Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Metode Cooperatif Tipe Jigsaw
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI ORGANISASI
MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIF TIPE JIGSAW
SISWA KELAS V SDN NGUTER 01 KECAMATAN NGUTER
KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER II TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Tri Wahyuni
SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan dari tindakan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan hasil belajar PKn pada tentang memahami organisasi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw di kelas V SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo pada semester II tahun pelajaran 2016/2017.Pelaksanaan penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dilaksanakan di SD Negeri Nguter 01 dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas V SD Negeri Nguter 01 semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 28 siswa. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hipotesis menyatakan diduga Melalui penerapan metode pembelajaran metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada tentang memahami organisasi dengan di kelas V SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2016/2017 Hasil tes siswa rata-rata pada kondisi awal sebesar 63 pada siklus I sebesar 76,4 dan pada siklus II sebesar 82,1. Sedangkan presentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 43%, siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar 96,4%. Jadi terdapat peningkatan rata-rata dan presentase siswa yang telah mencapai KKM dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 19,1 dan peningkatan ketuntasan sebesar 53,4% dari kondisi awal sampai pada akhir siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diduga Melalui penerapan metode pembelajaran metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada tentang memahami organisasi dengan di kelas V SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2016/2017
Kata kunci: Hasil belajar PKn, metode pembeljaaran, cooperative tipe jigsaw
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, yang pada pasal 1 ayat 1 menyebutkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negaraâ€. Pada pasal 1 ayat 4 “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentuâ€.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi paradigma pembelajaran di sekolah banyak mengalami perubahan, terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran dari yang bersifat behavioristik menjadi konstruktivistik, dari berpusat pada guru (teaching centered) menuju berpusat pada siswa (student centered).
Oleh karena itu, peranan guru tidak semata-mata hanya memberikan ceramah yang sifatnya teksbook (book oriented) kepada siswa, melainkan guru harus mampu merangsang/memotivasi siswa agar mampu membangun pengetahuan dalam pikirannya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan membangun jaring-jaring komunikasi dan interaksi belajar yang bermakna melalui pemberian informasi yang sangat bermakna dan relevan dengan kebutuhan siswa. Upaya guru tersebut dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa untuk belajar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri. Implementasinya adalah setiap manusia memiliki gaya belajar yang unik, dan setiap manusia memiliki kekuatan sendiri dalam belajar.
Terdapat anggapan umum bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang mudah sehingga tidak perlu dirisaukan kesanggupan siswa untuk menguasainya. Namun kenyataan tidak semua siswa menunjukkan hasil belajar yang memuaskan, dan belum mampu menunjukkan sikap kerjasama dalam pergaulan sehari-hari serta berbagai sikap positif seorang warga negara, seperti tolong menolong, taat beribadah, dan lain-lain.
Gambaran tersebut menujukkan adanya kesenjangan antara kondisi aktual yang dihadapi di kelas dengan kondisi optimal yang diharapkan. Kesenjangan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, dari sudut pandang siswa: rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi PKn yang bersifat teoritis, kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh implementasi konsep PKn dalam kehidupan, kurangnya persiapan/motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah. Sedangkan dari sudut pandang guru, belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu kesulitan belajar siswa, kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotivasi belajar siswa di kelas.
Jika permasalahan tersebut di atas tidak segera dipecahkan akan memberikan dampak negatif terhadap kelancaran proses pembelajaran di kelas, antara lain: kesulitan dalam menghidupkan suasana kelas, karena kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kurangnya motivasi siswa dalam belajar PKn, dan prestasi belajar siswa mata pelajaran PKn kurang memuaskan
Permasalahan yang dihadapi penulis selaku guru kelas V hasil ulangan harian tentang memahami organisasi pada mata pelajaran PKn hasilnya memprihatinkan yaitu hanya 12 peserta didik dari jumlah 28 yang mendapat nilai di atas 70 atau di atas kriteria ketuntasan minimal kompetensi dasar (KKM) sedangkan 16 peserta didik masih di bawah KKM. Dengan demikian dapat diambil simpulan sementara bahwa peserta didik di kelas V masih rendah dalam mata pelajaran PKn.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mencoba untuk mengadakan refleksi terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan, Ternyata ada beberapa faktor penyebab yang menjadikan peserta didik belum memahami konsep pembagian dua angka. Faktor penyebab tersebut diantaranya yaitu (1) saat pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat, (2) metode yang digunakan kurang sesuai, (3) minat belajar siswa masih rendah pada pelajaran PKN, (5) adanya rasa takut bertanya kepada guru saat pembelajaran kemudian kalau ditanya diam saja, dan (6) sumber belajar hanya dari buku teks.
Dari beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya pemahaman PKN pada konsep memahami organisasi di kelas V yang paling berpengaruh adalah metode pembelajaran. Agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut perlu ada pemecahan guna memperbiki pembelajaran, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Melalui Penerapan Metode Cooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas V SDN Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan ini sebagai berikut:
“Berapa besar peningkatan hasil belajar mapel PKN tentang memahami organisasi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw di kelas V SD Negeri Nguter 01 pada semester II tahun pelajaran 2016/2017 ?
Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan yaitu:
Meningkatkan hasil belajar PKn pada tentang memahami organisasi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw di kelas V SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo pada semester II tahun pelajaran 2016/2017.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
Hakekat Hasil Belajar Siswa
Pengertian sehari-hari belajar sering diartikan sebagai kegiatan membaca dan menghafal. Pengertian semacam itu masih terlalu sempit. Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,skills, dan sikap attitudes. Banyak pengertian belajar telah dikemukan para ahli. Diantaranya menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.Kemudian Bell-Gredler (1986) belajar adalah proses psikologis bagaimana anak itu berpikir. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar pada intinya adalah perubahan perikau dari yang dulu tidak mengerti menjadi mengerti yang terdiri dari aspek pengetahuan,sikap dan psikomotor.
|
Berkaitan dengan itu menurut Rahmat (2001: 435) bahwa atribut pokok dalam pengertian belajar itu adalah (1) bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses atau aktivitas, siswa dikatakan belajar kalau terdapat aktivitas pada dirinya, baik secara fisik, mental (pikiran) maupun emosional (perasaan);(2) bahwa hasil belajar yang diharapkan berupa perubahan-perubahan perilaku (behavioral changes), baik aspek pengetahuannya, sikapnya maupun keterampilannya. Menurut Winataputra (2008: 218) menyatakan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses belajar harus dengan disengaja diorganisasikan dengan baik agar dapat menumbuhkanproses belajar yang baik yang pada gilirannya dapat mencapai hasil yang optimal. Berdasarkan pengertian belajar tersebut ternyata belajar bukan hanya mendapatkan pengetahuan saja. Namun individu yang belajar mengalami perubahan-perubahan tingkah laku.Menurut penulisdapat dikatakan bahwa belajar adalah adanya usaha sadar dari seseorang yang sedang mengalami proses belajar dan adanya perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pengertian belajar memiliki-ciri-ciri sebagai berikut (a) pada belajar terjadi proses mental atau proses berpikir;(b) pada belajar terjadi perubahan tingkah laku seseorang yang belajar akan bertambah atau berubah tingkah lakunya, baik pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai ,dan (c) pada belajar terjadi interaksi antara individu dan lingkungan,baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Metode Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arend, RI, 1997). Dalam hal ini, setiap anggota bertanggung jawab atas penguasaan bagian dari materi belajar yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Masing-masing anggota kelompok Asal bertemu dalam diskusi kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok Ahli, kembali pada kelompok Asal untuk menjelaskan pada teman sekelompoknya. Jigsaw didesain tidak hanya untuk meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri tetapi juga dituntut untuk saling ketergantungan dalam arti positif terhadap teman sekelompoknya.
Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan dari strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar sekaligus mengajarkan kepada orang lain. (Hisyam Zaini, 2004: 59)
Hipotesis Tindakan
Sebagai jawaban sementara atas hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diajukan suatu hipotesa sebagai berikut:
Melalui penerapan metode pembelajaran metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada tentang memahami organisasi dengan di kelas V SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2016/2017.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2017. Adapun jadwal waktu penelitian terbagi dalam tabel berikut.
Pelaksanaan Tindakan kelas dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
Tempat Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilakukan di SD Negeri Nguter 01 pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2016/2017 mata pelajaran PKn pada materi memahami organisasi.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas siswa kelas V SD Negeri Nguter 01 semester II tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 28 orang siswa yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 15 orang dan jumlah siswa perempuan 13 orang, yang berasal dari desa-desa di sekitar SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui skor dari peningkatan hasil belajar siswa selama kegiatan perbaikan pembelajaran PKn materi memahami organisasi.
Validasi Data
Dari sejumlah instrumen yang digunakan harus memiliki validitas yang handal. yang dimaksud dengan validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan validitas teman sejawat, yakni teman satu sekolah yang menganalisis dan mengoreksi soal-soal yang telah disusun peneliti sebelum digunakan dalam penelitian. Adapun hasil dari validasi teman sejawat menyatakan bahwa soal-soal sesuai untuk mengevaluasi hasil belajar dalam materi.
Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai peserta didik juga untuk memperoleh respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada pembelajaran PKn materi memahami organisasni, yang dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas V SD Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2016/2017 yang masih menggunakan metode ceramah, mengamati dan menyimak materi yang dijelaskan oleh guru, dilanjutkan tugas mandiri dan ulangan harian.
Pada kondisi awal ini diperoleh nilai rata-rata nilai rata-rata ulangan harian sebesar 70,81 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 60.
Adapun nilai ketuntasan pada kondisi awaldapat disajikan pada tabel dan diagram, sebagai berikut:
Tabel 2 Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal
No |
Aspek |
Frekuensi |
Presentase (%) |
1 |
Nilai Tertinggi |
85 |
|
2 |
Nilai Terendah |
50 |
|
3 |
Rata-rata |
63 |
|
4 |
Nilai tuntas |
12 |
43 |
5 |
Nilai belum tuntas |
16 |
57 |
Jumlah |
28 |
100% |
Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 12 siswa dari 28 siswa. Prosentase ketuntasan belajar sebesar 43%, maka perlu adanya perbaikan pembelajaran.
Deskripsi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil tes evaluasi pembelajaran siklus I yang dilaksanakan pada pertemuan kedua tanggal 20 Februari 2017, peneliti memperoleh hasil yaitu dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi, ada 21 siswa (75%) yang mencapai KKM 70 keatas atau mengalami tuntas dalam belajar, sedangkan 7 siswa (25%) belum mengalami tuntas belajar yaitu nilai KKM di bawah 70. Nilai rata-rata pada pembelajaran Siklus I adalah 76,4. Dapat pula kita lihat pada tabel, diagram dan distribusi frekuensi siswa pada Siklus I dibawah ini:
Tabel 3 Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
No |
Aspek |
Frekuensi |
Presentase (%) |
1 |
Nilai Tertinggi |
100 |
|
2 |
Nilai Terendah |
60 |
|
3 |
Rata-rata |
76,4 |
|
4 |
Nilai tuntas |
21 |
75 |
5 |
Nilai belum tuntas |
7 |
25 |
Jumlah |
28 |
100% |
Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 21 siswa dari 28 siswa. Prosentase ketuntasan belajar sebesar 75%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan materi dari perbaikan pembelajaran siklus I dibanding kondisi awal.
Dari tabel dan diagram dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik adalah 76,4 dan ketuntasan belajar mencapai 75% atau ada 21 peserta didik dari 28 peserta didik sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal peserta didik belum tuntas belajar, karena peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 75% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena guru dalam pembelajaran masih mendominasi dengan ceramah ,peserta didik masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw
Deskripsi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil tes evaluasi pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada pertemuan kedua tanggal 4 April 2017 peneliti memperoleh hasil yaitu dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi, ada 27 siswa (100%) yang mencapai KKM 70 keatas atau mengalami tuntas dalam belajar. Nilai rata-rata tes pada pembelajaran Siklus II adalah 82,1.
Dapat pula kita lihat pada tabel, diagram dan distribusi frekuensi siswa pada Siklus I dibawah ini:
Tabel 5 Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
No |
Aspek |
Frekuensi |
Presentase (%) |
1 |
Nilai Tertinggi |
100 |
|
2 |
Nilai Terendah |
80 |
|
3 |
Rata-rata |
82,1 |
|
4 |
Nilai tuntas |
27 |
96,4 |
5 |
Nilai belum tuntas |
1 |
3,6 |
Jumlah |
28 |
100% |
Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 27 siswa dari 28 siswa. Prosentase ketuntasan belajar sebesar 96,4%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan materi dari perbaikan pembelajaran siklus I dibanding siklus II.
Prosentase ketuntasan belajar sebesar 96,4%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan materi dari perbaikan pembelajaran siklus II dibanding kondisi awal dan siklus I
Pembahasan Tiap Siklus
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2 siklus dimana di tiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan, hasil ulangan evaluasi yang didapatkan siswa pada tahapan siklus mengalami peningkatan dari tahapan awal di kondisi awal meningkat di Siklus I kemudian mengalami peningkatan kembali di Siklus II. Ketuntasan belajar siswa meningkat pula. Hal tersebut dapat dilihat pada perbandingan hasil ketuntasan siswa pada tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 7 Perbandingan Ketuntasan Siswa Tiap Siklus
Tahapan Siklus |
Ketuntasan Siswa |
Prosentase Ketuntasan |
||
Tuntas |
Belum Tuntas |
Tuntas |
Belum Tuntas |
|
Kondisi awal |
12 |
16 |
43% |
57% |
Siklus I |
21 |
7 |
75% |
25% |
Siklus II |
27 |
1 |
96,4% |
3,6% |
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II berjalan dengan baik. presentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 43%, siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar 96%. Terjadi peningkatan ketuntasan sebesar 53,4% dari kondisi awal sampai pada akhir siklus II.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil dari tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Melalui penerapan metode pembelajaran metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada tentang memahami organisasi dengan di kelas V SD Negeri Nguter 01.pada semester II tahun pelajaran 2016/2017.
Hasil tes siswa rata-rata pada kondisi awal sebesar 63 pada siklus I sebesar 76,4 dan pada siklus II sebesar 82,1. Sedangkan presentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 43%, siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar 96,4%. Jadi terdapat peningkatan rata-rata dan presentase siswa yang telah mencapai KKM dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 19,1 dan peningkatan ketuntasan sebesar 53,4% dari kondisi awal sampai pada akhir siklus II
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut:
Bagi Siswa (peserta didik)
Siswa diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya
Bagi Guru
Hendaknya guru meningkatkan kemampuan profesional, dan Metode pembelajaran cooperative tipe jigsaw menjadi alternative pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Sekolah
Sekolahnya hendaknya upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. Mc. Graw Hill. Companies. United States of America.
Bell-Gredler,M.E. 1996. Learning and Instruction. New York:Macmillan Publishing.
Departemen Pendidikan Nasional , 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: PB.Cipta Jaya.
Departemen Pendidikan Nasional , 2004.Undang-Undang N0 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.
Gagne,RM.Briggs,LJ.,andWager,W.W, 1992.Principles of Instructional Design.Orlando: Holt Rinihart.andWiston.