Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Membaca, Menulis, dan Menjawab Pertanyaan
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEDATANGAN
BANGSA BARAT KE INDONESIA MELALUI METODE MEMBACA, MENULIS, DAN MENJAWAB PERTANYAAN (3M)
BAGI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 NGUTER
PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Tri Warsini
SMP Negeri 2 Nguter
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah mengajar dengan menggunakan metode Membaca, Menulis Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan (3M) dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, melalui metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan (3M) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Nguter. Hasil belajar siswa dapat dinyatakan secara kualitatif dan dapat pula dinyatakan secara kuantitatif. Secara kualitatif hasil belajar dapat diungkapkan dengan pernyataan sangat baik, baik, sedang, kurang dan sebagainya. Sedangkan secara kuantitatif hasil belajar dapat di nyatakan dengan angka-angka. Terdapat 3 macam kemampuan sebagai hasil belajar adalah: (1)Keterampilan intelektual, (2)Strategi kognitif berupa kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir dalam arti yang luas termasuk dalam memecahkan masalah, (3) Informasi vertikal berupa pengetahuan dalam arti fakta dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan kepada siswa SMP Negeri 2 Nguter pada siswa kelas VIII D dengan jumlah siswa 32 terdiri dari 18 siswa laki-laki 14 siswa perempuan. Metode dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data melalui tes ulangan harian dan tes akhir siklus serta observasi terhadap proses pembelajaran di kelas. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan metode Membaca, Menulis Pertanyaan, dan Menjawab Pertanyaan (3M), hasil belajar IPS lebih baik daripada metode konvensional atau ekspositorik.
Kata kunci: belajar sejarah, hasil belajar, metode 3M.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Belajar adalah merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang untuk mendapatkan pola tingkah laku yang diperlukan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Seseorang yang belajar tidak sama lagi keadaanya dengan waktu sebelum belajar. Perubahan tersebut dapat berupa tingkatan, pengetahuan, sikap, maupun aspek-aspek tingkah laku umum lainnya.
Hasil belajar merupakan umpan balik dari kegiatan proses belajar mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka Prayitno (1973:33) mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya proses belajar. Jadi hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dan mengikuti program belajar dalam rangaka menyelesaikan suatu program pendidikan. Hasil belajar yang diperoleh siswa bukanlah hanya berdasarkan kemampuan intelektual siswa semata, melainkan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut. Rober yang dikutip oleh Syahril (1987:29) menyatakan ada tiga macam kemampuan sebagai hasil belajar adalah: (1)Keterampilan intelektual, (2)Strategi kognitif berupa kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir dalam arti yang luas termasuk dalam memecahkan masalah, (3) Informasi fertikal berupa pengetahuan dalam arti fakta dan sebagainya
Hasil belajar siswa dapat dinyatakan secara kualitatif dan dapat pula dinyatakan secara kuatitatif. Secara kualitatif hasil belajar dapat diungkapkan dengan pernyataan sangat baik, baik, sedang, kurang dan sebagainya. Sedangkan secara kuantitatif hasil belajar dapat di nyatakan dengan angka-angka. Untuk mencapai hasil belajar yang baik dan memuaskan memang sangat banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah dari faktor guru dan diri siswa itu sendiri. Dalam hal ini guru berkewajiban menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu menunjang dan mendorong siswa untuk mengembangkan segala potensi yang ada secara optimal, sehingga keberhasilan itu dapat diperoleh siswa
Hasil belajar mata pelajaran IPS khususnya, sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Nguter relatif rendah. Hasil yang diperoleh siswa secara rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh kurikulum yaitu 7,0. Kenyataan tersebut terbukti dari setiap hasil ulangan harian yang dilakukan dua kali, nilai rata-rata masih di bawah 6,5. Dari jumlah 32 siswa pada ulangan pertama dengan materi Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia diperoleh hasil 13 siswa memperoleh nilai diatas 7 dan 19 siswa mendapat nilai dibawah 7. Pada pelaksanaan ulangan kedua dengan materi yang sama diperoleh hasil tidak jauh jauh berbeda yaitu 10 siswa memperoleh nilai di atas 7,0 dan 22 siswa memperoleh nilai dibawah 7,0 dengan nilai rata-rata 6,0 – 6,8.
Berdasarkan pengamatan, penyebab rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas VIII D SMP Negeri Negeri 2 Nguter dikarenakan proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan pendekatan yang dilakukan belum tepat. Pembelajaran masih berorientasi pada guru dan cara yang digunakan masih ekspasitorik yaitu sebagian besar waktu mengajar untuk ceramah, memberikan informasi, menjelaskan dan demonstrasi seadanya, hanya sebagian kecil waktu belajar digunakan untuk kegiatan siswa.
Belum meningkatnya hasil belajar IPS siswa kelas VIII D SMP Negeri Negeri 2 Nguter dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari pendidik (guru), peserta didik (siswa), media pembelajaran, lingkungan dan sebagainya. Kurangnya motivasi belajar dari siswa, kurangnya media pembelajaran dan proses pembelajaran guru yang belum didesain secara kreatif yang berorientasi pada siswa, menyebabkan hasil belajar IPS masih rendah.
Hampir sebagian besar materi pada mata pelajaran IPS berupa pengertian atau hafalan, sehingga membuat peserta didik merasa jenuh atau membosankan. Kondisi ini perlu diatasi agar siswa selama pembelajaran di kelas lebih aktif, berpikir kritis, dan tidak pasif.
Agar proses pembelajaran IPS dapat menjadi lebih bermakna dan berorientasi pada siswa serta mendapatkan hasil yang telah ditentukan, maka peneliti perlu mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru harus mengubah kaidah mengajar dari tuntutan agar peserta didik dapat meniru dengan tepat apa yang disampaikan oleh guru. Menjadi kaidah pembelajaran yang lebih menekankan kemampuan peserta didik dalam membina skema pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialaminya. Dengan demikian pembelajaran harus diubah dari kaca mata guru menjadi pembelajaran berdasarkan kacamata peserta didik (Tumisem, 2008: 38). Artinya, bukan bagaimana guru mengajar, melainkan bagaiman agar peserta didik dapat belajar, dengan kata lain murid tidak hanya dibekali dengan fakta-fakta melainkan diarahkan pada kemampuan penguasaan dalam proses berpikir dan berkomunikasi.
Untuk itu peneliti mencoba menerapkan metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan(3M). Pendekatan pembelajaran ini lebih mendorong siswa untuk aktif, berpikir kritis, bertanggung jawab, berkomunikasi dengan teman, dan memupuk kepercayaan diri, sehingga diharapkan hasil pembelajaran sejarah meningkat, dan nilai mencapai standar yang ditentukan oleh sekolah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan (3M) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Nguter ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: (1)Tujuan umum Untuk mengetahui melalui metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan (3M) dapat meningkatkan hasil belajar IPS. (2)Tujuan khusus Untuk meningkatkan:a. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan(3M), b. Siswa memenuhi KKM mencapai 85%.
LANDASAN TEORI
Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas perubahan tingkah laku yang relative tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Winkel, 2004: 59).
Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 141) hasil belajar adalah perubahan yang sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Sedangkan Nana Sudjana (1991: 22) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menemukan pengalaman belajarnya. Ada 3 macam hasil belajar yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita hasil belajar, yakni: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris.
Metode
Metode adalah cara teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan sesuatu kegiatan guru mencapai tujuan yang teratur. Metode pembelajaran sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dan memberikan pelatihan), materi pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Metode pembelajaran biasa diistilahkan sebagai metode instruksional yang berfungsi sebagai cara dalam penyajian (menguraikan, memberi contoh, dan memberikan pelatihan) materi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu (Tumisem, 2008: 7).
3M
Metode membaca adalah cara yang diterapkan penulis terhadap peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan guru. Klein dkk (dalam Farida Rahmi, 2005: 3) mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks, dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca yang mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Proses membaca merupakan perlakuan yang komplek, yang dimiliki dua komponen kemahiran mengenal atau mengecam perkataan dan kemahiran memahami apa yang dibaca (Marehaini Yusuf, 1989).
Metode menulis adalah cara yang digunakan penulis untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyusun dan mengkomunikasi gagasan. Menulis, menurut Takala (dalam Achmadi, 1990) adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengorganisasi makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda konvensional yang dapat dibaca.
Metode yang ketiga adalah menjawab pertanyaan sendiri. Pada tahap ini disusun strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri. Menjawab adalah memberi jawaban atas pertanyaan atau kritik, membalas, menyahuti, memenuhi atau menanggapi (KBI, 2003: 463).
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas, hipotesis tindakan dalam pengembangan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: melalui pembelajaran dengan metode Membaca, Menulis pertanyaan, dan Menjawab pertanyaan (3M) hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Nguter dapat meningkat.
METODE
Seting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII D SMP Neger 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan di pada bulan April 2019 tahun pelajaran 2018/2019.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Neger 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019, sebanyak 32 siswa yang terdiri dari dengan rincian 18 siswa lakilaki dan 14 siswa perempuan.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber primer dan sumber sekunder. Data primer adalah diperoleh secara langsung berupa kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran tentang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia. Siswa dan guru kelas VIII D SMP Negeri 2 Nguter sebagai subjek utama.
Data sekunder adalah diperoleh secara tidak langsung, berupa dokumen sekolah, studi pustaka, dan data-data lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi observasi, wawancara, tes, dan kajian dokumen. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Haynes, dkk. (1995) validitas isi adalah sejauh mana elemen-elemen instrumen asesmen relevan dan mewakili konstruk alat ukur yang ditargetkan untuk tujuan tertentu. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif menurut Miles & Huberman (Sugiyono, 2009:247). Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Analisis Data
Analisis data dilaksanakan unutk menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, catatan lapangan, dan menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri, orang lain (Sugiyono, 2010: 335).
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan antara nilai tes awal (kondisi awal) dengan nilai tes dari siklus-siklus yang dilakukan, sejauh mana perkembangan dan peningkatan terjadi. Peningkatan terjadi akan ditampilkan dalam bentuk persentase, tabel, dan grafik sederhana yang dapat mendukung deskripsi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran melalui tugas 3M menunjukkan bahwa respon dan aktivitas siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan semua siswa untuk aktif mengerjakan semua tugas yang diberikan guru. Selain itu hasil belajar siswa setelah diadakan tes pada akhir siklus menunjukkan peningkatan.
Siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran mulai berkurang meskipun ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri dan ketinggalan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Motivasi belajar dan bekerja dalam tugas cukup baik hal ini tampak dari gairah bertanya dan penyelesaian tugas.
Nilai Tes Kondisi Awal
No | Uraian | Jumlah Siswa
(orang) |
UH | Kondisi Awal |
1. | Nilai terendah | 24 | 30 | 53 |
2. | Nilai tertinggi | 8 | 84 | 83 |
3. | Rerata | 60 | 60 | 70 |
Siklus I
No | Kegiatan
Pembelajaran |
Hasil Belajar Siswa | Jumlah
Siswa |
|||
Tuntas | Persentase | Belum
Tuntas |
Persentase | |||
1.
2. |
Studi awal
Siklus I |
8
12 |
25%
37.5% |
24
20 |
75%
62.5% |
32
32 |
Pada studi awal siswa yang tuntas belajar 8 siswa dari 32 siswa (25%) dengan nilai rerata 59 sedangkan siswa yang memiliki minat belajar tinggi 11 siswa dari 32 siswa (32,5%). Setelah diterapkan metode tugas Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan(3M) ternyata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 12 siswa mencapai tuntas (37.5%) dengan nilai rerata 71 dan minat belajar IPS juga tinggi, pada siklus I yaitu 27 siswa dari 32 siswa (67,5%).
Hal-hal yang masih dipandang lemah pada pelaksanaan siklus I adalah adanya siswa yang masih asyik bermain sendiri sementara teman yang lain giat dalam mengerjakan tugas, hal ini karena tugas masih bersifat individu. Kontrol guru terhadap siswa yang masih longgar menyebabkan siswa seenaknya sendiri mengerjakan tugas.
Di sini lain, kelebihan yang ditemukan pada siklus I adalah peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan tumbuhnya motivasi belajar yang cukup baik.
Siklus II
Pada siklus II metode tugas 3M dilanjutkan dengan diskusi kooperatif. Pada tahap ini kenaikan sangat baik terutama hasil belajar/ ketuntasan siswa menjadi 27 siswa dari 32 siswa (77%) berarti mengalami kenaikan 22,5%, 5 siswa belum meningkat. Sedangkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS meningkat menjadi 28 siswa dari 32 siswa (90%), hal ini juga mengalami kenaikan, 4 siswa belum meningkat. Nilai rerata pada siklus II juga mencapai 83 berarti mengalami peningkatan 8,5 dari siklus I.
No | Kegiatan
Pembelajaran |
Tuntas | Hasil Belajar Siswa | Jumlah
Siswa |
||
Persentase | Belum
Tuntas |
Persentase | ||||
1. | Studi awal | 8 | 25% | 24 | 75% | 32 |
2. | Siklus I | 12 | 37.5% | 20 | 62.5% | 32 |
3. | Siklus II | 27 | 87.5% | 5 | 23% | 32 |
Pada studi awal siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 anak dari 32 siswa (25%) dengan nilai rerata 59,34. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 anak dari 32 siswa (37.5%) dengan nilai rerata 71,5. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 27 anak dari 32 siswa (87.5%) dengan nilai rerata 77,875
Beberapa kelebihan yang muncul pada siklus II adalah terdapat peningkatan yang baik terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari hampir keseluruhan siswa aktif mengerjakan tugas, menyelesaikan tugas dengan segera dan melaksanakan diskusi dengan baik.
Hasil belajar juga meningkat baik, hal ini bisa dilihat dari keaktifan/ ketuntasan belajar dari nilai awal ke siklus I dan siklus II ada kenaikan. Nilai 100 ada yang bisa mencapai meskipun hanya satu siswa, sedangkan nilai rerata juga mengalami peningkatan.
Keaktifan dan kerjasama siswa nampak baik terutama pada pelaksanaan diskusi, beberapa siswa yang kurang aktif berkomunikasi dituntut lebih komunikatif dan ternyata siswa dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Pembahasan
Siklus I
Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMPN 2 Nguter merupakan masalah yang harus diatasi. Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPS diterapkan metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan(3M). Metode ini ternyata memberikan hasil dengan meningkatnya hasil belajar IPS dari studi awal meningkat 60% dan respon siswa terhadap mata pelajaran ini juga meningkat dari studi awal. Peningkatan ini disebabkan model pembelajaran siswa aktif, dimana siswa terlibat aktif mengerjakan tugas.
Meskipun peningkatan hasil belajar IPS belum mencapai hasil seperti yang diharapkan tetapi peningkatan sudah signifikan. Penggunaan metode ini diperkuat oleh apa yang dikemukakan oleh (Melvin L Silberman, 2011: 26) bahwa proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal seperti mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.
Siklus II
Setelah melakukan observasi dan evaluasi pada siklus I, ternyata masih ada kelemahan dalam metode 3M, maka untuk lebih meningkatkan hasil pembelajaran dan meningkatkan motivasi serta respon siswa terhadap mata pelajaran IPS.
Dengan metode dan pendekatan ini ternyata motivasi belajar siswa cukup tinggi yaitu meningkat dari 65,5% menjadi 82,5%. Peningkatan ini disebabkan selain model pembelajaran yang menuntut siswa aktif juga adanya kompetisi positif dari siswa untuk mendapatkan nilai yang baik dari tugas yang ia buat. Selain itu partner diskusi yang bukan satu meja menjadikan partisipasi dan kepercayaan diri meningkat. Dengan demikian hasil perbaikan telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan, maka upaya perbaikan pembelajaran berakhir pada siklus II. Lima siswa hasilnya belum memenuhi KKM, karena masih harus menghadapi masalah dalam keluarga dan masalah perekonomian, yang sebenarnya masalah itu bukan masalah siswa tetapi masalah orang tua siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan serta memperhatikan rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Penggunaan metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan (3M) dapat meningkatkan hasil pembelajaran., (2) Penggunaan metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan (3M) dapat meningkatkan hasil belajar IPS., (3) Penggunaan metode Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan (3M) dapat meningkatkan minat atau respon siswa terhadap mata pelajaran IPS, khususnya meningkatkan kemampuan siswa agar kritis, kreatif dan mau bekerja sama dengan sesama teman., (4) Peningkatan hasil belajar tersebut terbukti yaitu rata-rata pada pra siklus (25%), siklus I (37.5%), dan siklus II (82.5%).
DAFTAR PUSTAKA
A.S. Makmun, 2003. Perubahan Perilaku dan Hasil Belajar. Jakarta: Bina Aksara.
Suharsimi. Arikunto, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003. Proses Belajar dan Hasil Belajar. Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Muslimin.Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Kuntowijoyo. 1995. Pengertian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Yayasan Benteng Indonesia.
Lie Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
Moedjono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Ngalim Purwanto. 1990. Cara-cara Belajar yang Baik. Jakarta: Balai Pustaka.
Silberman L. Melvin. 2011. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta: Nusamedia.
Sudirjo Radik Utoyo. 1983. Perang Kemerdekaan, 1945-1950. Jakarta: Almanak RI.
Sudjana Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sunardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Salatiga: Widya Sari Press.
Wiriaatmadja Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.