PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKn TENTANG ASEAN

MELALUI METODE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS VI SDN 1 BOTORECO

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Bambang Kuswanto

(SDN 1 Botoreco Kecamatan Kunduran)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan materi ASEAN melalui penerapan metode pembelajaran Word Square pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDN 1 Botoreco Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 28 anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan pelaksanaan tindakan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumen, pengamatan, dan tes tertulis. Pengumpulan data diambil dari dokumentasi daftar nilai pra siklus, lembar pengamatan, dan rekapitulasi hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus. Untuk memvalidasi data yang dikumpulkan, dibuat lembar pengamatan dan kisi-kisi soal ulangan. Dalam pelaksanaan tindakan, dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian, pada kondisi awal keaktifan belajar siswa rendah yaitu 30,77% dan nilai rata-rata 57,69. Dari KKM yang ditetapkan yaitu 70,00 jumlah siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 8 siswa (28,57%) dan 20 siswa (71,43%) masih dibawah KKM . Nilai terendah ulangan harian 30 dan nilai tertinggi 90. Pada siklus I keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 65,38%, meningkat 34,62% dan nilai rata-rata ulangan harian 67,86, meningkat 11,07. Jumlah siswa yang mampu mencapai KKM menjadi 16 siswa (57,14%) dan 12 anak (42,86%) masih dibawah KKM. Nilai terendah juga mengalami peningkatan yaitu 40 dan nilai tertinggi masih tetap 90. Pada Siklus II keaktifan belajar siswa 88,46%, meningkat 23,08% dan nilai rata-rata ulangan harian 77,86, meningkat 10,00. Jumlah siswa yang mencapai KKM 24 siswa (85,71%) dan 4 anak (14,29%) masih dibawah KKM. Nilai terendah 60 sementara nilai tertinggi 100.

Kata Kunci : keaktifan belajar, prestasi belajar, metode pembelajaran Word Square

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat berbagai problem dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SDN 1 Botoreco diantaranya metode yang digunakan masih didominasi metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini menyebabkan peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Terlihat dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak diam mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi yang dijelaskan. Bahkan terkadang bila tidak disuruh mencatat mereka hanya mendengar penjelasan dari guru. Hal yang demikian ini menunjukkan tidak adanya peran aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Tingkat keaktifan belajar rendah. Keaktifan guru adalah 36,67% sedangkan keaktifan siswa adalah 22,73%. Rata-rata tingkat keaktifan belajar adalah 30,77%.

Prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1 Botoreco pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga rendah. Pada materi ASEAN, setelah dilakukan ulangan harian, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 56,79. Dari KKM yang ditentukan, yaitu 70,00, jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 8 anak (28,57%) sementara 20 anak (71,43%) tidak tuntas belajar. Perolehan nilai terendah pada saat ulangan harian adalah 30 dan tertingginya adalah 90.

Faktor keaktifan siswa sebagai subyek belajar sangat menentukan hasil pembelajaran. Pembelajaran yang berjalan searah di mana guru paling mendominasi sedangkan siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi akan menjadikan kondisi pembelajaran tidak proporsional. Guru sangat aktif sedangkan siswa menjadi pasif dan tidak kreatif, sehingga siswa kurang dapat mengembangkan potensinya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa problem pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SDN 1 Botoreco Kecamatan Kunduran khususnya kelas VI adalah kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang salah satu penyebabnya adalah penggunaan metode yang kurang bervariasi. Dari tingkat keaktifan yang rendah tersebut akhirnya prestasi belajar siswapun menjadi kurang memuaskan. Maka dari itu, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SDN 1 Botoreco membutuhkan suatu metode pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu cara agar keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat adalah dengan memilih metode yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa. Metode pembelajaran yang dihrapkan mampu untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah metode Word Square.

Pada kesempatan ini guru sebagai peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan metode Word Square dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SDN 1 Botoreco dengan asumsi bahwa dengan diterapkannya metode tersebut dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pembelajaran akan lebih menarik sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran diharapkan prestasi belajar yang diraih juga semakin meningkat.

Pemilihan metode Word Square ini didasarkan pada berbagai pertimbangan dari peneliti. Yang menjadi pertimbangan antara lain dikarenakan metode Word Square merupakan metode ceramah yang diperkaya dengan permainan, di mana siswa dilibatkan secara aktif dalam penyajian materi pelajaran. Disamping itu, metode tersebut juga mengandung kegiatan-kegiatan yang menarik dan mendorong peserta didik untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan juga dapat melatih konsentrasi peserta didik dalam belajar melalui soal atau lembar kegiatan yang berbentuk teka-teki acak kata di mana terdapat beberapa pertanyaan yang jawabannya sudah tercantum dalam susunan huruf acak, sehingga peserta didik terdorong untuk menemukan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah dalam memahami dan mengingat materi pelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, yang terjadi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN di atas, maka dapat ditetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah metode pembelajaran Word Square mampu meningkatkan keaktifan belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah metode pembelajaran Word Square mampu meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah secara umum untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN melalui penerapan metode pembelajaran Word Square pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat terutama bagi siswa yaitu menciptakan kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan turut berperan aktif dalam pembelajaran dan bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bagi sekolah diharapkan mampu meningkatkan meningkatkan kualitas pendidikan melalui metode pembelajaran aktif yaitu Word Square.

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

Keaktifan Belajar

Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha. Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai aktivitas, kegiatan, kesibukan. Dengan demikian, keaktifan siswa dapat diartikan sebagai keadaan di mana siswa dapat aktif dengan suatu kegiatan atau kesibukan (Hasan 2005 : 26).

Menurut Ahmadi (1991 : 6) keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar. Abu Ahmadi berpendapat bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas fisik maupun psikis.

Keaktifan fisik sebagai kegiatan yang nampak yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model dan lain-lain. Sedangkan kegiatan psikis nampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan dan mengambil keputusan-keputusan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan sangat membantu siswa dalam proses belajarnya. Di mana siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya.

Prestasi Belajar

Hamalik (2001 : 103) mendefinisikan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi individu adalah hal-hal yang telah dicapai oleh seseorang yang disebut prestasi belajar.

Sedangkan menurut Syah (2004 : 43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999 : 787) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Syah (2004:132) juga menjabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain :

1. Faktor yang berasal internal (dari dalam siswa) yang meliputi fisiologis dan psikologis. Kondisi fisiologis anak meliputi kesehatan dan keadaan anak. Sedangkan kondisi psikologis anak meliputi tingkat kecerdasan / intelegensi siswa, sikap, minat, bakat, dan motivasi.

2. Faktor yang berasal eksternal (dari luar siswa) meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor lingkungan sosial meliputi guru, staf administrasi, teman-teman dan masyarakat. Sedangkan faktor lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah, rumah, alat-alat belajar, cuaca, dan waktu belajar.

3. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Metode Pembelajaran Word Square

Metode Word Square merupakan pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya dan merupakan salah satu dari sekian banyak metode yang dapat dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode Word Square ini merupakan kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Metode tersebut bertujuan untuk mendorong peserta didik agar lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan juga bertujuan untuk melatih konsentrasi peserta didik.

Instrumen utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan.

LKS Word square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran. Metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square berarti suatu cara mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa mengamati secara teliti suatu objek yang dipadukan dengan LKS Word square.

Kerangka Berpikir

Dari berbagai kajian teori yang telah dipaparkan di atas, peneliti berusaha membuat sebuah kerangka berpikir pada penelitian tindakan kelas ini. Pada kondisi awal, guru sebagai peneliti belum menerapkan metode pembelajaran Word Square. Dalam pembelajaran peneliti masih mennngunakan metode konvensional. Titik berat metode hanya pada ceramah. Siswa hanya dijadikan objek pembelajaran. Hasil dari pembelajaran sangat jauh dari yang diharapkan. Keaktifan dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN rendah.

Pada siklus I dan Siklus II, peneliti menerapkan metode pembelajaran Word Square. Keaktifan dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN meningkat. Apabila dibandingkan keaktifan dan prestasi belajar kondisi awal dengan hasil pembelajaran pada siklus I, ternyata keaktifan dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN pada siklus I terjadi peningkatan. Demikian juga pada Siklus II, setelah dilakukan pengamatan dan tes formatif di akhir pembelajaran, keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN juga terjadi peningkatan.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan yaitu:

1. Melalui penerapan metode pembelajaran Word Square dapat meningkatkan keaktifan belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Melalui penerapan metode pembelajaran Word Square dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Botoreco Kecamatan Kunduran. Waktu penelitian mulai dari bulan Januari sampai dengan April 2015. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI sebanyak 28 anak. Sedangkan objek penelitian adalah keaktifan belajar siswa, prestasi belajar siswa dan Metode Pembelajaran Word Square.

Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi pada pembelajaran pra siklus, pengamatan selama proses pembelajaran siklus I dan II, serta tes tertulis pada akhir pembelajara siklus I dan II. Hasil dari pengumpulan data yang dilaksanakan dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif untuk menentukan tingkat keberhasilan penelitian.

Prosedur penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang akan dilaksanakan selama dua siklus, dan untuk setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pra Siklus

Pada pembelajaran Pra Siklus, tingkat keaktifan belajar dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tingkat Keaktifan Belajar Pra Siklus

No

Uraian

Guru

Siswa

Total

1

Jml Indikator

15

11

26

2

Skor Maks

30

22

52

3

Skor

14

9

23

4

Persentase

36,67%

22,73%

30,77%

Dari data di atas, bisa dilihat bahwa tingkat keaktifan guru adalah 36,67% dan tingkat keaktifan siswa adalah 22,67%. Adapaun prestasi belajar siswa dapat dilihat dari tabel hasil belajar yang diraih siswa pada ulangan harian berikut ini :

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Pra Siklus

No

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentase

1

30

2

7,14%

2

40

3

10,71%

3

50

10

35,71%

4

60

5

17,86%

5

70

4

14,29%

6

80

3

10,71%

7

90

1

3,57%

Jumlah

28

100%

Jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran pra siklus adalah 8 siswa (28,57%). Masih terdapat 20 siswa (71,43%) yang tidak tuntas belajar. Rata-rata ulangan hariannya adalah 57,69.

Siklus I

Pelaksanaan Siklus I sebanyak 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2, 9 dan 16 Februari 2015. Setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Data keaktifan belajar yang diperoleh selama pengamatan adalah sebagai berikut :

Tingkat Keaktifan Belajar Siklus I

No

Uraian

Guru

Siswa

Total

1

Jml Indikator

15

11

26

2

Skor Maks

30

22

52

3

Skor

20

14

34

4

Persentase

66,67%

63,64%

65,38%

Dari data di atas, bisa dilihat bahwa tingkat keaktifan guru adalah 66,67% dan tingkat keaktifan siswa adalah 63,64%. Data prestasi belajar yang dikumpulkan dari tes tertulis pada akhir Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus I

No

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentase

1

40

1

3,57%

2

50

5

17,86%

3

60

6

21,43%

4

70

7

25,00%

5

80

5

17,86%

6

90

4

14,29%

Jumlah

28

100%

Jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran siklus I adalah 16 siswa (57,14%). Masih terdapat 12 siswa (42,86%) yang tidak tuntas belajar. Rata-rata ulangan hariannya adalah 67,86.

Siklus II

Pelaksanaan Siklus II sebanyak 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 9, 16 dan 23 Maret 2015. Setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Data keaktifan belajar yang diperoleh selama pengamatan adalah sebagai berikut :

Tingkat Keaktifan Belajar Siklus II

No

Uraian

Guru

Siswa

Total

1

Jml Indikator

15

11

26

2

Skor Maks

30

22

52

3

Skor

27

19

46

4

Persentase

90,00%

86,36%

88,46%

Dari data di atas, bisa dilihat bahwa tingkat keaktifan guru adalah 90,00% dan tingkat keaktifan siswa adalah 86,36%. Data prestasi belajar yang dikumpulkan dari tes tertulis pada akhir Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus II

No

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentase

1

60

4

14,29%

2

70

8

28,57%

3

80

8

28,57%

4

90

6

21,43%

5

100

2

7,14%

Jumlah

28

100%

Jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran siklus II adalah 24 siswa (85,71%). Masih terdapat 4 siswa (14,29%) yang tidak tuntas belajar. Rata-rata ulangan hariannya adalah 77,86.

Pembahasan

Data keaktifan belajar dari Pra Siklus sampai denga Siklus II, menujukkan peningkatan. Dari tabel dan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan keaktifan belajar dari Pra Siklus yang rata-ratanya 30,77% menjadi 65,38%, meningkat 34,62%. Pada Siklus II juga terjadi peningkatan menjadi 88,46%, meningkat 23,08%. Jadi peningkatan keaktifan belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir adalah 57,69%.

Prestasi belajar yang dicapai siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata ulangan harian, jumlah siswa yang mencapai KKM serta peningkatan raihan nilai terendah dan tertinggi pada ulangan harian.

Nilai rata-rata hasil ulangan siswa setelah dilakukan tes tertulis pada pembelajaran Pra Siklus adalah 56,79. Pada Siklus I nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 67,86, terjadi peningkatan sebesar 11,07. Pada Siklus II nilai ulangan hariannya adalah 77,86, kembali mengalami peningkatan sebesar 10,00. Jadi secara keseluruhan, prestasi belajar siswa terjadi peningkatan sebesar 21,07.

Pada Pra Siklus, siswa yang tuntas belajar adalah 8 anak (28,57%) sedangkan pada Siklus I adalah 16 anak (57,14%), terjadi peningkatan sebesar 28,57%. Pada Siklus II kembali meningkat menjadi 24 anak (85,71%), terjadi peningkatan sebesar 28,57%. Jadi total peningkatan ketuntasan belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir adalah 57,14%. Selain tingkat ketuntasan belajar, perolehan nilai terendah dan tertinggi pada saat ulangan harian juga mengalami peningkatan. Nilai terendah pada kondisi awal adalah 30 meningkat menjadi 60 pada kondisi akhir. Nilai tertinggi pada kondisi awal 90 meningkat menjadi 100 pada kondisi akhir.

PENUTUP

Simpulan

1. Melalui penerapan metode pembelajaran Word Square dapat meningkatkan keaktifan belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

2. Melalui penerapan metode pembelajaran Word Square dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang ASEAN pada siswa kelas VI SDN 1 Botoreco semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

Saran

1. Guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Salah satunya dengan menerapkan metode yang bervariasi dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Metode Word Square adalah salah satu alternatif metode pembelajaran untuk mendorong keaktifan siswa dalam belajar yang nantinya akan memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat pelajaran serta dapat menjadikan peserta didik lebih fokus dalam mengikuti pelajaran.

2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya belajar, menghargai ilmu pengetahuan, dan berperilaku yang baik dalam mengikuti pembelajaran sehingga apa yang dicita-citakan akan tercapai sesuai dengan harapan sekolah, orang tua, dan masyarakat.

3. Pihak sekolah diharapkan selalu membantu apabila ada guru yang berinisiatif melakukan penelitian tindakan kelas serta memberikan apresiasi positif karena muara dari dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah meningkatnya kwalitas pendidikan di sekolah

DAFTARPUSTAKA

Abu Ahmadi. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Hamalik.1993. Metode Mengajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito

Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Semarang : Rasail Media Group

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Ruminiati . 2007. Pengembangan Pendidikan Kewargaannegaraan Sekolah Dasar. Jakarta : Dirjen Dikti.Departemen Pendidikan Nasional

Silberman, Mel. 2005. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. penerjemah: Sarjuli, et. Al.. Yogyakarta : YAPPENDIS

Slameto. 2006. Prinsip-prinsip Belajar. Jakarta : Rineka Putra

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdaka

 

Usman, Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Delia Citra Utama