Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Finger Painting
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B2
DI TK PERTIWI IV SIDOHARJO SEMESTER II TAHUN 2017/2018
Nani
TK Pertiwi IV Sidoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok B2 TK Pertiwi IV Sidoharjo tahun 2017/2018 melalui kegiatan finger painting, (2) Mengetahui bagaimana penerapan peningkatan kemampuan motorik halus anak Kelompok B2 TK Pertiwi IV Sidoharjo tahun 2017/2018 melalui kegiatan finger painting. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak Kelompok B2 TK Pertiwi IV Sidoharjo tahun 2017/2018 melalui kegiatan finger painting. Langkah penelitian diawali identifikasi masalah dan mengumpulkan data. Semua data dan informasi yang didapat merupakan pengamatan sehari-hari. Kemudian diadakan tindakan perbaikan siklus 1, lalu di observasi dan direfleksi, kemudian melakukan perbaikan siklus 2. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus. Pada pra siklus keberhasilan pembelajaran baru mencapai 25% atau 5 anak, siklus pertama keberhasilan pembelajaran mencapai 60% atau 12 anak, kemudian pada siklus kedua meningkat menjadi 90% atau 18 anak dari 20 anak.
Kata Kunci: kemampuan motorik halus, finger painting, anak
PENDAHULUAN
Bagi suatu bangsa anak adalah generasi penerus karena kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang di tentukan oleh mutu pendidikan saat ini. Oleh karena itu maka pendidikan anak usia dini memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh. Dan membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak, serta pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat, praktis, serta mudah di mengerti oleh anak-anak.
Menurut peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1990, tentang Pendidikan Pra Sekolah Bab I pasal 1 ayat (2) Pendidikan dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Pendidikan anak usia dini meliputi bidang pengembangan nilai moral agama, motorik halus, kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional.
Pada TK Pertiwi IV Sidoharjo, semua aspek pengembangan kemampuan dasar dan pembiasaan kemampuan motorik halus dilaksanakan dengan baik. Pada kelompok B ditemukan permasalahan dalam pengembangan kemampuan motorik halus terutama dalam kegiatan finger painting. Selama ini di TK Pertiwi IV Sidoharjo anak – anak kurang termotivasi dalam kemampuan motorik halusnya. Sebagian besar anak-anak TK Pertiwi IV Sidoharjo kurang bisa dalam finger painting dan kurang tertarik dengan kegiatan tersebut. Padahal dalam perkembangan motorik halus membutuhkan stimulus menyentuh, memanipulasi dan begerak. Mereka perlu perlu diberi tugas- tugas motorik halus seperti mewarnai, melipat, menjahit menempel, merajut, menulis, melukis dengan jari (finger painting) dan kegiatan lainnya.
Berdasarkan hasil pengalaman dalam pengembangan di kelas B2 ditemukan beberapa masalah terutama dalam kegiatan finger painting , diantara 20 anak hanya 5 anak yang dapat melukis dengan jari (finger painting) dengan baik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya motivasi guru dan kurangnya kegiatan finger painting dalam pembelajaran sehingga dalam kegiatan finger painting hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan dan indikator dapat melukis dengan jari (finger painting). Sedangkan guru mengharapkan 80% jumlah anak (16 anak) dapat mencapai indikator dapat finger painting dengan baik dengan nilai BSB atau BSH.
Dari hasil temuan diatas penulis bersama teman sejawat bersama mengamati kekurangan pembelajaran yang disediakan, dapat dirumuskan masalah: (1) Apakah Kegiatan Finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok B2 TK Pertiwi IV Sidoharjo? (2) Bagaimana cara meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan finger painting Di Kelompok B2 TK Pertiwi IV Sidoharjo ?
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan finger painting di Kelompok B2 TK Pertiwi IV Sidoharjo Kec. Sidoharjo, Kab. Sragen (2) Mengetahui bagaimana penerapan peningkatan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan finger painting di Kelompok B 2 TK Pertiwi IV Sidoharjo Kec. Sidoharjo, Kab. Sragen
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Kemampuan.
Kata kemampuan yaitu diambil dari kata mampu yang berarti kuasa, sanggup, dapat, bisa, sehingga kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu (Kamus Umum Motorik halus Indonesia: Edisi ke tiga, W S S Poerwadarminta).
Menurut Irina V. Sokolova (2008:142) kemampuan adalah pengetahuan mengenai area yang di dalamnya seorang individu bekerja dan memerlukan ketrampilan untuk memproses informasi secara kreatif dalam menghasilkan berbagai respon yang baru dan sesuai. Dengan bahasa yang lebih sederhana kemampuan seseorang mengenai suatu obyek sebelum mereka memunculkan gagasan baru mengenai subyek tersebut.
Pengertian Kemampuan Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengarihi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak dapat berkembang dengan optimal. Ketrampilan motorik halus atau ketrampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong , melempar, dan menangkap bola serta memainkan benda- benda atau alat mainan termasuk pula finger painting (Tri Asmawulan dan Wardani, 2011: 49).
Tujuan mengembangkan motorik halus adalah agar anak dapat berlatih koordinasi tangan, mata dan pikirannya dalam menggunakan berbagai alat atau media kreatif sehingga memperoleh ketrampilan yang berguna untuk perkembangan selanjutnya. Pengembangan motorik halus tersebut dapat dilaksanakan dengan prinsip- prinsip sebagai berikut: (1) Memberikan bimbingan dan pembinaan sesuai dengan taraf perkembangan anak. (2) Memberikan rasa gembira kepada anak dengan prinsip bermain sambil belajar. (3) Memupuk keberanian anak dalam melakukan kegiatan- kagiatan dengan menghindari petunjuk – petunjuk serta bantuan yang justru dapat merusak perkembangan anak. (4) Memberikan rangsangan dan bimbingan kepeda anak untuk menemukan teknik atau cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan bermacam- macam media kreatif. (5) Menyediakan alat –alat yang dapat merangsang anak untuk melakukan dan dapat menumbuhkan ketrampilan dan kreatifitas.(6) Memberikan bimbingan dan dorongan (7) Memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada anak untuk bereksprasi melalui berbagai media. (80 Merencanakan waktu , mengatur tempat dan menjaga beraneka media untuk menstimulasi anak dalam melakukan kegiatan ketrampilan yang akan dicapai. (9) Bahan ketrampilan dikaitkan dengan tema dan mengacu pada kemampuan yang akan dicapai. (Luluk Asmawati, 2008: 5.8)
Finger Painting
Finger painting merupakan seni melukis dengan jari. Kegiatan finger painting sangat cocok dikenalkan pada anak usia dini. Permainan ini bias melatih motorik dan kreatifitas anak. Tidak ada teknik khusus dalam finger painting karena kegiatan ini merupakan cara ekplorasi dan ekspresi diri atas rasa estetika. Cukup menggunakan jari tangan anak sebagai media dalam melukis. Bermain dengan finger painting sangat disukai anak-anak, karena anak-anak suka warna. Mereka akan melakukan eksplorasi pada warna. Ini untuk melatih motorik anak. Finger painting merupakan cara awal melukis menggunakan alat lukis yang lain. Yang perlu diingat dalam finger painting, gunakan pewarna yang aman. Bisa menggunakan pewarna makanan. Pembuatan lukisan dengan finger painting bebas layaknya seorang pelukis bisa melukis objek apa saja. Berbagai bentuk objek dapat diwujudkan dengan finger painting. (Sukardi Evan, Hajar Pamadi, 2008)
Alat dan bahan finger painting sederhana , ada 2 jenis yaitu: (1) Bahan dasar Tepung kanji: 1/2 cangkir tepung kanji, 3 sdm gula pasir, 1/2 sdt garam halus, 2 cangkir air dingin, (2)Pewarna kue, (3) Karton tebal, celemek, (4)Koran untuk alas.
Cara membuat adonan: (1)campur semua bahan (kecuali pewarna kue) kedalam panci, lalu masak dalam api sedang sampai kental dan meletup-letup. (2) Setelah masak, angkat dari panic dan bagi ke dalam beberapa wadah. Berikan masing-masing adonan dengan warna yang berbeda-beda. Dinginkan. (3) Setelah dingin, Anda siap melukis bersama anak didik. (4) Jangan lupa, gunakan celemek agar adonan tidak mengotori pakaian dan gunakan Koran bekas sebagai alas agar cat tidak mengotori lantai.
Kerangka Pikir
Berdasarkan penelitian yang diperoleh mengembangkan kemampuan motorik halus memerlukan berbagai kegiatan, diantaranya dengan kegiatan finger painting. Kerangka pikir ini didasarkan pada kondisi awal pembelajaran sebelum diterapkan kegiatan finger painting kemampuan motorik halus masih rendah, kemudian diberikan pembelajaran finger painting yang menarik dan menyenangkan. Sehingga hasil pembelajaran kemampuan motorik halus jadi meningkat.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan hipotesa tindakan: Dengan Kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B2 di TK Pertiwi IV Sidoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018
METODE PENELITIAN
Subjek dan Latar Penelitian
Subjek penelitian ini siswa kelas B2 TK Pertiwi IV Sidoharjo yang beralamatkan di dukuh Plasan, Sidoharjo, Sidoharjo, Kab. Sragen, 57281, sejumlah 20 anak.
Waktu pelaksanaan penelitian: Bulan Januari – Juni 2018 Pelaksanaan dilakukan dalam 2 siklus.Siklus Pertama: Senin – Rabu, tanggal 5–7 Pebruari 2018. Siklus Kedua: Senin – Rabu, tanggal 12 – 14 Pebruari 2018
Teknik Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK Pertiwi IV Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun 2017/2018. Menurut Meleong, (1997:7) dalam penelitian kualitatif mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi “proses dari pada hasil” artinya hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan prosedur kerja dari Hopkins mengambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar , kesulitan anak yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada.
Teknik Alat Pengumpulan Data
Menurut Hartono, (2011:36) teknik/metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara atau diskusi dan kajian dokumen. Masing masing akan diuraikan secara singkat dibawah ini:
Pengamatan/Observasi
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Wawancara atau diskusi
Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dilakukan antara peneliti dan guru. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran sains anak.
Kajian dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti Kurikulum, RKM, Rencana Kegiatan Harian yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran, hasil unjuk kerja anak, dan buku penilaian yang dibuat guru.
Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong, (1995: 178) Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.
Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian diperlukan indikator keberhasilan kinerja yang menjadikan tolok ukur keberhasilan penelitian. Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan penelitian.Anak dikatakan tuntas apabila memenuhi penilaian BSB dan BSH dengan prosentase 80%. Untuk mengetahui prosentase ketuntasan pada hasil belajar anak adalah:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan pelaksanaan Pra Siklus terlihat anak kurang tertarik dengan kegiatan finger painting, anak-anak kelihatan malas dan enggan menyentuh adonan finger painting, sehingga hasil finger painting kurang rapi, bahkan banyak yang tidak menyelesaikan kegiatan finger painting.
Berdasarkan observasi , peneliti dan guru merasa perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada saat kegiatan pembelajaran, karena pada prosentase indikator keberhasilan kemampuan motorik halus anak terlihat tingkat ketidak tuntasan anak mencapai 75%atau 15 anak dan tingkat ketuntasan hanya 25% atau 5 anak dengan nilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Pelaksanaannya disepakati pada hari Senin, Selasa dan Rabu tanggal 5, 6 dan 7 Pebruari 2018.
Deskripsi Siklus Pertama
Penulis merencanakan , melaksanakan mengobservasi dan merefleksi kegiatan pembelajaran finger painting pada siklus I. Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam finger painting. Disamping melakukan pengamatan penulis akan memberikan pembibingan pada anak yang mengalami kesulitan. Hasil Penilaian pada siklus I hari ke-1, berdasarkan hasil observasi , ketuntasan pembelajaran baru 35% atau 7 anak dan yang belum tuntas masih 65% atau 13 anak, sehingga dilanjutkan perbaikan hari kedua.
Pada hari ke-2 berdasarkan hasil observasi , ketuntasan pembelajaran baru 45% atau 9 anak dan yang belum tuntas masih 55% atau 11 anak, sehingga dilanjutkan perbaikan hari ketiga.
Pada hari ke-3 ketuntasan anak yaitu 60% atau 12 anak dan yang belum tuntas hanya 40% atau 8 anak. Karena belum memenuhi ketuntasan 80% maka dilankutkan perbaikan siklus II. Pelaksanaan Perbaikan disepakati pada siklus ke II hari Senin – Rabu tanggal 12- 14 Pebruari 2018.
Deskripsi Siklus Kedua
Penulis merencanakan , melaksanakan mengobservasi dan merefleksi kegiatan pembelajaran finger painting pada siklus II. Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam finger painting. Disamping melakukan pengamatan penulis akan memberikan pembibingan pada anak yang mengalami kesulitan. Hasil Penilaian pada siklus II hari ke-1, berdasarkan hasil observasi , ketuntasan pembelajaran baru 65% atau 12 anak dan yang belum tuntas masih 35% atau 7 anak, sehingga dilanjutkan perbaikan hari kedua.
Pada hari ke-2 berdasarkan hasil observasi , ketuntasan pembelajaran baru 75% atau 15 anak dan yang belum tuntas masih 25% atau 5 anak, sehingga dilanjutkan perbaikan hari ketiga.
Pada hari ke-3 ketuntasan anak yaitu 90% atau 18 anak dan yang belum tuntas hanya 10% atau 2 anak. Karena sudah memenuhi ketuntasan 80% maka sudah tidah dilanjutkan perbaikan siklus berikutnya.Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan sudah berhasil meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan finger painting.
Pembahasan
Pada siklus pertama dilaksanakan dengan 3 RKH selama 3 hari. Pada awalnya baru ada sedikit peningkatan, setelah semua RKH dilaksanakan , pada akhir siklus menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Namun masih 8 anak atau 40% dari 20 murid yang belum mencapai indikator, sehingga dilanjutkan siklus kedua.Pada siklus kedua juga dilaksanakan dengan 3 RKH, selama 3 hari. Dengan skenario perbaikan yang bervariasi dan media yang bervariasi pula agar anak tidak bosan, pada akhir siklus kedua telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran Sebelum Perbaikan, Setelah Siklus I dan Setelah Siklus II terlihat anak mengalami peningkatan dalam kemampuan motorik halus dengan finger painting. Perbandingan antara sebelum perbaikan, setelah perbaikan siklus I dan setelah perbaikan siklus II. Hasil sebelum perbaikan anak yang mencapai target sesuai indikator sebanyak 5 anak atau 25%, dan tidak tercapai sesuai indicator sebanyak 15 anak 75% anak. Dan hasil setelah perbaikan siklus I, anak yang mencapai target sesuai indikator sebanyak 12 anak atau 60%, dan tidak tercapai sesuai indicator sebanyak 8 anak atau 40%. Sedangkan hasil akhir setelah perbaikan siklus II anak yang mencapai target sesuai indicator sebanyak 18 anak atau 90%, dan tidak tercapai sesuai indicator sebanyak 2 anak atau 10%. Dengan demikian perbaikan pembelajaran anak terhadap peningkatan kemampuan motorik halus dengan finger painting pada anak TK Pertiwi IV Sidoharjo, Sidoharjo Kabupaten Sragen dinyatakan berhasil.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada kelompok B di TK Pertiwi IV Sidoharjo, dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Dengan kegiatan finger painting ternyata dapat meningkatkan hasil kemampuan motorik halus anak. Hal ini terbukti dari 20 anak pada pra siklus hanya 5 anak atau 25% anak yang mampu membuat karya finger painting, siklus I meningkat menjadi 12 anak atau 60% dan pada siklus II meningkat menjadi 18 anak atau 90%. Dengan demikian ketuntasan belajar minimal 80% dapat diraih, sehingga hipotesis yang menyatakan penggunaan kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus di TK Pertiwi IV Sidoharjo terbukti kebenarannya.
- Peningkatan kemampuan motorik halus dengan kegiatan finger painting dapat berhasil karena pembelajaran yang menarik bagi anak, menantang, bervariasi dan guru yang selalu intensif membimbing anak-anak serta memberikan motivasi yang membuat anak bersemangat dalam belajar.
Saran- saran
Bagi guru:
- Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus.
- Guru hendaknya selalu kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran dengan media dan kegiatan yang bervariasi.
- Gunakan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar, memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan haknya dalam bertanya
Bagi Sekolah:
- Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pihak sekolah untuk memotivasi semangat para guru untuk mengadakan penelitian tindakan kelas.
- Sekolah hendaknya menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan bagi anak dalam berbagai kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyiah Siti. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan anak Usia Dini Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka
Asmawati Luluk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka
Asmawulan Tri, Wardani Junita Dwi. 2011. Perkembangan Fisik Motorik dan Motorik halus. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta- Qinant.
Diniwati, Elis Supartini (2016) Karakteristik Anak Usia Dini (Modul PKB TK Kompetensi A) Bandung. PPPTK TK dan PLB
Hartono.2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru Kelas PAUD, UNS
Irina V. Sokolova.2008. Kepribadian anak. Sehatkah Kepribadian Anak Anda?. Penerbit Kata Hati. Jogjakarta.
Sukardi Evan, Hajar Pamudi, 2008. Seni Ketrampilan Anak Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka
(http://pusatmotorik halus.diknas.go.id/kbbi/index.php.diakses tanggal 27 Oktober 2011)
(Kamus Umum Motorik halus Indonesia: Edisi ke tiga, W S S Poerwadarminta).