Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TIK MATERI PENGGUNAAN INTERNET/INTRANET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) BAGI SISWA KELAS IX.B
SMP NEGERI 1 KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Masnan
SMP Negeri 1 Karangawen Kab. Demak
ABSTRAK
Tuntutan masyarakat sekarang yang semakin meningkat terhadap dunia pendidikan sejalan dengan perkembangan jaman, menghadapi era globalisasi yang semakin membutuhkan sumber daya manusia yang bekualitas. Sekarang banyak pengelola institusi yang mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada siswa (learned centered/student centered). Kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran TIK pokok bahasan penggunaan dasar internet di SMP N 1 Kaliwungu dihadapkan pada kurangnya siswa dalam mengeksplore kemampuan diri, kerjasama antar siswa, dan pengetahuan yang didapat siswa hanya sebatas yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran yang diajarkan oleh guru menggunakan model pembelajaran langsung yang bersifat teacher centered yaitu berpusat pada guru dan yang didapat oleh siswa hanya sebatas yang disampaikan oleh guru. Dengan latar belakang tersebut maka peneliti menerapkan model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu efektifkah model pembelajaran berbasis proyek terhadap mata pelajaran TIK. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian berupa tindakan kelas dengan subjek peserta didik kelas IX.B SMPN 1 Karangawen Tahun Pelajaran 2018/2019 berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian didapatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek nilai rata-rata hasil belajar 61,69 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 71,22 dan meningkat 77,22 pada siklus II dengan ketuntasan 86,11%. Berdasarkan hasil paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Pembelajaran Berbasis Proyek lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ceramah (konvensional).
Kata kunci: hasil belajar, project based learning, internet/intranet
Latar Belakang
Dunia pendidikan sangat penting dan tidak dapat terlepas dari kebutuhan manusia itu sendiri. Untuk mencapai perkembangan di dunia pendidikan maka haruslah pendidikan itu sendiri beradaptasi dengan zaman. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Dari pemaparan di atas, sekarang banyak pengelola institusi yang mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada siswa (learned centered/ student centered). Pendekatan ini sesuai dengan kurikulum yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut silabus SMP Negeri 1 Karangawen Demak standar kompetensi menguasai Penggunaan dasar internet/intranet merupakan salah satu standar kompetensi pada mata pelajaran TIK. Alasan memilih mata pelajaran TIK dengan kompetensi dasar menguasai penggunaan dasar internet/intranet adalah karena pembelajaran pada mata pelajaran ini menggunakan model Direct Instruction yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Kelemahan dari model pembelajaran ini yaitu siswa kurang aktif karena pembelajaran berpusat pada guru, kurangnya kreativitas dan kerjasama antar siswa dalam mengeksplore pengetahuan siswa.
Model pembelajaran ini dikembangkan karena dirasa cocok dengan mata pelajaran TIK yang menuntut siswa untuk memilliki kemampuan lebih dalam materi tersebut. Dengan model pembelajaran ini, siswa akan mengerjakan proyek yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dan siswa diberikan kebebasan penuh untuk memilih proyek yang akan dikerjakan.
Berdasarkan penelitian terdahulu tentang model pembelajaran berbasis proyek yang terbukti memiliki hasil yang baik terhadap hasil belajar, maka penulis mencoba untuk mengadakan penelitian dengan tema yang sama yaitu “Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Materi Penggunaan Internet/Intranet Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Bagi Siswa Kelas IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019”. Diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek diharapkan adanya peningkatan hasil belajar siswa lebih baik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan maka muncul permasalahan (1). Bagaimana proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggunaan internet/intranet menggunakan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) bagi siswa kelas IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 ? (2).Bagaimana pengaruh dan efektifitas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) terhadap pelajaran TIK bagi siswa IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1). Mendeskripsikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggunaan internet/intranet menggunakan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) bagi siswa kelas IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019, (2). Mendeskripsikan pengaruh dan efektifitas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) terhadap pelajaran TIK bagi siswa IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Tinjauan Pustaka
Efektivitas Pembelajaran
Menurut Popham dalam skipsi Mawar (2012:9) efektivitas pembelajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok tertentu, didalam stuasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan metode tertentu untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.
