PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI SUPERVISI KLINIS

BAGI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SIDOHARJO 1

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

V. Sri Murwani

Sekolah Dasar Negeri Sidoharjo 1

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah 1) Untuk meningkatkan kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dan sistematis melalui supervisi klinis bagi guru di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019; 2) Untuk meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melalui supervisi klinis bagi guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019; dan 3) Untuk meningkatkan kemampuan professional guru agar mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran kontekstual bagi guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Mei 2018, melalui 2 (dua) siklus dengan prosedur umum meliputi tahapan a) planning, b) acting, c) observasi, d) reflecting. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa melalui model kegiatan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP yaitu sebesar 75%, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kontekstual di kelas sebesar 2,4%.

Kata Kunci: RPP, Motivasi, Pembelajaran Kontekstual, Supervisi Klinis

 

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil supervisi Kepala Sekolah di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen hampir semua guru sudah membuat Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana Program Pembelajaran (RPP). Namun kemampuan guru dalam menyusun RPP dan pengelolaan pembelajaran belum sesuai dengan harapan. Sebab kalau diteliti lebih dalam, muatan Rencana Program Pembelajaran yang dimiliki para guru belum memenuhi syarat karena belum sesuai dengan RPP yang mengacu pada Standar Proses. Artinya isi dari pada RPP belum menggunakan strategi pembelajaran atau model-model pembelajaran yang inovatif. Dalam langkah-langkah pembelajaran hanya menekankan pada ranah kognitif saja. Dari 8 orang guru di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen ternyata baru 3 orang guru atau 37,5% guru yang mampu dan mau menyusun sendiri RPP nya. Sedangkan guru yang lain menggunakan RPP hasil dari mengadopsi sekolah lain atau hanya sekedar mengkopi RPP yang ada di pasaran.

Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun RPP ternyata berpengaruh juga pada rendahnya kinerja guru. Sebab dalam RPP sebagian besar belum tercantum langkah-langkah pembelajaran yang inovatif. Dari hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran oleh guru masih rendah yaitu baru 4 orang guru dari 8 guru yang sudah menerapkan strategi pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovatif. Atau 50% guru yang secara efektif mulai menerapkan pembelajaran kontekstual.

Dalam penelitian ini peneliti tidak akan meneliti semua masalah yang terdapat pada identifikasi masalah, tetapi membatasi pada masalah pokok saja antara lain sebagai berikut: (1) Rendahnya kemampuan guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen, (2) Rendahnya kemampuan dan kemauan guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, (3) Pelaksanaan pembinaan akademik melalui supervisi oleh Kepala Sekolah SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen terhadap para guru dalam menyusun RPP dan pengelolaan pembelajaran masih lemah.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam meyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen? (2) Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bagi Guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen? (3) Bagaimanakah pelaksanaan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan professional guru dalam mennyusun RPP sekaligus meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dan sistematis melalui supervisi klinis bagi guru di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Untuk meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melalui supervisi klinis bagi guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019? (3) Untuk meningkatkan kemampuan professional guru agar mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran kontekstual bagi guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019?

KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran cara apa yang digunakan untuk menilai tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta media apa yang diperlukan, (Asep Herry Hernawan, 2008:9.7). Sedangkan menurut Jam’an Satori (2008) Rencana Pembelajaran dianalogikan dengan rancangan strategi permainan dalam suatu tim. Perancang yang baik mengetahui kekuatan dan kelemahan siswanyan, dia memiliki ragam strategi pembelajaran yang dapat untuk membangkitkan kekuatan siswa. Oleh karena itu dalam rancangan pembelajaran harus mencakup analisis kurikulum, penyiapan tujuan instruksional, kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan, dan perencanaan evaluasi.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat kami simpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau Rancangan Pembelajaran adalah rancangan strategi pembelajaran memuat beberapai komponen untuk mencapai tujuan pembelajaran. RPP wajib disusun oleh guru itu sendiri.

Hakekat Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa akan belajar jika mereka mengetahui makna dan kegunaan dari materi akademisnya dan mengetahui makna kegiatan mereka di sekolah. Selain itu siswa akan belajar jika mereka mengaitkan informasiyang baru dengan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman mereka sendiri. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen yakni: konstruktivisme (contructivism), bertanya (question), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). (Karmidi, 2008: 67).

