PENINGKATAN KEMAMPUAN HITUNG BILANGAN BULAT

DENGAN ALAT PERAGA GUNUNG LEMBAH PADA SISWA KELAS VI SDN 3 SENDANG KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2018/ 2019

 

Toyamto

SD Negeri 3 Sendang Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Jawa Timur

 

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa kelas VI SDN 3 Sendang pada materi operasi hitung bilangan bulat. Untuk belajar operasi hitung bilangan bulat, siswa harus harus paham tentang konsep bilangan bulat. Tetapi kenyataannya masih banyak siswa yang belum paham. Nilai rata- rata yang dicapai 60,00 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 40%. Hal ini disebabkan oleh kurangnya alat peraga yang digunakan oleh guru. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menggunakan alat peraga gunung lembah dalam proses pembelajaran. Penelitian ini disusun dengan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 3 Sendang sejumlah 5 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar materi operasi hitung bilangan bulat dengan alat peraga gunung lembah. Hasil penelitian diperoleh data, pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata- rata kelas 60,00 dengan tingkat ketuntasan klasikal 40%. Pada siklus I nilai rata- rata 72,00 dengan ketuntasan klasikal masih tetap 40%. Sedangkan nilai rata- rata yang dicapai pada siklus II adalah 86,00 dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga gunung lembah dapat meningkatkan pemahaman siswa pada operasi hitung bilangan bulat yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Kata kunci: peningkatan kemampuan, bilangan bulat, alat peraga gunung lembah

 

PENDAHULUAN

Pendidikan dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar. Pada materi pelajaran matematika kelas VI, siswa diharapkan memahami konsep bilangan bulat yang di dalamnya terdapat penjumlahan, perkalian, pengurangan, dan pembagian bilangan positif dan negatif. Operasi hitung bilangan bulat merupakan modal siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yang lebih rumit. Dalam menyelesaikan latihan soal operasi hitung bilangan bulat, siswa membutuhkan pemahaman konsep yang matang dan ketelitian, sehingga guru harus mampu memberikan strategi mudah tentunya dengan metode mengajar yang menyenangkan agar siswa dengan cepat mampu memahami materi operasi hitung bilangan bulat.

Kondisi ideal di atas sangat berbanding terbalik dengan kondisi di SD Negeri 3 Sendang Kecamatan Donorojo. Dalam kegiatan pembelajaran sering kali mengalami kendala, baik dari siswa maupun guru itu sendiri. Dalam pembelajaran 60% siswa masih belum mampu dalam memahami materi operasi hitung bilangan bulat. Hal tersebut dikarenakan kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahkan tidak jarang penyebab kurang mampu siswa terletak pada alat peraga atau media yang digunakan guru.

Dari masalah di atas timbul berbagai kesenjangan, diantaranya siswa mengalami keterlambatan dalam memahami materi operasi hitung bilangan bulat. Seharusnya materi tersebut sudah dikuasai oleh siswa dan dapat melanjutkan materi selanjutnya tetapi karena sebagian siswa belum mampu memahami maka akan membutuhkan tambahan waktu untuk memberikan pemahaman kepada siswa.

Apabila kondisi tersebut tidak segera menemukan solusi akan berakibat pada prestasi belajar matematika siswa yang rendah. Rata- rata nilai kelas VI yang mencapai KKM 70 hanya sekitar 40%. Hal tersebut masih sangat jauh dengan hasil ideal yang harus mencapai KKM 70 pada tingkat prosentase 85%.

Dengan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis membuat penelitian untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung bilangan bulat dengan judul “Peningkatan Kemampuan Hitung Bilangan Bulat Dengan Alat Peraga Gunung Lembah Pada Siswa Kelas VI SDN 3 Sendang Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2018/ 2019”.

Judul tersebut digunakan karena mengingat masalah yang timbul di SD Negeri 3 Sendang harus segera diatasi. Pemilihan alat peraga gunung lembah dirasa sangat tepat karena selama ini dalam pembelajaran guru hanya menggunakan garis bilangan. Diharapkan pada penggunaan alat peraga gunung lembah dapat meningkatkan kemampuan siswa.

Dari latar belakang di atas dapat membuat rumusan masalah yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan hitung bilangan bulat dengan alat peraga gunung lembah pada siswa kelas V SDN 3 Sendang Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2018/ 2019?

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hitung bilangan bulat dengan alat peraga gunung lembah pada siswa kelas VI SDN 3 Sendang Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2018/ 2019.

Manfaat penelitian bagi siswa yaitu dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami operasi hitung bilangan bulat, lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, dan prestasi belajar siswa semakin meningkat. Sedangkan bagi guru yaitu dapat menemukan cara yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa pada operasi hitung bilangan bulat, dan menjadi lebih bersemangat menemukan solusi baru dalam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Belajar adalah suatu proses usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematik, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, serta dana, panca indera, otak, dan anggota tubuh lainnya. (Dalyono, 2009: 49).

Menurut Hilgard (Sanjaya, 2005: 89) belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Menurut Winkel (Darsono, 2002: 2) belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap.

Berdasarkan definisi di atas maka yang dimaksud belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.

Aktivitas belajar dapat di ilustrasikan sebagaimana itu dilakukan. Aktivitas belajar siswa adalah perbuatan siswa atau subjek didik dalam kegiatan belajar dalam proses pembelajaran akan mendapatkan hasil pembelajaran yang berupa aktivitas. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari segi aktivitas belajar siswanya secara langsung. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang berupa fisik maupun mental. Aktivitas fisik atau mental (Soemanto, 1998).

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkaitan. (Sardiman, 2011).

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar, dengan demikian sekolah merupakan tempat untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti lazim terdapat disekolah-sekolah tradisional. Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut: (1) peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati. (2) peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. (3) peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya. (4) menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis dikalangan peserta didik. (5) pembelajaran dilakssiswaan secara kongkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan berpikir kritis. (6) menumbuh kembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. (Hanafiah, 2009)

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar. Dimana proses belajar yang dimaksud adalah aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas. (Abadi, 2005: 2)

Menurut Darsono (2002: 50) hasil belajar berupa kemampuan, setelah belajar siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kemampuan tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Bloom (Abadi, 2005: 2) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir, ranah afektif berhubungan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, sedangkan ranah psikomotorik berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Ketiga hasil belajar dalam perilaku siswa tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan. Pengelompokan kedalam tiga ranah bertujuan membantu usaha untuk menguraikan secara jelas dan spesifik hasil belajar yang diharapkan.

Menurut Tim Bina Karya Guru (2007: 136-137) bilangan bulat terdiri dari tiga jenis, yaitu bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat negatif. Alat peraga gunung lembah merupakan alat peraga konsep bilangan bulat yang dikenalkan oleh matematika metode gasing. Di mana bilangan positif digambarkan sebagai gunung sedangkan bilangan negatif digambarkan sebagai lembah. Menurut Prof. Yohanes Surya, Ph.D (2013: 1) titik kritis gasing dalam materi bilangan bulat adalah siswa mengerti konsep ambil atau taruh gunung atau lembah. Jadi selain menggunakan garis bilangan siswa juga dikenalkan dengan alat peraga gunung lembah. Alat peraga ini dibuat dari kertas karton yang dipotong sesuai bentuk lembah dan gunung dan apabila disatukan akan membentuk dataran atau nol.

Tujuan dari pembelajaran dengan alat peraga gunung lembah adalah untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat kepada siswa. Diharapkan setelah penelitian, siswa benar- benar mampu menyelesaikan soal- soal materi operasi hitung bilangan bulat.

Hipotesis pada penelitian tindakan kelas ini adalah bahwa penggunaan alat peraga gunung lembah dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat, mencapai nilai 70 pada ketuntasan mencapai 85% siswa kelas VI SD Negeri 3 Sendang Kecamatan Donorojo.

METODE PENELITIAN

Penelitian dengan pendekatan tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VI di SDN 3 Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. Karakteristik kelas tersebut pasif dalam pembelajaran ditandai dengan sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan, tanggapan, maupun jawaban selama proses belajar mengajar berlangsung.

Waktu penelitian selama 2 bulan, yaitu mulai bulan September- Oktober, pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/ 2019. Pelaksanaan siklus I dan II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, 2 x 35 menit.

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 3 Sendang, yang berjumlah 5 siswa, terdiri dari 1 siswa laki- laki dan 4 siswa perempuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Mc.Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Siklus ini berlanjut atau dihentikan jika sudah sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus dimana siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yang harus di jalani yaitu perencanaan, pelaksanaan/ tindakan, pengamatan/ observasi dan refleksi.

Alur pelaksanaan pada siklus I dan II adalah peneliti dan kolaborator bersama- sama merencanakan pembelajaran pada materi operasi hitung bilangan bulat dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk 4 pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, membuat Lembar Kerja Siswa berupa soal hitung bilangan bulat dan petunjuk prosedur pelaksanaannya, mempersiapkan lembar observasi penelitian untuk kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, menyusun soal-soal evaluasi berupa post test, dan mempersiapkan sarana pembelajaran yang diperlukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Untuk mengetahui kondisi awal mengenai hasil belajar, peneliti mengambil dari nilai ulangan matematika materi operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI tahun pelajaran 2018/ 2019. Dari data tersebut diketahui hasil rata- rata ulangan matematika siswa adalah 60,00. Hanya 2 siswa atau sebesar 40% yang mencapai KKM.

Siklus I

Pelaksanaan siklus pertama dilakukan selama 2 kali pertemuan, masing- masing pertemuan berlangsung selama 70 menit. Sebelum memulai pembelajaran siklus I, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Pada pertemuan pertama proses pembelajaran ditekankan pada konsep bilangan bulat positif negatif dengan alat peraga lembah gunung.

Pada tahap pelaksanaan terbagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, elaborasi), dan kegiatan akhir.

Selanjutnya adalah observasi, selama kegiatan belajar mengajar observer mengamati aktivitas dan mencatat hasil belajar kelas VI dalam lembar observasi, yang digunakan sebagai dasar refleksi siklus I dipadukan dengan hasil evaluasi. Selain itu, observer juga mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dan hasil evaluasi pada siklus I, digunakan sebagai dasar apakah sudah memenuhi target atau perlu dilakukan penyempurnaan strategi agar di siklus II diperoleh hasil yang lebih baik.

Pada pertemuan kedua siklus I, guru memberikan soal evaluasi tentang operasi hitung bilangan bulat yang akan dikerjakan oleh setiap siswa. Nilai dari evaluasi akan diambil sebagai nilai siklus I.

Setelah peneliti mendapatkan nilai pada siklus I, ditemui beberapa hal yaitu setelah melihat hasil evaluasi, terdapat peningkatan hasil belajar walaupun belum mencapai target yang diharapkan dan siswa kurang memahami perintah soal.

Berdasarkan refleksi di atas, pembelajaran belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini tampak pada nilai rata- rata siswa 72,00 dan prosentase ketuntasan masih 40% dari target 85% tuntas. Sehingga siklus kedua harus dilaksanakan.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan hampir sama dengan siklus I yaitu melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, dengan melakukan perbaikan- perbaikan tindakan sesuai hasil refleksi pelaksanaan siklus I. Hasil evaluasi siklus I, sudah ada peningkatan tetapi belum maksimal dan belum mencapai target sehingga pada siklus II harus ditekankan hal- hal apa saja yang membuat siswa masih belum memahami konsep bilangan bulat. Untuk siklus II peneliti benar- benar fokus pada siswa yang belum memahami operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga gunung lembah.

Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran dilakukan selama dua kali pertemuan. Masing- masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.

Pada siklus II menunjukkan peningkatan signifikan, dengan hasil nila rata- rata siswa adalah 86,00 sehingga dari siklus I ke siklus II meningkat 14,00 dan tingkat ketuntasan dari 40% tuntas menjadi 100% tuntas. Dengan demikian penelitian berhasil sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan untuk siklus berikutnya.

Berdasarkan perbandingan nilai sebelum tindakan, siklus I dan siklus II nilai siswa cenderung meningkat. Dari nilai rata- rata siklus I yaitu 72,00 menjadi 86,00 sehingga dari siklus I ke siklus II meningkat 14,00 dan tingkat ketuntasan dari 40% tuntas menjadi 100% tuntas. Dengan hasil tersebut berarti hipotesis awal bahwa penggunaan alat peraga gunung lembah dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat, mencapai nilai 70 pada ketuntasan mencapai 85% siswa kelas VI SD Negeri 3 Sendang Kecamatan Donorojo tercapai.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama 2 siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga gunung lembah dapat meningkatkan hasil belajar pada materi operasi hitung bilangan bulat kelas VI SDN 3 Sendang tahun pelajaran 2018/ 2019. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata- rata siswa dari kondisi awal 60,00 menjadi 72,00 pada siklus I dan menjadi 86,00 pada siklus II. Persentase ketuntasan meningkat dari siklus I 40% menjadi 100% pada siklus II.

Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat menjadi bahan belajar, khususnya pada pembelajaran matematika kelas VI SD, bagi sekolah dapat memberikan dorongan kepada rekan guru agar pembelajaran matematika menggunakan alat peraga yang relevan dan inovatif sehingga memicu kreatifitas siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 1991. Evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis edisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

——. 2002. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

——. 2006. Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Dalyono. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful B. dan Aswan, Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Poerwadarminto, W.J.S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.

Surya, Yohanes. 2013. Modul Pelatihan Matematika Gasing SD Bagian 2. Tangerang: PT. Kandel

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.