Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Permainan Kartu Huruf
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA
MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I
SD NEGERI BEJILOR 02 SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Umi Hanik
Sekolah Dasar Negeri Bejilor Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Kemampuan membaca akan sangat berpengaruh pada keberhasilan anak didik dalam proses pembelajaran dalam sekolah. Membaca merupakan keterampilan sangat penting, sehingga keterampilan membaca diajarkan pada jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga PT, namun bisa juga dibelajarkan sebelum itu. Di SD Negeri Bejilor 02 masih banyak siswa yang kurang memiliki keterampilan membaca. Rendahnya keterampilan membaca karena masih banyak siswa yang minat bacanya masih rendah. Selain itu, banyak siswa yang tidak mengenyam pendidikan TK. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga yang kurang mampu dan berpendidikan rendah. Berdasarkan hasil oberservasi yang dilakukan di kelas I SD Negeri Bejilor 02 nampak bahwa kemampuan membaca siswa kelas I masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca melalui permainan Kartu Huruf kelas I SD Negeri Bejilor 02. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan unjuk kerja. Data yang terkumpul kemudian di analisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 34%, siklus I 50% dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 100%. Oleh karena itu penggunaan Kartu Huruf pada pembelajaran di kelas I perlu ditingkatkan, terutama dalam upaya meningkatkan kemampuan memnbaca.
Kata kunci: kemampuan membaca, permainan, kartu huruf
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran membaca untuk kelas rendah harus mendapatkan perhatian yang serius. Khususnya untuk kelas I, guru harus berhati-hati dan cermat dalam menyusun perencanaan sekaligus pelaksanaannya. Hal ini penting karena kelas I merupakan fondasi bagi kelas-kelas berikutnya.
Salah satu hal yang menjadi tugas guru, khususnya guru kelas 1 SD adalah mengajari anak membaca. Membaca bagi anak kelas 1 SD merupakan membaca permulaan. hal ini merupakan kegiatan mengenalkan dan melatih anak untuk membaca pertama kali. Hal ini penting karena melalui membaca anak akan dapat menambah pengetahuan mereka dengan lebih mudah. Dengan kata lain, membaca, khususnya membaca permulaan merupakan salah satu kunci bagi anak untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Kelas I SD merupakan pintu gerbang bagi siswa memasuki dunia pendidikan formal. Sekali guru salah bertindak yang berdampak pada kegagalan siswa, akan sangat berpengaruh bagi kemajuan siswa selanjutnya. Itu sebabnya guru harus benar-benar berhati-hati.
Banyak siswa yang belum bisa membaca ketika mereka masuk sekolah dasar bahkan ketika mereka akan naik kelas II. Meskipun sudah akan duduk di SD kelas II, siswa masih banyak yang perlu bimbingan untuk belajar membaca. Anak-anak masih banyak yang kesulitan membaca. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya tes kemampuan siswa dalam membaca masih rendah yaitu dari 6 siswa hanya 2 siswa yang mendapat sesuai KKM. Masih ada 9 anak yang kesulitan membaca.
Kondisi tersebut disebabkan ketika dalam pembelajaran guru jarang menggunakan alat peraga yang bisa membantu siswa untuk mempermudah mengenal huruf, kata maupun kalimat. Selain itu dalam pembelajaran masih dilakukan secara terpisah-pisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain. Padahal siswa usia kelas I SD baru bisa berfikir holistik. Akibatnya, siswa mengalami kesulitan khususnya belajar membaca. Dengan kondisi tersebut yang berlangsung-langsung terus menerus akan berdampak pada menurunnya kemampuan siswa khususnya dalam membaca. Oleh sebab itu perlu ada suatu tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Banyak teknik, strategi pembelajaran, dan strategi yang dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran yang berkaitan dengan tingkat pemahaman bacaan siswa salah satunya adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan permainan kartu huruf untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca. Mengingat dengan kartu huruf akan mempermudah anak untuk mengingat huruf maupun kata sehingga membantu siswa dalam membaca.