Adapun komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran kontekstual menurut (Kunardi, 1998: 45) adalah sebagai berikut. (1) Konstruktivisme, (2) Inquiry, (3) Questioning (Bertanya), (4) Learning Community (Masyarakat Belajar), (5) Modeling (Pemodelan), (6) Reflection (Refleksi), dan (7) Authentic Assessment (Penilaian Yang Sebenarnya).

Hakekat Supervisi Klinis

Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik atau menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan” (Mulyasa, 2004: 154). Menurut Ibrahim Bafadal (2003: 46), “Supervisi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisiein”. Sedangkan menurut Depdiknas (2000: 131), “Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus perencanana yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang obyektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan balikan tersebut untuk memperbaiki kinerjanya”.

Sementara itu, supervisi klinis merupakan salah satu jenis supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru. Jenis supervisi ini merupakan bantuan profesionalisme yang diberikan secara sistematik kepada guru berdasarkan kebutuhan guru tersebut dengan tujuan membina guru serta meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan proses belajar mengaijar.

Supervisi klnis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran (Sulivan 7 Glanz,2005) adapun Menurut Cogan (1973) ,kegiatan pembinaan performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar..

 

 

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Penerapan Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Bagi Guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.”

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu penelitian berlangsung pada semester I selama lima bulan, yaitu bulan Juli sampai dengan November 2018. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Subjek penelitian atau populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang bertugas di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen sebanyak 8 orang yang terdiri dari 6 orang guru kelas dan 2 orang guru mata pelajaran.

Desain Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat kegiatan yaitu Planing, Acting, Observing dan Reflecting. Siklus I adalah penerapan supervisi klinis dilanjutkan pembinaan secara kelompok, sedangkan siklus II adalah penerapan supervisi klinis dilanjutkan pembinaan secara individual.

Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah sumber data dari subjek. yaitu semua guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari selain Subjek. Sumber data sekunder berasal dari dokumentasi atau pengamatan berkaitan dengan data-data (dokumen) yang menyajikan identitas sumber penelitian, baik guru maupun siswa, tempat (kelas).

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu teknik pengumpulan data yaitu teknik non tes yang pengumpulan datanya dilakukan oleh Kepala Sekolah sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada kemampuan menyusun RPP yaitu, observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Sedangkan pada pembelajaran kontekstual yaitu Indikator Pengamatan Pembelajaran Kontekstual dan Instrumen Pengamatan Pembelajaran Kontekstual.

Alat Pengumpulan Data

Adapun alat yang dijadikan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini adalah alat non tes yang terdiri dari: instrumen observasi (lembar pengamatan atau lembar observasi, pedoman wawancara) sebagaimana yang terdapat dalam lampiran penelitian ini.

Validasi Data

Berkaitan dengan pengujian validasi instrumen Suharsimi Arikunto (2005) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Adapun validasi data dalam penelitian ini dilakukan pada data yang berupa:

1. Hasil menyusun RPP yang divalidasi instrumen penilain RPP. Dengan menentukan validitas teoritik maupun validitas empirik (analisis kualitatif dan kuantitatif).

2. Proses menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran baik itu data dari observasi, wawancara, anket dan dokumentasi yang divalidasi melalui triangulasi sumber dan metode. (Arikunto dkk, 2006; 128).

Indikator Kinerja

Indikator merupakan kondisi akhir yang diharapkan atau ingin dicapai dalam proses penelitian dengan didasarkan pada pengalaman yang lalu. Indikator keberhasilan adalah pada saat subjek penelitian mencapai tingkat keberhasilan dengan rata-rata nilai minimal BAIK.

Indikator BAIK pada kondisi akhir yang diharapkan adalah kemampuan guru dalam menyusun RPP minimal mencapai rata-rata nilai 61%-80% Dan Baik pada kondisi akhir yang diharapkan adalah kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kontekstual mencapai rata-rata nilai 84,00.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Prosedur umum penelitian ini melalui tahapan planning, acting, observing dan reflecting. Pada prasiklus peneliti telah mengadakan supervisi mengadakan studi pendahuluan terhadap RPP yang dimiliki para guru, kemudian mengadakan kunjungan kelas melihat proses pembelajaran berdasarkan RPP tersebut, dengan melakukan observasi terhadap semua guru untuk memperoleh data dan dokumen sebagai dasar melaksanakan tindakan sekolah.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil pengamatan awal, dapat disimpulkan bahwa semua guru yang berjumlah 8 orang mempunyai RPP untuk semua mata pelajaran, 3 orang diantaranya (37,5%) membuat sendiri dan 5 orang guru (62,5%) tidak membuat sendiri. Hal ini dapat disimpulkan: bahwa 5 guru (41,66%) memiliki kemampuan baik dalam menyusun RPP dan 7 orang guru (58,34%) memiliki kemampuan cukup.

Hasil supervisi kelas menunjukkan bahwa (41,66%) dari 8 guru kelas dalam memberikan materi pelajaran hanya bergantung pada buku pelajaran saja, hanya 58,34% guru yang sudah mampu dan mau menerapkan pembelajaran inovatif.

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan dengan berdiskusi kolaborasi dengan semua guru dalam kelompok supervisi secara demokratis dan terbuka. Dari hasil wawancara, tingkat keberhasilan adalah 2 guru (11,66%) dengan predikat baik sekali, 8 guru (66,66%) dengan peringkat baik, dan 2 guru (11,66%) dengan predikat cukup.

Hasil Observasi:

Observasi dilakukan oleh supervisor yaitu pengawas sekolah dan teman sejawat/guru yang memiliki kemampuan lebih baik dari guru lain. Hasil observasi adalah sebagai berikut: Tingkat keberhasilan adalah 2 guru (16,67%) dengan predikat sangat baik, 6 guru (50%) dengan peringkat baik, dan 4 guru (33,33%) dengan predikat cukup.

Angket

 Untuk memperoleh hasil pengamatan yang optimal dan terbuka supervisor menyebar angket untuk mengetahui tingkat kemampuan para guru dalam menyusun RPP kepada semua guru. Dapat juga berfungsi sebagai refleksi akan kemampuan guru itu sendiri. Hasil Angket tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP. Dari data di atas tingkat keberhasilan adalah 3 guru (25%) dengan predikat baik sekali, 7 guru (58,33%) dengan peringkat baik, dan 2 guru (16,67%) dengan predikat cukup.

Refleksi (reflecting) Siklus I

Diskusi refleksi dilakukan di ruang guru dengan hasil analisis dan diskusi sebagai berikut:

1.     Dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara dapat diketahuai bahwa dari 8 guru yang ada di SDN Sragen 15 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dalam menyusun RPP, 2 guru (16,67%) dengan penilaian baik sekali, 8 guru (66,67%) baik, dan 2 guru (16,67%) masih kurang. Tingkat keberhasilan 16,67%.

2.     Dengan menggunakan instrumen lembar observasi diperoleh hasil bahwa dalam menyusun RPP 2 guru (16,66%) dengan kategori baik sekali, 8 guru (66,67%) dengan kategori baik, dan 2 guru (16,66%) masih kurang. Tingkat keberhasilan 16,67%.

3.     Dengan instrumen angket diperoleh hasil bahwa dalam menyusun RPP 3 guru (25%) dengan kategori baik sekali, 7 guru (58,33%) dengan kategori baik, dan 2 guru (16,66%) masih kurang.

Hasil siklus I menunjukkan adanya peningkatan tercapainya beberapa indikator keberhasilan yaitu ditunjukkan pada meningkatnya kemampuan guru menyusun RPP yang ditandai dengan terakomodasinya sebagian besar komponen-komponen RPP dan sebagian besar prinsip-prinsip penyusunan RPP. Namun keberhasilan ini masih harus ditingkatkan mengingat baru 55,55% guru yang dapat dinyatakan berhasil dan yang 44,44% guru yang belum mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan.

Deskripsi Hasil Siklus II

Siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dengan empat tahap kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Setelah penyusunan RPP dilakukan pengambilan data melalui tiga alat pengumpul data yaitu, wawancara, observasi dan angket, dengan hasil sebagai berikut:

 

 

Hasil Wawancara:

 Wawancara dilakukan dengan berdiskusi kolaborasi dengan semua guru dalam kelompok supervisi secara demokratis dan terbuka. Hasil wawancara kemampuan guru dalam menyusun RPP sebagai berikut: tingkat keberhasilan adalah 3 guru (25%) dengan predikat sangat baik, 6 guru (50%) dengan predikat baik, dan 3 guru (25%) dengan predikat cukup. Hasil wawancara menunjukkan tingkat keberhasilan 77,77%.

Hasil Observasi:

 Hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP. tingkat keberhasilan adalah 3 guru (25%) dengan predikat sangat baik, 6 guru (50%) dengan predikat baik, dan 3 guru (25%) dengan predikat cukup. Hasil observasi menunujukan tingkat keberhasilan 77,77%.

Angket

Untuk memperoleh hasil pengamatan yang optimal dan terbuka supervisor menyebar angket untuk mengetahui tingkat kemampuan para guru dalam menyusun RPP kepada semua guru. Dapat juga berfungsi sebagai refleksi akan kemampuan guru itu sendiri. Dari data hasil observasi, tingkat keberhasilan adalah 3 guru (25%) dengan predikat baik sekali, 6 guru (50%) dengan predikat baik, dan 3 guru (25%) dengan predikat cukup. Hasil angket menunjukkan keberhasilan sebesar 77,77%.

Refleksi (reflecting) Siklus II

Diskusi refleksi dilakukan pada 17 Februari 2018 di ruang guru dengan hasil analisis dan diskusi sebagai berikut:

1.    Dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara dapat diketahuai bahwa dari 12 orang guru yang ada di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen, 3 orang guru (25%) mempunyai kemampuan baik sekali, 6 orang (50%) guru mempunyai kemampuan baik, dan 3 orang guru (25%) memiliki kemampuan cukup. Tingkat keberhasilan 77,77%.

2.    Dengan menggunakan instrumen lembar observasi dari 12 orang guru diperoleh hasil 3 orang guru (25%) berhasil menyusun RPP dengan kategori baik sekali, 6 orang (50%) guru mempunyai kemampuan baik, dan 3 orang guru (25%) memiliki kemampuan cukup. Tingkat keberhasilan 77,77%.

3.    Dengan instrumen angket diperoleh bahwa dalam menyusun RPP mengunakan komponen dan menerapkan prinsip-prinsip penyusunan RPP 3 orang guru (25%) baik sekali, 6 orang guru (50%) baik, dan hanya 3 orang guru (25%) yang kemampuannya masih cukup. Tingkat keberhasilan 77,77%.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.    Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis sesuai dengan Standar proses yang telah ditetapkan oleh Permendiknas No 41 tahun 2007.

2.    Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bagi Guru SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

3.    Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan professional guru dalam mennyusun RPP yaitu pada kondisi awal sebesar 33,33%, meningkat menjadi 66,67% pada siklus I, maningkat secara signifikan menjadi 77,77% pada siklus II. Dan sekaligus meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual di SD Negeri Sidoharjo 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen, dari kondisi awal ke siklus I terjadi peningkatan dari 81,8 menjadi 82,9 yaitu sebesar 1,1%, sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari 82,9 menjadi 84,2 yaitu sebesar 1,3%. Jadi dari kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 2,4%.

Saran-saran

 Berdasarkan simpulan tersebut, maka peneliti perlu memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1.    Bagi kepala sekolah, mengingat kegiatan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan menyusun RPP dan penerapan pembelajaran kontekstual bagi guru maka perlu diterapkan secara terprogram dan berkelanjutan di sekolah.

2.    Bagi guru, hendaknya mampu dan mau menyusun RPP sendiri karena akan mengembangkan performasi guru dalam mengelola proses pembelajaran dan RPP bukan sekedar pelengkap administrasi dan guru perlu lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa menjadi lebih optimal.

3.    Bagi pengurus KKG hendaknya penyusunan RPP dan pembelajaran kontekstual menjadi materi dalam kegiatan KKG, sehingga guru dapat menyusun RPP secara lengkap, sistematis dan dapat menerapkan pembelajaran kontekstual secara benar.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Hermawan, 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: UT

Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Remedial

Djam’an Satori.2008.Profesi Keguruan. Jakarta.UT

I.G.A.K. Wardani. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Mulyadi.HP. 2004. Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaan PTK. Makalah: Disajikan pada pelatihan pengembangan profesi guru FKPPG Banjarnegara.

Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.