PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUMON BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL BAGI SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 3 WONOGIRI PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Suyatmi

SMP Negeri 3 Wonogiri

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis puisi bebas melalui model pembelajaran Kumon berbantuan media audiovisual bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Wonogiri pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Wonogiri yang berjumlah 26 siswa. Sumber belajar berupa peristiwa pembelajaran, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan analisis data. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik deskripsi komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) Dalam kualitas proses pembelajaran dimperoleh pengalaman baru terdapat peningkatan yaitu pada siklus II rata-rata hasil pengamatan 7,14% dengan kategori baik sekali, dan 3,57% dikategorikan cukup. Ini berarti pengamat I dan II memandang bahwa penampilan mengajar guru pada siklus II ini ada perubahan positif dan dikategorikan baik. Selain itu, Pembelajaran kemampuan menulis puisi bebas dengan media audiovisual lebih menarik bagi siswa dan menumbuhkan kecakapan, keberanian, dan kreativitas. (2) Penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII E pada semester 2 SMP Negeri 3 Wonogiri tahun pelajaran 2018/2019 dengan hasil nilai rata-rata 61,33 meningkat menjadi 69, 17 atau meningkat 1,13% dari hasil siklus I.

Kata kunci: kemampuan menulis; media audiovisual; Kumon

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Sebagai salah satu materi pembelajaran, maka pembelajaran menulis tersebut perlu disampaikan dengan metode yang tepat sehingga mencapai standar kompetensi yang diharapkan yaitu siswa mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan.

Kemampuan menulis dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh siswa SMP. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apreasiasi terhadap hasil karya kesusasteraan manusia Indonesia. Standar Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mengambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar Kompetensi merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, dan global.

Pembelajaran menulis sastra pada siswa SMP tidak menuntut siswa agar menghasilkan karya sastra sebagus karya penulis ternama. Pembelajaran menulis sastra diarahkan untuk mengenal sastra dan mampu menuangkan gagasan, ungkapan sesuai dengan lukisan hati. Pengenalan ini diharapkan mampu membawa peserta didik untuk lebih apresiatif, kreatif, dan produktif sesuai dengan kompetensi dasar yang distandarkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran menulis sastra di SMP bukan mencetak seorang sastrawan, melainkan memberikan bekal dasar keterampilan menulis karya sastra yang baik.

Kemampuan menulis sastra membutuhkan sikap kritis, kreatif, dan inovatif. Penulis sastra perlu menghayati ide imajinatif yang ingin diekspresikan, menguasai teknik penulisan sastra, dan memiliki wawasan estetika kesastraan. Namun, kenyataan menunjukkan, bahwa kemampuan siswa kelas VII dalam menulis sastra (puisi) belum mencapai kriteria penulisan sastra yang memadai. Puisi karya peserta didik kelas VII masih berwujud seadarnya dan lugu. Rangkaian kata-katanya belum menunjukkan keterpaduan dan ide imajinasinya pun belum tampak. Apalagi jika dibandingkan dengan puisi karya pengarang-pengarang terkenal, puisi siswa belum menunjukkan penguasaan penggunaan bahasa dan teknik penulisan yang diharapkan, bahkan masih jauh dari harapan guru.

Fenomena di atas mencerminkan bahwa menulis puisi, guru kurang dikenalkan dengan media yang digunakan dalam pembelajaran secara baik. Media yang penulis maksud adalah penggunaan media yang siswa dapat dengan mudah menangkap di samping merasakan dan terlibat dalam aktivitasnya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas melalui Model Pembelajaran Kumon berbantuan Media Audiovisual bagi Siswa Kelas VII E SMP Negeri 3 Wonogiri pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah: Bagaimanakah meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis puisi bebas melalui model pembelajaran Kumon berbantuan media audiovisual bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Wonogiri pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada tujuan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis puisi bebas melalui model pembelajaran Kumon berbantuan media audiovisual bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Wonogiri pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

 

 

 

 

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Pengertian Menulis Puisi

Menulis atau mengarang adalah bermain (Sugiarto: 2007). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 1983:4)

Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas, menurut Mulyono (2010: 26), diartikan sebagai “kegiatan/ keaktifan”. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.

Pengertian Audiovisual

Pengertian Media Komunikasi dan Audiovisual. Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi.

Model Pembelajaran Kumon

Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar sesuaidengan kemampuan masing-masing yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuan secara maksimal. Pada model ini yang menonjol adalah (1) Individual Pace artinya setiap anak belajar dengan kecepatan masing-masing (tidak seperti di sekolah); (2) Dilegence yang artinya didorong untuk rajin setiap hari mengerjakan konsep yang sama sampai akhirnya menjadi mahir.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir di sini menunjukkan dalam proses pembelajaran puisi bebas melalui model pembelajaran Komon berbantuan media audiovisual. Penggunaan media audiovisual dapat menghasilkan belajar lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Bila belum dapat mengubah atau memberi efek dalam pembelajaran dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media yang lebih efektif.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis puisi bebas dengan media Audiovisual bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Wonogiri pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah kelas VII E SMP Negeri 3 Wonogiri beralamatkan di Jalan Mangunsarkoro. Giritirto Wonogiri.

 Jadwal Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Waktu pelaksanaan selama 6 bulan, tepatnya bulan Januari sampai dengan Juni 2019.

Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa kelas VII E yang terdiri atas 26 siswa dengan perincian perempuan 11 dan laki-laki 15 siswa Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Metode Pengumpulan Data

Sehubungan dengan pengumpulan data, metode yang dipergunakan adalah:

Metode Tes

Menurut Arikunto (2002:128) bahwa tes merupakan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dalam penelitian.

Metode Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1981:136). Dengan metode observasi dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan secara langsung terhadap bentuk pembinaan penanggulangan masalah kemalasan siswa yang dilakukan pihak sekolah.

Metode Interview

Interview sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara Arikunto, (2002:133).

Metode Analisis Data

Untuk memberi penafsiran terhadap data yang telah direduksi baik data yang diperoleh melalui tes, observasi, maupun wawancara Setelah datanya terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan kuantitatif

Validasi Data

Validitas data penelitian dilakukan dengan cara menggunakan berbagai cara, perolehan data baik melalui hasil tes dan hasil pengamatan. diuji melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode, yang mengarahkan peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dalam proses perbaikan pembelajaran.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode audiovisual. Penelitian ini menggunakan dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan penelitian, tindakan penelitian, observasi, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Bagian ini akan memberikan gambaran tentang kondisi awal pembelajaran di kelas VII E. Proses pembelajaran dilaksanakan secara konvensional yaitu menggunakan sarana seadanya tanpa menggunakan alat bantu sehingga peserta didik memiliki ketergantungan yang tinggi pada guru.

Hasil Tindakan

Adanya peningkatan rata-rata kelas nilai keterampilan menulis puisi bebas. Dari semula 71,46 meningkat menjadi 78,23 atau meningkat 8,65 dari siklus I dan meningkat 11,21 dari hasil penjajagan. Apabila dipersentasekan meningkat sebanyak 8,65% dari nilai siklus I dan 11,21% dari nilai penjajagan. Jumlah anak yang mencapai KKM bertambah dari 5 siswa pada siklus I menjadi 17 siswa pada siklus II ini. Dengan demikian, 65,39% siswa telah mencapai KKM dan rata-rata kelas telah melampaui 6,9.

Rekap Hasil pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus I

No. Kategori Pengamat Rata-rata (%)
I II
F % F %
1. A 0 0 0 0 0
2. B 2 14,29 2 14,29 14,29
3. C 11 78,57 12 85,71 82,14
4. D 1 7,14 0 0 3,57
Jumlah 14 100 14 100 100

 

Analisis bahwa persentase tertinggi dari rata-rata hasil pengamatan 14,29% dalam katagori baik, 82,14% aspek-aspek proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru berkategori cukup, dan 3,57% dikatagorikan kurang. Artinya pengamat I dan II memandang bahwa penampilan pembelajar dapat dikatakan cukup berdasarkan aspek-aspek dalam perencanaan pembelajaran, kegiatan utama, dan pemantapan.

Rekap Hasil pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus II

No. Kategori Pengamat Rata-rata (%)
I II
F % F %
1. A 1 7,14 1 7,14 7,14
2. B 12 85,71 13 92,86 89,29
3. C 1 7,14 0 0 3, 57
4. D 0 0 0 0 0
Jumlah 14 100 14 100 100

 

Artinya pengamat I dan II memandang bahwa penampilan mengajar guru pada siklus II ini ada perubahan positif dan dapat dikatagorikan baik berdasarkan aspek-aspek dalam perencanaan pembelajaran, kegiatan utama, dan pemantapan.

PENUTUP

Simpulan

Dengan pembelajaran yang menggunakan media audiovisual guru memperoleh pengalaman baru dan berdasarkan hasil pengamatan kualitas guru meningkat, yaitu pada siklus II rata-rata hasil pengamatan 7, 14% dalam katagori baik sekali, 89,29% aspek-aspek proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru berkategori baik, dan 3,57% dikatagorikan cukup. Artinya pengamat I dan II memandang bahwa penampilan mengajar guru

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud.1991.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Fitria, Dwi.2008.Antara Video Klip dan Pendidikan Film.http/jurnalnasional.com.diposting 21 Agustus 2008.

Soeharso, Wardjito.2009.Yuk, Nulis Artikel.Semarang:Karya Aksara.

Sumber: On Line (Internet)

Tarigan, Guntur.1983.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa.

Yogaswara, Yogi, Anna Suzana.2005.Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia.Jakarta:PT Nimas Multima.