Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Inkuiri
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS VI
SDN SEMAWUR SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jariman
SD Negeri Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan melaksanakan perbaikan pembelajaran karena banyak peserta didik yang kurang memahami materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikarenakan masih banyak peserta didik yang tidak menyukai materi, pembelajaran yang membosankan dapat dilihat dari peserta didik menerima materi yang disampaikan oleh gurunya, dan secara umum dapat dilihat dari nilai akademiknya dari 22 siswa kelas VI yang terdiri dari 10 laki – laki dan 12 perempuan banyak yang mendapatkan nilai dibawah KKM = 6,5 yaitu berkisar 18 siswa atau 81,8%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM hanya 4 siswa atau 18,2% dari 22 siswa. untuk peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri. Penelitian ini dilakukan dalam 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Oktober 2017 sampai dengan Desember 2017.Penelitian ini mengunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada siswa kelas VI melalui metode pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dengan materi pokok konduktor dan isoloator panas, hasil belajar meningkat dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbukti dari nilai hasil belajar setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu pada prasiklus siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 4 siswa atau 18,2%, setelah dilakukan siklus I siswa yang mendapat nilai diatas KKM meningkat 59,1% yaitu 17 siswa atau 77,3% dan berlanjut di siklus II. di siklus II ini nilai siswa kelas VI juga meningkat menjadi 21 siswa atau 95,5% dari 22 siswa ini membuktikan bahwa pembelajaran mengunakan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Semawur Semester I Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar, Menerapkan Inkuiri, Konduktor dan Isolator Panas.
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Pembelajaran IPA di SD merupakan wahana untuk membekali siswa dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada disekelilingnya.IPA berhubungan dengan gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kesimpulan pengetahuan yang berupa fakta , konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (inkuiri). Dengan demikian, bahwa pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung.
Permasalahan tersebut perlu mendapat suatu tindakan. Peneliti memberikan alternatif solusi yaitu penggunaan merode pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA. Inkuiri sendiri merupakan salah satu jenis metode yang sesuai bagi siswa yang masih memerlukan bimbingan guru dalam mencari dan menemukan pengetahuan.Sasaran utama kegiatan mengajar strategi inkuiri adalah mengembangkan sikap percaya diri pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses pembelajaran. Inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Seluruh aktivitas yang dilakuakan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Pernyataan tersebut memperjelas bahwa pembelajaran inkuiri menekankan aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan pengetahuan. Pembelajaran inkuiri dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan mengoptimalkan hasil belajar.Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti perlu melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Semester I dalam pembelajaran IPA melalui metode inkuiri.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan metode inkuiri dalam peningkatan hasil belajar IPA materi pokok konduktor dan isolator panas pada kelas VI SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018?.
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPA materi pokok konduktor dan isolator panas pada kelas VI SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018?.
Tujuan penelitian
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Semawur Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi pokok Konduktor dan Isolator Panas.
2. Untuk penerapan metode inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Semawur Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi pokok Konduktor dan Isolator Panas.
Manfaat penelitian
Adapun yang dihasilkan dalam dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi guru khususnya dan bagi pendidikan pada umumnya. Hasil ini sangat bermanfaat bagi:
1. Bagi Siswa:
a. Dapat meningkatkan hasil belajar
b. Dapat meningkatkan prestasi belajar
c. Dapat meningkatkan keaktifan belajar.
2. Bagi Guru:
a. Dapat meningkatkan Kualitas pembelajaran guru
b. Dapat memperkaya pengalaman dalam pembelajaran metode inkuiri.
3. Bagi Sekolah:
a. Dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dan berkualitas untuk memasuki tingkat – tingkat Sekolah yang lebih tinggi.
b. Dapat dijadikan bahan kajian menentukan kebijakan pelaksanaan proses pembelajaran lebih lanjut.
c. Dapat dijadikan sebagai langkah awal pelaksanaan inovasi pendidikan.
d. Dapat dijadikan refrensi guru dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Hasil Belajar IPA
Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar. Menurut Hamalik (2008: 159) bahwa hasil belajar menunjukan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2000: 7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru disuatu sekolah dan kelas tertentu.
Menurut Purwanto dalam (Abu Muhammad Ibnu Abdullah: http://spesialistorch. com/content/view/-/120/29/ yang diunduh pada 24 Juni 2015), menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya Oleh karena itu proposisi yang dipakai adalah sebagai berikut: Pertama, hasil belajar murid merupakan ukuran keberhasilan guru dengan anggapan bahwa fungsi penting guru dalam mengajar adalah untuk meningkatkan prestasi belajar murid; Kedua, hasil belajar murid mengukur apa yang telah dicapai murid; dan Ketiga, hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Metode inkuiri
Ahmadi dalam ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental dan fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri†konsep-konsep yang direncanakan oleh guru.
Pembelajaran inkuiri merupakan suatu pembelajaran yang menitik beratkan kepada aktivitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce dan Cahyono (2016: 16)
Sanjaya (2008: 200) pembelajaran inkuiri yaitu suatu pembelajaran yang dalam pelaksanaanya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas untuk siswa.Sebagian perencanaanya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan masalah. Dalam pembelajaran inkuiri guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berfikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai kemampuan berfikir tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Langkah – langka pembelajaran inkuiri yang ditempuh dalam penggunaan metode inkuiri menurut Ibrahim dan Nur, (2000: 13), antara lain sebagai berikut:
a. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran , menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
b. Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Guru membantu siswa adalam mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah
d. Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantui mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
e. Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan
Langkah yang digunakan dalam metode inkuiri dimulai dengan mengajarkan beberapa pertanyaan dengan memberikan beberapa informasi secara singkat, diluruskan agar tidak tersesat. Berdasarkan bahan yang ada siswa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum. Seberapa jauh guru dalam membimbing siswa tergantung pada kemampuan siswaa dan materi yang dipelajari. Metode inkuiri memberi kesempatan siswa menyelidiki dan menarik kesimpulan.
Kerangka berfikir
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat disusunlah kerangka berfikir sebagai berikut ;
1 Guru menerapkan metode inkuiri untuk peningkatan hasil belajar IPA materi pokok konduktor dan isolator panas pada kelas VI SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018
2 Guru menerapkan metode inkuiri untuk peningkatan hasil belajar IPA materi pokok konduktor dan isolator panas pada kelas VI SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah seperti yang telah diuraikan diatas , maka dapat dirumuskan hepotisis tindakan kelas sebagai berikut:
1. Diduga penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok konduktor dan isolator panas pada kelas VI SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Diduga pembelajaran dengan menggunakan Metode Inkuiri dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pokok Konduktor dan Isolator Panas pada Kelas VI SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai dari bulan Oktober 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Perbaikan dilakukan pada hari – hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 22 anak yang terdiri dari putra 10 siswa dan putri 12 siswa dengan materi pokok Konduktor dan Isolator Panas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
3. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada siswa kelas VI Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas VI karena peneliti adalah seorang guru yang mengajar Kelas VI dan mengapa yang diteliti kelas VI karena hasil yang diperoleh siswa nilainya rendah dan dibawah nilai KKM yang ditentukan.
Sumber Data
1. Data Premier
Tes yang digunakan guru adalah tes secara tertulis seperti mengerjakan soal tentang materi yang diajarkan, itu sebagai acuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Dari tes tersebut guru mendapatkan nilai ulangan, disinilah peneliti mengatahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa, tuntas atau tidak tuntas dilihat dari hasil ulangan tersebut.
2. Data Skunder
Proses pembelajan juga digunakan peneliti sebagai sumber data bagaimana anak pada saat Kegiatan belajar menerima materi dari guru serius atau tidaknya, suka atau tidak sukanya dengan materi itu dapat dilihat pada saat guru melakukan proses pembelajaran.
Motivasi siswa tidak jauh beda dengan proses pembelajaran motivasi siswa dalam menerima materi terlihat pada saat kegiatan belajar, semangat atau tidaknya ini juga digunakan peneliti untuk sumber data dalam melakukan penelitian.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Hasil Tes digunakan peneliti untuk mengetahuai sejauhmana siswa memahami materi Konduktor dan Isolator Panas dari hasil inilah digunakan peneliti untuk tindak lanjut dan perbandingan guru.disini guru menggunakan beberapa soal untuk dikerjakan oleh siswa kelas VI dan hasil ulangan ini digunakan peneliti/guru sebagai acuan tindakan.dan pada tahap ini peneliti menggunakan alat berupa Question (pertanyaan) dan tes berupa soal. Hasil ulangan yang diperoleh setelah siswa diberikan tugas inilah guru mengetahui tingkat keberhasilan siswa, ini bukti nyata untuk acuan melakukan penelitian lebih lanjut.mengunakan alat tes.
Non Tes kegiatan belajar mengajar adalah hal yang sering dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui sejauh mana siswa mau menerima pelajaran, dari proses pembelajaran ini juga digunakan guru untuk acuan melakukan penelitian tindak kelas karena mengapa anak kelihatan jenuh dalam menerima pelajaran yang diajarkan ini dalam hal ini peneliti mengunakan lembar observasi/Pengamatan.
Motivasi Siswa saat Belajar yang membuat beda adalah kurang semangatnya siswa dalam menangkap materi. Adapun lembar pengamatan yang dinilai guru dalam mengamati siswa saat menerima pelajaran. Ini juga mengunakan lembar observasi.
Validasi Data
Setelah data dikatagorikan sesuai dengan jenis datanya selanjutnya divalidasi dengan menggunakan teknik:
a) Member-check, yaitu meneliti kebenaran dan kesahihan data temuan. Dalam hal ini data atau informasi melalui diskusi dengan guru-guru setiap akhir dari suatu tindakan.
b) Triangulasi, yaitu proses meneliti kembali kebenaran data dengan mengkonfirmasikan data atau informasi dari sumber lain.
c) Audit Trail, yaitu meneliti kebenaran hasil penelitian dengan mendiskusikan dengan teman sejawat.
Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Setelah data diperoleh maka langkah yang dilakukan adalah menganalisis data tersebut. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai teknik yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif.
Indikator Keberhasilan
Berdasarkan ketentuan yang dibuat peneliti, teman sejawat dan dari SD Negeri Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa, keaktifan siswa mencapai indikator keberhasilan.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai adanya siklus. Dalam penelitian tindakan ini, rencana penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu rencana tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflection).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil dari pengamatan tersebut menunjukan nilai yang diperoleh siswa Kelas VI SDN Semawur yang berjumlah 22 Siswa sangat rendah terbukti dari nilai yang diperoleh siswa, banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 65 berjumlah 18 siswa atau 81,8% dari 22 siswa, yang memperoleh nilai diatas KKM berjumlah 3 siswa atau 13,6% dari 22 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai sama dengan KKM berjumlah 1 siswa atau 4,5% dari 22 siswa. Dari pengamatan guru banyak faktor yang menyebabkan rendahnya nilai siswa anatara lain siswa kurang fokus saat kegiatan belajar, siswa bosan dengan materi yang diterimanya terlihat kondisi fisik siswa yang sering ijin keluar ruangan kekamar mandi, kuramgnya alat peraga yang digunakan guru dalam proses belajar, dalam kelompok sering didominasikan hanya siswa yang pandai,kurangnya perhatian guru, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa diimbangi dengan percobaan sehingga nilai yang dihasilkan siswa jauh dari harapan.
Deskripsi Siklus I
Kegiatan inti pembelajaran siklus I guru menjelaskan peta konsep tentang konduktor dan isolator panas siswa menyimak penjelasan dari guru secara tenang dan sedikit ricu, kemudian guru menyiapkan LCD Proyektor dengan dihubungkan dengan laptop yang sudah disiapkan guru/peneliti dilanjutkan guru menampilkan contoh gambar – gambar bahan – bahan yang bersifat konduktor dan isolator panas serta dijelaskan pengertian konduktor dan pengertian isolator siswa menyimak penjelasan dari guru dengan tenang dan tidak ramai, guru megadakan tanya jawab kepada siswa pengertian konduktor dan isolator menurut pemahaman anak beserta contoh – contoh bahan yang bersifat konduktor dan isolator yang pernah dilihat siswa, masuk pada tahap elaborasi guru membagi siswa dalam kelompok, kolompok ini berdasarkan kesepakatan bersama yang sudah dipilih sebelumnya, dilanjutkan guru membagi kartu soal yang telah disiapkan guru dan dibagikan kepada siswa untuk di diskusikan bersama kelompok, guru memantau jalanya diskusi, keadaanpun hikmat dan tenang semua siswa mengerjakan tugas bersama kelompoknya masing – masing , meskipun ada beberapa siswa yang hiperaktif yang masih berlarian kesana – kesini itu tidak jadi masalah sebab masih dapat dipatau dan dilihat guru, dan secepatnya dapat dikendalikan guru, ada juga beberapa kelompok yang mengalamai kesulitan dalam memahami soal dan keguru membantu dalam pemahaman pemacahan masalah itu, siswa dikasih waktu 15 menit untuk mengerjakan tugas kelompok dan segera dikerjakan, waktupun berakhir perwakilan dari kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas dan kelompok lain menangapi dan memberikan solusi, kelaspun semakin ramai dan gadu maksudnya gadu keadaan kelas adalah dalam hal positif berbeda kelompok beradu argumentasi tentang pendapatnya masing – masing, disini guru mengamati jalanya presentasi dengan membawa rubrik penilaian pengamatan seperti sikap, keaktifan, kemandirian, dan rasa ingin tahu siswa,semangat belajar,kerjasama dengan kelompok, setelah selesai dengan kelompok dan menilainya siswa dikembalikan lagi seperti sebelumnya secara individu kembali ke mejanya masing – masing, guru melakukan tanya jawab dengan materi yang dibahas dengan kelompok, hanya beberapa siswa yang dapat menjawab hanya didominasi yang pandai saja, guru membagi Lembar kerja untuk dikerjakan secara mandiri, setelah selesai masuk pada tahap konfirmasi siswa bersama guru meluruskan materi yang telah dipelajari dan hal apa saja yang belum diketahui siswa, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah diterima hari ini yaitu kesimpulanya bahwa konduktor adalah benda yang dapat menghantarakan panas sedangkan isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas. Tahap refleksi guru bertanya kesan dan pesan siswa setelah mempelajari materi ini beberapa siswa yang berani menjawab belum secara keseluruhan. Tindak lanjut guru memberikan remidial bagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu berupa membuat keliping dan memberikan tugas rumah kepada semua siswa untuk dikerjakan di rumah. Penutupan diakhiri guru dengan salam.
Diskripsi Siklus II
Kegiatan inti diawali dengan siswa menyimak penjelasan guru secara teoritis dan siswa mendengarkan dengan seksama, karena guru menggunkan media LCD Proyektor yang telah disiapkan sebelumnya, guru menjelaskan peta konsep mata pelajaran IPA materi konduktor dan Isolator panas, menjelaskan sifat – sifat dan kegunaan bahan – bahan yang bersifat konduktor dan isolator panas siswa mendengarkan secara seksama dan terkadang terjadi tanya jawab ada interaksi yang terjalin, dan ini membuktikan siswa kelas VI sudah memahami materi yang diajarkan oleh guru kelas. Siswa dibagi dalam kelompok yang telah disusun sebelumnya masing – masing ketua kelompok mengambil kartu soal yang dibuat guru kelas untuk di diskusikan bersama kelomponya, siswa diberikan waktu 15 menit untuk mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru dan membuat laporan, guru memantau jalanya diskusi dengan membawa lembar pengamatan aktivitas siswa, setelah waktu yang ditentukan sudah habis perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas, kelompok lain menanggapi dan terjadi perdebatan dan guru meluruskan jawaban yang benar dan seterusnya sampai semua kelompok dapat bagian maju kedepan. Tahap konfirmasi guru berinteraksi dengan siswa membahas materi yang baru saja di diskusikan kelompok, siswa dan guru meluruskan hasil kerja kelompok bersama – sama dilanjutkan dengan siswa menyimpulkan materi yang baru diterima dan diluruskan oleh guru kelas VI.Kegiatan akhir pertemuan pertama siklus II, guru bersama siswa melakukan refleksi dengan tanya jawab membahas pesan dan kesan siswa setelah mempelajari materi hari ini dan guru memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa berakhir pelajaran dan ditutup dengan salam.
Pembahasan Kondisi Awal
Data kondisi awal hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Konduktor dan Isolator Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
Tabel.Kreteria Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No |
Kreteria |
Nilai Ketuntasan |
Jumlah Siswa |
|
Jumlah |
Presentase |
|||
1. |
Tuntas |
≥ 65 |
4 |
18,2% |
2. |
Belum Tuntas |
< 65 |
18 |
81,8% |
J U M L A H |
22 |
100% |
Dalam pelaksanaan pembelajaran Kondisi Awal ini dapat diketahui siswa yang tuntas dalam pembelajaran berjumlah 4 siswa atau 18,2% dari 22 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar berjumlah 18 siswa atau 81,8% dari 22 siswa. Perbandingan ketuntasan belajar dalam
Pembahasan Siklus I
Siswa dikatatan tuntas apabila memperoleh nilai diatas KKM, dan KKM sudah ditentukan guru sebesar 65, adapaun dalam pembelajaran Siklus I siswa yang tuntas dan belum tuntas dijabarkan dalam tabel Kreteria Ketuntasan Belajar Siklus I sebagai berikut:
Tabel.Kreteria Ketuntasan Siklus I
No |
Kreteria |
Nilai Ketuntasan |
Jumlah Siswa |
|
Jumlah |
Presentase |
|||
1. |
Tuntas |
≥ 65 |
17 |
77,3% |
2. |
Belum Tuntas |
< 65 |
5 |
22,7% |
J U M L A H |
22 |
100% |
Berdasarkan Tabel Kreteria Ketuntasan Siklus I dapat dikategorikan mengalami peningkatan, sebab pada pembelajaran Siklus I ini meningkat dibandingkan pada saat pembelajaran Kondisi Awal. Pada kondisi awal siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai diatas KKM berjumlah 4 siswa dari 22 siswa setelah dilakukan pembelajaran Siklus I meningkat menjadi 17 siswa atau 77,3%, sedangkan siswa yang belum tuntas saat pembelajaran kondisi awal berjumlah 18 siswa atau% dari 22 siswa setelah dilakukan pembelajaran Siklus I menurun menjadi 5 siswa atau 22,7% dari 22 siswa.
Pembahasan Siklus II
Siswa dikatatan tuntas apabila memperoleh nilai diatas KKM, dan KKM sudah ditentukan guru sebesar 65, adapaun dalam pembelajaran Siklus II siswa yang tuntas dan belum tuntas dijabarkan dalam tabel Kreteria Ketuntasan Belajar Siklus II sebagai berikut:
Tabel.Kreteria Ketuntasan Siklus II
No |
Kreteria |
Nilai Ketuntasan |
Jumlah Siswa |
|
Jumlah |
Presentase |
|||
1. |
Tuntas |
≥ 65 |
21 |
95,5% |
2. |
Belum Tuntas |
< 65 |
1 |
4,5% |
J U M L A H |
22 |
100% |
Berdasarkan Tabel 4.8. Kreteria Ketuntasan Siklus II dapat dikategorikan peningkatan dengan pesat, sebab pada pembelajaran Siklus II ini meningkat dibandingkan pada saat pembelajaran Siklus I. Pada Siklus I siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai diatas KKM berjumlah 17 siswa dengan presentase 77,3% dari 22 siswa setelah dilakukan pembelajaran Siklus II meningkat menjadi 21 siswa atau 95,5%, sedangkan siswa yang belum tuntas saat pembelajaran Siklus I berjumlah 5 siswa atau 22,7% dari 22 siswa setelah dilakukan pembelajaran Siklus II menurun menjadi 1 siswa atau 4,5% dari 22 siswa.
Berdasarkan tabel dan diagram perbandingan ketuntasan belajar dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar semakin meningkat terlihat dari hasil yang diperoleh siswa kelas VI SDN Semawur Kecamatan Ngawen Semester I pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi pokok konduktor dan isolator panas dengan menggunkan metode inkuiri tahun pelajaran 2017/2018. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dari kondisi awal, siklus dan dilanjutkan siklus II.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan tentang “Upaya meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok konduktor dan isolator panas dengan menggunakan metode inkuiri kelas VI SDN Semawur semester I tahun pelajaran 2017/2018†dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode inkuiri (penemuan) menggunakan instrument sumber data seperti Tes, Hasil Ulangan,Proses Pembelajaran dan Motivasi serta penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan diantaranya adalah perencanaan, pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam penelitian ini diukur dari hasil belajar siswa yang berupa hasil tes pada siklus I dan siklus II adapun data nilai prasiklus menunjukan 4 siswa dengan presentase 18,2% dari 22 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, Siklus I menunjukan peningkatan 17 Siswa dengan presentase 77,3% dari 22 Siswa yang mendapat nilai tuntas diatas KKM, kemudian dilanjutkan Siklus II mengalami peningkatan lagi yang menunjukan siswa yang mendapat nilai diatas KKM berjumlah 21 Siswa dengan persentase 95,5% dari 22 Siswa di SDN Semawur.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri (penemuan) sangat efektif dan efesien yang sesuai dengan daya berfikir dan kemampuan siswa di SDN Semawur Kelas VI Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Terbukti dari hasil penelitian pada setiap siklusnya yaitu nilai rata – rata kelas sebelum dilakukan siklus I hanya 57,7, Kemudian diadakan Siklus I nilai rata – rata kelas mengalami peningkatan yaitu 70,2, Siklus II semakin meningkat lagi dengan nilai rata – rata kelas menjadi 78,2. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri sangat berhasil dan membantu guru dalam proses pembelajaran karena setiap siklusnya nilai rata – rata kelas semakin meningkat.
Saran
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan penelitian dan hasilnya maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1 Bagi Sekolah
Pihak sekolah hendaknya meningkatkan ketrampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode inkuiri melalui workshop atau Seminar. Workshop tentang penerapan metode inkuiri pada mata pelajajaran IPA.
2 Bagi Guru
Guru dapat menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA.karena sudah terbukti menunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.Bagi Siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara belajar melalui metode inkuiri dan dapat menumbuhkan minat belajar IPA dan rasa percaya diri pada diri siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dalam ismawati (2007: 35) inkuiri berarti menanyakan, meminta keterangan, atau , dan berarti penyelidikan.
Andayani, dkk. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.
Hamalik (2008: 159) berpendapat hasil belajar sama prestasi belajar
Hermawan, Asep Herly, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ibrahim dan Nur, (2000: 13), Pembelajaran inkuiri penggunaan metode inkuiri
Ischak, dkk. 2003. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Joyce dan Cahyono (2008: 200) Pembelajaran inkuiri perencanaanya pelaksanaanya bimbingan
Joyce dan Cahyono (2016: 16) Pembelajaran inkuiri perencanaanya pelaksanaanya bimbingan
Lestari, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Nana Sudjana (2000: 7), Perubahan tingkah laku sebagai.Hasil belajar
Nasution, Noehi. 2005. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Purwanto dalam (Abu Muhammad Ibnu Abdullah: http://spesialistorch. com/content/view/-
/120/29/ yang diunduh pada 24 Juni 2015), menilai hasil belajar
Sumaatmadja, H. Nursid, dkk. 2003. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sardjiyo, Suryandi, Ischak. 2008. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiranataputra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.