Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
TENTANG TATA SURYA MELALUI METODE DEMONSTRASI
BAGI SISWA KELAS VI SDN 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Ani Setyorini
SDN 1 Tempel Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA melalui metode demontrasi pada materi tata surya pada siswa kelas VI SDN 1 Tempel Kabupaten Blora tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 2 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk melihat keaktifan siswa dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan siswa selama dalam pelaksanan pembelajaran. Sementara untuk mengetahui hasil belajar, peneliti melakukan tes dalam ulangan harian siswa. Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Tempel Kecamatan Jepon Kabupaen Blora tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 14 perempuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode demontrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus yang masuk kategori kurang aktif, pada siklus I meningkat menjadi cukup aktif dan pada siklus II menjadi aktif. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pembelajaran pra siklus, rata-rata nilai ulangan harian adalah 62,86 dan yang tuntas belajar 46,43%. Pada siklus I rata-rata nilai ulangan harian siswa menjadi 71,79 dan yang tuntas 64,29%. Pada siklus II kembali meningkat, rata-rata nilai ulangan harian adalah 77,86 dan yang tuntas adalah 82,14%.
Kata kunci: keaktifan belajar, hasil belajar, metode demonstrasi, pembelajaran IPA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi maupun masyarakat, serta mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional. Untuk tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, telah ditempuh berbagai upaya oleh pemerintah. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen pendidikan seperti pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kwalitas guru, proses pembelajaran, pembaharuan kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kwalitas pendidikan.
Berbicara mengenai kwalitas pendidikan, tidak jauh berbeda dengan kwalitas siswa sebagai subyek pembelajaran di sekolah. Hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran dapat dijadikan tolok ukur kwalitas pendidikan di sekolah. Berdasarkan pengamatan peneliti yang dalam hal ini sebagai guru kelas VI di SDN 1 Tempel Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tata surya masih jauh dari yang diharapkan. Setelah dilakukan ulangan harian pada materi tersebut, nilai rata-rata ulangan hariannya masih rendah yaitu 62,86. Dari 28 siswa kelas VI, yang mampu mencapai KKM (70) juga masih sangat sedikit yaitu 13 siswa (46,43%) sedangkan 15 siswa (53,57%) nilainya masih dibawah KKM. Nilai terendah siswa adalah 40 dan nilai tertingginya adalah 90.
Hasil belajar siswa yang rendah ini merupakan dampak dari proses pembelajaran yang pasif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah dan setelah dilakukan analisis, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masuk dalam kategori Kurang Aktif.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif. Kegiatan pembelajaran harus menantang, mendorong eksploras, memberi pengalaman, dan mengembangkan kecakapan berfikir siswa (Dimyati, 2002:116). Penggunaan media dan metode pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas pembelajaran. Hamalik (2003:32) juga menyatakan bahwa, “untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran, di sekolah perlu digunakan metode dan teknik pembelajaran yang tepatâ€.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika guru mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif, dan mengefektifkan komunikasi interaksi guru dan siswa menggunakan metode diskusi dengan media pembelajaran yang tepat.
Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan media belum tampak diterapkan secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada saat mengajar. Guru hanya menggunakan buku pegangan yang ada dan hanya mengandalkan metode ceramah, tanpa menggunakan media yang sesuai dengan materi. Akibatnya keaktifan, partisipasi, dan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa, akhirnya peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode demonstrasi untuk mengatasi masalah. Metode ini mampu meningkatkan keaktifan, partisipasi, mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara. Dengan menerapkan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa SD kelas VI khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 Tempel Tahun Pelajaran 2016/2017?
2. Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 Tempel Tahun Pelajaran 2016/2017?
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
1. Meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 Tempel Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi.
2. Meningkatkan hasil belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 Tempel Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, sehingga siswa menjadi lebih menguasai dan terampil dalam pembelajaran pemecahan masalah dengan penerapan metode demonstrasi sehingga hasil belajar lebih meningkat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Bagi Guru
Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta masukan berharga bagi para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bagi Orang Tua Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa pentingnya perhatian orang tua dengan keaktifan dan hasil belajar putra-putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati para orang tua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka menyukseskan pendidikan putra-putrinya.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.
KAJIAN TEORI
Keaktifan Belajar
Dewasa ini asas keaktifan lebih ditonjolkan melalui suatu program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai (Hamalik, 2003:172).
Menurut Ahmadi (1991:6) keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar. Abu Ahmadi berpendapat bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas fisik maupun psikis.
Keaktifan fisik sebagai kegiatan yang nampak yaitu saat siswa melakukan percobaan, membuat konstruksi model dan lain-lain. Sedangkan kegiatan psikis nampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan dan mengambil keputusan-keputusan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan sangat membantu siswa dalam proses belajarnya. Di mana siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Pendapat lain menyatakan bahwa keaktifan belajar itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah kita amati. Kegiatan fisik bias berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan (Dimyati, 2006:45).
Bertolak dari beberapa pendapat tentang keaktifan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan bentuk segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mental dan kegiatan yang mudah diamati maupun sulit diamati.
Hasil Belajar
Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi dan perumusan yang sama mengenai pengertian hasil belajar. Namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai makna hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan Moedjiono, (2002:200) bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajarâ€. Demikian pula dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat juga berarti pendapatan atau perolehanâ€.
Piaget dalam Wina (2006: 123) berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subjek maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
Hamalik, (2003:34) menyebutkan ada 3 teori tentang hasil belajar yaitu: 1) Teori disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi dapat diperkuat melalui latihan akademis. 2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu: siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan. 3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamannya.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Syaiful (2009:210) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau tiruannya.
Menurut Muhibbin Syah (2004:22) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Tujuan pengunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.
Metode demonstrasi sangat baik digunakan untuk mendapatkan deskripsi atau gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Dengan demikian manfaaat penerapan metode demonstrasi adalah untuk 1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan; 2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari; 3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu produk dan proses. Produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari alam termasuk prosedur empirik dan analisis (Iskandar, 2001:1).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006: 484). Pada hakikatnya IPA dapat dilihat dari segi produk, proses, sikap ilmiah, dan teknologi.
Kerangka Berpikir
Pada awal pembelajaran siswa belum mampu memahami materi tata surya, terbukti dengan hasil evaluasi belajar rendah, nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penerapan metode pembelajaran diskusi bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Penulis berharap dengan dengan meningkatnya keaktifan siswa akan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Dengan menerapka metode demonstrasi diharapkan perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, dan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Dari paparan di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan metode demonstrasi akan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tata surya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Melalui metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 Tempel tahun pelajaran 2016/2017.
2. Melalui metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 Tempel tahun pelajaran 2016/2017.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tempel Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2017. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang keaktifan dan hasil belajar. Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik nontes.
Data tentang keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II dikumpulkan dengan teknik nontes yaitu dengan melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran. Data hasil belajar pada siklus I dan siklus II yang dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis. Agar datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara membuat lembar observasi dan menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang hendak dicapai.
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan yang dijadikan objek penelitian, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes antar siklus dan indikator kinerja. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif prosentase. Data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi tiap siklus.
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah dikatakan berhasil apabila keaktifan belajar siswa meningkat menjadi kategori aktif dan minimal 80% jumlah siswa mampu tuntas dalam pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Pra Siklus
Data keaktifan dan hasil belajar siswa pada kondisi awal menunjukkan banyak kekurangan. Keaktifan belajar pada kondisi awal masuk kategori “kurang aktifâ€. Untuk hasil belajar, pada kondisi awal juga sangan jauh dari yang diharapkan. Data awal tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tata surya adalah sebagai beikut: (a) Jumlah peserta didik adalah 28 siswa; (b) Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 13 siswa (46,43%) dengan rincian nilai 70 sebanyak 7 siswa, nilai 80 sebanyak 5 siswa, dan nilai 90 sebanyak 1 siswa; (c) Jumlah siswa yang belum tuntas belajar adalah 15 siswa (53,57%) dengan rincian nilai 40 sebanyak 3 siswa, nilai 50 sebanyak 6 siswa, dan nilai 60 sebanyak 6 siswa; (d) Rata-rata nilai ulangan harian adalah 62,86.
Deskripsi Hasil Siklus I
Dari hasil pengamatan proses belajar siswa, keaktifan siswa masuk dalam kategori cukup aktif. Hal ini dapat dilihat dari data yang terkumpul yaitu: (a) Siswa masih kurang terlibat dalam kegiatan demonstrasi; (b) Siswa masih belum mempunyai keberanian untuk bertanya dan menjawab pertanyaan; (c) Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan saat temannya melakukan demonstrasi; (d) Keaktifan siswa dalam kegiatan demonstrasi cukup tinggi; (e) Masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan memahami materi.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus I menghasilkan data dan informasi sebagai berikut: (a) Jumlah peserta didik adalah 28 siswa; (b) Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 18 siswa (64,29%) dengan rincian nilai 70 sebanyak 7 siswa, nilai 80 sebanyak 5 siswa, nilai 90 sebanyak 4 siswa dan nilai 100 sebanyak 2 siswa; (c) Jumlah siswa yang belum tuntas belajar adalah 10 siswa (35,71%) dengan rincian nilai 50 sebanyak 4 siswa, dan nilai 60 sebanyak 6 siswa; (d) Rata-rata nilai ulangan harian adalah 71,79.
Deskripsi Hasil Siklus II
Pada siklus II, dari hasil pengamatan proses belajar siswa, keaktifan siswa masuk dalam kategori aktif. Hal ini dapat dilihat dari data yang terkumpul yaitu: (a) Siswa secara merata terlibat dalam kegiatan demonstrasi; (b) Siswa mulai berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan; (c) Sebagian besar siswa memperhatikan saat temannya melakukan demonstrasi; (d) Keaktifan siswa dalam kegiatan demonstrasi semakin meningkat; (e) Semua siswa cukup mampu menguasai materi.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II menghasilkan data dan informasi sebagai berikut: (a) Jumlah peserta didik adalah 28 siswa; (b) Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 23 siswa (82,14%) dengan rincian nilai 70 sebanyak 8 siswa, nilai 80 sebanyak 6 siswa, nilai 90 sebanyak 5 siswa dan nilai 100 sebanyak 4 siswa; (c) Jumlah siswa yang belum tuntas belajar adalah 5 siswa (17,86%) dengan rincian nilai 50 sebanyak 1 siswa, dan nilai 60 sebanyak 4 siswa; (d) Rata-rata nilai ulangan harian adalah 77,86.
Pembahasan
Berdasarkan hasil secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi tata surya di kelas VI SDN 1 Tempel. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus yang masuk kategori kurang aktif, pada siklus I meningkat menjadi cukup aktif dan pada siklus II menjadi aktif.
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pembelajaran pra siklus, rata-rata nilai ulangan harian adalah 62,86 dan yang tuntas belajar 46,43%. Pada siklus I rata-rata nilai ulangan harian siswa menjadi 71,79 dan yang tuntas 64,29%. Pada siklus II kembali meningkat, rata-rata nilai ulangan harian adalah 77,86 dan yang tuntas adalah 82,14%.
Dari hasil tersebut, indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat tercapai dengan pencapaian keaktifan belajar masuk kategori aktif dan tingkat ketuntasan belajarnya lebih dari 80% yaitu 82,14%.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian yang dikumpulkan pada pembelajara para siklus, siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 TempelTahun Pelajaran 2016/2017 dari Kurang Aktif pada kondisi awal menjadi Aktif pada kondisi akhir.
2. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang tata surya bagi siswa kelas VI SDN 1 TempelTahun Pelajaran 2016/2017 dari rata-rata ulangan harian 62,86 menjadi 77,86 dan tingkat ketuntasan belajar dari 46,43% menjadi 82,14%.
Saran
Disarankan kepada siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran dengan harapan apabila keaktifan belajar siswa tinggi maka hasil belajar yang diraih dapat ditingkatkan. Bagi guru disarankan untuk turut serta menerapkan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa. Pihak sekolah juga dimohon bantuannya untuk turut serta memberikan dukungan apabila ada guru yang hendak melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Depdiknas: Dirjendikti
Dimyanti dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Iskandar.M, Srini.2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.
Sagala, Syaiul. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta
Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winataputra, S. Udin,dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka