Peningkatan Hasil Belajar Tematik Melalui Metode Diskusi
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA KEGIATANKU
MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS I B
SD KATOLIK BHAKTYARSA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Roswince
Guru di SD Bhaktyarsa Maumere, Sikka, NTT
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini tujuan untuk meningkatkan hasil belajar tematik kegiatanku melalui metode diskusi siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tematik Tema Kegiatanku pada siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa Tahun Pelajaran 2018/2019. Dari hasil tes formatif perbaikan pembelajaran siklus I mencapai nilai rata-rata 68,33, dengan siswa yang tuntas 14 siswa. Sedangkan pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 81,67 dengan siswa yang tuntas 22 anak. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa Tematik Kegiatanku melalui metode diskusi pada siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Diskusi, Tematik
PENDAHULUAN
Pembelajaran pada hakekatnya adalah sebuah proses interaksi timbal balik antara guru dan siswa dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen utama serta sebagai pengatur jalannya proses pembelajaran tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu guru hendaknya dapat membuat proses pembelajaran dapat lebih efektif, menarik dan bermakna bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Terlebih lagi pembelajaran secara tematik yang menjadi cirri khas Kurikulum 2013.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya yaitu pemilihan metode pebelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Dari berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan, seorang guru seharusnya mampu membangun sebuah interaksi pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna disini merupakan sebuah kegiatan pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa, menumbuhkan minat serta motivasi siswa sehingga mereka dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan enjoy atau menyenangkan untuk ketercapaian hasil pembelajaran yang maksimal.
Hasil pengamatan pada proses pembelajaran di SD Katolik Bhaktyarsa menunjukkan bahwa pembelajaran tidak selalu berjalan dengan mulus dan tercapainya tujuan pembelajaran belum secara maksimal. Tidak tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal banyak disebabkan karena pada kegiatan belajar mengajar (KBM) masih menggunakan metode konvensional dan pembelajaranya masih berpusat pada guru (teacher center). Terlebih lagi sudah
diterapkannya Kurikulum 2013 di SD Katolik Bhaktyarsa. Selain itu pada proses pembelajarannya guru masih kurang memperhatikan karakteristik siswa yang masingmasing berbeda satu sama lain (heterogen). Oleh sebab itu sangatlah penting penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa pada saat proses pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Keberhasilan proses belajar mengajar sampai saat ini hanya diukur dari tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa dalam melaksanakan tes. Padahal pada kurikulum 2013 pada Kompetensi Inti 1 lebih mengutamakan aspek religius, KI 2 aspek pengetahuan, KI 3 aspek sosial, dan KI 4 aspek keterampilan. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa pada Tema sebelumnya yaitu Tema 1 ”Diriku” siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa Tahun 2018/2019 dapat dianalisis bahwa tingkat pemahaman siswa tentang materi tema tersebut mengalami permasalahan, hal ini dapat ditunjukkan bahwa dari 34 siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas hanya 9 siswa, berarti hanya 26% siswa yang tuntas, dan baru mencapai ratarata 5,5. Sedangkan hasil belajar siswa kelas 1 pada tema 2 ”Kegemaranku” baru mencapai rata-rata kelas sebesar 5,7 dengan jumlah siswa yang mendapat nilai 60 keatas hanya 11 siswa, berarti hanya 32% siswa yang tuntas. Berdasarkan hasil belajar siswa kelas 1 pada tema-tema sebelumnya peneliti menganalisis bahwa ada kesulitan yang cukup berarti bagi siswa kelas I dalam memahami materi pembelajaran melalui pembelajaran tematik, maka peneliti mengupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa.
Menurut peneliti hal ini disebabkan karena siswa belum dihadapkan langsung dengan hal nyata atau kontekstual. Terlebih lagi melihat karaktertisristik anak usia kelas 1
SD adalah operasional konkrit, yaitu harus dihadapkan dengan sesuatu yang nyata. Dalam penyampaiannya juga masih didominasi oleh guru yang hanya mengandalkan metode ceramah yang kurang bervariasi atau hanya satu metode saja.
Oleh sebab itu peneliti berusaha untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada tema selanjutnya yang dilakukan dalam perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang di tuangkan dalam judul “Peningkatan Hasil Belajar Tematik Tema Kegiatanku Melalui Metode Diskusi siswa Kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa Tahun Pelajaran 2018/2019”
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDK Bhaktyarsa dalam materi tematik kegiatanku
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitan Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa dengan metode diskusi tahun pelajaran 2018/2019/
Metode penelitian
Pelaksanaan penelitian perbaikan dilaksanakan di SD Katolik Bhaktyarsa kelas I B Pelaksanaannya meliputi dua siklus yang didahului dengan prasiklus, yaitu pelaksanaan pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi dengan media gambar. Untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan ketuntasan belajar siswa, peneliti akan memaparkan uraian secara singkat langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang mencakup prasiklus, siklus 1 dan siklus 2, yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan / pengumpulan data/ instrument dan refleksi.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah Deskriptif Komparatif yaitu membandingkan hasil dari siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan distribusi frekuensi, rata-rata, dan persentase. Tolak Ukur Keberhasilan Data Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Target KKM Bahasa Indonesia 70 dan apabila sebanyak 85% siswa telah mencapai nilai minimal 70, maka dikatakan tuntas secara klasikal.
HASIL PENELITIAN
Pra Siklus
Melihat dari permasalahan rendahnya hasil ulangan harian siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa tema sebelumya pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 yang baru mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 32%, peneliti tertarik untuk mencari tahu penyebab dan solusinya agar kegiatan pembelajaran yang akan datang dengan Tema berikutnya yaitu Tema 3 “Kegiatanku” dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
Untuk menggali data awal dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan pembelajaran dengan model dominasi ceramah dan metode diskusi sebagaimana pembelajaran yang biasa dilakukan guru pada siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 34. Pembelajaran model dominasi ceramah tersebut berjalan selama 2 jam pelajaran yang dilanjutkan dengan kegiatan ulangan harian pra siklus.
Hasilnya menunjukkan hasil belajar siswa baru mencapai nilai rata-rata 54,58 dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 33% < dari 80% (nilai ketetapan). Keaktifan siswa menunjukkan mencapai 49% dalam kategori baik dengan jumlah penilaian 8 skor, secara klasikal 49% < dari 80% (nilai ketetapan). Dan pada keberhasilan guru menunjukkan hasil secara klasikal mencapai 25% dalam kategori baik, dengan jumlah penilaian 8 skor, secara klasikal 25% < dari 80% (nilai ketetapan). Maka keseluruhan penilaian belum mencapai hasil yang diharapkan.
Peneliti menganalisis lebih detail penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut, diantara penyebab utama diyakini terkait dengan keadaan spesifikasi pembelajaran yang dilakukan guru,antara lain: 1) Pembelajaran masih menggunakan metode konvensional, belajar dengan paradigma lama seperti guru mengandalkan metode ceramah yang monoton dan membosankan, 2) Pembelajaran masih bersifat transformasi, peran guru hanya mentranfer ilmu ke siswa tanpa memperhatikan kondisi siswa.
Peneliti melaksanakan tindakan berupa 2 siklus yang diimplementasikan dalam satu kali pertemuan dalam satu hari selama 4 jam pelajaran (4×45 menit) dan masing-masing pertemuan terdiri dari 4 tahapan, yakni: (1) persiapan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi. Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan atau persiapan seperti: (1) Merencanakan pelaksanaan tindakan siklus; (2) Mempersiapkan silabus; (3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); (4) Mempersiapkan daftar siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa; (5) Menyusun instrumen lembar observasi siswa; (6) Menyusun instrument penilaian; (7) Menyusun instrumen lembar observasi guru; (8) Mengumpulkan sumber-sumber pembelajaran dan media pembelajaran, (9) Mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan; dan (10) Membuat skenario pembelajaran pelaksanaan siklus.
Siklus 1
Siswa telah menunjukkan hasil pembelajaran siklus I pada aspek afektif dengan hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 68,33, dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 58% < dari 80% (nilai ketetapan). Keaktifan siswa menunjukkan mencapai 73% dalam kategori baik dengan jumlah penilaian 8 skor, secara klasikal 73% < dari 80% (nilai ketetapan). Dan pada keberhasilan guru menunjukkan hasil secara klasikal mencapai 50% dalam kategori baik, dengan jumlah penilaian 8 skor, secara klasikal 50% < dari 80% (nilai ketetapan). Hasil tersebut belum dapat memenuhi harapan, karena pencapaian ketuntasan klasikal pada siklus 1 lebih rendah dari standar yang ditetapkan, yaitu 80%.
|
Berdasarkan hasil pembelajaran siklus 1 di atas, dapat dinyatakan bahwa metode mengajar yang dilakukan guru sangat penting dalam efektifitas dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Meskipun hasil siklus 1 secara umum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, namun peningkatan tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian, khususnya pada ranah afektif dan ketuntasan kelas pada ranah kognitif. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan tindakan siklus 2 dengan rencana perbaikan untuk meningkatkan aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran keragaman suku dan budaya disiklus 2 dengan harapan akan mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa sesuai yang diharapkan.
Perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus 2 didasarkan pada catatan atau temuan observer agar dalam pembelajaran guru perlu melakukan peningkatan pada: (a) Membang kitkan semangat siswa untuk berani bertanya dan menjawab, khususnya guru memberikan stimulus agar siswa mau meresponnya. (b) Pada kegiatan apersepsi setelah kegiatan mnenyanyikan lagu “Bangun Tidur” bisa mulai ditampilkan contoh gambar kegiatan pagi hari. (c) Mengkondisikan siswa dan ruang kelas agar lebih kondusif, khususnya guru melakukan pengendalian siswa dalam kegaduhan dan situasi ketidak teraturan siswa ketika pelaksanaan diskusi. (d) Kegiatan pembagian kelompok sebaiknya satu kelompok dibuat 2 orang saja, karena pada siklus 1 dibuat 4 orang siswa justru maah asik bermain dan tidak melakukan kegiatan diskusi.
Siklus 2
Pada siklus 2 pelaksanaan metode diskusi dengan media gambar pada Tema Kegiatanku Sub Tema Kegiatan Pagi Hari Pembelajaran 2 siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 2 dari pada siklus sebelumnya (siklus 1). Dengan pencapaian ketuntasan secara klasikal hasil tes siswa mencapai nilai ratarata 81,67, dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 98% > dari 80% (nilai ketetapan). Keaktifan siswa menunjukkan 91% dalam kategori baik dengan jumlah penilaian 8 skor, secara klasikal 91% > dari 80% (nilai ketetapan). Dan pada keberhasilan guru menunjukkan hasil secara klasikal mencapai 87,5% dalam kategori baik, dengan jumlah penilaian 8 skor, secara klasikal 87,5% > dari 80% (nilai ketetapan). Hasil tersebut sudah dapat memenuhi harapan, karena pencapaian ketuntasan klasikal pada siklus 2 lebih besar dari standar yang ditetapkan, yaitu 80%.
Pembelajaran dengan metode diskusi dengan media gambar memiliki kestabilan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran memiliki kestabilan seperti: 1) Siswa stabil dalam kegiatan belajar, sebab anak dihadapkan dengan benda nyata dan konkrit yaitu melalui media gambar, sehingga mempengaruhi kemampuan siswa untuk hasil akhir, 2) Siswa stabil untuk perkembangan cara berfikir ilmiah, karena berfikir dengan melihat sesuatu yang konkrit, dan 3) Siswa stabil untuk melatih belajar mandiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan, karena anak diajarkan untuk bediskusi dengan teman sebaya.
Pada penilaian hasil tes siswa di pelaksanaan pra siklus untuk penilaian ketuntasan siswa mencapai 10 siswa, siklus 1 mencapai 24 siswa, dan pada siklus 2 mencapai 32 siswa. Dan untuk penilaian rata-rata pada pra siklus mencapai rata-rata 54,58 siklus I dengan rata-rata 68,33, dan pada siklus 2 dengan nilai rata-rata 81,67. Sedangkan untuk penilaian prosentase keberhasilan secara klasikal pada pra siklus mencapai 36%, siklus 1 mencapai 67%, dan pada siklus 2 mencapai 94%. Hasil tersebut dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 selalu terjadi peningkatan yang signifikan, dari pra siklus dan siklus 2 yang belum mencapai standar yang di tetapkan hingga siklus 2 melebihi standar yang ditetapkan, yaitu 94%>80%.
Tabel 5. Keaktifan Siswa
PENILAIAN | PRA
SIKLUS |
SIKLUS
1 |
SIKLUS
2 |
Skor | 15 | 25 | 29 |
Rata-rata
Prosentase keberhasilan |
49% | 73% | 91% |
Pada penilaian keaktifan siswa untuk penilaian prosentase keberhasilan secara klasikal pada pra siklus mencapai 49% dalam kategori kurang, siklus 1 mencapai 73% dalam kategori cukup, dan pada siklus 2 mencapai 91% dalam kategori baik. Hasil tersebut dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 selalu terjadi peningkatan yang signifikan, dari pra siklus dan siklus 1 yang belum mencapai standar yang di tetapkan tetapi sudah ada peningkatan pada pelaksanaa siklus 1, hingga siklus 2 yang melebihi standar yang ditetapkan, yaitu 91>80%.
Tabel 6. Keberhasilan Guru
PENILAIAN | PRA
SIKLUS |
SIKLUS
1 |
SIKLUS
2 |
Skor | 2 | 4 | 7 |
Prosentase keberhasilan | 25% | 50% | 87,5% |
Pada penilaian keberhasilan guru di pelaksanaan pra siklus untuk penilaian skor mencapai 2 dalam kategori baik, siklus 1 mencapai 4 dalam kategori baik, dan pada siklus 2 mencapai 7 dalam kategori baik. Sedangkan untuk penilaian prosentase keberhasilan secara klasikal pada pra siklus mencapai 25% dalam kategori baik, siklus 1 mencapai 50% dalam kategori baik, dan pada siklus 2 mencapai 87,5% dalam kategori baik. Hasil tersebut dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 selalu terjadi peningkatan yang signifikan, dari pra siklus dan siklus 1 yang belum mencapai standar yang di tetapkan tetapi sudah ada peningkatan pada pelaksanaan pra siklus, hingga siklus 2 melebihi standar yang ditetapkan, yaitu 87,5>80%.
Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari urutan guru dalam langkah-langkah penerapan metode diskusi, khususnya urutan dalam merumuskan masalah, dalam mengamati dan melakukan observasi, serta dalam menganalisis dan menyajikan hasil.
|
SIMPULAN
Berdasarkan dari beberapa temuan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa: penerapan metode diskusi dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tematik Tema Kegiatanku pada siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa Tahun Pelajaran 2018/2019.
Dari hasil tes formatif perbaikan pembelajaran siklus I mencapai nilai rata-rata 68,33, dengan siswa yang tuntas 14 siswa. Sedangkan pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 81,67 dengan siswa yang tuntas 22 anak. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa Tematik Tema Kegiatanku melalui metode diskusi dengan media gambar pada siswa kelas I B SD Katolik Bhaktyarsa Tahun Pelajaran 2018/2019.
DAFTAR PUSTAKA
. No.66.2013. Standar Penilaian Pendidikan.. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Agus Nultono, Asnawi Zainul. 2003. Tes dan Asesmen di SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Cahyo.N, Agus. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual Terpopuler. Jogjakarta: Diva Perss.
Carter, Judith. 2009. Editorial Board Thoughts: Issue Introduction Discovery:
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta. Depdiknas
Dim Wahyudin, D. Supriyadi, Iskak Abdullah. 2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hamzah.B.Uno. 2011.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara
Iskhak S.U., dkk. 2002. Pendidikan PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
I.G.A.K. Wardani, Kuswoyo Wihardi, Noehi Nasution. 2003. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dalam Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nur Herhyanto, HM, Akid Hamid. 2003. Statistik Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Permendikbud. No.65. 2013. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Seqip. 2002. Buku IPA Guru Kelas 5. Jakarta: Depdiknas.
Suciati. 2002. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.