Menurut Sinambela dalam skripsi Mawar (2012:9),pembelajaran dikatakan efektif apaila mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan efektivitas dalam proses pembelajaran adalah: 1) Ketercapaian ketntasan belajar, 2) ketercapaian keefektivan aktivitas siswa (yaitu pencapaian waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat dalam rencana pembelajaran), 3) ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran yang positif.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu metode pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Tingkat keberhasilan yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator ketuntasan hasil belajar
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarah pada design pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. (Joyce dalam Hamruni 2012:5). Soekamto dan Winata Putra (1997: 78) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. (Hamruni 2012:6)
Dari beberapa pendapat tersebut tentang pembelajaran, pembelajaran merupakan serangkaian proses yang kompleks yang terdiri dari prosedur dang fungsi dan bagian-bagian yang saling mempunyai hubungan untuk mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (PAIKEM)
PAIKEM sebagai suatu pendekatan pembelajaran telah memuat di dalamnya kriteria utama dalam mengembangkan strategi pembelajaran.
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih melibatkan banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk di bahas dan di kaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningngkatkan pemahaman dan kompetensinya. Pembelajaran aktif menekankan pada keaktifan siswa, tidak hanya keterlibatan fisik, tetapi yang utama adalah keterlibatan mental, khususnya keterlibatan intelektual-emosional. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya dan mengemukakan pendapat.
Paradigma pembelajaran inovatif yakni mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup dan siap terjun di masyarakat. Pembelajaran inovatif ditandai dengan prinsip-prinsip: 1) pembelajaran bukan pengajaran, 2) guru sebagai fasilitator bukan instruktur, 3) siswa sebagai subyek bukan obyek, 4) multimedia bukan monomedia, 5) sentuhan manusiawi bukan hewani, 6) pembelajaran induktif bukan deduktif, 7) materi bermakna bagi siswa bukan sekedar dihafal, dan 8) keterlibatan siswa partisipatif bukan pasif.
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik mengenai pengembangan imajinasi dan daya cipta maupun yang utama yakni pengembangan kemampuan berfikir kreatif. Pengembangan kemampuan berfikir kreatif haruslah seimbang dengan pengembangan kemampuan berpikir rasional logis.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik, yang secara serentak dapat mencapai dua sisi penting dari tujuan pendidikan di sekolah yakni: 1) memiliki/menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), 2) membangun diri pribadi sebagai penanggung eksistensi manusia.
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajarn yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara siswa dan guru, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure) (Mulyasa yang dikutip oleh Rusman 2010: 328). Dengan kata lain pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu pola hubungan yang baik antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan tetapi juga karena terpenuhi hasrat ingin tahu siswa. Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas dan menggunakan media pembelajaran, alat bantu, dan sumber belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan dapat juga tercipta karena proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik belajar siswa.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek menjadi model pembelajaran yang dapat membangun kemandirian dan kreativitas siswa. Selain itu, melalui pembelajaran berbasis proyek siswa dilatih untuk terbiasa bertanggung jawab mewujudkan apa yang telah direncanakan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal tersebut sangat berarti untuk memberikan bekal kompetensi siswa sekolah kejuruan agar siap terjun ke dunia kerja. Menurut Moursund, Bielefeldt, dan Underwood yang dikutip oleh Ngalimun (2014:197) keuntungan pembelajaran berbasis proyek adalah: (1). Meningkatkan motivasi. (2). Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah (3). Meningkatkan kemampuan studi pustaka (4). Meningkatkan kolaborasi (5). Meningkatkan ketrampilan manajemen sumber daya.
