PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DENGAN METODE

PROBLEM SOLVING VERBAL SISWA KELAS I SDN 1 BUCU SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Masrurohtun

SDN 1 Bucu Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SDN 1 Bucu Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan metode problem solving verbal. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus setiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan. Aspek yang diamati setiap siklusnya adalah kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan metode problem solving verbal. Simpulan penelitian ini bahwa ada peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan metode problem solving verbal siswa kelas I SDN 1 Bucu Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan pada pra siklus tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar 29% dengan nilai rata-rata 61,43, pada siklus I tingkat ketuntasan meningkat menjadi 71% sedangkan nilai rata-rata 74,29, pada siklus II tingkat ketuntasan mencapai 100% dengan nilai rata-rata mencapai 82,86.

Kata Kunci: problem solving verbal, penjumlahan dan pengurangan

 

Latar Belakang Masalah

Belajar adalah setiap perubahan yang terjadi relatif menentap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman (Morgan dalam Ngalimun, 2014: 84). Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus relatif mantap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau pun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. Dengan demikian untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan harus dilakukan dengan usaha yang terus menerus melalui suatu proses belajar yang panjang sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang akan dipelajari.

Matematika merupakan salah satu materi pelajaran yang diberikan kepada siswa Sekolah Dasar sebagai bekal untuk dapat mengembangkan sikap dan kemampuan serta pengetahuan dan keterampilan dasar. Di samping itu matematika juga berperan sebagai alat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penguasaan materi matematika diharapkan siswa memiliki sikap kritis, analisis, logis, cermat serta disiplin. Selain itu juga dapat menerapkannya pada disiplin ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.Matematika merupakan muatan pelajaran yang sangat diperlukan, namun Matematika dianggap sebagai muatan pelajaran yang sulit untuk dimengerti oleh siswa sehingga siswa terlebih dahulu takut dan malas dengan mata pelajaran Matematika. Indikasi ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan/rendahnya hasil belajar siswa. Para siswa beranggapan bahwa Matematika hanya berlaku dengan penyajian yang berbentuk angka-angka yang dianggap kurang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Padahal kalau dicermati di setiap segi kehidupan manusia tidak bias lepas dari Matematika bahkan akan mempermudah dalam pemecahan masalah.

Pengalaman peneliti sebagai guru kelas 1 merasa galau karena kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan siswa pada mata pelajaran Matematika yang peneliti hadapi sangat merosot. Dalam hal ini jika dibiarkan maka akan berdampak terhadap kualitas pendidikan secara menyeluruh. Dengan terlihatnya hasil belajar siswa yang merosot maka peneliti berencana untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa dengan meminta bantuan teman sejawat. Adapun materi yang akan diteliti yaitu pembelajaran tema 2 muatan pelajaran Matematika kompetensi dasar 3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dan 4.4 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil ulangan formatif dari 7 siswa yang mendapat nilai 70 keatas sebanyak 2 siswa Sedangkan 5 siswa mendapat nilai kurang dari 70. Berdasarkan kenyataan ini peneliti merefleksikan dalam pembelajaran yang peneliti laksanakan. Dari hasil refleksi peneliti memperoleh gambaran kenyataan bahwa saat proses pembelajaran hampir semua siswa memperhatikan penjelasan guru banyak siswa bertanya dan telah berlatih mengerjakan soal-soal latihan namun setelah dilaksanakan tes formatif hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil tes formatif dan refleksi pembelajaran dibantu masukan teman sejawat peneliti mencoba mengidentifikasi masalah penyebab rendahnya penguasaan siswa terhadap operasi hitung penjumlahan dan pengurangan kelas 1 SD Negeri 1 Bucu semester I tahun pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:

  • Siswa kurang kreatif dalam pembelajaran
  • Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran matematika.
  • Guru kurang belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
  • Guru kurang dalam menggunakan alat peraga.
  • Guru kurang dalam memberikan contoh soal yang merangsang semangat belajar

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan analisis masalah diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan metode problem solving verbal dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SDN 1 Bucu Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?”

 

 

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan perbaikan pembelajaran dengan pola Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus adalah: Untuk dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SDN 1 Bucu Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan metode problem solving verbal

Manfaat Penelitian

Hasil dari tindakan perbaikan pembelajaran ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolahan. Manfaat tersebut antara lain:

Bagi Siswa

  1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di Kelas I SDN 1 Bucu Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.
  2. Mengurangi kebosanan siswa pada tehknik pembelajaran yang selama ini digunakan.
  3. Membantu untuk berpikir lebih dalam dengan ide siswa dan menjadikan para siswa mengerti benar akan pengetahuan yang diperolehnya.

Bagi Guru

  1. Memperbaiki proses pembelajaran guru, sehingga ketuntasan belajar siswa di kelas I SDN 1 Bucu Semester I tahun pelajaran 2019/2020 dapat meningkat.
  2. Menambah variasi metode dalam melaksanakan proses pembelajaran pengelasan sehingga lebih efektif dan efisien serta tidak membosankan.

Bagi Sekolah

  1. Meningkatkan kualitas sekolah karena adanya peningkatan kemampuan siswa dan kemajuan diri guru untuk meningkatkan kompetensinya.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kemampuan

Kemampuan dalam arti yang umum dapat dibatasi sebagai perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Sudarwan Danim, 1994: 12). Dengan demikian, suatu kemampuan dalam suatu pendidikan yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula. Menurut Keith Davis (Mangkunegara, 2000:67) menyatakan bahwa kemampuan (ability) sama dengan pengetahuan dan keterampilan (knowledge dan skill). Sedangkan menurut Arief S. Sadiman (2010: 2) belajar adalah suatu proses yang terjadi di mana semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi sampai akhir hayat. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang. Perubahan tersebut meliputi perubahan yang bersifat pengetahuan, dan keterampilan maupun perubahan yang menyangkut perubahan nilai dan sikap. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan awal siswa merupakan prasarat yang diperlukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya. Dalam proses belajar mengajar kemampuan awal siswa dapat menjadi titik tolak untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan kemampuan baru.

Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan

Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan merupakan materi pokok dalam muatan pelajaran matematika di kelas I sekolah dasar. Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari, (Susanto, 2013: 188). Pembelajaran matematika di sekolah dasar mengutamakan siswa mengenal dan memahami serta mahir menggunakan bilangan-bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidupan sehari-hari. Pembelajaran masih berkisar tentang lambang penghitungan maupun simbol yang kongrit, sebelum mengerjakan hal-hal yang abstrak.

Penekanan pembelajaran matematika di sekolah dasar masih menekankan pada pengenalan kehidupan sehari-hari. Operasi hitung penalaran berupaya menajamkan daya nalar siswa agar terampil dan mahir mencerna fenomena alam sekitarnya dan dapat mengkomunikasikan dengan orang lain. Secara umum materi pelajaran matematika Kelas I sekolah dasar meliputi bahan: bilangan dan lambangnya, geometri, bahan ajar bilangan meliputi: penjumlahan dan pengurangan termasuk didalamnya yaitu Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Sedangkan penekanan kompetensi dasar yang ditekankan pada penelitian ini sesuai pada tabel di bawah ini:

Tabel Kompetensi dasar Operasi Hitung Matematika Kelas I

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan Pengurangan 4.4 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99

 

Problem Solving Verbal

Menurut Ngalimun (2016: 232) dalam problem solving masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma. Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifikasi, mengekplorasi, menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan lokasi. Dengan menggunakan metode ploblem solving diharapkan siswa merasa tertantang mengerjakan permasalahan yang disajikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai pendapat Gatot Muhsetyo, dkk ( 2013: 1.26) Ciri utama problem solving (pemecahan masalah) dalam matematika adalah adanya masalah yang tidak rutin (non-routine problem). Masalah seperti dirancang atau dibuat agar siswa tertantang untuk menyelesaikan.

Adapun yang dimaksud Problem Solving Verbal dalam penelitian ini adalah metode problem solving yang dilakukan secara lisan kepada siswa sehingga siswa mudah memahami, mengingat siswa kelas satu pemahaman membacanya masih sangat kurang. Wahyudin (2008: 37) menerangkan banyak alasan mengapa problem solving verbal dipandang sebagai bagian penting dari kurikulum matematika sekolah dasar. Salah satu alasan utamanya yaitu soal-soal verbal dapat memberikan suatu konteks yang realistik dan memotivasi untuk pembelajaran keterampilan-keterampilan problem solving spesifik. Syaiful Bahri Djamarah (2010: 91-92) menyatakan bahwa metode problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Langkah-langkah metode ini adalah:

  • Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
  • Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahakan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain-lain.
  • Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut
  • Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut sangat cocok.
  • Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada peeningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan metode problem solving verbal siswa kelas I SDN 1 Bucu Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas I SD Negeri 1 Bucu Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2019/2020 dikarenakan peneliti bertugas di sekolah tersebut serta jarak rumah dan sekolahnya dekat, sehingga mempermudah pelaksanaan penelitian.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020, pada bulan agustus sampai dengan oktober 2019. Adapun penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan.

Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 1 Bucu Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 sebanyak 7 siswa.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Jika siklus pertama belum memenuhi target yang ditentukan, maka akan dilakukan ke dalam tahap siklus selanjutnya yang pelaksanaannya sama dengan siklus sebelumnya. Setiap siklus dalam penelitian ini mempunyai empat tahapan yang lazim dilalui yaitu mulai dari tahan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan metode problem solving verbal.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini ditentukan dengan hasil tes kemampuan operasi hitung penumlahan dan pengurangan siswa minimal 75 dan persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 75% dengan nilai KKM Mupel Matematika yang telah ditetapkan yaitu 70.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan perolehan tes formatif, pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

TABEL KEMAMPUAN BELAJAR SISWA PRA SIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II

NO NILAI JUMLAH NILAI

PRA SIKLUS

JUMLAH NILAI

SIKLUS I

JUMLAH NILAI

SIKLUS II

1 50 2
2 60 3 2
3 70 1 2 2
4 80 1 1 2
5 90 2 2
6 100 1
JUMLAH SISWA 7 7 7
TUNTAS 2 5 7
BELUM TUNTAS 5 2 0
JUMLAH NILAI 430 520 560
RATA-RATA 61,43 74,29 82,86

 

Dari seluruh data tersebut dapat kita ketahui bahwa pada kegiatan pra siklus jumlah siswa yang tuntas sebanyak 2 orang sedangkan yang belum tuntas 5 orang dengan nilai rata-rata 61,43, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan jumlah siswa yang tuntas 5 siswa sedangkan yang belum tuntas 2 siswa dengan nilai rata-rata 74, 39, pada siklus II semua siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 82,86.

PEMBAHASAN

Berdasarkan pembelajaran dan refleksi maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pra siklus

Dari seluruh data di atas dapat di jelaskan sebagai berikut, nilai tertinggi dari 7 siswa yaitu 100 adalah 0 siswa 90 adalah 0 siswa, 80 adalah 1 siswa, 70 adalah 1 siswa, 60 adalah 3 siswa, dan 50 adalah 2 siswa yang merupkan nilai terendah sedangkan nilai rata-rata siswa 64,4 Hal ini disebabkan karena guru kurang belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, guru kurang dalam menggunakan alat peraga, guru kurang dalam memberikan contoh soal yang merangsang semangat belajar siswa.

Siklus I

Data yang berasal dari tes, menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di Kelas I SD Negeri 1 Bucu Semster I tahun pelajaran 2019/2020 mengalami peningkatan, nilai tertinggi yaitu 100 adalah 0 siswa, 90 adalah 2 siswa, 80 adalah 1 siswa, 70 adalah 2 siswa, 60 adalah 2 siswa yang merupakan nilai terendah dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,29 Pada siklus I ini memang terjadi peningkatan 43% dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. Dengan menggunakan metode problem solving verbal semangat belajar siswa menjadi meningkat. Penggunaan alat peraga yang sesuai dengan soal yang ingin dipecahkan siswa juga mempengaruhi daya imajinasi siswa, sehingga siswa menjadi mudah paham ketika diberi keterangan oleh guru. Meskipun demikian perlu adanya peningkatan di dalam mengimplementasikan metode problem solving verbal dan alat peraga yang digunakan sehingga pembelajaran bisa menjadi lebih menarik. Mengingat kegiatan perbaikan pada siklus I belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan sehingga perlu adanya kegiatan perbaikan pembelajaran lanjutan pada siklus II.

Siklus II

Pada siklus II pelaksanaan perbaikan pembelajaran lebih intensif lagi, dari bekal kegiatan refleksi pada siklus I kemudian peneliti berdiskusi dengan teman sejawat untuk menentukan perlakuan tindakan pada siklusn II. Adapun hasil kemampuan belajar siswa dalam siklus II sebagai berikut, nilai tertinggi yaitu 100 adalah 1 siswa, 90 adalah 2 siswa, 80 adalah 2siswa, dan 70 adalah 2 siswa yang merupakan nilai terendah sedangkan nilai rata-rata siswa 82,86. Untuk itu dari hasil pengamatan terhadap hasil tes formatif dan hasil refleksi diri dalam pembelajaran matematika tersebut, peneliti menganggap bahwa pelaksanaan siklus II telah berhasil karena ≥ 75% dari 7 siswa telah mencapai kriteria KKM 70 yang di targetkan peneliti.

Berdasarkan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus dua, yang diperoleh dari hasil tes formatif proses kegiatan pembelajaran tema 2 muatan pelajaran matematika pada siklus dua sudah menunjukan keberhasilan peneliti menggunakan metode problem solving verbal materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di Kelas I SDN 1 Bucu Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020, dengan nilai rata-rata 82,86 dan tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 100%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari pra siklus hingga siklus II yang selalu meningkat dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan metode problem solving verbal siswa kelas I SDN 1 Bucu Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan pada pra siklus tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar 29% dengan nilai rata-rata 61,43, pada siklus I tingkat ketuntasan meningkat menjadi 71% sedangkan nilai rata-rata 74,29, pada siklus II tingkat ketuntasan mencapai 100% dengan nilai rata-rata mencapai 82,86.

Saran

Adapun selama melaksanakan penelitian ini, dapat peneliti kemukakan saran sebagai berikut:

  • Guru sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang variatif dalam mengajar sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar, seperti halnya metode problem solving verbal yang peneliti lakukan.
  • Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh guru agar pembelajaran di kelas tidak membosankan dan mudah dipahami siswa.
  • Bagi guru Kelas I dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di Kelas I sebaiknya menggunakan metode problem solving yang telah terbukti berhasil.
  • Guru hendaknya selalu menciptakan suasana belajar yang menyenagkan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal.
  • Seorang guru harus mampu mengkondisikan siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran sehingga pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah diterima oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman (2010). Media Pedndidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatnnya. Jakarta: Rajawali Pres.

Gatot Muhsetyo,dkk, 2013. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mangkunegara, 2000. Manajemen           Sumber Daya     Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ngalimun, 2016. Strategi dan Model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Sudarwan Danim.(1994).Tranformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Susanto A, 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Alat peraga Group.

Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Wahydin, 2008. Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: CV. IPA Abong.