Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Team Games Tournament
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENENTUKAN RATA-RATA, MEDIAN, DAN MODUS DATA TUNGGAL SERTA PENAFSIRANNYA MELALUI METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
BAGI SISWA KELAS XII AKL 1 SMK NEGER1 6 SUKOHARJO
PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Haryanto
SMK Negeri 6 Sukoharjo, Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika materi menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya menggunakan metode pembelajaran Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas XII AKL 1 semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo (2) Hasil belajar matematika materi menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya melalui penggunaan metode pembelajaran Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas XII Semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII AKL 1 Semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan analisis data. Validitas data menggunakan metode triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskripsi komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa pada materi menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 74,5 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, menjadi 86,94 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 50% pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 86,11% pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa materi menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus data tunggal serta penafsirannya pada siswa kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Hasil Belajar; Metode Team Games Tournament; Rata-Rata, Median dan Modus Data Tunggal
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu pembelajaran yang menggunakan logika dalam penyelesaiannya. Matematika di pandangan anak-anak sekolah, merupakan mata pelajaran yang “menakutkan” dan “menyusahkan”. Survei menyatakan, kebanyakan dari siswa dari berbagai kalangan yang merasakan bermacam-macam kesulitan dalam belajar matematika. Dampak dari sikap kesulitan tersebut, hasil yang diperoleh kurang memuaskan pada tahap akhirnya.
Salah satunya penyebab permasalahan di atas adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat ceramah. Metode pembelajaran ceramah, pada saat ini tergolong metode lama yang sifatnya monoton dan membosankan, akhirnya minat siswa dalam belajar matematika menurun, dan hampir siswa menjadi “malas-malasan”. Terutama dalam pembelajaran matematika diasumsikan membutuhkan pemikiran ekstra dalam menyelesaikan setiap persoalannya. Siswa diharapkan berhasil semua dalam tahap akhir pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Apabila guru mengajar dengan metode yang kurang baik maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi kurang optimal. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, akan menjadikan siswa bosan, pasif, tidak ada minat belajar. Oleh karena itu, guru dituntut menggunakan metode lain atau metode-metode yang baru disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar, agar motivasi dan minat siswa untuk belajar tetap tinggi dan semangat dalam mengajar yang akhirnya tujuan belajar dapat tercapai dengan efektif dan efisien, cepat dan tepat.
Keadaan awal pada kelas XII AKL 1 di SMK Negeri 6 Sukoharjo di semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 pada mata pelajaran matematika sebelum dilakukan penelitian dari 36 siswa yang mendapat nilai di atas KKM baru mencapai 10 siswa (27,8 %) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM ada 26 siswa (72,2%) dengan nilai rata-rata kelas 69. Berdasarkan permasalahan yang ada, guru perlu melakukan inovasi pembelajaran dengan menerapkan dan mengembangkan berbagai model, metode, dan strategi mengajar yang sesuai salah satunya yaitu menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa melalui metode Teams Games Tournament (TGT) yang berbasis permainan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru akan mengubah metode pembelajaran matematikaa dengan metode Teams Games Tournament (TGT), yang diasumsikan akan dapat membantu guru dalam mengajar matematika. Metode Teams Games Tournament (TGT) ini akan diterapkan bagi siswa kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester I. Melalui metode Teams Games Tournament (TGT) diasumsikan perolehan hasil akhir siswa akan meningkat dan dapat mencapai kategori yang ditentukan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selain itu, dengan metode TGT diasumsikan sikap siswa dalam belajar matematika akan menjadi lebih aktif dan kreatif dari yang sebelumnya. Metode TGT akan digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya dalam memecahkan persoalan pada materi tersebut. Peneliti mengasumsikan pembelajaran dalam menentukan rata-rata, median, dan modus akan lebih mudah dipahami oleh siswa dengan dibahas dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) ini.
Penelitian terkait pernah dilakukan oleh Yoko Hartanto (2017) pada mata pelajaran PJOK SMK 8 Bengkulu Utara SMK 8 Bengkulu Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap tingkat ketuntasan belajar siswa dimana secara keseluruhan nilai siswa sudah mencapai KKM. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus Data Tunggal serta Penafsirannya Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) bagi Siswa Kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.”
Rumusan Masalah
- Bagaimanakah proses pembelajaran Menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus Data Tunggal serta Penafsirannya Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) bagi Siswa Kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?
- Bagaimanakah peningkatan hasil belajar Menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus Data Tunggal serta Penafsirannya Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) bagi Siswa Kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?
Tujuan Penelitian
- Meningkatkan kualitas proses pembelajaran Menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus Data Tunggal serta Penafsirannya Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) bagi Siswa Kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
- Meningkatkan hasil belajar Menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus Data Tunggal serta Penafsirannya Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) bagi Siswa Kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
KAJIAN TEORI
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada satu perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar harus bertanggung jawab atas pembelajaranya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota- anggota yang lain.” (Miftahul Huda,2012: 29)
Stahl dalam Tukiran Taniredja dkk (2011: 59) menyatakan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah: (1) belajar bersama dengan teman; (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman; (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok; (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok; (5) belajar dalam kelompok kecil; (6) produktif berbicara dan saling mengemukakan pendapat; (7) keputusan tergantung pada siswa sendiri; (8) siswa aktif.
Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2012: 58) menyatakann untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: (1) Positive Interdependence (saling ketergantungan positif); (2) Personal Responsibility (tanggungjawab perseorangan); (3) Face to Face Promotive interaction (interaksi promotif); (4) Interpersonal Skill (komunikasi antar anggota); (5) Group processing (pemrosesan kelompok).
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Model Pembelajaran Kooperatif dibagi menjadi beberapa jenis antara lain Student Team Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournaments (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction (TAI), Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah jenis Teams Games Tournaments (TGT). Robert E. Slavin (2005: 13) menyatakan bahwa Teams Games Tournament pada mulanya diciptakan oleh John Hopkins yang kemudian dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards.
Model TGT adalah suatu model pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa. Setelah itu, siswa pindah ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari kelompok lain untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok lain (Nur Asma, 2006: 54).
Slavin (2008: 163) menyatakan bahwa secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Sejalan dengan pendapat tersebut Miftahul Huda (2012: 116) menyatakan TGT mirip dengan STAD dalam hal komposisi kelompok, format intruksional dan lembar kerjanya. Bedanya jika STAD fokus pada komposisi kelompok berdasarkan kemampuan, ras, etnik, dan gender, maka TGT umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain itu jika dalam STAD, yang digunakan adalah kuis, maka dalam TGT istilah tersebut biasanya berganti menjadi game akademik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang pembagian kelompoknya lebih menekankan pada level kemampuan akademik siswa, selain itu terdapat game akademik di mana para siswa berlomba sebagai wakil kelompok mereka terhadap wakil kelompok lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok dapat sama atau berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok, hasil kelompok kemudian dipresentasikan sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT dapat dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport.
HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) diduga:
- Dapat meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran matematika materi menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus Data Tunggal serta Penafsirannya bagi Siswa Kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
- Dapat meningkatkan hasil belajar menentukan Rata-Rata, Median, dan Modus Data Tunggal serta Penafsirannya bagi Siswa Kelas XII AKL 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 6 Sukoharjo beralamat di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Subjek penelitian adalah kelas XII AKL 1. Penelitian dilaksanakan di Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Tahap persiapan sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni bulan Juli sampai dengan Desember 2019.
Data dan Sumber Data
Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian yaitu kegiatan pembelajaran menentukan menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya melalui metode TGT (Teams Games Tournament) yang berlangsung di dalam kelas. Informan dalam penelitian ini adalah guru matematika dan siswa Kelas XII AKL 1 SMK N 6 Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Dokumen yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil belajar siswa berupa tes tertulis, catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, praktik nyata, tes, dan analisis data.
Uji Validasi Data
Data diuji validitasnya dengan menggunakan beberapa teknik yaitu dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode.
Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dan teknik analisis deskriptif komparatif
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Berdasarkan data hasil tes ulangan harian yang dijadikan sebagai identifikasi kondisi awal pembelajaran Matematika, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah adalah 58. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 63,21. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 63,21 < KKM yang ditetapkan dengan KKM > 75. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75.00 adalah 7 orang siswa atau 19,44% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 29 orang siswa atau 80,56%. Berdasarkan hal tersebut, maka secara klasikal siswa kelas XII AKL 1 Semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran Matematika.
Siklus I
Berdasarkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86 dan nilai terendah adalah 63. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 74,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 74,5 < KKM yang ditetapkan dengan KKM > 75. Atas dasar hal tersebut, siswa secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75 adalah 18 orang siswa atau 50% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 18 orang siswa atau 50%. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan secara klasikal, berupa tercapainya > 80 % jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75 belum tercapai.
Siklus II
Tindakan pembelajaran Siklus II merupakan hasil perbaikan dari tindakan siklus sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan guru berdampak positif dengan meningkatnya nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada akhir tindakan Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai rata-rata pada akhir tindakan Siklus I, yaitu meningkat dari 75,4 menjadi 86,94. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 50% pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi sebesar 86,11% pada akhir tindakan Siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II
No. | Nilai Hasil Belajar | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1. | Nilai Terendah | 58 | 63 | 68 |
2. | Nilai Tertinggi | 85 | 86 | 90 |
3. | Nilai Rata-rata | 63,21 | 74,5 | 86,94 |
Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II
No | Ketuntasan Belajar | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | |||
Jmlh | % | Jmlh | % | Jmlh | % | ||
1. | Tuntas | 7 | 19,44 | 18 | 50 | 31 | 86,11 |
2. | Belum Tuntas | 29 | 80,56 | 18 | 50 | 5 | 13,89 |
Jumlah | 36 | 100.00 | 36 | 100.00 | 36 | 100.00 |
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika materi rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya pada siswa kelas XII AKL 1 semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan aktivitas belajar ditunjukkan dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 50% pada akhir tindakan Siklus I, menjadi 86,11% pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Sedangkan peningkatan hasil belajar ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari 74,5 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, menjadi 86,94 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dorektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan
Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Rusman. 2013. Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan. Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Thobroni, M., dan Mustofa, A. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Pengembangan Wawancara dan Praktik Pembelajaran dalam. Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.