Langkah – Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek: (1). Mulai dengan pertanyaan esensial (2). Membuat desain rencana proyek (3). Membuat jadwal (4). Memantau siswa dan kemajuan proyek (5). Menilai hasil (6). Refleksi.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan suatu pernyataan penting dalam penelitian, yang memberikan pedoman dan pengarahan pada penelitian serta dalam pemecahan masalah. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan bahwa pemanfaatan media perangkat keras computer dan jaringan internet dengan strategi pembelajaran Project Based Learning terhadap materi Penggunaan Internet/intranet, diduga dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK pada peserta didik kelas IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2018/2019
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena ingin menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik kelas IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Demak dengan materi Penggunaan Internet/Intranet.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak. Alasan dipilihnya SMP Negeri 1 Karangawen adalah: (1) merupakan tempat peneliti berdinas. (2) Peneliti sebagai Guru TIK Kelas IX (3) Di sekolah tersedia perangkat komputer yang digunakan sebagai alat pembelajaran. (4) Jumlah peserta didik kelas IX jumlahnya relative besar, sehingga harapan peneliti dapat memberikan perhatian yang maksimal pada waktu kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, barasal peserta didik kelas I SMP Negeri 1 Karangawen tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 35 peserta didik .
Jenis data yang dihimpun adalah data kualitatif, berupa hasil observasi, diskusi dan penilaian. Observasi dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran TIK tentang Penggunaan Internet/Intranet. Dari hasil observasi ini peneliti banyak menemukan masalah–masalah pada peserta didik kelas IX diantaranya peserta didik sebagian besar belum bisa mengoperasionalkan Penggunaan Internet/Intranet secara maksimal. Akhirnya peneliti mencoba untuk mengatasi masalah yang dialami peserta didik kelas IX dalam mengoperasionalkan Penggunaan Internet/Intranet dengan alat bantu perangkat komputer sekolah. Sedangkan penilaian dilakukan pada setiap akhir pertemuan dalam pembelajaran yang berfungsi untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran TIK dengan menggunakan jaringan internet.
Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada hari Sabtu, 11 Agustus 2018 dan Sabtu, 25 Agustus 2018.
- Perencanaan; 1). Menentukan materi pembelajaran: (a). Pengertian dasar internet dan intranet (b). Dasar-dasar sistem jaringan di internet/intranet. (c). Mengenal ukuran kecepatan akses internet, 2). Menyusun rencana pembelajaran.3). Menentukan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.4). Menyusun Lembar Kegiatan Peserta didik. 5). Melakukan kegiatan pembelajaran dalam siklus I menjadi dua pertemuan.6). Melakukan Evaluasi peserta didik.
- Tindakan; (1). Peserta didik melakukan kegiatan tentang proses penggunaan Internet/Intranet dengan bimbingan guru (2). Peserta didik mengerjakan LKS secara individual, (3). Peneliti melakukan bimbingan dibantu dua orang pengamat.
- Pengamatan; (1). Aktivitas dan tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dicatat oleh peneliti dan pengamat sebagai bahan diskusi. (2).Pengamat dan peneliti melakukan diskusi bersama untuk melakukan kegiatan selanjutnya.
- Refleksi; (1). Catatan dari pengamat/observer dikaji kembali sebagai bahan perbaikan siklus berikutnya.(2). Mengadakan remidial terhadap peserta didik yang mengalami keterlambatan belajar.
Tindakan Siklus II
Tindakan Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu Sabtu, 1 September 2018 dan Sabtu, 8 September 2018. Tahapan tindakan siklus II sama dengan kegiatan yang dilakasankan pada kegiatan siklus I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pembelajaran TIK dalam pengamatan / observasi penulis pada siswa kelas IX.B SMP Negeri 1 Karangawen dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Agustus 2018. Sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung yang lebih didominasi oleh guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengiktui semua kegiatan pembelajaran.
Terbukti pada evaluasi mata pelajaran TIK masih banyak siswa yang memperoleh dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Data nilai siswa pada pertemuan prasiklus sebagai berikut:
Tabel Hasil Nilai Tes Siswa Pada Prasiklus
No | Nama siswa | Nilai | No | Nama siswa | Nilai |
1 | Abel Listia Ningsih | 60 | 19 | Galang Buyung Pamungkas | 70 |
2 | Achmad Risal Setiyawan | 70 | 20 | Ika Novia Ramadhani | 70 |
3 | Adi Febria Rahmawan | 50 | 21 | Indah Dwi Lestari | 60 |
4 | Agus Taufik Kurniawan | 70 | 22 | Isroul Huda | 70 |
5 | Ahmad Faisal Hadi | 60 | 23 | Jesika Ardelia | 50 |
6 | Ahmad Masrokin | 60 | 24 | Khanesa Agil Fadilah | 70 |
7 | Ahmad Tri Aditya Suwignyo | 70 | 25 | Meisy Wulandari | 60 |
8 | Ainia Kholifatul Ulya | 60 | 26 | Muhammad Abdul Choir | 70 |
9 | Aji Dimas Pangestu | 70 | 27 | Muhammad Khoirun Nashirin | 50 |
10 | Amalia Putri Elfayani | 60 | 28 | Muhammad Sadam Ridwan | 80 |
11 | Ardy Joko Tri Permady | 50 | 29 | Muhammad Syaiful Nasir | 60 |
12 | Chrismi Anggun Regina Putri | 70 | 30 | Rendy Tegar Pramudya | 70 |
13 | Dafa Faerana | 60 | 31 | Rizki Dwi Febrianti | 70 |
14 | Devaline Friska Ardhana | 70 | 32 | Sari Mustika Wiji | 60 |
15 | Dina Ameliana | 70 | 33 | Sulistiyo Ningrum | 60 |
16 | Erni Evita Sari | 40 | 34 | Surya Hadi Pramudita | 50 |
17 | Eva Febriyanti | 40 | 35 | Suta Mahargya Ananta | 80 |
18 | Faiza Tifanusa Efelin Sistiana | 50 | 36 | Ulfah Rika Yunita | 50 |
Jumlah Nilai | 2230 | ||||
Rerata | 61,94 | ||||
Ntt | 80 | ||||
Ntr | 40 | ||||
Prosentase Ketuntasan Tuntas = 41,67% Blm tuntas = 58,33% |
Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebelum dilaksanakan pembelajaran melalui pendekatan proyek (Project Based Learning), siswa yang mencapai ketuntasan hanya 15 siswa (41,67%) dan sebagian besar belum melampaui tuntas yakni sejumlah 21 siswa atau 58,33%.
Melihat hasil tes awal belum mencapai apa yang diharapkan dengan KKM 70, maka guru sekaligus peneliti melaksanakan tahapan siklus I dengan pendekatan pembelajaran model proyek (Project Based Learning).
Siklus I
Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan: (1).Mempersiapkan materi tentang pengertian dasar internet dan intranet serta dasar-dasar sistem jaringan di internet/intranet. (2). Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam setiap siklus.(3). Menyusun instrumen penelitian yang akan diuji kevalidannya.(4).Menyiapkan perangkat tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran pemrograman web berupa lembar kerja siswa dan lembar penilaian hasil belajar.
Tindakan
Kegiaatan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Agustus 2018 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Agustus 2018. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki permasalahan yang ada pada subjek penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan adanya tindakan dalam hal ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan model Project Based Learning yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diterapkan dalam beberapa langkah yang meliputi tiga siklus. Langkah-langkah yang ada pada setiap siklus telah dijabarkan dalam rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pengambilan data untuk memantau sejauh mana efek tindakan yang dilakukan terhadap siswa dapat berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang dikehendaki serta menunjang pembelajaran yang berlangsung kondusif. Observer melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan siklus I ini diakhiri dengan tes evaluasi yang hasil sebagai berikut:
Tabel Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus I
No | Nama siswa | Nilai | No | Nama siswa | Nilai |
1 | Abel Listia Ningsih | 80 | 19 | Galang Buyung Pamungkas | 80 |
2 | Achmad Risal Setiyawan | 80 | 20 | Ika Novia Ramadhani | 80 |
3 | Adi Febria Rahmawan | 60 | 21 | Indah Dwi Lestari | 70 |
4 | Agus Taufik Kurniawan | 80 | 22 | Isroul Huda | 80 |
5 | Ahmad Faisal Hadi | 70 | 23 | Jesika Ardelia | 60 |
6 | Ahmad Masrokin | 60 | 24 | Khanesa Agil Fadilah | 70 |
7 | Ahmad Tri Aditya Suwignyo | 70 | 25 | Meisy Wulandari | 60 |
8 | Ainia Kholifatul Ulya | 70 | 26 | Muhammad Abdul Choir | 80 |
9 | Aji Dimas Pangestu | 70 | 27 | Muhammad Khoirun Nashirin | 60 |
10 | Amalia Putri Elfayani | 70 | 28 | Muhammad Sadam Ridwan | 90 |
11 | Ardy Joko Tri Permady | 50 | 29 | Muhammad Syaiful Nasir | 70 |
12 | Chrismi Anggun Regina Putri | 80 | 30 | Rendy Tegar Pramudya | 80 |
13 | Dafa Faerana | 70 | 31 | Rizki Dwi Febrianti | 70 |
14 | Devaline Friska Ardhana | 70 | 32 | Sari Mustika Wiji | 70 |
15 | Dina Ameliana | 70 | 33 | Sulistiyo Ningrum | 90 |
16 | Erni Evita Sari | 60 | 34 | Surya Hadi Pramudita | 60 |
17 | Eva Febriyanti | 60 | 35 | Suta Mahargya Ananta | 90 |
18 | Faiza Tifanusa Efelin Sistiana | 70 | 36 | Ulfah Rika Yunita | 60 |
Jumlah Nilai | 2560 | ||||
Rerata | 71,11 | ||||
Ntt | 90 | ||||
Ntr | 50 | ||||
Prosentase Ketuntasan Tuntas = 72,22% Blm tuntas = 27,78% |
Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran melalui pendekatan proyek (Project Based Learning), siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi 26 siswa (72,22%) dan yang belum tuntas sejumlah 10 siswa atau 27,78%.
Refleksi
Melihat hasil tes pada siklus I mencapai apa yang diharapkan dengan KKM 70, walaupun prosentase ketuntasan pada siklus mencapai 72,78% namun belum bisa memenuhi kriteria ketuntasan yang dikehendaki yaitu 80%, maka guru sekaligus peneliti melaksanakan tahapan siklus II .
Siklus II
Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan: (1). Mempersiapkan materi tentang Mengenal ukuran kecepatan akses internet, dan Mengidentifikasi perangkat keras yang digunakan dalam akses internet/intranet (2). Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam setiap siklus. (3). Menyusun instrumen penelitian yang akan diuji kevalidannya. (4). Menyiapkan perangkat tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran pemrograman web berupa lembar kerja siswa dan lembar penilaian hasil belajar.
Tindakan
Kegiaatan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1 September 2018 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 September 2018.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki permasalahan yang ada pada subjek penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan adanya tindakan dalam hal ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan model Project Based Learning yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diterapkan dalam beberapa langkah yang meliputi tiga siklus. Langkah-langkah yang ada pada setiap siklus telah dijabarkan dalam rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pengambilan data untuk memantau sejauh mana efek tindakan yang dilakukan terhadap siswa dapat berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang dikehendaki serta menunjang pembelajaran yang berlangsung kondusif. Observer melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon yang dihasilkan dari penelitian dengan menggunakan metode proyek terhadap pembelajaran penggunaan jaringan internet/intranet.
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru tidak mendominasi kelas, siswa juga mampu belajar mandiri. Kegiatan yang dilakukan di kelas IX.B selama proses pembelajaran berlangsung meliputi tiga macam kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan siklus II ini diakhiri dengan tes evaluasi yang hasil sebagai berikut:
Tabel Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus II
No | Nama siswa | Nilai | No | Nama siswa | Nilai |
1 | Abel Listia Ningsih | 80 | 19 | Galang Buyung Pamungkas | 80 |
2 | Achmad Risal Setiyawan | 90 | 20 | Ika Novia Ramadhani | 80 |
3 | Adi Febria Rahmawan | 60 | 21 | Indah Dwi Lestari | 90 |
4 | Agus Taufik Kurniawan | 80 | 22 | Isroul Huda | 80 |
5 | Ahmad Faisal Hadi | 70 | 23 | Jesika Ardelia | 70 |
6 | Ahmad Masrokin | 60 | 24 | Khanesa Agil Fadilah | 80 |
7 | Ahmad Tri Aditya Suwignyo | 80 | 25 | Meisy Wulandari | 70 |
8 | Ainia Kholifatul Ulya | 80 | 26 | Muhammad Abdul Choir | 90 |
9 | Aji Dimas Pangestu | 80 | 27 | Muhammad Khoirun Nashirin | 60 |
10 | Amalia Putri Elfayani | 90 | 28 | Muhammad Sadam Ridwan | 90 |
11 | Ardy Joko Tri Permady | 60 | 29 | Muhammad Syaiful Nasir | 70 |
12 | Chrismi Anggun Regina Putri | 80 | 30 | Rendy Tegar Pramudya | 80 |
13 | Dafa Faerana | 70 | 31 | Rizki Dwi Febrianti | 70 |
14 | Devaline Friska Ardhana | 80 | 32 | Sari Mustika Wiji | 70 |
15 | Dina Ameliana | 90 | 33 | Sulistiyo Ningrum | 100 |
16 | Erni Evita Sari | 80 | 34 | Surya Hadi Pramudita | 60 |
17 | Eva Febriyanti | 70 | 35 | Suta Mahargya Ananta | 90 |
18 | Faiza Tifanusa Efelin Sistiana | 80 | 36 | Ulfah Rika Yunita | 70 |
Jumlah Nilai | 2780 | ||||
Rerata | 77,22 | ||||
Ntt | 100 | ||||
Ntr | 60 | ||||
Prosentase Ketuntasan Tuntas = 86,11% Blm tuntas = 13,89% |
Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran melalui pendekatan proyek (Project Based Learning), siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi 31 siswa (86,11%) dan yang belum tuntas hanya 5 siswa atau 13,89%. Dari data hasil nilai pada siklus II tersebut diatas diperjelas dengan diagram berikut:
Refleksi
Melihat hasil tes pada siklus II mencapai apa yang diharapkan dengan KKM 70, diperoleh nilai rata-rata mencapai 77,22 sedang prosentase ketuntasan pada siklus mencapai 86,11% bisa memenuhi kriteria ketuntasan yang dikehendaki yaitu 80%, maka guru sekaligus peneliti tidak perlu melaksanakan tahapan siklus berikutnya. .
Pembahasan
Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan atau analisis terhadap tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek selama penelitian berlangsung. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran penggunaan jaringan internet/intranet dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) di kelas IX.B SMP Negeri 1 Karanagwen Demak dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil nilai prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada kelas IX.B nilai hasil tes siklus I setelah diberikan pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) lebih tinggi dari hasil tes pada kondisi awal/prasiklus yang menggunakan pembelajaran langsung.
Sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung yang lebih didominasi oleh guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengiktui semua kegiatan pembelajaran. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru tidak mendominasi kelas, siswa juga mampu belajar mandiri. Kegiatan yang dilakukan di keenam kelas selama proses pembelajaran berlangsung meliputi tiga macam kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Selama penerapan pembelajaran berbasis proyek, siswa tetap berada dalam tugas yakni menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawab dan tetap berada dalam kelompok selama kerja kelompok. Selain itu, dalam kelompok siswa bersedia menerima tugas, memberikan kepercayaan kepada teman untuk menyelesaikan tugas, dan membantu teman kelompok dalam menyelesaikan tugas serta aktif bertanya, mendengarkan, dan memberikan kontribusi selama penyelesaian proyek. Saat pembelajaran berlangsung, siswa juga mampu datang ke sekolah dan mengikuti proses pembelajaran secara tepat waktu, mengikuti pembelajaran di ruang kelas atau belajar pada tempat yang telah disediakan dengan mentaati peraturan yang berlaku dan hasil dari semua itu yaitu penyelesaian proyek tepat pada waktunya.
Hasil analisis menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar lebih baik dari pada hasil belajar di kondisi awal pada mata pelajaran TIK. Perhitungan peningkatan terjadi dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 71,11 dengan ketuntasan mencapai 72,22% atau 26 siswa. Kemudian mencapai peningkatan yang lebih signifikan pada siklus II dengan nilai rata-rata kelas 77,22 dengan ketuntasan 31 siswa tuntas atau 86,11%.
