Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Metode Pendekatan Bermain
PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH
MELALUI METODE PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SDN 2 NGAWEN KEC. NGAWEN, KAB. BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Bambang Supriyanto
SDN 2 Ngawen, Kec. Ngawen, Kab. Blora
ABSTRAK
Berawal dari permasalahan tersebut di atas, penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain dapat meningkat. Dengan pendekatan bermain diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang pada semuasiswa untuk mengikuti pembelajaran lompat jauh. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018. Dari faktor internal, faktor-faktor yang berpengaruh di antaranya pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran. Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin kemampuan aktifitas jasmani dikalangan siswa akan terus berada pada tataran yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami kesulitan dalam mengekspresikan kemampuan dan minatnya. Begitu juga dengan KBM di SD Negeri 2 Ngawen, siswa kurang aktif dalam bergerak khususnya saat mengikuti mata pelajaran olahraga pokok bahasan Atletik lompat jauh. Pada Pra Siklus Ketuntasan mencapai 58% atau 23 siswa, pada siklus 1, 31 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 82%. Jadi masih ada 18% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 100 siswa dari 35 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100%
Kata kunci: lompat jauh, pendekatan bermain
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam cabang olahraga atletik, khususnya nomor lompat jauh adalah nomor yang relatif sederhana dibandingkan dengan nomor lompat lainnya yaitu: lompat tinggi, lompat jangkit sampai dengan nomor yang paling komplek yaitu lompat tinggi galah. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) tingkat SMP hanya memuat materi nomor lompat jauh, lompat tinggi, dan lompat jangkit.
Walaupun lompat jauh termasuk jenis olahraga lompat yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan, kenyataannya hasil yang dicapai siswa khususnya kelas V SD Negeri 2 Ngawen masih kurang memuaskan. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar lompat jauh yang dicapai siswa masih rendah nilai hasil belajarnya masih ada yang di bawah standar ketuntasan belajar minimal 70, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.
Identifikasi Masalah
Siswa kurang memberikan respon atas pertanyaan guru dan tidak mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan.
Sebagian besar siswa kurang mempunyai motivasi belajar, Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, Dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal, Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi, Rendahnya kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang disajikan guru disebabkan karena proses belajar kurang menarik minat dan perhatian siswa.
Analisis Masalah
Gaya yang dipakai guru dalam mengajar praktek pendidikan jasmani juga monoton, yaitu hanya menggunakan satu gaya mengajar. Sehingga situasi pembelajaran yang dirasakan oleh siswa terasa membosankan. Dan juga metode praktik ditekankan pada latihan-latihan berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak dilakukan sesuai inisiatif dari siswa itu sendiri. Dalam hal ini guru cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran yang mengarah pada prestasi. Sehingga dalam prosesnya berbeda dari pembelajaran penjas itu sendiri, yaitu tujuan utama bukan proses dalam peraturan, ukuran lapangan, maupun alat. Proses pembelajaran seperti ini akan membuat siswa kurang senang untuk melaksanakannya, bahkan merasa bosan dan yang lebih fatal siswa merasa frustasi untuk melaksanakan tugas dari guru.
Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk kegagalan peneliti akan peneliti atasi dengan menyempurnakan alat peraga, Peneliti akan mencari sumber atau referensi tentang penetapan metode peragaan, Sedangkan untuk kegagalan siswa yang kurang memahami materi akan peneliti atas dengan menyempurnakan alat peraga dan memperbaiki teknik penyampaian materi yaitu dengan mengganti cara-cara lama yang terkesan abstrak dengan cara-cara baru yang lebih konkret, Bagi siswa yang kurang aktif dan kurang memperhatikan dalam mengikuti pelajaran akan peneliti atasi dengan meningkatkan pengelolaan kelas, dan memantau kegiatan siswa selama mengikuti pelajaran.
Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut diatas maka yang peneliti jadikan sasaran utama perbaikan dalam pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora adalah: “Bagaimanakah penggunaan Pendekatan Bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V Semester II SD Negeri 2 Ngawen Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Laporan ini disusun selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar, juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam pengajuan angka kredit dari IV a ke IV b, maka tujuan penelitian yang diharapkan bisa dicapai adalah: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan Pendekatan Bermain pada siswa kelas V Semester II SD Negeri 2 Ngawen Tahun Ajaran 2017/2018.
Manfaat Penelitian
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru-guru yang lain, sekolah tempat penelitian dan bagi pembaca.
1. Bagi Guru
a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat dan mengembangkan Pendekatan Bermain pembelajaran.
b. Bahan masukan bagi guru dalam memilih alternatif pembelajaran.
c. Meningkatkan kualitas guru secara profesional dalam pengembangan Pendekatan Bermain.
2. Bagi Siswa
a. Motivasi siswa untuk aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran Penjaskes, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
b. Meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok serta mendukung prestasi.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai pedoman dan pengetahuan pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
b. Sebagai data inventaris siswa yang berprestasi dalam cabang atletik.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Pengertian Belajar Gerak
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi penyampaian informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan dan akan dikuasai suatu gerak yang matang kemudian dari gerakan yang matang akan menguasai gerak yang relatif permanen dan gerak akan dikuasai secara otomatis.
1) Gerak lokomotor adalah setiap gerak yang dilakukan, dalam keadaan tubuh dipindahkan posisinya ke arah mendatar (horizontal),atau ke arah gerak(vertical), dari satu titik ke titik lainnya dalam sebuah ruang. Contohnya ; berjalan, berlari, berjingkat, melompat, meluncur,dan memanjat.
2) Gerak manipulatif yang melibatkan otot-otot besar adalah aktifitas jasmani yang melibatkan upaya pengerahan daya yang diarahkan pada suatu obyek, dan upaya menerima daya dari obyek. Contohnya: melempar, menangkap, menendang, memukul, memantul, memvoli, dan menggelundung.
3) Gerak stabilitas yakni gerak dikatakan stabil, karena badan seseorang menetap pada satu posisi. Namun, ia bergerak pada sumbu horizontal atau vertical. Contohnya: membungkuk, memutar, mengayun, memelintir (kategori gerak satu poros ), keseimbangan tegak, berguling, berhenti (kategori posisi tubuh statis dan dinamis).Rusli Lautan (2003:40-43)
Metode Pembelajaran
Metode atau Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves aparticular educational goal (J. R. David, 1976). Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Pengertian Bermain
Bermain sangat di sukai oleh anak-anak, karena sifat dari bermain sendiri adalah menyenangkan. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan â€bermain adalah kegiatan yang menyenangkanâ€. Sedangkan Aip Syarifudin (2004: 17) mengartikan â€bermain adalah bentuk kegiatan yang bermanfaat/produktif untuk menyenangkan diriâ€. Selanjutnya menurut M. Furqon (2008: 4) menyatakan bahwa Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain juga bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan memunculkan rasa untuk menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar kenyataan, dengan memasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadangkadang menemukan dirinya dari bermain.
Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa â€pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainanâ€. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000: 35) berpendapat,â€strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)â€. Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya.
Lompat Jauh
Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat dengan mengangkat kedua kaki ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin melayang di udara yang dilakukan dengan cepat melalui tolakan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Lompat jauh dilakukan dengan tujuan untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya dengan menggunakan tumpuan pada salah satu kaki. Untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya, kamu harus memiliki kekuatan, kecepatan, dan penguasaan teknik lompatan yang baik.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora terletak ± 11 km sebelah Barat Kota Blora Lokasi SD Negeri 2 Ngawen sangat strategis, karena terletak di jalan utama, SD Negeri 2 Ngawen terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga mudah dijangkau oleh para siswanya.
Waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu mulai dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan April 2018. Kegiatan penelitian ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan pelaksanaan meliputi seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel jadwal penelitian tindakan kelas materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan Pendekatan Bermain bok kardus dan gawang aman di SD Negeri 2 Ngawen
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2017/2018. Seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen, dijadikan subyek penelitian. Jumlah subyek dalam penelitian ini yaitu 35 orang siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Data dan Sumber Data
Data dan sumber data penelitian ini meliputi jenis data dan sumber data. Jenis data penelitian ini berupa motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa, sebagai subyek untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya jongkok.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan penggunaan Pendekatan Bermain pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen Tahun Pelajaran 2017/2018.
3. Hasil tes formatif berupa data kuantitatif.
4. Hasil pengamatan keaktifan siswa berupa data kualitatif.
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa hasil wawancara dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas V dan sumber data yaitu guru, dan pengumpulan catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan selesai.
Validitas Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi
Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Prosedur Penelitian
Siklus I
Perencanaan
Perencanaan tindakan meliputi memeriksa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan direncanakan.
Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.
Pelaksanaan Tindakan
Pendahuluan
Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa dipersilahkan untuk berdoa dilanjutkan presensi. Peneliti memberikan apersepsi, motivasi, dan penjelasan tujuan pembelajaran.
Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa dibuat menjadi dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah kepada siswa yang satu barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi dengan sebutan hitam. Peneliti memberi aba-aba jika salah satu barisan namanya disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar nama barisan yang disebutkan oleh peneliti. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek satu kaki dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat semula dan menunggu aba-aba dari peneliti selanjutnya.
Kegiatan Inti
Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat dan lompat. Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu. Peneliti memberi contoh melakukan awalan lari, meloncat menolak dua kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki kemudian melakukan awalan lari, melompat tolakan satu kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang dialami. Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan, tolakan, saat melayang di udara, pendaratan pada bak lompat.
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti urutan cara melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan peneliti tentang urutan melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Deskripsi data yang diambil setelah tindakan siklus I disajikan dalam bentuk tabel.
Kegiatan Akhir
Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan. Bernyanyi bersama-sama, berdoa, bersama-sama, kemudian dibubarkan.
Observasi
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung, yaitu peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui Pendekatan Bermain bok kardus pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui Pendekatan Bermain bok kardus.
Refleksi
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui Pendekatan Bermain bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan dan sikap badan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu memberikan contoh berulang kali kepada siswa, namun karena ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri sehingga pembelajaran kurang berhasil.
Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan Pendekatan Bermain gawang aman. Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, peneliti memeriksa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan direncanakan sebagai perbaikan dari siklus II.
Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.
Pelaksanaan Tindakan
Pendahuluan
Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa dipersilahkan untuk berdoa dilanjutkan untuk presensi dengan tertib. Peneliti memberikan apersepsi, motivasi, dan penjelasan tujuan pembelajaran.
Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa dibuat menjadi dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah kepada siswa yang satu barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi dengan sebutan hitam. Peneliti memberi aba-aba jika salah satu barisan namanya disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar nama barisan yang disebutkan oleh guru. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek satu kaki dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat semula dan menunggu aba-aba dari guru selanjutnya.
Kegiatan Inti
Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat dan lompat. Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu.
Peneliti memberi contoh cara melakukan awalan lari, meloncat menolak dua kaki melewati gawang aman mendarat dua kaki. Peneliti memberi contoh gerakan melakukan awalan lari, melompat tolakan satu kaki melewati gawang aman mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang dialami. Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan, tolakan, saat melayang di udara, pendaratan pada bak lompat.
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti urutan cara melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan peneliti tentang urutan melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Kegiatan Akhir
Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan. Bernyanyi bersama-sama, berdoa, bersama-sama, kemudian dibubarkan.
Observasi
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui Pendekatan Bermain gawang aman berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa terlihat bersemangat. Proses pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan gerakan lompat jauh pada bak lompat diikuti siswa dengan sungguh-sungguh.
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan keefektifan Pendekatan Bermain gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen.
Penggunaan Pendekatan Bermain gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada siklus II.
Refleksi
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan Pendekatan Bermain gawang aman telah berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya. Pendekatan Bermain gawang aman yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Hasil belajar siswa siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan. Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh siswa yang berjumlah 22 anak (100%) telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan Pendekatan Bermain gawang aman telah mencapai kategori sangat baik.
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada siswa, agar tetap berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat tercapai.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pra Siklus
Jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 21% atau 7 siswa. Yang mendapat nilai B (Baik) sebanyak 30% atau sebanyak 12 siswa, dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 33% atau 11 siswa, dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 9% atau 3 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 6% atau 2 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 2 tersebut diatas, diketahui bahwa siswa kelas V yang memiliki nilai kurang dari KKM 75 sebanyak 16 siswa, (48%). dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal sebanyak 19 siswa (52%).
Siklus I
Perencanaan Tindakan
a) Peneliti dibantu oleh teman sejawat mengkaji jenis dan bahan pembelajaran, metode yang digunakan, jenis evaluasi dan alat peraga yang akan digunakan.
b) Pembelajaran dengan pokok bahasan â€Lompat Jauh Gaya Jongkok†dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang dimulai pada tanggal 4 Maret 2018. Tiap siklus terdiri dari 2 jam pelajaran @ 35 menit.
c) Pelaksanaan penelitian terhadap hasil pemahaman siswa dilakukan pada setiap akhir pelajaran melalui test formatif dilakukan pada setiap akhir pelajaran melalui test formatif. Dan hasil pada siklus I kelas V SD Negeri 2 Ngawen rata-rata 78,75. Hal ini menjadi pertimbangan selanjutnya. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model/media yang tepat.
d) Pembentukan kelompok-kelompok belajar
Hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 15 siswa, atau 45% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 16 siswa atau 46%, sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 6 siswa, atau 18% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 1 siswa, atau 3% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 38 siswa terdapat 31 siswa (79%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 7 siswa (21%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 terendah 60 dengan nilai rata-rata 73. Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 31 siswa dan pada akhir siklus I berkurang masih 7 siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat dari pra siklus 68 menjadi 73 pada siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar menjadi 28 siswa.
Siklus II
Perencanaan
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dikelas V SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018 pada pelajaran Penjasorkes dengan materi pokok â€Lompat Jauh Gaya Jongkokâ€.
Pelaksanaan penelitian terhadap hasil pemahaman siswa dilaksanakan pada akhir pelajaran, melalui test formatif. Dari hasil test formatif dapat diketahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah disampaikan.
Yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 28 siswa atau 74%. Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 10 siswa 26%, dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 85. Ketuntasan Belajar pada silkus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel 4.8 dibawah ini.
Pembahasan
Peningkatan hasil tes formatif perbaikan pembelajaran Penjasorkes Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pra Siklus |
Siklus II |
Siklus II |
|||||||||
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata-rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
|||
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
||||||
72,27 |
23 |
15 |
58% |
79,55 |
31 |
7 |
82% |
87 |
38 |
– |
100% |
Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 72,27, Siklus I mengalami peningkatan menjadi 79,55, dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 87. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 58%, Siklus I menjadi 82% dan Siklus II menjadi 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.
Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Tuntas |
58% |
82% |
100% |
2. |
Tidak Tuntas |
42% |
18% |
0% |
PENUTUP
SIMPULAN
Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain dapat meningkat, Dengan pendekatan bermain diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang pada semuasiswa untuk mengikuti pembelajaran lompat jauh, Dalam pembelajaran ini terdapat hasil nilai untuk Pra Siklus nilai rata-rata hanya 72,27, Siklus I mengalami peningkatan menjadi 79,55, dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 86. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 58%, Siklus I menjadi 82% dan Siklus II 100, Terjadinya peningkatan kemampuan aktivitas lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018.
IMPLIKASI
Berdasarkan permasalahan penelitian yang ada dan kajian teori dari para pakar hasil penelitian yang dicapai dalam Peneltiian Tindakan Kelas ini dapat diimplikasikan bahwa model pembelajaran pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat jauh pada siswa Kelas V SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kab. Blora
SARAN
Dapat meningkatkan pemberdayaan metode ini agar kemampuan siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lain, Bagi Guru dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan proses pembelajaran, Dapat menjadi bahan masukan dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran, Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru penjas dalam menyusun program pembelajaran penjas selanjutnya, Bagi siswa meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat jauh, Bagi siswa dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Wardani, I.G.A.K. Julaeha, Siti dan Marsimah, Ngadi. 2018. Pemantapan Kemmapuan Profesional. Jakarta: Univesitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K; Wihardit, K dan Nasoetion, Noehi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hermawan, Asep Herry, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin, S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Penjasorkes SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukirman, dkk. 2003. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.