PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V

DALAM MENGELOLA KELAS MELALUI SUPERVISI KLINIS

DI DABIN I GUGUS DIPONEGORO UPTD DIKDAS

DAN LS KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Narni

Pengawas TK/SD/SDLB

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah dilakukan supervisi klinis. Jenis tindakan dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS). Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali . Adapun jumlah sampel ditetapkan 6 guru, dari 6 SD. Indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti adalah dengan skor rata-rata telah mencapai lebih dari 5 (lima) dengan prosentase ketercapaian 80% guru telah mencapai skor baik. Hasil penelitian ini adalah peningkatan keterampilan guru dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebelum dilakukan tindakan sebesar 50.00%, namun setelah dilakukan tindakan mencapai peningkatan pada seluruh aspek keterampilan guru dalam mengelola kelas sebesar 87.18%. Sehingga dalam penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan sebesar 37,18%.

Kata kunci: kemampuan guru, mengelola kelas, supervisi klinis

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah suatu proses dan serangkaian interaksi guru dan siswa dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu baik bersifat akademis maupun non akademis yang dilaksanakan di dalam atau di luar kelas, kegiatan ekstrakulikuler maupun non kulikuler. Guru dalam pembelajaran berperan sebagai: 1) Informator yaitu pelaksana cara mengajar informatif, 2) Organisator yaitu pengelola kegiatan akademik, 3) Pengarah yaitu guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, 4) Inisiator yaitu guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar, 5) Transmitter dalam kegiatan belajar guru akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan, 6) Fasilitator yaitu guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses pembelajaran, 7) Mediator diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa, 8) Motivator untuk meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement (penguatan) untuk mendinamisasikan potensi, aktivitas dan daya cipta siswa sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses pembelajaran, 9) Evaluator guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya. Salah satu tugas guru tersebut yaitu sebagai motivator (pemberi motivasi), guru mempunyai kewajiban untuk memberikan, membangkitkan dan mengembangkan motivasi siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal. Apabila peran guru di dalam pembelajaran itu tidak dapat terlaksana maka kegiatan belajar tidak akan berjalan dengan optimal. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif, kreatif dan mandiri. Di sinilah peran dan pengaruh kehadiran guru dalam proses pembelajaran. Guru menempati posisi yang amat strategis dalam peningkatan kualitas proses dan prestasi belajar siswa. Manfaat ke depannya kualitas pembelajaran akan menentukan kualitas sumber daya manusia bangsa ini.

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa, yang dilaksanakan untuk membantu peserta didik berkembang secara utuh, baik dalam dimensi kognitif maupun dalam dimensi afektif dan psikomotorik. Adapun komponen – komponen dalam proses pembelajaran antara lain: 1) Siswa sebagai penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, 2) Guru sebagai fasilitator dan pengendali pembelajaran, 3) Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan, isi, dan pengaturan kegiatan pembelajaran, 4) Tujuan sebagai pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, 5) Isi Pelajaran sebagai informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan, 6) Evaluasi sebagai cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya, 7) Media sebagai alat untuk mempermudah pemahaman materi pembelajaran kepada siswa serta keadaan lingkungan menentukan iklim dan kegiatan belajar siswa, 8) Metode sebagai cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan sebagai salah satu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Disini guru mempunyai tugas dan peranan dimana dalam pelaksanaanya guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi- potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Oleh karena itu keberhasilan suatu proses pembelajaran dalam hal ini pendidikan sangat ditentukan oleh peranan guru dalam mengajar dan mengelola kelas.

Tugas guru sebagai seorang pengajar memiliki konsekuensi untuk memiliki peran-peran tertentu dalam kaitannya dengan manajemen sekolah. Peran tersebut meliputi peran guru dalam proses belajar mengajar yang sering disebut dengan manajemen kelas, peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi dan peran guru secara psikologis. Tetapi dalam kenyataannya peran guru tersebut belum dapat berjalan secara optimal.

