PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS RENDAH DALAM PBM MELALUI PELATIHAN BERBASIS LESSON STUDY DI SDN 1 DEPOK KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Marfuah

SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatkan kemampuan guru dalam PBM melalui pelatihan berbasis Lesson study dan mengetahui seberapa peningkatan kemampuan guru kelas rendah dalam PBM melalui tindakan pelatihan berbasis Lesson Studi di SDN 1 Depok. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri 1 Depok UPTD Pendidikan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016. Subyek dalam penelitian ini ditetapkan 3 orang guru kelas. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah yang berlangsung selama 2 siklus. Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah guru telah menunjukan hasil tes produk RPP dan praktek mengajar dengan rata-rata sebesar 75. Hasil dari kegiatan penelitian berdasarkan rekapitulasi data hasil tes tertulis prasiklus, siklus I, dan siklus II adalah prasiklus nilai rata-rata peserta 58,30, siklus I nilai rata-rata peserta 71,60, dan hasil nilai rata-rata pada siklus II 81,67. Peningkatan nilai berdasarkan prosentase dari prasiklus ke siklus I 13,3%, dari sikus I ke siklus II 10,07%, dan dari prasiklus ke siklus II 23,37%. 2. Hasil tes produk maupun penilaian PBM dari sikus I ke siklus II terjadi peningkatan, yaitu 17,10% untuk peningkatan produk RPP dan 23,49% untuk penilaian PBM.

Kata kunci: Kemampuan Guru , PBM, Lesson Study


PENDAHULUAN

Berdasarkan Permen Diknas nomor 41 Tahun 2007, guru harus mampu melakukan pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Dalam rangka meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, pemerintah melalui Dinas pendidikan telah melaksanakan kegiatan KKG Bermutu. Untuk tahun pertama penulis selaku kepala sekolah di SD Negeri 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan melakukan supervisi akademik dan hasilnya, ternyata guru kelas rendah masih mengajar berdasarkan mata pelajaran terpisah dan siswa kelas rendah diperlakukan sama dengan siswa kelas tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, ditemukan keluhan dari guru kelas rendah mereka mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Dari hasil supervisi akademik 3 orang guru yang dilakukan kepala sekolah, semua guru masih menggunakan mata pelajaran seperti layaknya kelas tinggi. Sedangkan hasil angket dari guru kelas rendah sebagai berikut: (1) Yang Menggunakan RPP buatan sendiri = 8,6 %, belum =91,4%. (2) Yang mengajar menggunakan pembelajaran tematik = 13%, belum 87%. (3) Kepala sekolah yang pernah memberikan pelatihan pembelajaran tematik =21,7%, belum =78,3. (4) Guru yang sudah melaksanakan Lesson Study = 8,6%, belum = 91,4%. (5) Yang memerlukan palatihan pembelajaran tematik dengan lesson Study = 100%.

Berdasarkan BBM Tematik Depdiknas 2009, Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

Tetapi masalahnya guru belum terlatih melaksanakan PBM secara tematik, karena banyak guru yang belum memahami bagaimana menyusun RPP Tematik dengan baik dan benar. Jika dalam menyusun RPP saja masih kesulitan maka tidak heran bila dalam pelaksanaan proses belajar mengajar juga kesulitan. Hal itu bisa kita maklumi RPP yang digunakan guru bukan karyanya sendiri melainkan hanya copy paste RPP terdahulu atau membeli yang sudah jadi.

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Latih adalah belajar dan membiasakan diri agar pandai. Sedangkan pelatihan adalah,tempat berlatih, cara dan proses melatih. Sebenarnya dalam KKG bermutu, guru diberi materi Lesson Study dengan harapan guru dapat memecahkan masalah kesulitan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran melalui Lesson Study, tapi kenyataannya guru banyak yang belum memahaminya dan belum menyadari bahwa melalui Lesson Study dapat meningkatkan guru dalam PBM.

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng¬kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud pengembangan komunitas belajar (learning community) (Kemdiknas 2010:28)

Pelaksanaan Lesson studi belum dicobakan di SD Negeri 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Mengingat pentingnya pelaksanaan Lesson Study bagi guru, maka dalam rangka implementasi standar proses yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk itu perlu adanya pelatihan kepada guru-guru kelas I sampai dengan kelas III dalam PBM agar pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai yang diharapkan.

Penulis mencoba melatih guru membuat RPP tematik sekaligus berlatih melaksanakan proses pembelajaran berbasis Lesson Study. Harapan penulis guru dapat melaksanakan lesson study dalam kehidupan sehari-hari, sehingga guru terbiasa untuk saling sharing dan berupaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya.

Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah Kemampuan Guru Kelas Rendah Dalam PBM dapat ditingkatkan melalui Pelatihan Berbasis Lesson Study di SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam PBM melalui pelatihan berbasis Lesson study dan untuk mengetahui seberapa peningkatan kemampuan guru kelas rendah dalam PBM melalui tindakan pelatihan berbasis Lesson Studi di SDN 1 Depok.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Tematik

Pendidikan anak usia kelas awal merupakan suatu proses pembinaan tumbuh kembang yang ditujukan kepada anak sejak enam-tujuh tahun sampai dengan usia sembilan tahun. Pendidikan tersebut dilakukan secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Adapun perkembangannya yaitu jasmani, rohani, motorik, akal fikir, emosional, dan sosial yang tepat dan benar agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (Tematik, 2009:5) Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. (Depdiknas, 2008:226)

Pelatihan

Menurut Nitisemito (1994) “Pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan dari para karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.” Menurut Simamora (1997) “Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.”

Pelatihan merupakan proses keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu, oleh karena itu dalam pelatihan seharusnya diciptakan suatu lingkungan di mana para peserta dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat meningkatkan kinerja lebih baik.

Lesson Study

Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode pemebelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekolompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan. (Akhmad Sudrajat, 2008: 2). Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng­kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud pengembangan komunitas belajar (learning community). (BBM LessonStudy, 2009:13)

Kerangka Berpikir

Berdasarkan Permen Diknas Nomor 41 tentang Standar Proses, menyatakan Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahulu-an, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Permasalahannya guru dalam mengajar 100% masih belum menggunakan tematik, sehingga banyak guru dalam mengajar antara RPP dan kenyataan tidak sesuai. Hal ini disebabkan karena guru belum memperoleh pelatihan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Berdasarkan kenyataan tersebut maka peneliti mencoba melakukan pelatihan berbasis Lesson study terhadap guru-guru kelas rendah di SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam PBM.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Kemampuan Guru Kelas Rendah Dalam PBM dapat ditingkatkan melalui Pelatihan Berbasis Lesson Study di SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016”

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan kurang lebih tiga bulan. Sedangkan palaksanaan Siklus I dilaksanakan minggu pertama bulan November dan Siklus II minggu kedua sampai keempat bulan November juga. Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas I sampai dengan kelas III di SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1) Hasil penilaian guru sebelum pelatihan diberikan, (2) Hasil pengamatan pelaksanaan pelatihan pada siklus I, (3) Hasil penilaian guru setelah pelatihan diberikan, dan (4) Hasil pengamatan pelaksanaan pelatihan pada siklus II

Tehnik dan Alat Pengumpulan Data

Tehnik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah intrumen test dan instrumen non tes. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan guru adalah tes tertulis secara individu, tes produk RPP dan penilaian dalam proses pembelajaran secara kelompok. Tehnik non tes alat yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta tanpa dengan alat tes. Bentuk intrumen yang digunakan adalah observasi peserta pelatihan, wawancara, angket, dan dokumen (foto).

Validasi Data

Dalam penelitian ini instrument yang diujikan berupa tes dan nontes. Instrumen tersebut dilakukan dengan uji validitas isi. Dalam uji validitas ini peneliti melaksanakannya dengan menyesuaikan aspek-aspek yang akan dinilai berdasarkan landasan teori yang ada, kemudian dikonsultasikan pada rekan sejawat dan observer.

Uji instrument non tes yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi peserta dan penyaji, wawancara, dan dokomentasi foto. Terdapat beberapa perbaikan mengenai item, intrumen observasi, yakni yang sebelumnya hanya perilaku umum menjadi lebih khusus pada pelaksanaan pelatihan.

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil tes tertulis, produk RPP tematik dan praktek mengajar tematik. pada siklus I dan siklus II. Langkah penghitungannya adalah sebagai berikut : ( 1 ) menghitung skor yang diperoleh peserta ( 2 ) menghitung komulatif dari seluruh aspek ( 3 ) menghitung skor rata-rata dan ( 4 ) menghitung presentasi nilai. Presentasi nilai dilakukan untuk mengetahui jawaban dan untuk keperluan deskripsi analisis data secara kualitatif.

Teknik kualitatif digunakan untuk menganlisis hasil wawancara, dan observasi. Hasil wawancara dan observasi, siklus I dan siklus II dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan kemampuan peserta dalam PBM melalui pelatihan berbasis lesson Study. Teknik kualitatif ini akan memberi gambaran mengenai peserta yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tematik, kemudian guru tersebut dijadikan obyek wawancara. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam PBM.

Indikator kinerja

Penelitian tindakan kelas ini menetapkan indikator keberhasilan jika guru telah menunjukan hasil tes produk RPP dan praktek mengajar dengan rata-rata sebesar 75. Telah terjadi perubahan perilaku setelah mengikuti pelatihan yang dilihat dari data non tes melalui observasi peserta, wawancara,, maupun dokumentsi foto kearah perubahan yang positif.

Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penelitian tindakan sekolah, yang biasa disebut PTS. Dengan demikian, penelitian ini sifatnya berbasis Sekolah, karena dilakukan dengan melibatkan komponen guru. Tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam PBM, sehingga guru dapat mengajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri.

Dalam proses penelitian ini ada empat tahapan yang digunakan secara sistematis dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan siklus I dan siklus II.

HASIL PENELITIAN

Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi sebelum tindakan dilakukan. Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu dilakukan prasiklus peneliti selaku kepala sekolah SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan melakukan penelitian “Peningkatan Kemampuan Guru Kelas Rendah Dalam PBM Melalui Pelatihan Berbasis Lesson Study di SDN 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Dari hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah melalui penugasan terstruktur semua guru kelas rendah di SDN 1 Depok belum menggunakan pembelajaran tematik. Guru masih bingung menerapkan pembelajaran tematik, meskipun mereka sudah memiliki contoh RPP tematik.

Berdasarkan temuan pada kondisi awal, Penulis sebelum melaksanakan siklus I membagikan angket dan melakukan tindakan pretes, untuk mengetahui sejauh mana pengalaman belajar guru kelas rendah tentang materi pembelajaran tematik.

Hasil pembagian angket diketahui sebagai berikut : (1) Yang Menggunakan RPP buatan sendiri = 8,6 %, belum =91,4%, (2) Yang mengajar menggunakan pembelajaran tematik = 13%, belum 87%, (3) Guru yang sudah melaksanakan Lesson Study = 8,6%, belum = 91,4%, (5) Yang memerlukan pelatihan pembelajaran tematik dengan lesson Study = 100%.

Dari hasil tes prasiklus hanya satu orang yang termasuk kategori cukup yaitu sekitar 37,14%, sisanya dua orang yaitu 62,85% termasuk kategori kurang.

Deskripsi siklus I

Pada pelaksanaan siklus I peneliti disamping memberikan tes tertulis juga menilai pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus I tiap guru kelas diberi tugas melaksanakan Lesson Study mulai dari perencanaan, tindakan , dan refleksi. Tindakan pada siklus I setiap guru menjadi model untuk mengajar dan sebagai siswanya adalah temannya sejawat.

Nilai tes tertulis pada siklus I rata- rata 71, 60 berkategori cukup. Hal ini disebabkan peneliti kurang membahas tuntas tentang pembelajaran tematik dan lesson study. Peneliti selaku nara sumber menganggap bahwa materi itu sudah diperoleh melalui KKG bermutu, tetapi betapa terkejutnya peneliti ternyata guru memang belum memahami pembelajaran tematik maupun lesson study.

Dari tabel IV.3 Hasil produk RPP peserta rata-rata menguasai penyusunan RPP berkisar 63% dan penilaian PBM rerata berkisar 52,66%. Hal ini karena memang peserta dalam menyusun RPP belum semuanya terlibat dan dalam PBM masih malu-malu, sehingga belum mengeksplor kamampuannya.

Deskripsi Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan karena pada siklus I kemampuan peserta baik dari hasil tes tertulis maupun penilaian proses belajar mengajar masih tergolong kategori rendah dan belum memenuhi target maksimal nilai rata-rata yang ditentukan yaitu 65. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Pada siklus II peneliti melaksanakan tindakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada siklus I. Peneliti mengulang materi Permen Diknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, peneliti juga mengulang materi pembelajaran tematik dan lesson study.

Pelatihan berbasis Lesson Study pada siklus II peserta menyusun RPP dan media pembelajaran dibuat dirumah karena pelaksanaan mengajar akan dilakukan dengan siswa yang sesungguhnya. Adapun jadwal pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut : (1) Kelas III dilaksanakan pada tanggal 7 November 2015, (2) kelas II dilaksanakan tanggal 8 November 2015, (3) Kelas I dilaksanakan tanggal 9 November 2015. Dengan adanya pelatihan berbasis Lesson Study sangat membantu guru dalam pengajar.

Data dari hasil tes tertulis pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut , dari jumlah peserta 3 orang, ada 2 orang yang termasuk kategori sangat baik (67,35%), 1 peserta berkategori baik (32,65%)

Hasil tes tertulis pada siklus II mencapai kategori baik, karena peserta sudah belajar dirumah, peserta termotivasi hasil tes siklus I yang ternyata hasilnya kurang memuaskan. Mungkin juga peserta merasa malu karena mereka sebenarnya sudah mempeoleh materi pembelajaran tematik maupun Lesson Study pada KKG bermutu.

Hasil Penilaian PBM pada siklus II sudah ada peningkatan, dan termasuk kategori Sangat Baik yaitu rerata produk RPP 89% dan hasil penilaian PBM 85%, karena dalam perencanaan dan pelaksanaan pembalajaran guru sudah terlihat menggunakan media. Kegiatan inti yang meliputi eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi sudah terlihat jelas.

PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil prasiklus, hasil tindakan siklus I, dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes penelitian mengacu pada skor yang dicapai peserta, baik tes tertulis maupun penilaian proses belajar mengajar.

Kegiatan prasiklus dilakukan sebelum tindakan siklus I. Hal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi awal kemampuan guru dalam PBM. Setelah melakukan kegiatan menganalisis, peneliti melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaaan pembelajaran melalui pelatihan berbasis Lesson study pada siklus I dan siklus II dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan penutup.

Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang teman sejawat dalam hal ini kepala sekolah SDN 2 Depok. Pelaksanaan pelatihan pada bagian awal peneliti menyebar angket tentang Lesson Study dan pembelajaran tematik dilanjutkan dengan tes tertulis.

Kegiatan inti dalam pelatihan berupa (1) Nara sumber menyampaikan materi, (2) Pelatihan menyusun RPP melalui Lesson Study pada tahapan perencanaan, (3) Peserta melaksanakan pembelajaran dari hasil RPP yang dibuat bersama dengan menunjuk guru model, (4) peserta saling memberi masukan tentang pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan refleksi. Sebagai kegiatan penutup peserta melakukan tes tertulis.

Perbedaan pada pelaksanaan pelatihan berbasis Lesson Study pada siklus I dan II adalah, jika pada siklus I RPP dibuat dalam waktu singkat dan pelaksanaan pembelajaran di kelas pelatihan. Sedangkan pada Siklus II RPP dibuat di rumah dan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas yang sesungguhnya.

Berdasarkan rekapitulasi data pada tabel 6, hasil tes tertulis dari hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II sebagai berikut : hasil prasiklus nilai rata-rata peserta 58,30, siklus I nilai rata-rata peserta 71,60, dan Hasil nilai rata-rata pada siklus II 81,67. Sedangkan peningkatan nilai berdasarkan prosentase dari prasiklus ke siklus I 13,3 %, dari sikus I ke siklus II 10,07%, dan dari prasiklus ke siklus II 23,37%.

Hasil tes siklus I termasuk ke dalam kategori kurang, karena berada pada rentang nilai 00 – 59. Sedangkan hasil tes pada siklus II sudah memenuhi target peneliti maupun standar indikator kinerja yaitu 75. Hal ini disebabkan peserta memang bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan berbasis Lesson study dalam rangka meningkatkan pembelajaran tematik.

Hasil tes produk maupun penilaian PBM dari sikus I ke siklus II ada peningkatan, meskipun belum terbilang sempurna. Hal ini disebabkan untuk membuat produk RPP tematik dibutuhkan waktu dan pengetahuan yang cukup. RPP yang baik dan benar akan berpengaruh terhadap PBM.

Peningkatan kemampuan guru dalam memahami pembelajaran tematik diikuti pula dengan adanya perubahan tingkah laku guru dari prasiklus sampai siklus II. Berdasarkan hasil non tes yaitu melalui observasi peserta, wawancara dan dokumentasi foto dalam siklus I dapat disimpulkan bahwa kesiapan peserta dalam mengikuti pelatihan berbasis Lesson Study belum maksimal. Sikap sebagian peserta masih ada yang menunjukan perilaku negative misalnya ngobrol, menyepelekan dan acuh.

Kondisi yang tergambar pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti merevisi dan mematangkan pemberian materi pada siklus II. Melalui kegiatan refleksi guru mulai menyadari bahwa sesungguhnya banyak sekali yang harus diperbaiki dalam PBM

Berdasarkan serangkaian analisis data situasi pelatihan, dapat dijelaskan bahwa perilaku peserta dalam pelatihan menunjukan perubahan. Perubahan ini mengarah pada perilaku yang positif, dimana peserta semakin konsentrasi dan lebih perhatian. Suasana yang semula agak pasif dan kurang konsentrasi, kini berganti dengan lebih agresif dan suasana latihanpun lebih menyenangkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pelatihan berbasis Lesson Study dapat membantu guru dalam menyusun RPP yang berpengaruh besar terhadap PBM. Guru lebih termotivasi dan lebih aktif dalam berdiskusi sehingga hasil produk RPP dan hasil PBM lebih baik sesuai dengan harapan peneliti.

Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes tertulis dari hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II sebagai berikut : hasil prasiklus nilai rata-rata peserta 58,30, siklus I nilai rata-rata peserta 71,60, dan Hasil nilai rata-rata pada siklus II 81,67. Sedangkan peningkatan nilai berdasarkan prosentase dari prasiklus ke siklus I 13,3%, dari sikus I ke siklus II 10,07%, dan dari prasiklus ke siklus II 23,37%.

2. Hasil tes produk maupun penilaian PBM dari sikus I ke siklus II ada peningkatan, Yaitu 17,10% untuk peningkatan produk RPP dan 23,49% untuk penilaian PBM. Meskipun belum terbilang sempurna, hal ini disebabkan untuk membuat produk RPP tematik dibutuhkan waktu dan pengetahuan yang cukup. RPP yang baik dan benar akan berpengaruh terhadap PBM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pelatihan berbasis Lesson Study dapat membantu guru dalam menyusun RPP yang berpengaruh besar terhadap PBM. Guru lebih termotivasi dan lebih aktif dalam berdiskusi sehingga hasil produk RPP dan hasil PBM lebih baik sesuai dengan harapan peneliti.

Saran

Berdasarkan pada simpulan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Para kepala sekolah hendaknya mencoba melaksanakan pelatihan berbasis Lesson Study sebagai alternative dalam peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran, terutama pada proses belajar mengajar di kelas rendah.

2. Para peneliti di bidang pendidikan dasar dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan pelatihan berbasis Lesson Study yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternative pelatihan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat. 2008. Lesson study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar. WWW: 22 Februari 2008

Depdiknas. 2008. Pelatihan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta

Depdiknas. 2009. Tematik. Jakarta

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Lesson Study. Jakarta

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Model Model Pembelajaran. Jakarta

Nitisemito, Alex, 1994, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Ghalatia Indonesia Jakarta.

Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta