Peningkatan Hasil Belajar Matematika Konsep Bangun Datar
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KONSEP BANGUN DATAR
MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI
BERBANTUAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS II
SDN BRANGKAL 2 KECAMATAN GEMOLONG TAHUN 2014-2015
Kusno
SDN Brangkal 2 Kecamatan Gemolong
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika konsep bangun datar bagi siswa kelas II SDN Brangkal 2 kecamatan Gemolong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dengan diterapkannya metode demonstrasi berbantuan alat peraga, maka hasil belajar siswa kelas II SDN Brangkal 2 kecamatan Gemolong menjadi meningkat.
Kata-kata kunci: Hasil belajar, metode demonstrasi, alat peraga
PENDAHULUAN
Dalan rangka upaya pembelajaran yang menitikberatkan pada fungsi pendi-dikan tersebut, seorang guru dituntut harus selalu peduli dan memahami anak sebagai keseluruhan. Di mana guru tidak hanya bertindak sebagai pentransfer ilmu saja tetapi juga mampu mendedikasikan ilmu yang dimiliki pada peserta didik. Guru harus bisa menyadari bahwa pendidikan harus diposisikan sebagai konsumsi manu-sia yang paling penting untuk mensukses-kan kegiatan pendidikan terutama di tingkat sekolah dasar.
Kegiatan proses belajar mengajar di kelas, minat belajar siswa sering mengalami penurunan atau kebosanan. Terbukti banyak siswa kelas II SD Negeri Brangkal 2 nilai Matematika masih banyak yang di bawah KKM. Adapun faktor–faktor penyebabnya antara lain: (1) Metode pembelajaran yang monoton; (2) Media dan sarana pembelajaran kurang lengkap; (3) Kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Pada pembelajaran yang berlang-sung, banyak siswa yang mendapatkan nilai kurang, terbukti dari 12 siswa masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran, artinya banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60.
Selain itu penulis juga menganalisis bahwa kurang berhasilnya pembelajaran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) Anak kurang aktif dalam pembela-jaran; (2) Materi cenderung mengingat dan menghafal; (3) Anak merasa jenuh dengan ceramah yang dilakukan oleh guru; (4) Kurangnya media dan metode yang tepat pada pembelajaran.
Setelah direfleksikan terungkap penyebab kurang berhasilnya siswa dalam pembelajaran adalah: (1) Guru kurang menggunakan contoh – contoh konkrit; (2) Guru hanya berpedoman pada satu buku paket; (3) Penggunaan metode yang kurang variatifd an (4) Media pembelajaran perlu ditambah.
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah ter–sebut di aas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika konsep bangun datar bagi siswa kelas II SDN Brangkal 2 kecamatan Gemolong? (2) Bagaimanakah langkah-langkah pembela–jaran dengan metode demonstrasi berban–tuan alat peraga dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar matematika bagi siswa kelas II SDN Brangkal 2 kecamatan Gemolong?
Berpijak pada rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari peneliti-an tindakan kelas ini adalah: (1) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika konsep bangun datar melalui penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bagi siswa kelas II SDN Brangkal II kecamatan Gemolong. (2) Untuk motivasi belajar matematika konsep bangun datar melalui penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bagi siswa kelas II SDN Brangkal II kecamatan Gemolong.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Russefendi 1998: 25 menyatakan bahwa: “ Program matematika supaya diberikan secara bertahap agar anak secara bertahap dapat mengkon-solidasikan konsep-konsep melalui kegiatan praktis dan teoritis” (Russefendi 1998: 2)
Siswa Sekolah Dasar mulai dilatih untuk mengembangkan ketrampilan me-mecahkan masalah. Oleh karena itu, guru harus mampu trampil menyusun dan menyelesaikan masalah yang sesuai dengan kondisi siswa Sekolah Dasa, seperti yang berikut: “Masalah dan latihan soal menyelesaikan masalah memerlukan stra-tegi penyelesaian, sedangkan latihan soal hanya merupakan algorita sederhana dan rutin” (Hudoyo dan Sutawijaya, 1997: 208)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa belajar matematika di Sekolah Dasar adalah mempelajari konsep secara bertahap untuk mendapatkan pengertian, hubungan-hu-bungan, symbol-simbol kemudian meng-aplikasikan konsep-konsep ke situasi yang baru.
Pengertian Belajar
Definisi belajar menurut Bigge (1976-91) belajar adalah A more less permanent change of behavior that occurs a result of practice atau belajar adalah satu perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari kegiatan latihan atau praktik. Definisi belajar lain menurut Caharles (1976;76) menyatakan bahwa belajar adalah satu perubahan yang rela-tive permanent dalam satu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari latihan atau praktik yang diperkuat
Sedangkan menurut Setya Utama (1987) belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkan kemampuan yang baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama. Perubahan itu terjadi karena usaha.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktifitas yang mengahasilkan perubahan tingkah laku sebagai akibat interaksi de-ngan lingkungan yang sifatnya sedikit banyak permanent yang meliputi pengeta-huan, keterampilan dan nilai – nilai. Dengan demikian keberhasilan belajar dapat diketahui melaui perubahan tingkah laku pada individu yang belajar sesuai dengan tujuan belajar.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. (Oemar Hamalik, 2015)
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang yang akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Menurut Heinich (1993) media merupakan alat saluran komunikasi.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut: (1) Penggunaan media pembelajaran bekan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. (2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruh-an proses pembelajaran. Hal ini mengan-dung pengertian bahwa media pembelajar-an sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhu-bungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. (3) Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dacapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
Metode Demonstrasi
Dari berbagai metode tersebut tidak peneliti pergunakan satu persatu, namun peneliti hanya akan menggunakan satu metode saja yaitu metode demon-strasi. Ada beberapa pengertian yang dimaksud metode demonstrasi. Menurut Yamin (2008:156), metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Metode demonstrasi juga diartikan suatu metode mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau melakukan sesuatu (Iskandarwassid, 2009:83).
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode demonstrasi pada intinya suatu metode mengajar yang memperlihatkan suatu proses atau suatu cara melakukan suatu kegiatan, sehingga para siswa dapat melihat dan juga dapat melakukan.
Kerangka Berpikir
Kondisi pembelajaran matematika di SDN Brangkal 2 kecamatan Gemolong sungguh kurang kondusif, karena dari sebanyak 12 orang siswa kelas II, ternyata yang mencapai ketuntasan belajar baru sekitar 40%, sisanya masih perlu diperbaiki. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang dilakukan oleh guru maih konvensional.
Dari kondisi inilah peneliti perupaya memperbaiki hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi dengan berbantuan penggunaan alat peraga, se–hingga diharapkan proses pembelajaran kualitasnya meningkat sementara hasil belajar anak juga meningkat.
PELAKSANAAN PENELTIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Brangkal 2 kecamatan Gemolong kabupa–ten Sragen yang mempunyai sebanyak 12 siswa. Hal ini beralasan, karena peneliti juga mengajar di sekolah tersebut. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester satu tahun 2014-2015.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Untuk mencapai keberhasilan da-lam pembelajaran tidaklah mudah, sebab pada kenyataanya banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan KBM. Faktor yang paling menentukan keberhasilan proses pembelajaran adalah pemilihan metode, penggunaan media dan tehnik pembelajaran yang baik.
Siklus I
Sebelum perbaikan siklus I dilaksa-nakan, siswa kurang memahami materi pelajaran matematika tentang bangun datar. Peneliti masih sering menggunakan metode ceramah yang monoton sehingga siswa menjadi kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti tidak mengajak serta siswa untuk memahami konsep bangun datar dengan baik.
Dari hasil diskusi dengan supervi-sor dan pembimbing peneliti merancang perbaikan siklus I. Siklus I dilaksanakan untuk mengadakan perbaikan pembelajar-an pada pra siklus yang kurang berhasil. Setelah diadakan evaluasi di akhir pembelajaran, pada siklus I belum dapat dikatakan berhasil karena masih ada beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Dari 12 siswa terdapat 4 anak yang mendapat nilai di atas KKM atau seki-tar 20,7%. Hal inilah yang menjadi perhatian khusus peneliti untuk melaksana-kan perbaikan siklus II
Siklus II
Pada perbaikan siklus II ini peneliti merancang perbaikan pembelajaran siklus II dengan menitikberatkan pada pengguna-an alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga diharapkan siswa mampu mema-hami konsep pemebelajaran Matematika tentang bangun datar secara jelas. Agar siswa juga lebih memahami konsep pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dari hasil evaluasi diperoleh hasil yang sangat memuaskan, yaitu ketuntasan dapat dicapai dengan maksimal. Dari 12 siswa kelas II SD N Brangkal 2 semua sudah mendapatkan nilai di atas KKM dengan prosentase ketuntasan 100 % dibandingkan pada pra siklus dan siklus I.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dari perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan pada 2 siklus maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika konsep bangun datar bagi siswa kelas II SD N Brangkal 2, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Tahun 2014/2015.
Saran
Dari simmpulan di atas, ada bebe-rapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan dalam membuat RPP melalui workshop kuri-kulum.
2. Memilih metode dan alat peraga yang benar – benar tepat untuk digunakan dalam PBM serta metode dan alat peraga yang mudah dicari dilingkungan sekitar.
3. Memilih metode yang cocok untuk pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Dalam proses pembelajaran:
a) Pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik siswa.
b) Memberi dorongan dan motivasi.
c) Membangkitkan semangat siswa.
d) Menilai hasil belajar siswa.
e) Memberi tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Abu.1982. Teknik Belajar yang Tepat.Semarang: Mutiara Perwita
Darsono, Max dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Hamalik,Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara
Karso, dkk. 1998. Materi Pokok Pendidikan Matematika 1. Jakarta: UT
Mahmud,Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Permendiknas Nomor 22. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar.Jakarta: Pustaka Karya
Roestiyah NK. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan.Jakarta: PT. Bina Aksara
Rosdijati,Nani. 2004. Kegiatan Belajar Mengajar Efektif dan InoIIatif (Makalah disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan KBK di LPMP Jawa Tengah Tahun 2004).Semarang: LPMP
Ruseffendi. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: UT
Syah,Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik. http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html, 17 Mei 2015).Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut.
Russefendi 1998:25.Program matematika supaya diberikan secara bertahap agar anak secara bertahap dapat mengkonsolidaasikan konsep-konsep melalui kegiataan praktis dan teoris.
Setya Utama (1987).Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar.