PENINGKATAN HASIL BELAJAR SIMDIG

MATERI PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PADA SISWA KELAS X DPIB B SEMESTER 1

SMK NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Anis Budyaningrum

SMK Negeri 4 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) Kualitas proses pembelajaran SIMDIG materi Perangkat Lunak Pengolah Kata menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya pada siswa kelas X DPIB B semester 1 SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Hasil belajar SIMDIG materi Perangkat Lunak Pengolah Kata melalui penggunaan model pembelajaran Tutor Sebaya pada siswa kelas X DPIB B Semester 1 SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dimana tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X DPIB B Semester 1 SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan analisis data. Validitas data menggunakan metode triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskripsi komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang berakibat pada meningkatnya hasil belajar SIMDIG siswa pada materi Perangkat Lunak Pengolah Kata dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 65 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, menjadi 78 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 90% pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar SIMDIG siswa materi Perangkat Lunak Pengolah Kata pada siswa kelas X DPIB B SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Hasil belajar; Perangkat Lunak Pengolah Kata;Tutor Sebaya

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemajuan zaman menuntut sekolah sebagai pendidikan formal mampu mempersiapkan siswanya agar dapat mengikuti perkembangan teknologi yang mana ilmu pengetahuan dan keterampilan serta teknologi yang diperoleh siswa dalam pendidikan di sekolah dapat digunakan sebagai bekal kelak di masyarakat atau dunia kerja. Salah satu teknologi yang saat ini mutlak harus dikuasai siswa adalah penggunaan komputer. SIMDIG atau Simulasi Digital merupakan salah satu mata pelajaran dasar komputer dan teknologi yang diajarkan pada siswa, di dalamnya terdapat pembelajaran tentang komputer, selanjutnya peserta didik dibekali keterampilan komputer dengan harapan bahwa keterampilan tersebut bermanfaat di dunia kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.

Faktanya banyak siswa beranggapan bahwa belajar komputer adalah pelajaran yang rumit dan susah dimengerti atau dipahami serta membuat jenuh. Hal tersebut menjadi tantangan bagi guru untuk dapat mengajar, mendidik dan melatih siswanya dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar mereka tidak merasa jenuh dan bosan. Salah satu kemampuan guru yang harus dikuasai adalah pengembangan diri secara profesional dalam mengajar, yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mantap serta dilengkapi dengan fasilitas laboratorium komputer yang memadai.

Guru sebagai perancang, penyelenggara dan pengevaluasi proses pembelajaran memiliki peran yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Kemampuan guru menguasai materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa. Kemampuan dan penjelasan dari guru tidak akan bisa ditransfer secara maksimal jika metode yang digunakan kurang tepat. Sistematika dalam melakukan proses pembelajaran perlu dikuasai oleh setiap guru, sehingga diharapkan siswa mampu memahami dan mengerti setiap materi yang diajarkan. Suatu materi perlu memiliki pola pembelajaran dan metode pembelajaran yang

tepat agar materi dapat tersampaikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan pemantapan kreativitas guru dalam penggunaan metode pembelajaran sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas dan lebih bermakna bagi siswa.

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas dan lebih bermakna bagi siswa, diperlukan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan mampu menumbuhkan, meningkatkan dan mempertahankan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar, sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, dimana setiap metode pembelajaran memiliki ciri khas tersendiri yang penggunaanya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran SIMDIG materi perangkat lunak pengolah kata di SMK Negeri 4 Sukoharjo, ditemukan kondisi bahwa siswa di kelas X DPIB B cenderung tidak memperhatikan guru serta minat belajar kurang. Sebanyak 75% siswa hanya akan bertanya jika ditunjuk oleh guru, padahal belum tentu siswa tersebut paham dengan materi yang sedang dibahas. Artinya, 75% siswa kelas X DPIB B kurang berani untuk bertanya kepada guru meskipun siswa tersebut tidak paham dengan materi yang sedang dibahas. Pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa kurang memahami dan menguasai materi yang diajarkan. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru mengakibatkan nilai hasil belajar yang dicapai siswa belum optimal. Oleh karena itu, salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan metode yang dapat menarik perhatian dan minat belajar siswa, melibatkan siswa secara langsung, menuntut peran serta siswa untuk aktif dan terlebih lagi dapat meminimalisir kesenjangan hasil belajar diantara siswa yaitu dengan metode tutor sebaya.

Menurut beberapa penelitian disampaikan bahwa penerapan model tutor sebaya yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang positif dalam hasil belajar siswa. Misalnya penelitian oleh Ningrum Pusporini Anggorowati (2011) menyatakan bahwa siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model tutor sebaya lebih mudah memahami materi karena terjadi interaksi antara guru dan siswa, minat siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, guru dan siswa lebih akrab serta keterlibatan tutor sebaya membuat suasana menarik dan aktif. Demikian juga dengan penelitian Niken Sholi Imdrianie (2015) menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dan mempengaruhi kesiapan dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Pengolah Kata melalui Model Tutor Sebaya bagi Siswa Kelas X DPIB B SMK Negeri 4 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar materi perangkat lunak pengolah kata melalui model tutor sebaya bagi siswa kelas X DPIB B SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian

Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar materi perangkat lunak pengolah kata menggunakan model tutor sebaya bagi siswa kelas X DPIB B SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN TEORI

Model Tutor Sebaya

Menurut Branley dalam Riska Dian Pramesti (2014), ada dua model dasar dalam menyelenggarakan proses belajar dengan tutor, yaitu Student to student dan Tutor to group. Penyelenggaraan proses belajar dengan tutor, maka sebaiknya dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-7 orang agar berjalan lebih efektif dan fokus pada masing-masing anggota. Model dasar penyelenggaraan tutor sebaya dengan student to student adalah satu tutor memberi pemahaman terhadap temannya yang memerlukan bimbingan secara bergantian. Sedangkan tutor to group adalah satu tutor memberikan bimbingan pelajaran kepada kelompok kecil teman sekelasnya yang memerlukan bimbingan belajar.

Dalam penelitian ini, model tutor sebaya yang akan digunakan adalah campuran antara model tutor to group dan model student to student. Jadi setelah guru selesai menjelaskan suatu materi, tutor akan menjelaskan ulang kepada seluruh temannya dalam satu kelompok dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti, kemudian apabila ada beberapa teman sekelompoknya yang membutuhkan penjelasan secara individu, tutor akan memberikan penjelasan secara individu. Dengan model tutor sebaya campuran ini diharapkan kelas menjadi aktif dan seluruh siswa paham dan mengerti tentang materi yang sedang dipelajari sehingga nantinya hasil belajar siswa akan meningkat.

Kriteria Tutor Sebaya

Menurut Suryo dan Amin dalam Retno Sapto Rini Sudiasih (2011), pemilihan siswa tutor ini berdasarkan beberapa kriteria, diantaranya yaitu siswa tutor harus memiliki kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran, kemampuan membantu orang lain baik secara individu maupun kelompok, prestasi belajar yang tergolong baik, hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya, memiliki kemampuan dalam memimpin kegiatan kelompok, disenangi dan diterima oleh teman-temannya.

Sejalan dengan itu Arikunto (2013: 62), mengemukakan dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1)       Tutor dapat diterima oleh siswa sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya; (2) Tutor dapat menerangkan bahan pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa; (3) Tutor tidak tinggi hati, kejam, atau keras hati terhadap sesama kawan; (4) Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada temannya.

Perangkat Lunak Pengolah Kata

Software word processor (selanjutnya disebut pengolah kata) adalah suatu program pengolah dokumen berisi teks dan gambar yang memiliki keistimewaan dan lebih profesional dibandingkan program teks yang sudah ada. Dalam sistem operasi berbasis teks, seperti DOS (Disk Operating System) kita bisa memanfaatkan perintah Copy Icon, untuk membuat file teks, walaupun sifatnya sangat terbatas. Sedangkan dalam sistem operasi berbasis GUI, seperti Windows sebenarnya sudah ada Notepad maupun Wordpad yang kemampuannya dalam mengolah kata sudah cukup baik. Namun, karena tuntutan terhadap kebutuhan untuk bekerja dengan teks dan objek-objek lain yang semakin kompleks, akhirnya harus dipergunakan software yang benar-benar bisa memenuhinya.

Ciri khas software pengolah kata secara umum adalah pengolahan karakter, kata, kalimat, yang akhirnya membentuk suatu paragraf, sekumpulan paragraf membentuk suatu halaman dan kumpulan halaman membentuk sebuah naskah yang dalam hal ini disebut sebagai file atau dokumen. Kemampuan utama software pengolah kata meliputi penulisan, pembentukan (formatting), penambahan, penghapusan, penyimpanan, dan pencetakan.

Hipotesis

Penerapan model Tutor Sebaya diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran materi Perangkat Lunak Pengolah Kata pada siswa kelas X DPIB B semester 1 SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 4 Sukoharjo beralamat di Jalan Raya Baki No 5, Kelurahan Jetis, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X DPIB B. Penelitian dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Tahap persiapan sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni bulan Juli sampai dengan Desember 2019.

Data dan Sumber Data

Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian yaitu kegiatan pembelajaran Simdig materi perangkat lunak pengolah kata yang berlangsung di dalam kelas dengan penerapan Model Tutor Sebaya. Informan dalam penelitian ini adalah guru Simdig dan siswa Kelas X DPIB B SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020. Dokumen yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil belajar siswa berupa tes tertulis, catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dan analisis data.

Uji Validitas Data

Data diuji validitasnya dengan menggunakan beberapa teknik yaitu dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode.

Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dan teknik analisis deskriptif komparatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Kondisi awal kemampuan siswa kelas X DPIB B semester 1 SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 dalam menguasai materi SIMDIG dapat diketahui dari hasil tes berupa ulangan harian setelah kegiatan pembelajaran. Hasil tes bisa menunjukkan kondisi tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan data hasil tes ulangan harian yang dijadikan sebagai identifikasi kondisi awal pembelajaran perangkat lunak pengolah kata, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah adalah 40. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 55. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 55 < KKM yang ditetapkan yaitu KKM > 70. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah 6 orang siswa atau 20% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 24 orang siswa atau 80%. Berdasarkan hal tersebut, maka secara klasikal siswa kelas X DPIB B semester 1 SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran SIMDIG.

Dari hasil observasi yang dilakukan diketahui beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada materi perangkat lunak pengolah kata adalah: (1) keterampilan siswa belum berkembang; (2) motivasi belajar siswa rendah; (3) kurangnya kerjasama di antara siswa selama proses pembelajaran; (4) kemampuan berpikir siswa bervariasi

Siklus I

Dari hasil tes akhir tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah adalah 60. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 65. Meskipun terjadi kenaikan nilai rata-rata dari 55 pada kondisi awal menjadi 65 pada akhir siklus I, namun karena nilai rata-rata siswa 65 < KKM yang ditetapkan dengan KKM > 70, maka secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70 adalah 18 orang siswa atau 60% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 12 orang siswa atau 40 %. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan secara klasikal, berupa tercapainya > 80 % jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70 belum tercapai.

Siklus II

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran tindakan Siklus II terlihat bahwa pembelajaran materi perangkat lunak pengolah kata dengan model Tutor Sebaya pada siswa kelas X DPIB B berjalan efektif karena dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari Keterampilan Proses Pembelajaran berkembang dengan baik, misalnya: kegiatan mengamati gambar, mempraktekkan mandiri yang di buat kelompok kecil untuk menampung siswa yang bertanya dengan masing- masing tutor. Hasil penghitungan Ketrampilan Proses pembelajaran siswa melalui lembar observasi menunjukkan bahwa 87% siswa memiliki nilai Ketrampilan Proses pembelajaran baik. Sedangkan siswa lainnya atau 13% masih berada pada level cukup. Tidak ada siswa yang memiliki nilai KP kurang.

Aspek afektif siswa juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Dampak dari pembelajaran materi perangkat lunak pengolah kata menggunakan model Tutor Sebaya adalah semakin meningkatnya motivasi belajar siswa. Kerjasama antar siswa dalam melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran sangat baik. Hal ini terbukti dengan hasil obeservasi menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu 90%. Artinya sebanyak 27 siswa sudah mengalami peningkatan motivasi, dan mampu bekerja sama dengan baik.

Hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 87 dan nilai terendah adalah 72. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 78. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 78 > KKM yang ditetapkan dengan KKM > 70. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70 adalah 27 orang siswa atau 90 % dari jumlah siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan penuh secara klasikal, berupa tercapainya > 80.00 % jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70 sudah terlampaui.

KESIMPULAN

Proses pembelajaran SIMDIG materi Perangkat Lunak Pengolah Kata menggunakan model Tutor Sebaya pada siswa Kelas X DPIB B semester 1 SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 dapat:

  1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari kenaikan nilai rata-rata Keterampilan Proses Siswa (KPS) yang semula sebesar 67% pada siklus I, meningkat menjadi sebesar 87% pada siklus II.
  2. Meningkatkan hasil belajar Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
    1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 65 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, menjadi 78 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.
    2. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% pada akhir tindakan Siklus I, menjadi 90% pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi. Jurnal Komunitas. (Nomor 3). Hlm. 105.

Baskoro Singgih A & Peny Iswindarti. (2017). Simulasi Dan Komunikasi Digital.Malang: Kitto Book

Dimyati & Mudjiyono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Oemar Hamalik. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Nana Sudjana. (2017). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.