Untuk melaksanakan upaya perbaikan pembelajaran matematika yang sesuai dengan latar belakang di atas, peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I SD Negeri Bejilor 02 Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang tersebut di atas adalah:
- Guru jarang menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
- Siswa belum bisa memahami huruf maupun kata dalam bacaaan
- Pembelajaran masih dilakukan terpisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.
- Kemampuan membaca masih
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah ”Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I SD N Bejilor 02?”.
Pemecahan Masalah
Masalah yang akan diteliti, akan dilakukan pemecahan masalah melalui pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu huruf.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa kelas I SD N Bejilor 02 dengan permainan kartu huruf.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
Manfaat bagi siswa
Membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca melalui kartu huruf
Manfaat bagi guru
Memberi masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca melalui permainan kartu huruf.
Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca melalui permainan kartu huruf.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Pustaka
Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis Hodgson (dalam Tarigan, 2008:7). Pendapat tersebut juga dijelaskan oleh Soedarsono (2001: 4) bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Widyamartaya (1992:137-138) mengemukakan bahwa membaca adalah ikhtisar yang terus-menerus untuk mengembangkan diri. Daya pikir kita didorong untuk selalu berpikir secara lurus dan terang.
Dari keseluruhan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah keterampilan berbahasa yang mempunyai kegiatan melisankan, mempersepsi, memahami, serta memberi makna terhadap simbol-simbol visual.
Pengertian Bermain
Menurut tokoh-tokoh pendidikan anak-anak, seperti: Plato, Aristoteles, Frobel, Hurlock dan Spencer (dalam Satya, 2006:98) bermain adalah suatu upaya anak untuk mencari kepuasan, melarikan diri ke alam fantasi dengan melepaskan segala keinginannya yang tidak dapat tersalurkan, seperti: keinginan untuk menjadi presiden, raja, permaisuri dan lain-lain. Bermain sebagai kegiatan mempunyai nilai praktis. Artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Sedangkan menurut Hurlock, bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan. Di samping itu bermain bagi anak adalah upaya yang menyalurkan energi yang berlebihan dan dapat menghindari hal-hal negatif yang diakibatkan dari tenaga yang berlebihan, salah-satu contoh akibat dari kelebihan tenaga ini adalah timbulnya perkelahian antar pelajar.
Ketika bermain, mereka belajar tentang orang lain selain dirinya dan mereka mencoba berbagai peran dan menyesuaikan diri saat bekerjasama dengan orang lain. Bermain membentuk perkembangan anak pada semua bagian: intelektual, sosial, emosional dan fisik (Isbell dalam Satya, 2006:120).
Dari pengertian di atas dapat simpulkan bermain adalah pekerjaan anak- anak dan anak-anak sangat gemar bermain. Dalam bermain anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dengan mencoba berbagai cara dengan mengerjakan sesuatu dan memilih dan menentukan cara yang paling tepat.
Kerangka Berfikir
Dalam pendidikan banyak sekali gaya perencanaan pembelajaran, salah satunya adalah gaya mengajar yang hanya ceramah di depan siswa kalau sekarang dikatakan pembelajaran konvensional. Hal inilah salah satu penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Terkait belum optimalnya hasil belajar Bahasa Indonesia, maka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan pada aktivitas-aktivitas yang mendorong siswa untuk belajar secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial. Maka salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan ketrampilan membaca adalah melalui penggunaan kartu huruf. kegiatan pembelajaran yang menggunakan permainan kartu huruf untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca. Mengingat dengan kartu huruf akan mempermudah anak untuk mengingat huruf maupun kata sehingga membantu siswa dalam membaca.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas I SD N Bejilor 02 dengan jumlah siswa 6 anak yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD N Bejilor 02. Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti.
Waktu Peniletian
Penelitian direncanakan pada hari Senin tanggal 15 Januari 2018 untuk siklus 1, dan siklus 2 pada hari Senin tanggal 22 Januari 2018.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 63 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 66% siswa menjawab kesulitan.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.
Teknis Tes
Seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang di tes, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwati, dkk. , 2008). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data-data nilai siswa guna mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan permainan Kartu Huruf pada kelas I SD Negeri Bejilor 02 khususnya tes kemampuan menyusun kata dan kalimat.
Teknik Nontes
Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung (Poerwati, dkk. , 2008). Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan baku untuk memperoleh data (Kerlinger dalam Aunurrahman, dkk. , 2009). Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan permainan Kartu Huruf pembelajaran di kelas akan lebih efisien, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Alat Pengumpul Data
Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan instrumen penelitian. Untuk mempermudah penelitian penulis menggunakan alat bantu pengumpul data antara lain:
- Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun kata, kalimat pada pembelajaran Bahasa Indonesia
- Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa maupun peneliti saat pembelajaran berlangsung
- Lembar kerja siswa adalah berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan diajukan oleh peneliti kepada siswa untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan penggunaan alat peraga Kartu Huruf sebagai alat pendukung untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat Bahasa
Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, digunakan teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Adapun trianggulasi yang digunakan adalah: trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk cross check terhadap kondisi setiap siswa agar diperoleh data yang valid. Dengan teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan inspirasi yang lebih tepat sesuai kebutuhan siswa yang sebenarnya.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar yang mengukur tingkat kognitif siswa. Jika penilaian menggunakan skor tertinggi (maksimal) 100, maka dapat diketahui rumus untuk menentukan skor pada siswa. Purwanti (2008:63) menyebutkan bahwa cara penskoran terhadap tes adalah sebagai berikut:
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori, tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut:
Skor = x 100
Keterangan:
B= Jumlah Benar
N= Banyaknya butir soal (skor maksimal)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan criteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan kedalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:
Kriteria ketuntasan | Kualifikasi |
>70 | Tuntas |
<70 | Tidak tuntas |
Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Menurut Henry dan Hamid (2008:223), untuk mengetahui frekuensi dalam bentuk persentase ketuntasan klasikal menggunakan rumus sebagai berikut:
% = x 100%
Keterangan:
% = persentase ketuntasan klasikal
ft = frekuensi siswa tuntas KKM
Σf = jumlah frekuensi seluruhnya
Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran melalui permainan kartu huruf, serta hasil obervasi dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Menurut Poerwanto dalam LPS Citra (2005:13) dalam mengolah data skor dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
- Menentukan skor terendah
- Menentukan skor tertinggi
- Mencari median
- Membagi rentan nilai menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan jika sekurang- kurangnya 80% dari semua siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan membaca.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu: merencanakan, melakukan tindakan, mengamati (observasi) dan melakukan refleksi (Latif, 2010:40).
Langkah Tindakan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sampai berhasil dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN
Deskripsi Kondisi Awal
Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bejilor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas I sebanyak 6 siswa. Letak Sekolah berada di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Sekolah Dasar Negeri Bejilor 02 terletak di desa Bejilor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Bejilor 02 masih asri dengan suasana pedesaan, Sekolah Dasar Negeri Bejilor 02 dikelilingi oleh perumahan warga.
Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas I SD N Bejilor 02 pada semester II diperoleh data yaitu dari 6 siswa yaitu 4 laki-laki dan 2 perempuan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa masih sangat pasif dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Ketrampilan Siswa
Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui Ketrampilan siswa (tes awal). Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut:
Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penulisan
No | Nama Siswa | KKM | NILAI | Ket |
1. | Abdul Roif A. | 70 | 50 | Belum Tuntas |
2. | Ageng Tio F. | 70 | 50 | Belum Tuntas |
3. | Afinda Z. N. | 70 | 60 | Belum Tuntas |
4 | Kuncoro Ahmad S. | 70 | 75 | Tuntas |
5. | Rizki F. Pramana | 70 | 80 | Tuntas |
6. | Neisa Zahra N. | 70 | 60 | Belum Tuntas |
Jumlah | 375 | |||
Rata-rata | 63 |
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4. 2.
Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
No. | Ketuntasan Belajar | Jumlah Siswa | |
Jumlah | Persen (%) | ||
1. | Tuntas | 2 | 34 |
2. | Belum tuntas | 4 | 66 |
Jumlah | 6 | 100 |
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 4 siswa atau 66%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 34%.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1
Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan, siswa dalam kegiatan belajar akan diajak belajar dengan permainan kreatif, dengan tujuan agar siswa dalam pembelajaran memperoleh kesempatan untuk bertukar pikiran tentang materi yang dipelajari.
Ketuntasan Belajar Siklus I
No. | Ketuntasan Belajar | Jumlah Siswa | |
Jumlah | Persen (%) | ||
1. | Tuntas | 3 | 50 |
2. | Belum tuntas | 3 | 50 |
Jumlah | 6 | 100 |
Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 3 siswaatau 50%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 3 siswa dengan persentase 50%.
Dalam proses ini pembelajaran pada siklus I banyak ditemukan kekurangan. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2
Ketuntasan Belajar Siklus II
No. | Ketuntasan Belajar | Jumlah Siswa | |
Jumlah | Persen (%) | ||
1. | Tuntas | 6 | 100 |
2. | Belum tuntas | 0 | 0 |
Jumlah | 6 | 100 |
Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 0 siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 100%.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan permaianan kartu huruf pada siklus II sudah dapat mencapai indikator keberhasilan penelitian. Dalam proses ini pembelajaran pada siklus II hanya sedikit ditemukan kekurangan. Oleh karena itu, perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali agar kualitas proses pembelajaran dan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Permainan kartu huruf dengan pada siklus 1, dan siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan
Permainan kartu huruf pada Siswa Kelas I
No | Aspek yang diamati | Sebelum Perbaikan | Siklus 1 | Siklus 2 |
1 | Ketrampilan Guru | Cukup | Baik | Sangat Baik |
2 | Aktivitas Siswa | Cukup | Baik | Sangat Baik |
3 | Hasil Belajar | 34% Tuntas | 50% Tuntas | 100% Tuntas |
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 34%, siklus I 50% dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 100%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan pendekatan belajar menggunakan permainan kartu huruf pada siswa kelas I SD Negeri Bejilor 02 semester genap pada tahun pelajaran 2017/2018 dengan adanya perbaikan yang terus dilakukan pada setiap siklusnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari:
- Keterampilan guru dalam pembelajaran bahsa indonesia melalui Permainan kartu huruf pada siswa kelas I SD N Bejilor 02 mengalami peningkatan, dibuktikan dengan peningkatan keterampilan guru pada tiap siklus. Siklus I keterampilan guru termasuk dalam kategori baik, dan terjadi peningkatan pada siklus II termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu keterampilan guru melalui Permainan kartu huruf meningkat kriteria sekurang- kurangnya baik.
- Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui Permainan kartu huruf pada siswa kelas I SD N Bejilor 02 mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik, dan pada siklus terakhir yaitu siklus II kembali meningkat termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu aktivitas siswa melalui Permainan kartu huruf meningkat kriteria sekurang-kurangnya baik.
- Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui Permainan kartu huruf pada siswa kelas I SD N Bejilor 02 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari siklus I memperoleh presentase ketuntasan belajar 50%, kemudian siklus II mengalami peningkatan kembali dengan perolehan presentase ketuntasan sebesar 100%. Hasil penelitian pembelajaran bahasa indonesia melalui Permainan kartu huruf telah mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yaitu 80% dan ketuntasan individual sekurang-kurangnya baik mendapatkan nilai ≥
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberi saran sebagai berikut:
- Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan permainan kartu huruf hendaknya siswa diberikan motivasi sehingga muncul keinginan belajar yang bermakna.
- Dalam pembelajaran dengan pendekatan permainan kartu huruf sebaiknya guru memperhatikan kesiapan siswa untuk belajar dengan penguasaan kelas dan ketepatan waktu yang baik.
- Dalam pembelajaran dengan pendekatan permainan kartu huruf, sebaiknya diberikan tugas yang menarik pada LKS sehingga siswa merasa tertarik dan antusias terhadap pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Neil. 2003. “Reading” dalam Practical English Language Teaching Reading. David Nunan (ed. ). New York: McGraw Hall.
Dimyati, Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
Nurhadi, 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
, 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung: Sinar
Poerwati, dkk. 2008. Evaluasi Belajar. Bandung
Slameto. 2001. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.
Soejtiningsih. 1995. Belajar Dan Bermain. Bandung
Suherman. 2000. Prinsip‐Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D‐III. Coletta, V. P. et. Al. 2007.
Udin S. Winataputra. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca Untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius.
Wira Indra Satya. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Melalui Bermain, Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan.