PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN

TENTANG LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN VCD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGERI TAMBAKBOYO 02 KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG Tahun Pelajaran 2015/2016

 

Suprapti

SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn tentang Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan belum maksimal. Dari hasil ulangan PKn ternyata hanya 17 (44,74%) dari 38 siswa Kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang yang memperoleh nilai tuntas 75. Adapun nilai rata-rata PKn adalah 66,84. Rata-rata nilai tersebut belum mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 75. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan media pembelajaran VCD. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di SD Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang pada bulan Agustus-September 2015. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa Kelas IV yang berjumlah 38 siswa. Hasil penelitian: (1) Nilai hasil belajar pada prasiklus diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 66,84. Pada Siklus I diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 75,26. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar 8,42. Pada siklus II hasil belajar menunjukkan rata-rata 83,03. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 7,76. Berdasarkan indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 75 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka hasil belajar siklus II ini menunjukkan sudah tercapai; (2) Hasil observsi terhadap ketuntasan belajar siswa pada prasiklus menunjukkan pada tingkat 44,74% pada kategori sedang. Pada siklus I ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 73,68% pada kategori tinggi. Terjadi peningkatan sebesar 28,95%. Pada siklus II, ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 83,03% pada kategori sangat tinggi. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 15,79%.

Kata kunci: hasil belajar, ketuntasan belajar, media pembelajaran VCD.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan sekaligus memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, diyakini bahwa manusia sekarang tidak jauh berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses pemberdayaannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Standar Isi PKn, 2007: 14). Oleh karena itu, tidak tepat bila dalam pembelajaran guru hanya menitikberatkan pada pengukuran pengetahuan saja, tetapi harus mengarahkan pada penanaman aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

Kondisi kelas yang demikian mungkin dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan guru yang cenderung konvensional, dengan cara: (a) mengajar banyak ceramah, (b) tidak menggunakan alat peraga/alat bantu yang dapat merangsang siswa untuk beraktivitas dalam belajar. Untuk mengatasi kondisi kelas yang demikian sebenarnya terdapat banyak media pembelajaran yang dapat digunakan misalnya media audio vidual, VCD, dan lain-lain. Pada penelitian ini dipilih model VCD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 Kec. Ambarawa, dengan alasan: (a) VCD sudah dimiliki oleh SD Negeri Tambakboyo 02, (b) VCD sudah lazim dilihat anak-anak baik dalam mata pelajaran PKn maupun dalam mata pelajaran lain, (c) guru menguasai VCD, (d) dengan VCD siswa akan mengetahui berbagai negara yang ada di wilayah tersebut melalui diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran, (e) siswa akan mudah menangkap inti bahan pembelajaran secara lebih sederhana.

Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran ”Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan” dinyatakan dalam nilai. Dari hasil ulangan PKn ternyata hanya 17 (44,74%) dari 38 siswa Kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang yang memperoleh nilai tuntas 75. Adapun nilai rata-rata PKn Kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang adalah 66,84. Rata-rata nilai tersebut belum mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 75. Pencapaian nilai di bawah target tersebut menunjukkan pembelajaran belum berhasil.

Salah satu upaya yang dilakukan guru di Kelas IV di SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang yaitu dengan cara menggunakan media pembelajaran VCD dalam pembelajaran di kelas pada pembelajaran PKn.

Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio visual ini misalnya film. Akan tetapi, yang akan dibicarakan disini hanyalah media video, karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, sebagian besar fungsi film sudah dapat digantikan oleh media video. Penelitian ini untuk mengetahui apakah media pembelajaran VCD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka agar lebih terfokus dalam menangani masalah di atas, diantaranya sebagai berikut:

1.         Apakah hasil belajar PKn tentang “Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan” dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran VCD pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang?

2.         Apakah ketuntasan belajar PKn tentang “Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan” dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran VCD pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah , maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ;

1.       Meningkatkan hasil belajar PKn tentang “Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan” dengan menggunakan media pembelajaran VCD pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

2.         Meningkatkan ketuntasan belajar PKn tentang “Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan” dengan menggunakan media pembelajaran VCD pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun secara praktis.

1.    Manfaat Teoritis

a.     Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya.

b.     Hasil penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan suasana belajar yang berbeda dengan menggunakan media pembelajaran VCD.

2.    Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn khususnya pada materi tentang “Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan”.

2) Siswa dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan ide, pertanyaan maupun saran.

b. Bagi Guru Mata Pelajaran

1) Guru dapat menerapkan metode pembelajaran PKn dengan media pembelajaran VCD ebagai suatu alternatif yang menarik terhadap aktivitas dan hasil belajar.

2) Dapat memotivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan memilih metode pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran.

c.   Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah penggetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah yang menyebabkan aktivitas belajar siswa menurun, dan bisa menerapkan media pembelajaran VCD.

 

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Media pembelajaran VCD

Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio visual ini misalnya film. Akan tetapi, yang akan dibicarakan disini hanyalah media video, karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, sebagian besar fungsi film sudah dapat digantikan oleh media video. 

Video yang salah satu bentuknya adalah Video Disc masih termasuk media pembelajaran audio visual. Yudhi Munadi dalam bukunya Media Pembelajaran mendefinisikan video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik meliputi gambar gerak dan suara.

Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi untuk melatih siswa mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan. Program video bisa diputar dua kali atau lebih, untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu.

Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatkan bagian-bagian tertentu. Sesudah itu dapat dites, berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari program video itu (Abdulhakimmuh, 2010).

Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian, sehingga kegiatan belajar mengajar ini mengandung muatan apa yang disebut dengan “komunikasi edukatif” artinya tujuan akhir dilakukannya proses komunikasi adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap anak didik.

Komunikasi yang terjadi sering menimbulkan penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien. Penyimpangan dalam komunikasi menyebabkan hambatan bagi anak didik yang disebabkan kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan guru dan keluarga, serta kurang minat dalam belajar. Salah satu di antara cara untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut di samping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Pada hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengukur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik (feed back).

Tendensi mengajar yang efektif adalah bila pengajar menggunakan alat bantu mengajar dengan media audiovisual. Bertujuan agar siswa lebih berkonsentrasi dalam belajar, memberikan pengalaman yang kongkret, menghindari suasana belajar yang membosankan dan lebih sistematsis dalam belajar. Shackuford dan Henak, berpendapat bahwa cara pengajaran yang efektif akan terbentuk kalau pengajarnya juga bertindak efektif. Sebab pengajar bertindak sebagai manajer yang harus mengambil keputusan untuk aktivitas yang dilakukan agar berjalan secara efektif. 

Tiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam memilih media pengajaran. Media pengajaran atau intruktional design yang dipakai sebaiknya sesuai dengan bahan ajar atau materi yang diberikan. Karena perkembangan media pengajaran yang semakin maju, pengajar perlu memanfaatkannya dalam proses belajar-mengajar. Penggunaan media pengajaran mendorong siswa lebih cepat dalam meyerap informasi yang disampaikan, karena siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Berdasarkan penelitian Colletti, diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran lebih efektif dibandingkan penggunaan model pengajaran lainnya. Setelah proses pembelajaran selesai tahap selanjutnya adalah evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dimana bisa dilihat media mana yang lebih efektif digunakan antara dan gambar cetak dan untuk mengetahui pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM). Evaluasi atau penilaian dapat dilakukan melalui tes tertulis, lisan, pemberian tugas-tugas, kuis dan lainnya.

Penggunaan media pembelajaran khususnya media VCD mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut: (a). Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, pengalaman masing-masing individu tidak sama atau berbeda-beda, dalam hal ini media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut; (b). Media dapat mengatasi ruang kelas, banyak hal yang sukar dialami secara langsung oleh siswa di dalam kelas, misalnya obyek terlalu besar atau terlalu kecil, maka dengan penggunaan media pembelajaran akan dapat diatasi kesukaran-kesukaran tersebut; (c). Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan; (d) Media menghasilkan keseragaman penghayatan, pengamatan yang dilakukan siswa dapat bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang akan dicapai; (e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistik terutama media VCD; (f) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru; (g) Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkret sampai kepada sesuatu yang abstrak.

Adapun hakikat fungsi media pembelajaran khususnya pada media pembelajaran VCD, yaitu: (1) Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar, (2) Memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses belajar mengajar, (3) Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar, (4) Mendorong motivasi siswa, (5) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam penyampaian materi pelajaran, (6) Menambah variasi dalam menyajikan materi pelajaran, (7) Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan, (8) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diberikan para guru, serta membuka cakrawala yang lebih luas, sehingga pendidikan bersifat produktif, (9) Kemungkinan peserta didik memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya, (10) Mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan lingkungannya.

Dengan demikian, fungsi media pembelajaran yang telah dipaparkan harus bisa digunakan sesuai dengan fungsi media-media yang ada pada media pembelajaran khususnya media VCD terhadap mata pelajaran atau materi yang telah diajarkan guru kepada siswa pada mata pelajaran. Uraian dibawah ini memeberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan (Ahmad Rohani, 2017: 29).

Hasil belajar

Belajar merupakan aktivitas sehari-hari bagi seorang pelajar yang semula tidak tahu dan tidak bisa menjadi tahu dan bisa melakukan sesuatu. Dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 disebutkan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang akibat pengolahan atas pengalaman yang diperoleh dan praktik yang dilakukan siswa.

Menurut Gagne dalam Rifa’i dan Catharina (2009: 82) belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat pelbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud yaitu peserta didik, rangsangan, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku itu menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar.

Slameto (2003) mengemukakan belajar adalah suatu aktivitas usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan pada seseorang yang dilakukan secara sadar sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami dan tampak pada perubahan tingkah lakunya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kerangka Pikir

Pemahaman siswa dalam pelajaran PKn yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian aktivitas dan hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan VCD yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi PKn, membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon peserta didik, memberikan balikan dengan segera, menggalakkan latihan yang serasi.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Lokasi yang penelitian adalah di SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Waktu penelitian tindakan kelas yaitu:

PraSiklus    : 2- 3 Agustus 2015

Siklus I       : 9-10 Agustus 2015

Siklus II     : 16 dan 18 Agustus 2015

 

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.     Guru kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

2.     Siswa Kelas IV semester 1 SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang yang berjumlah 38 orang siswa.

Sumber Data

Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertanyaan (Sumadi Suryabrata, 2008:84) Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Tambakboyo 02, Guru pengampu mata pelajaran, dan siswa kelas IV.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahan peneliti, data tersebut biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu sekolahan tersebut atau perguruan tinggi, dan sebagainya (Sumadi Suryabrata, 2008:85). Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data primer, misal data tentang siswa, nilai mata pelajaran siswa, dan data-data lain.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal pembelajaran PKn tentang Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan merupakan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum menggunakan media pembelajaran VCD. Pembelajaran masih menggunakan media pembelajaran konvensional yaitu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil observasi aktivitas dan hasil belajar sebagai berikut:

Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang dilaksanakan akhir pembelajaran materi pelajaran tentang Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan. Materi evaluasi meliputi: Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan.

Dari 38 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 75 sebanyak 17 anak (44,74%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 75 ada 21 anak (55,26%). Nilai rata-rata siswa 66,84. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SD N Tambakboyo 02 pada mata pelajaran PKn masih rendah, oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Deskripsi Tiap Siklus

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pembelajaran dimulai pada jam pertama. Sebelum pembelajaran dimulai guru mengucapakan salam, siswa bersama-sama berdoa, selanjutnya guru melakukan absensi, mengkondisikan siswa, serta menyiapkan bahan dan media pembelajaran.

Dari 38 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 75 sebanyak 28 anak (73,68%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 75 ada 10 anak (26,32%). Nilai rata-rata siswa 75,26. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SD N Tambakboyo 02 pada mata pelajaran PKn belum maksimal, oleh karena itu penulis perlu melakukan penelitian siklus II untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Adapun pada siklus I guru lebih baik dalam membimbing dan memotivasi siswa sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Dari uraian di atas, hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan media pembelajaran VCD.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dari 38 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 75 sebanyak 34 anak (89,47%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 75 ada 4 anak (10,53%). Nilai rata-rata siswa 83,03. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SD N Tambakboyo 02 pada mata pelajaran PKn sudah maksimal, oleh karena itu penelitian siklus II untuk meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sudah berhasil.

Dari uraian di atas, hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan media pembelajaran VCD.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran VCD.

Siklus I

Berdasarkan nilai hasil belajar, pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 66,84 dengan ketuntasan belajar klasikal 44,74%. Pada siklus I nilai rata-rata menjadi 75,26 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,68% (28 siswa) tuntas belajar dengan mendapat nilai ³ 75. Peningkatan rata-rata nilai sebesar 8,42 dan peningkatan pencapaian KKM sebesar 28,95%.

Berdasarkan pertimbangan ketuntasan belajar individu adalah 75 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka aktivitas dan hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal belum tercapai. Maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II

Pada siklus I hasil belajar diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 75,26 dan ketuntasan belajar kelas 73,68%. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi 83,03 dengan ketuntasan belajar klasikal 89,47% (34 siswa) tuntas belajar dengan mendapat nilai ³ 75. Peningkatan rata-rata nilai sebesar 7,76 dan peningkatan pencapaian KKM sebesar 15,79%.

Berdasarkan pertimbangan ketuntasan belajar individu adalah 75 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai. Maka penelitian ini sudah berhasil.

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar

 

Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata

 

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan media pembelajaran VCD dapat meningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar PKn siswa Kelas IV semester 1 SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media pembelajaran VCD dapat meningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar PKn Kelas IV semester 1 SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, dengan rincian sebagai berikut.

1.     Nilai hasil belajar pada prasiklus diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 66,84. Pada Siklus I diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 75,26. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar 8,42. Pada siklus II hasil belajar menunjukkan rata-rata 83,03. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 7,76. Berdasarkan indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 75 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka hasil belajar siklus II ini menunjukkan sudah tercapai.

2.     Hasil observsi terhadap ketuntasan belajar siswa pada prasiklus menunjukkan pada tingkat 44,74% pada kategori sedang. Pada siklus I ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 73,68% pada kategori tinggi. Terjadi peningkatan sebesar 28,95%. Pada siklus II, ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 83,03% pada kategori sangat tinggi. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 15,79%.

 

Implikasi

Media pembelajaran VCD ini memberikan kesempatan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama melalui diskusi tentang Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan. Siswa juga diberi kesempatan untuk mendiskusikan masalah. Dengan adanya Media pembelajaran VCD, siswa merasa senang dan lebih bersemangat dalam belajar. Dengan cara ini, siswa yang tadinya merasa sulit ketika mengerjakan sendiri menjadi lebih mudah karena dapat bekerjasama dengan teman dengan menggunakan media VCD.

Saran

Menurut hasil kesimpulan di atas, maka disarankan:

1.    Media pembelajaran VCD dapat meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Maka pendekatan tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembelajaran IPS maupun pelajaran yang lainnya.

2.    Sebaiknya guru aktif mencari video pembelajaran untuk digunakan dengan media VCD dan LCD proyektor dalam pembelajaran.

3.    Bagi sekolah perlu melengkapi media VCD dari berbagai media untuk digunakan oleh guru dalam pembelajaran yang menyangkut masalah PKn, IPS, IPA, Bahasa Indonesia, maupun yang lainnya.

Daftar Pustaka

Abdulhakimmuh. 2010. TV & VCD sebagai Media Pembelajaran. https://abdulhakimmuh.wordpress.com/2010/06/22/tv-vcd-sebagai-media-pembelajaran/

Afif, Amrullah Iqbal. 2009. Pengembangan Media VCD Pembelajaran Sains Pokok Bahasan Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas VI SD Negeri III Dawuhan Situbondo. Skripsi. Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Belajar. 2014. Pengertian, Landasan, Peran dan Fungsi Media VCD Dalam Pendidikan http://belajartanpabuku.blogspot.com/2014/01/pengertian-landasan-peran-dan-fungsi.html

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor: 20 Tahun 2003.

Hamzah, Amir Sulaiman. 2011. Media Audio Visual. Jakarta: Gramedia

Kasmadi, H. 2012. Taktik Mengajar Bagian diskusi tentang Teknik Mengajar. IKIP Semarang Press.

Moleong, Lexy J. 2011. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.