Belum optimalnya peran guru khususnya dalam pembelajaran tersebut berdampak pada hasil pembelajaran yang tidak optimal pula. Karena untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam mengelola kelas. Karena tanpa memiliki kemampuan mengelola kelas, maka iklim pembelajarn yang baik diperlukan agar iklim pembelajaran menjadi kondusif.

Kemampuan mengelola kelas bertujuan untuk mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal, menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar, mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari. Selain dengan kemampuan mengelola kelas yang baik guru dapat melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik, dan mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas. sehingga dengan kemampuan ini suasana belajar mengajar dapat optimal.

Berdasarkan penilaian kinerja guru, Kemampuan guru dalam mengelola kelas dapat ditunjukan dari berbagai aspek yaitu ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal yang ditunjukkan dengan sikap tanggap, memberi perhatian, memberi petunjuk yang jelas, menegur siswa, dan memberi penguatan. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan modifikasi tingkah laku guru, penggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas melalui kerjasama di antara siswa dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, menghindari campur tangan yang berlebihan, tidak pernah menghentikan penjelasan tanpa alasan, memulai dan mengakhiri kegiatan tepat waktu, dan tidak pernah bersikap yang terlalu membingungkan.

Kondisi di lapangan khususnya di SD Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali masih perlu mendapat perhatian, hal ini terlihat dari hasil supervisi pra siklus yang dilakukan di beberapa SD binaan, menunjukkan bahwa cara guru menegur siswa yang melakukan tindakan menyimpang kurang tepat, cara memberikan petunjuk kepada siswa kurang jelas, terkadang guru melakukan campur tangan yang berlebihan terhadap permasalahan siswa, dan kurang tepat waktu dalam melaksanakan jadwal pembelajaran.

Permasalahan tersebut di atas menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam mengelola kelas masih rendah. Untuk itu pengawas mempunyai kewajiban untuk membina guru agar keterampilan guru dalam mengelola kelas yang merupakan salah satu dari 8 (delapan) keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengajar. Mengingat permasalahan tersebut terjadi pada sebagian besar guru, maka perlu adanya tindakan nyata untuk dengan hasil nyata.

Adapun bentuk tindakan nyata sebagai upaya perbaikan kemampuan guru dalam mengelola kelas berupa penelitian tindakan sekolah, dengan bentuk tindakan berupa supervisi klinis, dengan judul penelitian: Peningkatan Kemampuan Guru Kelas V dalam Mengelola Kelas Melalui Supervisi Klinis di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah melalui supervisi klinis kemampuan guru kelas V dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat?

Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru kelas V dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah dilakukan supervisi klinis.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kompetensi Guru

Sarimaya (2008: 17) mengemukakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

Ketrampilan Mengelola Kelas

Menurut Agus (2010: 12) pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dengan hubungan-hubungan inter personal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif. Menurut Masofa (2010: 14) pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

Supervisi Klinis

Menurut Mulyasa (2006: 155) mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan. Menurut Sagala (2009: 194) supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinu untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun kelompok. Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan atau tuntunan kearah situasi pendidikan yang lebih instruksional sebagai bagian dari peningkatan mutu pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Keterampilan mengelola kelas merupakan salah keterampilan dasar guru yang harus dimiliki. Guru yang memiliki kemampuan mengelola kelas dengan baik, cenderung dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif. Kondisi kelas yang kondusif dapat membantu guru dan perserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya pengelolaan kelas yang baik siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Sehingga ketrampilan guru dalam mengelola kelas perlu mendapat perhatian dan perlu ditingkatkan terus menerus.

Melalui supervisi klinis diharapkan guru dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan di setiap aspeknya. Hasil dari supervisi tersebut dapat dimanfaatkan guru sebagai bahan masukan dalam upaya memperbaiki ketrampilannya. Untuk itu melalui penilaian ketrampilan mengelola kelas, diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam mengelola kelas.

Hipotesis Tindakan

Melalui supervisi klinis kemampuan guru dalam mengelola kelas bagi guru kelas V di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Pertimbangan bahwa semester genap merupakan saat yang tepat untuk melakukan perbaikan kinerja guru dan mempersiapkan pada pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik. Penelitian tindakan sekolah ini berlangsung selama kurang lebih 6 (enam) bulan dimulai dari bulan Januari sampai bulan Juni 2016. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan pada sebagian guru SD Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong khususnya guru kelas V. Hal ini sesuai dengan dasar surat tugas peneliti sebagai pengawas dan penelitian tindakan sekolah harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan demikian dalam penelitian tidak akan mengganggu kelancaran dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini peneliti mengambil subjek sebagian guru SD Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong dengan mempertimbangkan bahwa guru berdasarkan penilaian tahap awal guru yang dijadikan subjek penelitian kurang terampil dalam mengelola kelas, selain itu pelaksanaan penelitian dipilih guru kelas atas agar penelitian tidak terlalu luas, dan tidak mengganggu tugas-tugas pokok guru yang dijadikan subjek penelitian.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen non tes, yaitu teknik yang dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi untuk mengambil data tentang ketrampilan guru dalam mengelola kelas. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan data yang akan diperoleh, yaitu berupa penilaian unjuk kerja guru kelas V, SD Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dalam mengelola kelas. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung terhadap aktivitas guru dalam mengelola kelas. Keterampilan guru dalam menelola kelas dinilai dengan mengunakan instrumen penilaian atau lembar pengamatan/observasi dengan menggunakan format yang telah ditentukan. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan. Instrumen ini dipakai untuk menilai unjuk kerja guru. Adapun bentuk lembar pengamatan.

Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan analisa deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran tentang basil yang dicapai oleh guru setelah tidakan dilaksanakan tentang ketrampilan dalam mengelola kelas sesuai dengan skor yang dicapai pada setiap aspek (komponen). Analisis data disajikan dalam bentuk tabel skor hasil penilaian dan perbandingan skor dari siklus ke siklus berikutnya.

Validasi Data

Untuk memvalidasi data dapat digunakan berbagai cara, karena dalam penelitian tindakan sekolah ini data diperoleh melalui pengamatan dengan lembar pengamatan, maka validasi data yang digunakan adalah trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber adalah pengambilan data dengan menggunakan 3 sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini data dapat diperoleh dari guru,peneliti dan kepala sekolah sebagai kolabolator.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti adalah apabila semua guru yang dijadikan subjek penelitian telah mampu mengelola kelas dengan predikat baik (skor yang ditunjukkan dengan terpenuhinya aspek-aspek ketrampilan guru dalam mengelola kelas dengan skor rata-rata telah mencapai lebih dari 5 (lima) dengan prosentase ketercapaian 80% guru telah mencapai skor baik.

Prosedur Penelitian

Sesuai dengan model penelitian seperti dikemukakan di atas, penelitian ini dilakukan dalam siklus-siklus penelitian, mulai dari siklus I, hingga selesai. Langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Observasi dilakukan untuk melihat dari dekat dan sekaligus menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas, penilaian dilakukan terhadap semua guru dengan cara memberi skor terhadap aspek-aspek sesuai dengan pedoman penilaian kinerja guru. Adapun skor yang digunakan adalah 0 dan 1, skor 0 diberikan apabila guru tidak melaksanakan komponen kegiatan, dan skor 1 diberikan apabila guru melaksanakan komponen kegiatan. Hasil penilaian guru seperti terlampir.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya peneliti melakukan rekapitulasi nilai, menghitung skor rata-rata dan prosentase ketercapaian dengan menggunakan bantuan program Excel. Berdasarkan observasi awal, diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan guru dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali adalah sebesar 3,00, dengan prosentase ketercapaian sebesar 50,00%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil rata-rata keterampilan guru dalam mengelola kelas masih rendah.

Nilai rata-rata keterampilan guru dalam mengelola kelas baru sebesar 3,00, dengan prosentase ketercapaian sebesar 50,00%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil rata-rata keterampilan guru dalam mengelola kelas masih rendah dan belum mencapai batas maksimum kriteria keberhasilan keterampilan guru yaitu > 80%. Sehingga peneliti perlu melakukan tindakan lanjut untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas sebagai masukan guru.

Siklus I

Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1, diketahui bahwa keterampilan guru dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali baru mencapai skor rata-rata sebesar 3,92 dengan prosentase ketercapaian sebesar 65,38%.

Berdasarkan skor rata-rata dan prosentase ketercapaian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa, walaupun terjadi peningkatan kondisi sebelum dilakukan pembinaan secara kelompok dengan kondisi setelah pembinaan, namun skor tersebut masih tergolong sangat kurang, dengan tingkat ketercapain yang masih rendah, untuk itu peneliti memutuskan untuk melakukan tindakan lanjutan.

Siklus II

Dari hasil penilaian tersebut peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata dan menghitung prosentase ketercapaian, perhitungan dilakukan dengan menggunakan program excel. Berdasarkan hasil penilaian keterampilan guru dalam mengelola kelas melalui kegiatan supervisi pada siklus II, diketahui bahwa keterampilan guru dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali telah mencapai skor rata-rata sebesar mencapai 5,23 atau ketercapaian aspek pembelajaran telah mencapai 87,18%.

Dari hasil tersebut diketahui bahwa skor rata-rata telah mencapai 5,23 (kreteria baik), dengan prosentase ketercapaian telah mencapai 87,18%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja yang ditetapkan telah terlampaui, sehingga tindakan tidak perlu dilanjutkan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui kegiatan supervisi yang dilakukan di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dapat meningkatkan kemampuan guru. Peningkatan terjadi pada hampir seluruh komponen, dengan rata-rata ketercapaian dari prasiklus 50,00% kemudian pada siklus 1 meningkat sebesar 15,38% menjadi 65,38%, pada siklus 2 meningkat sebesar 21,80% menjadi 87,18%

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penilaian ketrampilan mengelola kelas yang dilakukan dengan obyektif dan transparan yang ditindaklanjuti dengan pembinaan, dapat meningkatkan kemampuan guru, khususnya dalam mengelola kelas. Melalui penilaian, guru dapat mengetahui kelemahan dan aspek-aspek yang belum dilakukan, sehingga hasil penilaian dapat digunakan oleh guru sebagai upaya untuk memperbaiki diri. Peningkatan terjadi pada semua aspek, hal ini menunjukkan bahwa melalui penilaian ketrampilan mengelola kelas, dapat mengingatkan kembali hal-hal yang seharusnya dilakukan dalam mengelola kelas.

Peningkatan keterampilan guru dalam mengelola kelas di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebelum dilakukan tindakan sebesar 50.00%, namun setelah dilakukan tindakan mencapai peningkatan pada seluruh aspek keterampilan guru dalam mengelola kelas sebesar 87.18%. Sehingga dalam penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di Dabin I Gugus Diponegoro UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan sebesar 37,18%.

Saran

Untuk Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Boyolali, sebaiknya direncanakan program refreshing bagi seluruh guru SD, khususnya terkait dengan ketrampilan guru dalam mengelola kelas.

Untuk UPTD Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Ngemplak, sebaiknya memprogramkan pembinaan guru secara rutin, khususnya terkait dengan ketrampilan dasar mengajar bagi guru SD.

Untuk Guru, sebaiknya dalam mengelola kelas guru memperhatikan aspek-aspek yang harus dikerjakan, khsusnya dalam hal memberikan petunjuk kepada peserta didik sebaiknya guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Dalam hal memberikan instruksi, hendaknya menggunakan bahasa yang tegas sehingga tidak membingungkan peserta didik, selain itu sebaiknya guru menghindari campur tangan yang berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dharma. 2010. Manajemen Berbasis Sekolah. http://re-searchengines.com/adharma2.html, diakses tanggal 27 Januari 2011.

Masofa, 2010, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, http://massofa.wordpress.com, diakses tanggal 17 Maret 2011.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

 

Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana. Bandung: CV. Yrama Widya.