PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI BPUPKI DAN PPKI

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT

DI KELAS V SDN 2 TINAPAN KECAMATAN TODANAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Jiyartutik

SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa tentang BPUPKI dan PPKI melalui penerapan media powerpoint pada siswa kelas V SDN 2 Tinapan tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 18 siswa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan pelaksanaan tindakan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan nontes. Pengumpulan data dengan teknik tes diambil dari hasil ulangan harian yang dilakukan pada akhir siklus. Adapun teknik nontes datanya diambil dari lembar observasi, dokumen foto pembelajaran dan catatan lapangan. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil penelitian yang diperoleh pada pembelajaran pra siklus, aktivitas belajar siswa pra siklus yaitu 1,99 (50,00%) dan nilai rata-rata ulangan hariannya adalah 48,33. Dari KKM yang ditetapkan yaitu 70,00 jumlah siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 3 (16,67%) siswa yang tuntas belajar dan yang tidak tuntas belajar adalah 15 anak (83,33%). Nilai terendah ulangan harian 30 dan nilai tertinggi 70. Pada siklus I aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 2,69(67%) dan nilai rata-rata ulangan harian 68,33. Jumlah siswa yang mampu mencapai KKM pada siklus I menjadi 10 siswa (55,46%) dan 8 siswa (44,44%) masih dibawah KKM. Pada Siklus II aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 3,01 (75,00%) dan nilai rata-rata ulangan harian menjadi 81,11. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus II adalah 16 siswa (88,89%) dan 2 siswa (11,11%) masih dibawah KKM. Nilai terendah meningkat menjadi 60 sementara nilai tertinggi menjadi 100.  Jadi dapat disimpulkan penggunaan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi BPUPKI dan PPKI di kelas V SDN 2 Tinapan Tahun ajaran 2018/2019. Rata-rata hasil belajar siswa awal sebelum dilakukan tindakan sebesar 48,33 menjadi 81,11 pada siklus II.

Kata Kunci: hasil belajar siswa, media powerpoint,

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional, maka guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi siswa dengan memperhatikan kompetensi pembelajaran yang ada. Pengembangan potensi siswa tersebut mengarah pada proses pembelajaran.

Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Sardiman (2011: 97) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar,subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajarsangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi ditunjukkan bahwa hasil belajar IPS kelas V SDN Tinapan Kecamatan Todanan masih rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran hanya terpusat pada guru dan monoton, guru belum menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, selama pembelajaran guru kurang maksimal memanfaatkan media pembelajaran. Selain itu guru kurang melibatkan keseluruhan siswa untuk aktif dalam diskusi, hanya beberapa siswa saja yang aktif merespon dengan baik selama kegiatan diskusi berlangsung.

Hasil ulangan harian IPS tergolong rendah. Hal ini dapat diketahui dari data pada penilaian hasil ulangan harian pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 2 Tinapan, terdapat 15 dari 18 siswa mengalami ketidaktuntasan belajar yaitu dengan nilai rata-rata kurang dari 50. Data hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 70, dengan rerata kelas 48,33. Melihat hasil pembelajaran tersebut maka perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut Peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui penerapan media powerpoint. Microsoft PowerPoint merupakan sebuah software yang berbasis multi media (Daryanto, 2013:157). Media powerpoint memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media powerpoint dapat meningkatkan kadar hasil belajar yang tinggi. Melalui media powerpoint, indera siswa dapat diakomodasi sehingga kadar hasil belajar akan meningkat. PowerPoint itu sendiri terdiri dari berbagai unsur media seperti teks, gambar, animasi, dan video (Asyhad, 2013: 185).

Media powerpoint memiliki beberapa kelebihan, antara lain: (1) penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf, dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto; (2) lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji; (3) pesan informasi secara vidual mudah dipahami peserta didik; (4) tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan; (5) dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang; (6) dapat disimpan dalam bentuk data optic atau magnetic (CD/Disket/Flashdisk) sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana (Daryanto, 2013:158).

Berdasarkan hal itulah pembelajaran berbantuan media powerpoint diasumsikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Tinapan. Sehingga peneliti menentukan judul yaitu “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi BPUPKI Dan PPKI Melalui Penggunaan Media Powerpoint Di Kelas V SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan Tahun Ajaran 2018/2019 ”

Rumusan Masalah

Apakah melalui penggunaan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi BPUPKI dan PPKI pada siswa kelas V SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan Tahun Pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, adapun tujuan khususnya adalah meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tentang BPUPKI dan PPKI melalui penggunaan media powerpoint pada siswa kelas V SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan Tahun Pelajaran 2018/2019.

Manfaat

Manfaat Teoritis

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam melaksanakan pembelajaran IPS agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Manfaat Praktis

Bagi Siswa

a)    Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.

b)    Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

c)     Meningkatkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran.

d)    Meningkatkan konsentrasi siswa dalam pembelajaran.

e)    Menciptakan situasi belajar menyenangkan.

Bagi Guru

a)    Menggali kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran di kelas.

b)    Membantu guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas.

c)     Memberikan pengetahuan cara mengajar yang disenangi siswa sehingga guru dapat meningkatkan hasil belajar.

Bagi Sekolah

a)    Memberikan sumbangan pemikiran terhadap upaya peningkatan hasil belajar yang lebih optimal.

b)    Menambah jumlah referensi bagi perpustakaan untuk acuan melakukan penelitian tindakan kelas.

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Belajar

Belajar merupakan merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Siregar dan Nara, 2011:3). Menurut Spears belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2012:2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh dari langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sementara itu Skinner (dalam Dimiyati dan Mudjiono, 2009:9) berpandangan bahwa belajar adalah perilaku. Berdasarkan pendapat-pendapat pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup melalui aktivitas/perilaku mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan, sehingga responsnya menjadi lebih baik.

Prinsip-prinsip belajar menurut Suprijono (2012:4-5):

a.     Prinsip belajar adalah perubahan perilaku,

b.     Prinsip belajar adalah suatu proses,

c.     Prinsip belajar adalah suatu bentuk pengalaman.

Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu (Suprijono, 2012:5).

Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar menurut Rifa’i dan Anni (2009: 85) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Thobroni, 2012: 22-23) hasil belajar berupa hal-hal berikut:

a.     Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis,

b.     Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang,

c.     Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri,

d.     Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani,

e.     Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Bloom (dalam Thobroni, 2012: 23-24) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), symthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organnitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan raountinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Menurut Hamdani (2011: 303) dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar, guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

a.     Valid, penilaian hasil belajar harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan.

b.     Objektif, penilaian hasil belajar siswa hendaknya tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.

c.     Transparan, penilaian hasil belajar harus dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.

d.     Adil, penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan siswa.

e.     Terpadu, penilaian hasil belajar merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

f.      Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian hasil belajar mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.

g.     Bermakna, penilaian hasil belajar hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak.

h.    Sistematis, penilaian hasil belajar dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

i.      Akuntabel, penilaian hasil belajar dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

j.      Beracuan kriteria, penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan pada diri individu yang dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, serta psikomotorik. Dilihat dari aspek kognitif, peneliti akan mengolah data berupa hasil tes yang telah dilakukan oleh siswa sehingga akan diperoleh data berupa skor atau nilai dari masing-masing siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006, (KTSP) dinyatakan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, dan sejarah. IPS menurut Sumantri(dalam Rudy Gunawan, 2013:17) merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (Social Science), maupun ilmu pendidikan. Social Science Education (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS) menyebut IPS sebagai “ Social Science Education” dan “Social Studies”. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, ilmu-ilmu sosial itu disederhanakan untuk tujuan pendidikan, sedangkan isi IPS adalah aspek- aspek geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi dan filsafat yang dalam praktik dipilih untuk tujuan pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagaiberikut:

a.     Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b.     Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c.     Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d.     Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut Permendiknas (2006: 583) adalah sebagai berikut:

a.     Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b.     Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c.     Sistem Sosial dan Budaya

d.     Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget 1963 (dalam Gunawan, 2013: 82) berada dalam perkembangan keterampilan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. SD memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh,dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh. Yang pedulikan adalah sekarang (kongkrit),dan bukan masa depan yang belum pahami (abstrak). Konsep- konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual ,akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada SD.

Media Pembelajaran

“Media pembelajaran merupakan alat yang bisa merangsang siswa untuk terjadinya proses belajar” Hamdani (2011: 244). Ely (dalam Hamdani, 2011:243) mengemukanan kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara, dan pengantar, yaitu pengantar sumber pesan dengan pemerima pesan. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya. Arsyad (2013: 3) mengemukakan bahwa media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal.

Microsoft PowerPoint

Microsoft PowerPoint merupakan sebuah software yang berbasis multi media (Daryanto, 2013:157). Program powerpoint merupakan satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data (data storage) (Susilana, 2009:101).

Menurut Sanjaya (2012) langkah-langkah penggunaan media powerpoint yaitu:

Persiapan

1.     Kenali medan atau tempat presentasi berlangsung.

2.     Kumpulkan informasi tentang audiens.

Penyajian

1.     Pastikan semua yang hadir mengetahui tujuan yang hendak dicapai.

2.     Usahakan ruangan tetap terang sekalipun menggunakan alat presentasi yang diproyeksikan seperti LCD atau OHP.

3.     Ketika presentasi berlangsung, jaga kontak pandang dengan audiens.

4.     Gunakan teknik masking dan petunjuk untuk memusatkan perhatian audiens pada hal-hal yang memerlukan penekanan.

5.     Setiap selesai menyajikan satu pokok permasalahan, pastikan audiens memahaminya dengan benar.

6.     Selipkan humor yang sesuai dengan latar belakang audiens.

Penutup

1.     Pastikan audiens memahami materi yang kita presentasikan.

2.     Buatlah pokok-pokok materi yang telah kita sajikan.

Menurut Daryanto (2013:158), Media powerpoint memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

a.     Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf, dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto;

b.     lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji;

c.     pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik;

d.     tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan;

e.     dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang; dapat disimpan dalam bentuk data optic atau magnetik (CD/Disket/Flashdisk) sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana.

Kerangka Berpikir

Sebelum adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SDN 2 Tinapan tahun ajaran 2018/2019, dalam pembelajaran hanya terpusat pada guru dan monoton, guru belum menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, selama pembelajaran guru kurang maksimal memanfaatkan media pembelajaran. Selain itu guru kurang melibatkan keseluruhan siswa untuk aktif dalam diskusi, hanya beberapa siswa saja yang aktif merespon dengan baik selama kegiatan diskusi berlangsung. Berdasarkan permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Tinapan menjadi rendah dan kurang maksimal.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil evaluasi mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 2 Tinapan yang berjumlah 18 siswa menunjukkan sebanyak 15 dari 18 siswa mengalami ketidaktuntasan belajar yaitu dengan nilai rata-rata kurang dari 50. Data hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 70, dengan rerata kelas 48,33. Setelah diberikan tindakan berupa penerapan media powerpoint, kondisi akhir yang diharapkan adalah hasil belajar siswa dapat meningkat.

Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Penerapan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas V SDN Tinapan Kecamatan Todanan.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 dan 23 November 2018. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 karena materi tentang BPUPKI dan PPKI diberikan pada semester 1.

Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V. Siswa kelas V berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan.

 

Sumber Data

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa data yang bersumber dari dokumen daftar nilai, lembar observasi, dan hasil ulangan harian pada Siklus I dan Siklus II.

Data yang diperoleh dari sumber data dia atas dibedakan menjadi dua jenis data yaitu:

a.     Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif berupa hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Tinapan yang di ambil dengan cara memberikan evaluasi pada setiap akhir siklus.

b.     Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran(kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dapat dianalisis secara kualitatif (Arikunto, 2011:131). Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui media powerpoint.

Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan pada penelitian ini meliputi teknik tes dan non tes.

Teknik Tes

Dalam penelitian ini tes dilakukan dalam proses dan setiap akhir siklus yang berupa tes tertulis dan tes lisan. Untuk teknik tes, alat pengumpul data berupa pemberian soal secara tertulis, selama siklus penelitian berlangsung, tiap siklus direncanakan satu kali pertemuan.

Teknik Nontes

1.     Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas belajar siswa saat menerapkan media powerpoint. Observasi yang dilakukan dengan lembar pengamatan.

2.     Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi gambar yang berupa foto-foto pada saat kegiatan pembelajaran IPS berlangsung. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian dan juga untuk melihat kembali kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan selama kegiatan berlangsung.

3.     Catatan Lapangan

Catatan lapangan ditulis oleh guru pengamat dengan menuliskan kekurangan saat pembelajaran berlangsung. Catatan ini digunakan untuk merefleksi kegiatan yang telah dilaksanakan.

 

Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan model cooperative script berbantuan media powerpoint pada siswa kelas V SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan dapat dikatakan berhasil jika:

a.     Aktivitas siswa pada pembelajaranIPS melalui model cooperative script berbantuan media powerpoint meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (B).

b.     Siswa kelas V mengalami ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangnya 70% dan mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 70 dalam pembelajaran melalui media powerpoint.

Prosedur Penelitian

Daryanto (2011:4) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi.

            Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan setiap siklusnya terdapat empat tahapan yang sama. Tahapan siklus I dan II yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan suatu tindakan. Dari hasil observasi bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada pembelajaran pra siklus di atas, diperoleh skor rata-rata 1,99 dengan persentase 50,00%. Bedasarkan hasil observasi pra siklus peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan aktivitas belajar siswa yang belum maksimal dalam pembelajaran yaitu sebagian besar siswa kelas V bersikap pasif dalam mengikuti pembelajaran IPS karena pembelajaran kurang menarik. Dalam pembelajaran guru juga belum maksimal dalam menerapkan media penunjang pembelajaran sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi monoton.

Selain aktivitas siswa, peneliti juga mendapatkan hasil belajar siswa pada pra siklus. Berdasarkan data yang di peroleh hasil belajar yang diraih siswa yaitu jumlah siswa yang meraih skor 30 sebanyak 4 anak, 40 sebanyak 3 anak, 50 sebanyak 6 anak, 60 sebanyak 2 anak, dan 70 sebanyak 3 anak. Nilai rata-rata ulangan harian adalah 48,33. Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 3 anak (16,67%) dan yang tidak tuntas belajar adalah 15 anak (83,33%). Berdasarkan hasil belajar siswa pada pra siklus menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum dapat tercapai secara maksimal, oleh karena itu dilakukan penelitian lagi dengan menerapkan suatu treatment yang berupa penggunaan media pembelajaran berupa powerpoint di kelas V SDN Tinapan.

Siklus I

Pelaksanaan Sikus I adalah tanggal 16 September 2018. Penelitian ini dilakukan selama 3 x 35 menit (1 x pertemuan). Pada pelaksanaan siklus I ini menerapkan media pembelajaran berupa powerpoint. Kegiatan inti pada siklus I ini yaitu siswa berdiskusi, merangkum dengan kelompok kemudian menyajikan hasil diskusi dalam bentuk powerpoint tentang materi BPUPKI dan PPKI dengan menggunakan lembar kerja siswa yang sudah dibagikan oleh guru. Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan media PowerPoint siklus I di atas, diperoleh skor rata-rata 2,69 dengan persentase 67,00%. Ada beberapa indikator yang perlu ditingkatkan diantaranya: indikator kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran masih ada beberapa siswa yang belum siap dalam mengikuti pembelajaran karena tidak menyiapkan materi, 2) indikator menanggapi apersepsi dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru hanya beberapa siswa yang berani menjawab pertanyaan guru karena mereka tidak mempersiapkan diri terlebih dahulu pada malam sebelumnya, 3) indikator keaktifan siswa dalam pembelajaran, beberapa siswa tidak mau berdiskusi dengan pasangannya. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan menanggapi apersepsi guru perlu ditingkatkan dengan cara memberikan tugas rumah agar siswa lebih matang dalam belajar dan mempelajari materi sebelumnya. Keaktifan siswa dalam pembelajaran, sebagian siswa tidak mau berdiskusi dengan pasangannya dan masih terdapat beberapa siswa yang tidak mau mempresentasikan hasil diskusinya. Perlu adanya latihan bagaimana cara merangkum materi yang baik dan benar dalam powerpoint.

Hasil belajar yang diraih siswa pada siklus I yaitu jumlah siswa yang meraih skor 50 sebanyak 3 anak, 60 sebanyak 5 anak, 70 sebanyak 4 anak, 80 sebanyak 4 anak dan 90 sebanyak 2 anak. Nilai rata-rata ulangan harian adalah 68,33. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 10 anak (55,56%) dan yang tidak tuntas belajar adalah 8 anak (84,44%). Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa ketuntasan belajar klasikal 55,56% yaitu 10 siswa tuntas belajar dengan mendapatkan nilai ≥70 dan masih ada 8 atau 44,44% siswa belum tuntas. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan. Pada siklus I masih terdapat beberapa siswa yang masih pasif dan tidak memperhatikan temannya ketika presentasi dan belum terbiasa dalam merangkum dan menyajikannya dalam powerpoint.

Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dalam RPP. Ada satu kali pertemuan dalam pembelajaran Siklus I dan siklus II. Pelaksanaan Sikus II adalah hari Kamis tanggal 23 Oktober 2018 jam pelajaran ke 1 – 3 (07.30 – 09.15). Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II ini dalam pembelajaran juga menerapkan media powerpoint. Materi pembelajaran pada siklus II adalah perumusan dasar negara Indonesia. Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan media PowerPoint siklus II di atas, diperoleh skor rata-rata 3,01 dengan persentase 75,00%. Pada siklus II siswa sudah menjadi terbiasa untuk memberi tanggapan hasil yang telah di presentasikan oleh temannya. Aktivitas siswa secara keseluruhan sudah masuk dalam kategori baik. Beberapa indikator sudah mengalami peningkatan seperti indikator menanggapi apersepsi dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar yang diraih siswa pada siklus II yaitu jumlah siswa yang meraih skor 60 sebanyak 2 anak, 70 sebanyak 3 anak, 80 sebanyak 6 anak, 90 sebanyak 5 anak dan 100 sebanyak 2 anak. Nilai rata-rata ulangan harian adalah 81,11. Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 16 anak (88,89%) dan yang tidak tuntas belajar adalah 2 anak (11,11%). Hasil tersebut sudah sangat memuaskan karena indikator keberhasilan yang ditetapkan dapat tercapai. Jumlah siswa yang mampu mencapai KKM yang ditentukan sudah lebih dari 70%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Tinapan bahwa pembelajaran dengan penggunaan media powerpoint mampu meningkatkan hasil belajar IPS materi BPUPKI dan PPKI pada kelas V SDN 2 Tinapan tahun pelajaran 2018/2019. Selain hasil belajar meningkat, aktivitas siswa dalam pembelajaran juga meningkat. Hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya dari kondisi awal nilai rata-rata ulangan harian 48,33 menjadi 81,11 pada kondisi akhir, meningkat 32,78.

Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SDN 2 Tinapan Kecamatan Todanan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

a.     Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan media pembelajaran.

b.     Siswa hendaknya menambah pengalaman belajar dengan lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran melalui media powerpoint.

c.     Agar hasil belajar meningkat, penerapan media powerpoint hendaknya dioptimalkan, sehingga hasil belajar siswa pun optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri.2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting dalam Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:

Alfabeta

Hamalik, Oemar. 2008. Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hodgon, Lynda S, dkk. 2005. Harnessing Multimedia and Interactive Assessment Technologies To Promote And Evaluate Cognitive Progression And Critical Thinking In The Classroom. International Journal of Case Method Research & Application. 17 (3): 1-10