PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG NILAI TEMPAT BILANGAN

MELALUI PERMAINAN BOLA SOAL

PADA SISWA KELAS II SEMESTER 1 SDN JETIS TAHUN 2019/2020

 

Widya Hariyanti

Guru SDN 2 Jetis Kecamatan Blora Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika tentang Nilai Tempat Bilangan melalui Permainan Bola Soal pada Siswa Kelas II. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 2 Jetis Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 66,67 dengan persentase ketuntasan belajar 40,75%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 75,5 dengan persentase ketuntasan belajar 74%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 85 dengan persentase ketuntasan belajar 92,5%. Permainan Bola Soal efektif digunakan dalam pembelajaran Matematika. Tahapan-tahapan yang sesuai yaitu tahap pembelajaran dengan menggunakan Permainan Bola Soal pada siswa kelas II SDN 2 Jetis dengan faktor pendukung, dampaknya yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM sekolah dengan 70% siswa mengalami ketuntasan belajar dan terjadi perubahan pembelajaran dari siklus I ke Siklus II seperti perhatian siswa,tertib pada saat pembentukan kelompok, semangat,jujur dalam mengerjakan tes, berusaha memecahkan masalah, Aktif dalam pembelajaran dengan Permainan Bola Soal, mengemukakan pendapat, berani mempresentasikan hasil, dan sportif.  Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan permainan bola soal pada pembelajaran Matematika materi nilai tempat bilangan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas II Jetis Kecamaatan Blora Kabupaten Blora.

Kata kunci: Keaktifan, Hasil Belajar, Peramainan Bola Soal

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tolok ukur keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah keaktifan dan hasil belajar. Keaktifan dan hasil Matematika di kelas II di SDN 2 Jetis untuk beberapa kompetensi dasar umumnya menunjukkan nilai yang rendah. Standar kompetensi dan kompetensi dasar Matematika kelas II memang sarat akan materi tentang menentukan nilai tempat , di samping siswa kelas II bru pertama kali mendapat materi tentang nilai tempat. Jika dilihat saat proses pembelajaran 16 dari 28 siswa masih pasif dan ada pula yang mengantuk.Jadi, hampir 50% siswa tingkat keaktifannya masih rendah. Selain itu jika dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 90 %, hanya 10 % siswa yang telah memenuhi standar ketuntasan minimal.Dengan rata-rata kelas sebesar 57. Berikut tabel ketuntasan belajar mata pelajaran matematika siswa kelas II semester gasal pada pra siklus pembelajaran. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran diatas. Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas II SD Negeri 2 Jetis, Kec. Blora Kab. Blora dimungkinkan juga karena guru belum menggunakan metode atau pun media pembelajaran serta mendesain skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Namun sebaliknya kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah, cenderung kering dan membosankan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi guru. Terkadang ada beberapa siswa yang pasif dan mengantuk saat pembelajaran berlangsung. Siswa sebagai obyek bukan subyek bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses pembelajaran.

Dalam kurikulum ini profesi guru menjadi penuh tantangan dan berat tanggung jawabnya sehingga jiwa yang tangguh sangat diperlukan. Tantangan besar adalah bagaimana cara seorang guru dapat menciptakan generasi cerdas melalui didikan seorang guru. Guru juga dituntut menyenangkan, jika seorang guru tidak memiliki rasa humor dan terlalu kaku maka kondisi proses pembelajaran akan menjadi dingin dan tidak menggairahkan bagi peserta didik, maka guru harus dapat melucu dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga mereka antusias dalam proses pembelajaran. Guru adalah orang yang harus selalu mengupdate pengetahuannya, meskipun guru adalah orang yang berilmu tetapi harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan selalu berkembang dan belajar adalah proses sepanjang hayat. Selain itu ia juga harus menjadi pemberi motivasi dan sabar, mampu membesarkan hati, memberi motivasi dan memberi semangat peserta didik dan memiliki kesabaran adalah salah satu ciri seorang guru dari dahulu sampai sekarang, maka kedua sifat baik ini harus terus dipupuk, dipelihara dan dijaga sebagai identitas seorang guru Penerapan pembelajaran melaui permainan bola soal, merupakan tindakan pemecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika khususnya kompetensi dasar tentang menentukan nilai tempat bilangan bagi siswa kelas II semester gasal SD Negeri 2 Jetis Kec.Blora Kab. Blora tahun pelajaran 2019/2020 sehingga diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik

Identifikasi Masalah

Dalam pembelajaran matematika tentang menetukan nilai tempat tidak satu pun anak menunjukan jari untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru tentang materi nilai tempat bilangan. Setelah penulis mengadakan refleksi ditemukan beberapa hal yang mungkin menjadi masalah:

  1. Apa yang menyebabkan siswa tidak mampu memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran?
  2. Mengapa siswa tidak terdorong untuk aktif dalam kegiatan belajar?
  3. Apakah yang menyebabkan materi sulit dipahami oleh siswa?
  4. Apakah media yang digunakan guru kurang menarik pehatian siswa?
  5. Apakah guru menggunakan model pembelajaran yang monoton, cenderung kering dan membosankan?

Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi sasaran penelitian antara lain:

  1. Sasaran penelitian untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran Matematika.
  2. Sasaran penelitian untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika.
  3. Sasaran penelitian dengan menggunakan permainan bola soal.

Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diatas maka rumusan masalah yang dapat peneliti tulis adalah:

  1. Bagaimanakah Penerapan Permainan bola soal dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika tentang menentukan nilai tempat bagi siswa kelas II semester gasal SDN 2 Jetis Kec.Blora, Kab. Blora tahun pelajaran 2019/2020?
  2. Bagaimanakah Penerapan Permainan bola soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang menentukan nilai tempat siswa kelas II semester gasal SDN 2 Jetis Kec.Blora, Kab. Blora tahun pelajaran 2019/2020?
  3. Bagaimanakah Penerapan Permainan bola soal dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang menetukan nilai tempat bagi siswa kelas II semester gasal SDN 2 Jetis Kec.Blora, Kab. Blora tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Pengertian Keaktifan Siswa

Keaktifan sendiri merupakan motor dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa di tuntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah hasil belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya secara efektif, siswa dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Sardiman (2009: 100) berpendapat bahwa aktifitas disini yang baik yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktifitas itu harus saling terkait. Kaitan antara keduanya akan membuahkan aktifitas belajar yang optimal. Banyak aktifitas yang dapat dilakukan siswa di sekolah. Beberapa macam aktifitas itu harus diterapkan guru pada saat pembelajaran sedang berlangsung.

Guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa (peserta didik) harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan obyek yang nyata. Jadi belajar harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sekolah merupakan sebuah miniatur dari masyarakat dalam proses pembelajaran harus terjadi saling kerja sama dan interaksi antar komponen.

Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada aktifitas yang sejati, di mana siswa belajar dengan mengalaminya sendiri pengetahuan yang dia pelajari. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan serta perilaku lainnya termasuk sikap dan nilai. saat ini pembelajaran diharapkan ada interaksi siswa pada saat pembelajaran. Hal ini agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar. guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.

Hasil belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menunjuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

  • Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
  • Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri atas kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
  • Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
  • Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
  • Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Pembelajaran Matematika di Sekolah

Matematika merupakan alat yang memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi atau generalisasi untuk suatu studi atau pemecahan masalah. Matematika juga mampu meningkatkan kemampuan untuk berpikir dengan jelas, logis, teratur, dan sistematis. Hal itulah yang mengakibatkan pentingnya belajar matematika.

Pada hakekatnya tujuan belajar matematika dibagi menjadi 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya adalah: a) Untuk mempersiapkan anak untuk menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia melalui latihan dan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. b) mempersiapkan agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Kemudian tujuan khusus adalah: a) Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung. b) Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut. c) menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melakukan kegiatan matematika. d) Membentuk sikap kritis. Logis, kreatif, cermat dan disiplin (Karim, 2000: 10-11)

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini kami lakukan selama 8 kali pertemuan. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah menyusun proposal. Setelah proposal tersusun segera dimintakan persetujuan dari pihak yang terkait supaya dapat segera melaksanakan penelitian tersebut dengan baik. Pertemuan ke-1 sampai ke-6 digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan melakukan tindakan siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 dilaksanakan pada pertemuan ke-1 sampai ke-3 , sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada pertemuan ke-4 sampai ke-6.

Kegiatan analisis data dilakukan peneliti pada pertemuan ke-7. Pertemuan ke-8 digunakan untuk pembahasan/diskusi hasil analisis data dengan teman sejawat. Hasil pembahasan ini akhirnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Jetis, selain itu salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran Matematika khususnya pada kompetensi dasar Menetukan nilai tempat.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas II SDN 2 Jetis yang jumlahnya 25 anak, (10 laki-laki dan 15 perempuan) tahun pelajaran 2019/2020. Alasan mendasar dilakukannya penelitian di kelas II adalah kurangnya keaktifan dan pemahaman siswa tentang materi Menetukan nilai tempat dan yang diharapkan nantinya siswa lebih memahami materi tersebut.

Obyek penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran Matematika tentang menetukan nilai tempat.

Sumber Data

Ada tiga sumber data yang diambil dalam penelitian ini,yakni:

  1. Peserta didik (selaku subyek penelitian)
  2. Peneliti(selaku guru)
  3. Teman Sejawat (observer)

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Tindakan Kelas terdapat 2 teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Data penelitian ini bersumber dari interaksi peneliti, guru dan siswa, dalam pembelajaran Matematika pada kelas II SDN 2 Jetis yang menggunakan Permainan bola soal untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

 

 

Alat pengumpulan Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas, bahwa pengumpulan data menggunakan:

  1. Teknik pengambilan data dengan tes
  2. Observasi

Validasi Data

Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.

Analisis Data

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, setelah data diperoleh maka data dianalisis. Hasil analisis pasa siklus pertama dipakai untuk siklus selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Adapun teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Diskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Pada pembelajaran pra siklus guru mengajar secara konvensional, guru cendrung menstransfer ilmu pada siswa saja sehingga siswa dominan pasif dalam pembelajaran, bahkan dari pengamatan guru siswa bosan dalam menerima materi,kurang konsentrasi,selalu keluar ruangan dengan alasan kekamar mandi itu membuktikan kurang tertariknya siswa dalam menerima pelajaran Matematika.

Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Hasil Penilaian Sikap

Hasil penilaian sikap siswa dalam pembelajaran Matematika melalui Permainan Bola Soal pada siklus I, diperoleh data sebagai berikut:

Hasil Observasi Penilaian Sikap Pembelajaran Matematika Siklus I

 

No

 

Indikator

Jumlah Skor Tingkat Kemampuan Total jumlah skor Persentase Rata-rata skor Kategori
1 2 3 4
1. Disiplin 2 5 8 2 42 70 2,8 B
2. Tanggung jawab 2 5 10 0 40 66,7 2,67 B
3. Sportif 2 6 5 4 43 71,7 2,87 B
4. Kerjasama 2 0 4 11 56 93,3 3,73 A
5. Teliti 2 0 8 7 52 86,7 3,47 A
6. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari 2 4 9 2 43 71,7 2,87 B
  Jumlah 419 698,3 27,93 B
Rata-rata 46, 6 77,7 3,11  

 

Dari tabel diatas menujukan data observasi penilaian sikap memperoleh jumlah 419 dengan rata 46,6.

 

Hasil Penilaian Keterampilan Dan Pengetahuan (Hasil Belajar)

Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Hasil Penilaian Sikap

Hasil penilaian sikap siswa dalam pembelajaran Matematika melalui Permainan Bola Soal pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut:

Hasil Observasi Penilaian Sikap Pembelajaran Matematika Siklus II

 

No

 

Indikator

Jumlah Skor Tingkat Kemampuan Total jumlah skor Persentase Rata-rata skor Kategori
1 2 3 4
1. Disiplin 2 5 8 2 42 70 2,8 B
2. Tanggung jawab 2 5 10 0 40 66,7 2,67 B
3. Sportif 2 6 5 4 43 71,7 2,87 B
4. Kerjasama 2 0 4 11 56 93,3 3,73 A
5. Teliti 2 0 8 7 52 86,7 3,47 A
6. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari 2 4 9 2 43 71,7 2,87 B
  Jumlah 513 809 30,5 B
Rata-rata 52,7 80 3,12  

 

Hasil Penilaian Keterampilan Dan Pengetahuan (Hasil Belajar)

Berdasarkan refleksi pada siklus II maka guru harus dapat meningkatkan keterampilan dalam mengajar sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu guru harus dapat memaksimalkan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena hasil penelitian sudah mencapai indikator yang diharapkan, maka penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhenti pada siklus II.

PENUTUP

Simpulan

Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 66,67 dengan persentase ketuntasan belajar 40,75%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 75,5 dengan persentase ketuntasan belajar 74%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 85 dengan persentase ketuntasan belajar 92,5%.

Permainan Bola Soal efektif digunakan dalam pembelajaran Matematika. Tahapan-tahapan yang sesuai yaitu tahap pembelajaran dengan menggunakan Permainan Bola Soal pada siswa kelas II SDN 2 Jetis dengan faktor pendukung, dampaknya yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM sekolah dengan 70% siswa mengalami ketuntasan belajar dan terjadi perubahan pembelajaran dari siklus I ke Siklus II seperti perhatian siswa,tertib pada saat pembentukan kelompok, semangat,jujur dalam mengerjakan tes, berusaha memecahkan masalah, Aktif dalam pembelajaran dengan Permainan Bola Soal, mengemukakan pendapat, berani mempresentasikan hasil, dan sportif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo & Kokasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Grasindo

Arief, Sadiman. 2002. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.s

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asma N. 2006. Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

  1. Basuki. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana

Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Harjanto.1997. Perencanaan Pengajaran. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  1. S. Winataputra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universtas Terbuka.

Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA University Press.

Morgan dalam Baharuddin. 2009. Psikologi Pendidikan. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

          Kompetensi. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Sugandi, A. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Tri Anni, C,. dkk.2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

.—————-2007. Didaktika Jurnal Penelitian Pengembangan Kurikulum dan        Teknologi Pembelajaran. Samarinda: FKIP Universitas Mulawarman