Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Cooperative Learning
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKn MATERI NKRI
MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI BULAKREJO 01 KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Samino
SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaranPPKn materi NKRI bagi siswa kelas V Semester I tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo melalui pendekatan Cooperative Learning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di SD Negeri Bulakrejo 01Kecamatan Sukoharjo pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 selama 5 (lima) bulan. Subjek penelitian adalah siswa kelas Vdi SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 21 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran PPKn materi NKRI melalui pendekatan Cooperative Learning. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang digunakan, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan.Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam selama tiga siklus ini, dapat ditarik simpulan bahwa melalui Penerapan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn materi NKRI bagi siswa kelas V SD Negeri Bulakrejo 01Kecamatan Sukoharjo semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa kondisi awal 70,95 menjadi 80,95 meningkat sebanyak 10,00. Persentase tuntas belajar klasikal pada kondisi awal 42,85% menjadi 100% meningkat sebanyak 57,15%
Kata Kunci: Cooperative Learning, Hasil belajar PPKn, NKRI
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran di SDN Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo terlihat siswa tidak menunjukkan minat yang berarti dan partisipasi dalam proses pembelajaran. Siswa lebih banyak menunggu dan diam saat penjelasan dari guru tentang materi yang sedang dipelajari. Disaat guru bertanya siswa tidak segera berusaha untuk menjawab. Terlihat siswa hanya menunggu apa yang akan di instruksikan oleh guru. Sehingga suasana pembelajaran menjadi cepat membosankan jenuh.
Penerapan model pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran berlangsung. Dimana setiap siswa memiliki kemampuan penangkapan materi yang berbeda sehingga jika pemilihan model pembelajaran yang tepat , maka tujuan pembelajran akan tercapai. Ada berbagai model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Dalam pembelajaran ini , siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok. Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan salah satu teknik pembelajaran kooperatif Learning..
Kondisi di kelas saat ini menunjukkan dari kriteria ketuntasan minimal yaitu tujuh puluh lima. Hasil Ulangan harian siswa kelas V SD Negeri Bulakrejo 01 sejumlah 21 orang siswa yang tuntas hanya 9 orang siswa dan 12 orang siswa lainnya tidak tuntas, jadi prosentasenya hanya 42,85% siswa kelas V mengalami ketuntasan belajar.
Hal tersebut diatas terjadi oleh beberapa faktor penyebab yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang masih rendah, dan merasa bosan dalam proses pembelajaran adalah hasil belajar yang tidak memuaskan. Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang “Peningkatan Hasil Belajar PPkn materi NKRI Melalui pendekatan Cooperative Learning Siswa Kelas V SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017â€
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu:
“Apakah melalui pedekatan Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PPKn pada materi NKRI Siswa Kelas V semester 1 SDN Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo ?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar PPKn pada materi NKRI melalui pendekatan Cooperative Learning Siswa Kelas V SDN Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2005: 34) bahwa:
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pendapat di atas jelas bagi kita bahwa PKn bertujuan mengembangkan potensi individu warga negara, dengan demikian maka seorang guru PKn haruslah menjadi guru yang berkualitas dan profesional, sebab jika guru tidak berkualitas tentu tujuan PKn itu sendiri tidak tercapai. Secara garis besar mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki 3 dimensi yaitu:
a. Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan (Civics Knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum dan moral.
b. Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civics Skills) meliputi keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Dimensi Nilai-nilai Kewarganegaraan (Civics Values) mencakup antara lain percaya diri, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur. (Depdiknas 2003: 4)
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa dalam mata pelajaran Kewarganegaraan seorang siswa bukan saja menerima pelajaran berupa pengetahuan, tetapi pada diri siswa juga harus berkembang sikap, keterampilan dan nilai-nilai. Sesuai dengan Depdiknas (2005: 33) yang menyatakan bahwa tujuan PKn untuk setiap jenjang pendidikan yaitu mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan melalui pemahaman, keterampilan sosial dan intelektuan, serta berprestasi dalam memecahkan masalah di lingkungannya.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, maka guru berupaya melalui kualitas pembelajaran yang dikelolanya, upaya ini bisa dicapai jika siswa mau belajar. Dalam belajar inilah guru berusaha mengarahkan dan membentuk sikap serta perilaku siswa sebagai mana yang dikehendaki dalam pembelajaran PKn.
Model Cooperative Learning
Salah satu model pembelajaran yang digunakan pada kegiatan pembelajaran adalah model cooperative learning. Model cooperative learning adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam bentuk kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Hanafiah & Cucu Suhana (2010: 41) mengemukakan bahwa cooperative learning, yaitu model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam rangka mengoptimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Selanjutnya Wena (2013: 189) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu Suprijono (2010: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa cooperative learning merupakan model pembelajaran berdasarkan kelompok kecil dimana pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok untuk saling bertukar informasi dan gagasan untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran juga menanamkan sikap kerja sama siswa dengan saling menghargai pendapat orang lain.
Hipotesis
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
“Melalui Pendekatan Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PPKn materi NKRI Siswa Kelas V semester 1 SDN Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjoâ€
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada kelas V semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Alasan pemilihan adalah karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam pelaksanaan tindakan.
Penelitian direncanakan dalam waktu 5 (lima) bulan yaitu dari persiapan penelitian bulan Juli 2016 sampai dengan penyusunan laporan penelitian bulan Nopember 2016. Secara rinci kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Pelaksanaan Tindakan kelas dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 21 orang siswa. Alasan pemilihan subjek adalah bahwa di kelas tersebut ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran PPKn masih rendah, yaitu baru mencapai 42,85% dari jumlah siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Observasi Langsung
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung baik secara formal maupun informal untuk mengamati tempat atau lokasi sekolah dan berbagai sarana yang dapat digunakan sebagai media penunjang kegiatan pembelajaran mata pelajaran PPKn.
Observasi yang dilakukan penulis dilakukan di SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan mengamati secara langsung tehadap peristiwa/ kegiatan pembelajaran PPKn meliputi: a) kemampuan guru dalam menjelaskan kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran, b) kemampuan mengembangkan pendekatan, metode dan media dalam pembelajaran PPKn c) Penguasaan Kelas d) kemampuan menggunakan alat penilaian.
Analisis Dokumen (content analys)
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip, baik yang dimiliki sekolah, para guru maupun siswa. Kegiatan ini selain untuk mencatat semua arsip dan dokumen juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang kondisi dokumen arsip tersebut, termasuk juga makna yang tersirat. Teknik pemanfaatan dokumen sebagai sumber data penelitian ini sering dikenal dengan istilah content analys.
Arsip dan dokumen, meliputi rencana pembelajaran kelas V, buku harian sekolah, tugas siswa, daftar guru, daftar inventaris sekolah. Pencatatan dokumen dan arsip yang peniulis sebutkan diperpleh untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi lapangan.
Teknik Tes
Tes yang digunakan dalam pengumpulan data berupa tes. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat kompetensi siswa dalam penguasaan konsep IPA materi memahami perubahan sifat benda.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa kelas V SD Negeri Bulakrejo 01, pada pembelajaran PPKn materi NKRI. Guru dan siswa kelas V SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, menggunakan metode ceramah, mengamati dan menyimak materi yang dijelaskan oleh guru, dilanjutkan tugas mandiri. Sehingga membuat siswa merasa jenuh dan tidak menarik untuk mengikuti pembelajaran,
Dalam kegitan orientasi dan identifikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang materi NKRI.
Hasil tes diperoleh dari nilai ulangan harian yang diperoleh dari 21 orang siswa kelas V Semester I SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan nilai ulangan harian, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh adalah sebesar 60, nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 70,95. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 70,95 < KKM yang ditetapkan, yaitu sebesar 75,00. Atas dasar hal tersebut, maka siswa kelas V Semester I SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017 secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran PPKn materi NKRI.
Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, dari 21 siswa yang ada, jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > KKM baru mencapai 9 orang siswa (42,85%). Sisanya sebanyak 12 orang siswa (57,15%) belum mencapai batas tuntas. Dengan demikian, secara klasikal siswa kelas V Semester I SD Negeri Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017 belum mencapai batas tuntas penguasaan penuh secara klasikal yang dipersyaratkan> 80.00%.
Tabel 2 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas Kondisi Awal
No. |
Ketuntasan |
Jumlah |
% |
1. |
Tuntas |
9 |
42,85% |
2. |
Tidak Tuntas |
12 |
57,15% |
Jumlah |
21 |
100% |
|
Nilai Rata-rata |
70,95 |
||
Nilai Terendah |
60 |
||
Nilai Tertinggi |
80 |
Deskripsi Tindakan Siklus I
Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku kelas dan dampak proses yang dihasilkan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dilakukan. Hasil tes menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 65, nilai tertinggi sebesar 85, dan nilai rata-rata sebesar 74,76. Mengingat nilai rata-rata yang diperoleh siswa < KKM sebesar 75.00 maka siswa kelas V Semester I SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017 secara klasikal dapat dikatakan sudah mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, hasil tes akhir tindakan Siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > KKM adalah sebanyak 15 orang siswa (71,42%).Sisanya sebanyak 6 orang siswa (28,58%) masih belum mencapai ketuntasan.
Tabel 3 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas Siklus I
No. |
Ketuntasan |
Jumlah |
% |
1. |
Tuntas |
15 |
71,42% |
2. |
Tidak Tuntas |
6 |
28,58% |
Jumlah |
21 |
100% |
|
Nilai Rata-rata |
74,76 |
||
Nilai Terendah |
65 |
||
Nilai Tertinggi |
85 |
Deskripsi Tindakan Siklus II
Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil tes akhir tindakan Siklus II dapat diketahui bahwa terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 75, nilai tertinggi sebesar 90, dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 80,95. Mengingat nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa > KKM yang ditetapkan sebesar 75.00, maka siswa kelas V Semester I SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017 secara klasikal sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar siswa, jumlah siswa sudah seluruhnya mencapai batas tuntas minimal dengan nilai >75.00 yaitu sebanyak 21 orang siswa atau 100%. Atas dasar hal tersebut, maka tingkat penguasaan penuh secara klasikal sebesar 80% sudah tercapai.
Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
No. |
Ketuntasan |
Jumlah |
% |
1. |
Tuntas |
21 |
100% |
2. |
Tidak Tuntas |
0 |
0% |
Jumlah |
21 |
100% |
|
Nilai Rata-rata |
80,95 |
||
Nilai Terendah |
75 |
||
Nilai Tertinggi |
90 |
Pembahasan Hasil Tindakan
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa â€Pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn materi NKRI bagi siswa Kelas V Semester I SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun Pelajaran 2016/2017†terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Pada kondisi awal, hasil belajar siswa cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata hasil belajar sebesar 70,95 dan tingkat ketuntasan belajar sebesar 42,85%. Kondisi tersebut diindikasikan disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang mampu mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran cenderung bersifat teacher-centered dan didominasi guru.
Guna mengatasi hal tersebut maka guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning. Pembelajaran Cooperative Learning merupakan suatu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuan mereka melalui proses mencari dan menemukan. Penggunaan metode ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan mereka tentang suatu konsep.
Upaya perbaikan yang dilakukan guru cukup berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 70,95 pada kondisi awal menjadi 74,76. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 42,85% pada kondisi awal menjadi 71,42% pada tindakan Siklus I.
Peningkatan tersebut dipandang belum optimal, karena tingkat penguasaan penuh secara klasikal > 80%. Berpijak dari kondisi tersebut maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II. Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II adalah dengan memberikan contoh nyata. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas siswa agar lebih aktif berinteraksi dalam pembelajaran.
Tindakan perbaikan yang dilakukan guru tersebut cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai-rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 70,95 pada tindakan kondisi awal, meningkat menjadi 80,95 pada tindakan Siklus II meningkat sebesar 10,00 Adapun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 71,42% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi100% pada tindakan Siklus II terjadi peningkatan 28,58% dari kondisi awal sampai siklus II
Data perkembangan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 5 Daftar Nilai Siswa Kondisi Awal Hingga Tindakan Pembelajaran Siklus II
Uraian |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
TUNTAS |
9 |
15 |
21 |
BELUM TUNTAS |
12 |
6 |
0 |
JUMLAH |
1.490 |
1570 |
1700 |
RATA-RATA |
70,95 |
74,76 |
80,95 |
NILAI TERENDAH |
60 |
65 |
75 |
NILAI TERTINGGI |
80 |
85 |
90 |
Dari tabel dan diagram diatas Tindakan perbaikan yang dilakukan guru tersebut cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai-rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 70,95 pada tindakan kondisi awal, meningkat menjadi 80,95 pada tindakan Siklus II meningkat sebesar 10,00 Adapun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 71,42% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 100,00% pada tindakan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 28,58% dari kondisi awal sampai siklus II
P E N U T U P
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam selama tiga siklus ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Melalui Penerapan pembelajaran dengan Pendekatan Cooperative Learning.
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PPKn materi NKRI bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri Bulakrejo 01 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa kondisi awal 70,95 menjadi 80,95 meningkat sebanyak 10,00. Persentase tuntas belajar klasikal pada kondisi awal 42,85% menjadi 100% meningkat sebanyak 57,15%
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan ini, dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning peneliti memberikan sejumlah saran. Saran tersebut ditujukan kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan peneliti selanjutnya.
Bagi Sekolah
Agar setiap kepala sekolah dapat berperan aktif dalam mendukung penerapan pendekatan ketrampilan proses dalam proses pembelajaran PPKn karena dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga siswa lebih semangat dalam belajar.
Bagi Guru Kelas
a. Guru kelas lainnya disarankan dapat menerapkan pendekatan Cooperative Learning dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dengan pembelajaran ini siswa dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonstruksikan pengetahuan mereka.
b. Guru kelas disarankan agar dapat mengkondisikan kelas sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
c. Guru kelas disarankan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan siswa karena hal itu akan menciptakan suasana pembelajaran yang komunikatif dan menyenangkan.
Bagi siswa
a. Siswa hendaknya lebih tertib dan fokus dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Siswa disarankan untuk berperan aktif pada proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan Cooperative Learning proses dalam pembelajaran PPKn.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Agus Suprijono, 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Agus Suprijono ,2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran:
Refika Aditama
H.B Sutopo , 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan
Terapannya dalam Penelitian. Surakarta Universitas Sebelas Maret.
H.B Sutopo, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press
Huda Miftahul, 2012. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Isjoni ,2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan antar Peserta
Didik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jamil Suprihatiningrum,2003. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasinya.
Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Made Wena, 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer.Jakarta:PT bumi
Aksara
Meleong Lexy J, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda karya
Rochianti Wiriaatmadja, 2006. Model penelitian Tindakan Kelas.bandung:Remaja
Rosda karya
Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran.Depok: PT Rajagrafindo
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta: Bumi Aksara