Hasil analisis menunjukan bahwa peningkatan hasil prestasi siswa dalam pembelajaran materi penggunaan dan pemanfaatan jaringan internet/intranet dengan model Project Based Learning adalah meningkat signifikan jika dibandingkan dengan pembelajaran langsung yang hanya didominasi oleh keaktifan guru saja.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa (1). Model Pembelajaran Berbasis Proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK Materi penggunaan dasar internet/intranet kelas IX.B SMP Negeri 1 Karangawen Demak terbukti adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kondisi awal/prasiklus nilai rerata hanya mencapai 61,94 dengan ketuntasan 41,67%, Pada Siklus I meningkat menjadi 72,22% tuntas dengan rerata 71,11 dan pada Siklus II mencapai rerata kelas 77,22 dengan ketuntasan mencapai 86,11%. (2). Selama penerapan pembelajaran berbasis proyek, siswa tetap berada dalam tugas yakni menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawab dan tetap berada dalam kelompok selama kerja kelompok. Selain itu, dalam kelompok siswa bersedia menerima tugas, memberikan kepercayaan kepada teman untuk menyelesaikan tugas, dan membantu teman kelompok dalam menyelesaikan tugas serta aktif bertanya, mendengarkan, dan memberikan kontribusi selama penyelesaian proyek. Saat pembelajaran berlangsung, siswa juga mampu datang ke sekolah dan mengikuti proses pembelajaran secara tepat waktu, mengikuti pembelajaran di ruang kelas atau belajar pada tempat yang telah disediakan dengan mentaati peraturan yang berlaku dan hasil dari semua itu yaitu penyelesaian proyek tepat pada waktunya
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, ada beberapa saran dari penulis yaitu: (1). Kepada para guru TIK disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Mengingat penggunaan pembelajaran berbasis proyek terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (2). Fasilitas ruang komputer dan koneksi internet sebagai faktor pendukung penerapan pembelajaran ini harus memadai, agar efektivitas pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Proses pembelajaran berbasis proyek sangat tergantung oleh adanya ketersediaan koneksi internet, sehingga ketika fasilitas jaringan internet terganggu, maka proses pembelajaran terganggu. (3). Untuk penelitan lebih lanjut, sebaiknya melakukan pengembangan sejenis tetapi dengan pokok bahasan yang berbeda, supaya dapat dilihat bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek ini sangat sesuai untuk diterapkan pada materi apapun yang menuntut ketrampilan praktek siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Arikunto,Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Creativity, Tim Java. 2014. Buku Pintar Blogger. Jakarta: Elex Media Komputindo
Dahar, R. 2006. Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga
Dimyati, Mudjiyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Faslah, Roni. 2011. Pembelajaran Berbasis Paikem. Online http://ronifaslah.feunj.ac.id/ attachments/ article/ pembelajaran berbasis paikem [diakses pada 20 januari 2015]
Farid, Mukh. dan J. A Pramukantoro. 2013. “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital di SMKN 2 Surabaya”. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Vol. 2 No.2. Universitas Negeri Surabaya.
Gangga, Almes. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam Peningkatan Motivasi dan hasil belajar.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Mandiri Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif,Kreatif,Inovatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM). Jawa barat
Ramadhani, Mawar. 2012. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan.
Riyanti, Pipit. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif (Menguasai Dasar Animasi Stop Motion) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Multimedia Di SMK N 11 Semarang. Edu Komputika Journal Universitas Negeri Semarang
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Soekamto, Toeti dan Udin. 1997. Teori Belajar Dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PAU- PPAI
Sanjaya, Wina. 2008 . Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group
Setiawan, Rudi. 2010. Panduan Membuat Blog Di Blogspot.Com. online www.blakblakan.com [dikases pada 22 Januari 2015]
Setiyawan, Adi dan Cecep.2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan KEMENDIKBUD
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Sugandi, Achmad. dkk. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPTK UNNES PRESS
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Waluyo, Puguh. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Pengendali PLC Di SMK Negeri 1 Madiun. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, 455-461. Universitas Negeri Surabaya
Widyantini, Theresia. 2014. Penerapan Model Project Based Lerning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII.