi kalor dan perpindahannya mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) lebih dari 70. (2). Secara Klasikal ; Ketuntasan perserta didik secara klasikal dalam materi kalor dan perpindahannya mencapai > 85% perserta didik mencapai KKM.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal/Prasiklus
Data yang diperoleh dari observasi dengan guru kelas diperoleh penjelasan bahwa masih ada beberapa siswa mendapat nilai IPA yang belum tuntas atau belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA yang ditetapkan di SMP Negeri 1 Mranggen yaitu 70. Selain itu siswa juga memiliki keaktifan yang rendah dalam mengikuti pelajaran IPA.
Adapun hasil kondisi awal siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan metode Word Square yaitu:
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal
No | Kategori | Frekuensi | Presentase | Jumlah Nilai |
1. | Tuntas | 14 | 43,75% | 1030 |
2. | Belum Tuntas | 18 | 56,25% | 980 |
Jumlah | 32 | 100% | 2010 | |
Nilai rata-rata | 62,81 |
Nilai rata-rata siswa menjunjukan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 18 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di SMP Negeri 1 Mranggen untuk mata pelajaran IPA adalah 70. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 43,75% (14 siswa) dan 56,25% (18 siswa) belum mencapai KKM. Berdasarkan hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan metode Word Square untuk meningkatkan hasil belajar dan juga keaktifan belajar siswa.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 dan 22 Oktober 2019. Pembelajaran setiap pertemuan berlangsung selama 80 menit (2×40 menit). Peneliti menggunakan model pembelajarn NHT dengan Metode Word Square. Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah suhu dan panas. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I, mencakup performasi guru dan hasil belajar siswa. Pada deskripsi performer guru di dapatkan data kemampuan guru dalam melaksanakan kemampuan mengajar sesuai dengan RPP yang telah disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan metode Word Square. Pada data hasil belajar siswa kita dapat melihat rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar siswa. Deskripsi pada penelitian tindakan siklus I antara lain sebagai berikut:
Performansi Guru
Pengambilan data digunakan mengetahui aktivitas guru pada siklus I menggunakan lembar observasi performasi guru. Lembar observasi guru yang digunakan berjumlah 25 aktivitas yang harus diamati oleh peneliti. Dengan rentang sekor 1 sampai 4, sehinggga skor maksimal yang diperoleh adalah 100 dan skor minimalnya adalah 25. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam pembelajaran IPA materi kalor dan perpindahannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan Word Square. Hasil observasi performasi guru dapat dilihat dibawah ini:
Jumlah skor yang diperoleh adalah 75. Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 7 butir, yang memperoleh skor 3 ada 11 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 7 butir. Jika dihitung dalam presentase, aktivitas guru memperoleh presentase sebesar 75%.
Nilai Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran mengunakan metode Word Square, diketahui nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar. Adapun hasil belajar siswa siklus I yaitu:
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
No | Kategori | Frekuensi | Presentase | Jumlah Nilai |
1. | Tuntas | 22 | 68,75% | 1195 |
2. | Belum Tuntas | 10 | 31,25% | 1139 |
Jumlah | 32 | 100% | 2350 | |
Nilai rata-rata | 73,44 |
Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup baik apabila dibandingkan dengan nilai prasiklus. Nilai rata-rata siswa menunjukan bahwa hasil belajar siswa cukup memuaskan. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 68,75% (22 siswa) dan 31,25% (10 siswa) belum mencapai KKM.
Refleksi
Berdasarkan nilai yang diperoleh pada siklus I belum memuaskan, karena secara klasikal belum mencapai ketuntasan 85%. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 68,75% (22 siswa) dan 31,25% (10 siswa) belum mencapai KKM. Kurang berhasilnya proses pebelajaran yang terjadi pada siklus I, jadi peneliti perlu melaksanakan tindakan pada siklus II sebagai rangkaian dari penelitian kelas ini.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa,5 Nopember 2019 dan 12 Nopember 2019. Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2 x 40 menit). Peneliti menggunakan model pembelajarn NHT dengan metode Word Square. Materi pokok yang diajarkan pada siklus II adalah perpindahan kalor di sekitar kita. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II, mencakup performasi guru dan hasil belajar siswa. Pada deskripsi performer guru di dapatkan data kemampuan guru dalam melaksanakan kemampuan mengajar sesuai dengan RPP yang telah disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan metode Word Square. Pada data hasil belajar siswa kita dapat melihat rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar siswa. Deskripsi pada penelitian tindakan siklus II antara lain sebagai berikut:
Performasi Guru
Pengambilan data digunakan mengetahui aktivitas guru pada siklus II karena di siklus I belum memenuhi kreteria yang ditentukan menggunakan lembar observasi performasi guru. Lembar observasi guru yang digunakan berjumlah 25 aktivitas yang harus diamati oleh peneliti. Dengan rentang sekor 1 sampai 4, sehinggga skor maksimal yang diperoleh adalah 100 dan skor minimalnya adalah 25. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam pembelajaran IPA materi kalor dan perpindahannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan Word Square. Hasil observasi performasi guru dapat dilihat di bawah ini: Jumlah skor yang diperoleh adalah 89. Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 14 butir, yang memperoleh skor 3 ada 11 butir. Jika dihitung dalam presentase, aktivitas guru memperoleh presentase sebesar 89%.
Nilai Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran mengunakan metode Word Square, diketahui nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar. Adapun hasil belajar siswa siklus II yaitu:
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No | Kategori | Frekuensi | Presentase | Jumlah Nilai |
1. | Tuntas | 30 | 93,75% | 2580 |
2. | Belum Tuntas | 2 | 6,25% | 125 |
Jumlah | 32 | 100% | 2705 | |
Nilai rata-rata | 84,53 |
Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat memuaskan apabila dibandingkan dengan nilai pra siklus dan siklus I. Nilai rata-rata siswa 84,53 menunjukan bahwa hasil belajar siswa memuaskan. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 93,75% (30 siswa) dan 6,25% (2 siswa) belum mencapai KKM.
Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA materi kalor dan perpindahannya pada siswa kelas VII.J SMP Negeri 1 Mranggen Kabupaten Demak berdampak positif pada: perolehan rata-rata belajar siswa materi kalor dan perpindahannya yang mencapai rata-rata 84,53, Presentase siswa yang tuntas belajar mencapai 93,75%, presentase performasi guru meningkat menjadi 90% atau masuk dalam kategori sangat baik.
Dengan demikian, pembelajaran IPA materi kalor dan perpindahannya kelas VII.J di SMP Negeri 1 Mranggen Kabupaten Demak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode Word Square dikatakan telah berhasil, sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II.
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar
Kategori | Prasiklus | Siklus I | Siklus II | |||
Siswa | % | Siswa | % | Siswa | % | |
Tuntas | 14 | 43,75% | 22 | 68,75% | 30 | 93,75% |
Tidak tuntas | 18 | 56,25% | 10 | 31,25% | 2 | 6,25% |
Jumlah | 32 | 100% | 32 | 100% | 32 | 100% |
Nilai rata-rata | 62,81 | 73,44 | 84,53 |
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar siswa salam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan metode Word Square adalah sebagai bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran ini.
Tabel menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada prasiklus terdapat 14 siswa (43,75%) tuntas belajar dan 18 siswa (56,25%) belum tuntas belajar. Dari hasil tersebut peneliti melakukan penelitian dan memperoleh hasil hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh data yang menunjukan bahwa terdapat 22 siswa (68,75%) tuntas belajar dan 10 siswa (31,25%) belum tuntas belajar.
Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat 30 siswa (93,75%) tuntas belajar dan 2 siswa (6,25%) belum tuntas belajar.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Mranggen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2019/2020, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan metode Word Square dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi materi kalor dan perpindahannya. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Prasiklus ke Siklus I 25,00% dan Siklus I ke siklus II 25,00%. Hal ini dapat dilihat perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Prasiklus memiliki rata-rata 62,81, Siklus I memiliki rata-rata 73,44 dan Siklus II memiliki rata-rata 84,53. Siswa telah mencapai KKM secara klasikal sebesar 93,75%. Siswa yang belum tuntas belajar pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remediasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar pada materi kalor dan perpindahannya.
Saran
Bagi Siswa (1). Memperhatikan penjelasan guru baik teori yang diberikan maupun teknik pembelajaran pembelajaran yang dilaksanakan; (2). Siswa hendaknya lebih aktif dalam pengetahuan; (3). Siswa hendaknya percaya diri saat mempersentasikan hasil diskusi dan saat mengerjakan tugas.
Bagi Guru (1). Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan evasluasi berupa metode Word Square pada mata pelajaran IPA melalui pokok bahasan yang lain; (2). Guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan evaluasi berupa metode Word Square.
Bagi Sekolah (1). Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru tentang penerapan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta dapat mengajak siswa dalam ranah berfikir.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Ariyanto, Metta. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kenampakan Rupa Bumi Menggunakan Model Scramble. Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, Desember 2016
Asih, W.W.,Eka, S. 2013. Metodologi Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Bumi Aksara
Aslizar. 2017. Hafal Mahir Materi IPA SD/SMP. Jakarta:PT Grasindo
Baharuddin Dan Wahyuni Nur E. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Buchari, Alma, dkk. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta
Darmadi H. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Hanafy Sain Muh. Konsep Belajar dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan Vol 17 No 1 Juni 2014
Marianingsih Nining Dan Hidayati Mistina. 2018. Bukan Kelas Biasa Teori dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerakan Inovasi Pembelajaran di Kelas-Kelas Inspiratif. Surakarta: CV KEKATA Group
Murti, dkk. 2014. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Dengan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Padamateri Organisasi Kehidupan Di Kelas VII SMP Rehoboth. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 5. No. 2. Juli 2014
Nurhayati Siti. 2014. Buku Cerdas IPA TERPADU. Jakarta: Niaga Swadaya
Putranta Himawan. 2017. Model Pembelajaran Kelompok Sistem Perilaku. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Samsiudin. 2016. Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran. Jurnal Studi Islam, Volume 11, No 2 Desember 2016.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sulisworo Dwi dkk. 2018. Panduan pelatihan mobile cooperative learning. Yogyakarta:CV budi utama
Sultoni.2018. Building a scientific attitude for Islamic elementary school students on Science Education learning based on science technology and society approach. Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. 10, No. 1, 2018
Suprijono Agus. 2006. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press
Yulhendri dan Syofyan Rita. 2016. Pendidikan Ekonomi Untuk Sekolah Menengah Perencanaan, Strategi, dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Kencana