PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KONDUKTOR

DAN ISOLATOR MELALUI PENERAPAN TEORI BRUNNER

SISWA KELAS VI SEMESTER I DI SDN 2 GAGAKAN

KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Eka Tri Prasetyaningsih

Guru SD Negeri 2 Gagakan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan dan pencapaian hasil belajar yang maksimal. Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil atau efektif apabila dapat menghasilkan perubahan tingkah laku lebih baik.Dalam penelitian aktiviatas dan hasil belajar siswa kelas VI semester I di SDN 2 Gagakan hasilnya masih rendah. Pada kondisi awal guru masih menggunakan pembelajaran secara konvensional. Dengan menerapkan metode pembelajaran teori Brunner mengubah pola berpikir siswa dan, diharapkan menumbuhkan kemampuan belajar,dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam kegiatan penelitian tindakan kelas menerapkan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus siswa mencapai ketuntasan belajar sekolah menentukan KKM 70. Penelitian tindakan kelas,yang dilaksanakan diharapkan guru dapat memperbaiki dalam menyusun RPP. Untuk menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran, secara sistimatis, efektif, mengidentifikasi masalah, merancang perbaikan pembelajaran. Melaksanakan perbaikan pembelajaran dan dapat membuat hasil perbaikan yang dilakukan jika tujuan terwujud, maka guru yang telah melaksanakan perbaikan pembelajaran. Berkembang menjadi guru yang penuh percaya diri. mampu secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai tuntunan zaman sebagai guru untuk mengikuti.supaya tidak ketinggalan. Dari pelaksanaan tindakan diketahui siswa yang mendapat nilai A = 4 siswa (36%) siswa yang mendapat nilai B = 7 siswa (63%) sedangkan siswa Hasil ketuntasan belajar, yang tuntas 11 siswa (100%), Sedangkan nilai rata-rata kelas 80.

Kata kunci: hasil belajar, teori brunner

 

Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan untuk pendidikan nasional yang mantap, berorientasi pencapaian pendidikan lebih berkualitas, serta mampu menjawab tantangan masa kini dan masa mendatang datang supaya generasi, mampu terwujudnya pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman,secara terus menerus ssecara berkelanjutan, ditata,diatur,sedemikian dikembangkan sesuai perubahan kurikulum dalam melaksanakan kegiatan harus, disesuaikan kebutuhan, tuntutan zaman, masyarakat untuk mengikuti perkembangan kemajuan yang lebih cepat untuk itu dalam pendidikan,memberikan prioritas karena dipandang perlu, strategi bagi masa depan kemajuan bangsa.

Salah satu usaha untuk peningkatan mutu kualitas pendidikan Sekolah Dasar guru melaksanakan kegiatan sesuai tugas pokoknya, mencerdaskan siswa dalam rangka mencapai program yang sudah ditentukan pada satuan pendidikan, seorang guru untuk selalu belajar secara terus menerus mengikuti perkembangan kemajuan kurikulum menghendaki adanya perubahan, maka kita mengikuti,dalam menyampaikan materi harus memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan sekolah dapat terpenuhi, untuk membantu agar tercapai pembelajaran sesuai dengan harapan,sebab dengan ditingkatkan peran guru dan kelengkapan sarana dan prasarana diharapkan kinerja guru dan hasil belajar siswa.

Keberhasilan melaksanakan pendidikan di Sekolah Dasar dapat dicapai apabila kegiatan belajar mengajar di kelas dapat berlangsung dengan baik, efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka peranan, kedudukan dan keberadaan guru ketika menyajikan materi dilaksanakan dengan baik sangatlah menentukan keberhasilan siswa.Mengingat pentingnya peranan guru di Sekolah Dasar, maka idealnya kemampuan mengajar terus ditingkatkan. Peningkatan itu meliputi peningkatan pengetahuan akademis, dan peningkatan kemampuan profesional khususnya yang berkaitan dengan melaksanakan pembelajaran, mengadakan penelitian,untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara terus menerus,sejalm kemajuan tehnologi,menuntut guru untuk mengikuti perkembangan, sehingga dapat mengetahui dan memantau perkembangan siswa ketika menerima materi pembelajaran yang disampaikan dipahami supaya tercapai hasil belajar maksimal.

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan dan pencapaian hasil belajar yang maksimal. Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil atau efektif apabila dapat menghasilkan perubahan tingkah laku lebih baik.Dalam penelitian aktiviatas dan hasil belajar siswa kelas VI semester I di SDN 2 Gagakan hasilnya masih rendah. Pada kondisi awal guru masih menggunakan pembelajaran secara konvensional. Dengan menerapkan metode pembelajaran teori Brunner mengubah pola berpikir siswa dan, diharapkan menumbuhkan kemampuan belajar,dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam kegiatan penelitian tindakan kelas menerapkan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus siswa mencapai ketuntasan belajar sekolah menentukan KKM 70.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar masalah diatas maka guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas melalui perbaikan pembelajaran menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah guru menerapkan teori Brunner terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa masalah tentang tumbuhan sahabatku ?
  2. Apakah guru menerapkan teori Brunner dalam pembelajaran masalah tentang tumbuhan sahabatku terdapat peningkatan belajar kelompok siswa kelas VI semester I di SDN 2 Gagakan ?
  3. Apakah guru menerapkan teori Brunner dalam pembelajaran tentang tumbuhan sahabatku terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VI semester I di SDN 2 Gagakan ?

Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas,yang dilaksanakan diharapkan guru dapat memperbaiki dalam menyusun

  • Untuk menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran, secara sistimatis, efektif, mengidentifikasi masalah, merancang perbaikan pembelajaran
  • Melaksanakan perbaikan pembelajaran dan dapat membuat hasil perbaikan yang dilakukan jika tujuan terwujud, maka guru yang telah melaksanakan perbaikan pembelajaran
  • Berkembang menjadi guru yang penuh percaya diri. mampu secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai tuntunan zaman sebagai guru untuk mengikuti.supaya tidak ketinggalan
  • Pada akhirnya guru dapat berkembang menjadi professional. pembelajaran bermanfaat untuk peningkatan proses dan hasil belajar siswa, sehingga akan berkualitas terhadap hasil belajar.

 Manfaat Penelitian

Apapun yang dihasilkan dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pendidikan umumnya. Hasil ini sangat bermanfaat

Bagi Siswa

  • Untuk peningkatan kreatifitas belajar kepada yang lebih baik
  • Berguna peningkatan prestasi belajar yang dilaksanakan
  • Berguna peningkatan hasil belajar yang dilaksanakan tercapai

Bagi Guru

  • Dapat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dapat memperkaya pengalaman penerapan teori Brunner dan pengamatan melalui metode demonstrasi pada semua materi yang dipelajari.
  • Dapat menimbulkan kreativitas dan motivasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan melakukan pembelajaran di kelas.

Bagi Peneliti

  • Untuk digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang sedang dan akan dilakukan. pada penelitian waktu mendatang
  • Dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian lain dengan kasus yang sama dalam memperbaiki pembelajaran.
  • Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam kegiatan penelitian

Bagi Sekolah

  • Dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dan berkualitas untuk memasuki tingkat-tingkat sekolah yang lebih tinggi.
  • Dapat dijadikan bahan kajian menentukan kebijakan pelaksananaan proses selanjutnya untuk perbaikan kegiatan.

– Dapat dijadikan sebagai bahan kajian,merupakan informasi langkah awal pelaksanaan inovasi pendidikan.motivasi

 

 

 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

 Kajian Teori

 Belajar penemuan (Discovery Learning) dari Jerome S Brunner adalah model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kepada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan kontruktivisme. siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip, tugas guru mendorong siswa untuk belajar mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip untuk diri mereka sendiri. Pada pengembangan kurikulum 2013 telah dissempurnakan berdasarkan, teori kontruktivisme banyak memberikan sumbangan sangat berarti terhadap pengembangan model kooperatif berdasarkan masalah yang harus dicari pemecahannya.

Brunner menekankan setiap individu pada waktunya mengalami pertistiwa dilingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa didalam pikirannya, yaitu suatu mental tentang peristiwa/ benda yang dialami atau dikenal.Menurut Brunner, dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu:tahap Enaktif atau tahap kegiatan (Enactive) tahap pertama siswa belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini siswa masih dalam gerak refleks dan mencoba. ptahap ikonik atau tahap gambar bayangan (Iconic) pada tahap ini, siswa telah mengubah, menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. tahap simbolik (Symbolic) Pada tahap terakhir siswa dapat mengutamakan bayangan mental dalam bentuk simbol dan bahasa. apabila ia berjumpa dengan suatu simbol, maka bayangan mental ditandai simbol akan dapat dikenalnya kembali.

Belajar penemuan (discovering learning) merupakana salah satu model pembelajaran/ belajar kognitif yang dikembangkan oleh Brunner (1966). Menurut Brunner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Agar belajar menjadi bermakna dan memiliki struktur informasi yang kuat, siswa harus aktif mengidentikasi prinsip-prinsip kunci yang ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan dari guru saja. (Gagne/Berliner, 319-320).

Brunner yakin bahwa belajar penemuan adalah proses belajar di mana guru harus menciptakan situasi belajar yang problematis, menstimulus siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa mencari jawaban sendiri, dan melakukan eksperimen. Bentuk lain dari bekerja dengan contoh tersebut sampai dapat menemukan sendiri hubungan antar konsep. Menurut Brunner, belajar peemuan akhirnya dapat meningkatkan penalaran dan kemampuan untuk berpikir secara bebas dan melatih ketrampilan kognitif siswa dengan cara menemukan dan memecahkan masalah yang ditemui dengan pengetahuan yang dimiliki dan menghasilkan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya.

Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna.pengetahuan yang diperoleh siswa akan tersimpan lama dan mudah diingat.belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan agar siswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterimanya. transfer dapat ditingkatkan setelah generalisasi ditemukan sendiri oleh siswa. penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivasi belajar. penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.

Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu dijelaskan tentang aktivitas dan belajar. menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), Aktivitas artinya “kegiatan / keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Sedangkan Belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 28), adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku sebagai hasil telah melaksanakan belajar.

 Penelitian Yang Relevan

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tumbuhan sahabatku karena merupakan sumber kehidupan,dimanfaatkan oleh manusia,hewan sebagai bahan makanan.Untuk itu siswa perlu diberikan pengetahuan tentang perkembang biakan tanaman,contoh jagung berkembang biak,penduduk pulau madura menjadikan jagung sebagai makanan pokok.Jagung sebagai sumber karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh,sebagai sumber tenaga,sebagai kita melaksanakan kegiatan membutuhkan kalori cukup banyak.

 Kerangka Berfikir

Guru yang melaksanakan penelitian menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran masih secara konvensional sehingga kemampuan dan hasil belajar siswa masih rendah.

2 Guru melaksanakan perbaikan kegiatan pembelajaran melalui menerapkan teori Brunner terdapat peningkatan kemampuan belajar secara maksimal

3 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui menerapkan teori Brunner terdapat peningkatan hasil belajar secara maksimal

 Hipotesis Tindakan

  1. Diduga guru menerapkan teori Brunner dalam kegiatan pembelajaran terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa tentang tumbuhan sahabatku
  2. Diduga guru menerapkan teori Brunner dalam kegiatan pembelajaran tentang tumbuhan sahabatku terdapat peningkatan belajar kelompok siswa kelas VI semester I di SDN 2 Gagakan
  3. Diduga guru menerapkan teori Brunner dalam kegiatan pembelajaran tentang tumbuhan sahabatku terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VI semester I di SDN 2 Gagakan

METODE PENELITIAN

 Seting Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, yang dilaksanakan dari bulan Juli 2019 s.d bulan Oktober 2019. Adapun pembagian waktu penelitian sudah tererinci sesuai perencanakan

Pelaksanaan perbaikan dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran..Tempat Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Gagakan Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora.

 Subyek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas yang menjadi subyek adalah semua siswa kelas V yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan,untuk peningkatan proses pembelajaran,untuk peningkatan hasil pembelajaran yang dilaksanakan selama ini belum memenuhi standart yang suah ditentukan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI semester I di SDN 2 Gagakan Data yang dikumpulkan dari siswa adalah tes tertulis pada setiap akhir siklus. Peneliti dibantu teman sejawat sebagai observer untuk mencatat kelebihan dan kekurangan selama penelitian sebagai sumber data.

 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik hasil tes dan non tes. Tes tertulis pada setiap akhir siklus, sedangkan non tes meliputi observer dan dokumentasi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian yang dilaksanakan melalui pengambilan data dari dua cara

Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan memberikan soal tes formatif sebagai alat untuk mengukur keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan kegiatan keaktifan dalam melaksanakan pembelajaran. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan tumbuhan sahabatku,.

Sumber Data

Guru melaksanakan proses kegiatan,pada jam akhir,memberikan tes bisa secara lisan maupun secara tertulis ini dilaksanakan. pada setiap siklus. nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis.

Observasi dilakukan teman sejawat sesame guru untuk melaksanakan pengamatan selama proses kegaiatan pembelajaran untuk mencatat kelebihan dan kekurangan selama pembelajaran yang dilaksanakan guru sebagai peneliti..

Refleksi dilaksanakan guru yang mengajar proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran

 Validasi Data

Validasi guru melaksanakan proses kegiatan, memberikan informasi,lembar kerja,dikerjakan secara kelompok untuk mengetahui kemampuan siswa mengikuti kegiatan menyampaikan pendapat dalam kerja sama,dan guru memberikan catatan, kemudian lembar soal tes formatif, guru memberikan penilaian hasilnya berbentuk nilai dilaksanakan setiap akhir siklus pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok.

Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data yang diperoleh dari proses penyusunan, hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari guru kelas sebagai peneliti, observer dan kepala sekolah mengikuti kegiatan guru melaksanakan penelitian, sehingga penelitian kegiatan dapat dipertanggung jawabkan

 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada disuailam penelitian ini teknik analisis deskriptif.Analisis diskriptif komparatif hasil beljaar dengan cara membandingkan hasil keberhasilan yang sudah dilaksanakan pada siklus I dan Siklus II sehingga perlu atau tidaknya perbaikan siklus berikutnya.

Analisis diskriptif kuantitatif hasil observasi yang diperoleh selama kegiatan berlangsung,hasil catatan diperoleh,dengan cara membandingkan observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

 Indikator Kinerja

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dianalisis meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, angket, dan test formatif masing-masing secara singkat diuraikan:

Pengamatan yang pengamat lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun kinerja siswa selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.

Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika,

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktifitas dalam menyelesaikan soal Angket diberikan dua kali,

 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam pra siklus, siklus I dan siklus II yang masing-masing dilaksanakan 4 tahapan: rencana tindakan (planning),melakukan tindakan (acting), pengamatan tindakan (observing), refleksi tindakan (reflecting).

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Deskri Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengajar secara konvensional, memberikan penjelasan kurang diperhatikan siswa cenderung mentransfer ilmu kepada siswa terilahat bosan, pasif,kurang aktif

 

 

 

Nilai Tes Formatif Pra Siklus

No Hasil Angka Hasil Huruf Arti Lambang Jumlah Siswa Persentase
1 86-100 A Amat baik 2 19%
2 70-85 B Baik 3 27%
3 56-69 C Cukup 3 27%
4 41-55 D Kurang 3 27%
Jumlah 11 100%

 

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dapat diketahui siswa yang mendapat nilai A sejumlah 2 siswa atau 19%, yang mendapat nilai B sebanyak 3 siswa atau 27% yang mendapat, nilai C sebayak 3 siswa atau 27% yang mendapat,nilai D sebanyak 3 siswa. atau 27% tindakan nyata.

Deskripsi kegiatan pembelajaran Siklus I

Perencanaan tindakan (planning),melakukan tindakan (acting), pengamatan tindakan (observing), refleksi tindakan (reflecting).dapat diuraiakan:Pemilihan materi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dipilih dalam penelitian kompetensi dasar:tumbuhan sahabatku.

Nilai Tes Formatif Siklus I

No Hasil Angka Hasil Huruf Arti Lambang Jumlah Siswa Persentase
1 86-100 A Amat baik 3 28%
2 71-85 B Baik 4 36%
3 56-70 C Cukup 4 36%
4 41-55 D Kurang 0 0%
Jumlah 11 100%

 

Dari hasil tes siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mencapai nilai A (baik sekali) adalah 3 siswa (28%), siswa yang mendapat nilai B (baik) 4 siswa (36%), siswa yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa (36%) sedangkan siswa yang mendapat nilai D (kurang) 0 siswa dari jumlah 11 siswa tes formatif diketahui secara jelas..

 Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan perencanakan pelaksanaan tindakan pembelajaran (planning),melakukan tindakan (acting), pengamatan tindakan (observing), refleksi tindakan (reflecting).hasil belajar yang diperoleh

Hasil Tes Formatif Siklus II

No Hasil Angka Hasil Huruf Jumlah Siswa Persentase
1 86-100 A 4 36%
2 70-85 B 7 64%
3 56-69 C 0 0%
4 41-55 D 0 0%
Jumlah 11 100%

 

Dari dat diketahui siswa yang mendapat nilai sangat baik (A) adalah 4 siswa (36%), yang mendapat nilai baik (B) adalah 7 siswa (64%) yang mendapat nilai cukup (C) adalah 0 siswa (0%) dari jumlah 11 siswa.

 

 Pembahasan Belajar Pra Siklus

Pada awalnya pembelajaran tumbuhan sahabatku, siswa kelas VI masih rendah, salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan dan kurangnya siswa cinta membaca. Selain itu masih menggunakan model pembelajaran konvensional. yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 5 siswa (48%), sedangkan yang belum tuntas 6 siswa (52%). Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan rata-rata kelas 66

 Pembahasan Belajar Siklus I

Hasil tindakan pembelajaran berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan diperoleh

Hasil Belajar menunjukkan bahwa yang mendapat nilai A = (sangat baik) 3 siswa atau 27%, B (Baik) 4 siswa (36%), siswa yang mendapat nilai C (Cukup) 4 siswa (36%)

Berdasarkan ketuntasan belajar dari 11 siswa yang tuntas 7 siswa (72%), siswa yang belum tuntas 4 siswa (36%), sedangkan dari hasil tes siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 nilai rata-rata 74..

 Pembahasan Pembelajaran Siklus II

Dari pelaksanaan tindakan diketahui siswa yang mendapat nilai A = 4 siswa (36%) siswa yang mendapat nilai B = 7 siswa (63%) sedangkan siswa Hasil ketuntasan belajar, yang tuntas 11 siswa (100%), Sedangkan nilai rata-rata kelas 80

 PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian dapat disimpulkan simpulkan sebagai berikut::

  • Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran karena dengan berbagai permasalahan kekurangan kesiapan belum maksimal,media,monotun, penguasaan siswa tidak maksimal siswa kurang memperhatikan, belum mencapai hasil belajar secara maksimal.
  • Guru melaksanakan perbaikan dengan menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan teori Brunner,memcahkn masalah secara bersama dalam kelompok,siswa mulai termotivasi,tumbuh rasa tanggung jawab, dapat menyelesaikan tugas secara bersama hasil yang dicapai terdapat peningkatan meskipun belum maksimal.
  • Hasil belajar pra siklus mencapai nilai ketuntasan 5 siswa,atau 48% yang belum mencapai 6 siswa,atau 52% nilai rata-rata 66, siklus I yang mencapai ketuntasan 7 siswa atau 64% yang belum mencapai tuntas 4 siswa,atau 36% nilai rata-rata 74 siklus II dari jumlah 11 siswa semua telah mencapai nilai ketuntasan,nilai 90 sebanyak 4 siswa,atau 36% nilai 80 sebanyak 3 siswa, atau 28% nilai 70 sebanyak 4 siswa.atau36%,Nilai rata-rata 80,sekolah menentukan KKM 70.

 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh guru kelas maka disarankan dalam pembelajaran sebagai berikut::

  1. Untuk peningkatan kemampuan siswa dalam mengatasi kekurang siswa bersikap pasif dalam menerima materi yang disampaikan guru, maka disarankan menggunakan metode yang tepat, siswa harus terlibat secara aktif,dalam kegiatan pembelajaran.
  2. Untuk peningkatan kemampuan siswa dan guru hendaknya dalam pembelajaran bisa menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi diajarkan kepada siswa pengusaan,menumbuhkan motivasi dalam menerima materi yang disampaikan.
  3. Rencana perbaikan pembelajaran disusun secara sistematis,media,alat peraga,sesuaai dengan materi sangat membantu keberhasilan dalam penyajian,sebagai bukti guru berhasil dalam mengusai siswa dan hasil belajar yang dicapai dapat maksimal..

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.

Hermawan, Asep Herly, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Lestari, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Siswa di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nasution, Noehi. 2005. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Andayani, dkk. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiranataputra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumaatmadja, H. Nursid, dkk. 2003. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ischak, dkk. 2003. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sardjiyo, Suryandi, Ischak. 2008. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.