PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN ULTRAPEDE

PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 2 BRINGIN

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Ferry Andika Eminarni

SMP Negeri 2 Bringin Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan rasa kepercayaan diri siswa kelas IXF dengan media kartu ultrapede. Penelitian tindakan ini menggunakan prosedur perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian rasa percaya diri siswa mengalami peningkatan setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok menggunakan media permainan ular tangga dapat diterima karena memenuhi kriteria indikator keberhasilan tinggi ≥ 70%. Dapat dilihat dari hasil sikap percaya diri siswa, yaitu mampu mencintai diri, memahami diri, memiliki tujuan hidup yang jelas, positive thinking, berkomunikasi dengan baik, memiliki sikap tegas, berpenampilan baik dan mampu mengendalikan emosi. Pada pra siklus presentase 53% masuk kategori rendah, kemudian diberi tindakan di siklus 1 meningkat menjadi 64% dengan kriteria sedang. Kemudian pada siklus 2 menjadi 80% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum tindakan layanan, kemudian diberi tindakan dari siklus 1 ke siklus 2

Kata kunci: kepercayaan diri, bimbingan kelompok, media kartu ultrapede

 

LATAR BELAKANG MASALAH

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri secara langsung maupun tidak langsung mampu menjalani kehidupan dengan baik dan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar dan karir dengan optimal.

            Tidak semua individu memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Individu yang memiliki kepercayaan diri rendah memiliki perasaan tidak percaya pada kemampuan yang dimilikinya, padahal sebenarnya dia mampu. Individu yang memiliki kepercayaan diri rendah selalu memandang negatif terhadap dirinya, merasa tidak berharga, tidak memiliki ketegasan dan susah dalam menjalin komunikasi. Hal tersebut dapat dimanifestasikan dengan bentuk perilaku seperti rendah diri, prestasi rendah, tidak berani berkompetisi dan masih banyak perilaku negatif akibat individu kurang memiliki kepercayaan diri.

Berdasarkan data umum yaitu angket AKPD yang disebar pada siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Bringin, diperoleh data bahwa terdapat 25 dari 31 siswa yang mengalami masalah kepercayaan diri. Kemudian dari hasil angket AKPD tersebut, Guru BK membuat skala psikologis kepercayaan diri dan disebarkan kepada siswa IX F SMP Negeri 2 Bringin. Hasil dari skala tersebut, dari 30 siswa, 8 siswa atau 23% siswa memiliki kepercayaan diri rendah, 21 siswa atau 60% memiliki kepercayaan diri sedang dan 1 siswa atau 3% siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi.

Dari data tersebut diperkuat dengan hasil observasi guru BK, bahwa siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah adalah tergolong siswa yang pintar secara akademik. Oleh karena itu guru masalah kepercayaan diri ini menjadi masalah yang serius yang harus diperhatikan secara khusus dan mendapat penanganan yang tepat. Apabila tidak segera tertangani, maka akan mengganggu dan menghambat perkembangan siswa dan dikhawatirkan mengganggu perkembangan pribadi, belajar, sosial dan karir siswa.

Strategi yang dilakukan dalam mengatasi masalah kepercayaan diri yang selama ini dilaksanakan di sekolah adalah memberikan layanan informasi melalui layanan klasikal dengan tema kepercayaan diri. Upaya dengan memberikan layanan konseling individual yang sudah pernah dilaksanakan, tetapi hasilnya masih kurang efektif. Namun upaya tersebut masih belum memberikan hasil yang maksimal terhadap perkembangan siswa. Hambatannya adalah apabila di layanan klasikal waktu yang dimiliki terbatas dan hanya sekedar layanan informasi sehingga tidak dapat terfokus pada individu.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis termotivasi memperbaiki layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Guru BK akan melakukan inovasi layanan melalui bimbingan kelompok dengan media permainan ular tangga. Media ular tangga dipilih untuk memudahkan siswa dalam berdiskusi dan berekspresi sehingga kepercayaan diri siswa diharapkan dapat meningkat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kepercayaan diri siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Bringin setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan media permainan ultrapede ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kepercayaan diri siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Bringin setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan media permainan ultrapede

Manfaat Penelitian

Manfaat bagi peneliti/guru

  • Dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling khususnya strategi layanan bimbingan kelompok
  • Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk melihat dan mengkaji pelaksanaan proses layanan bimbingan dan konseling

Manfaat bagi siswa

Diharapkan siswa dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dalam menyelesaikan tugas perkembangannya

Manfaat bagi sekolah

  • Dapat memberikan informasi atau masukan dalam berinovasi untuk meningkatkan kualitas sekolah
  • Dapat dijadikan referensi bagi sekolah dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kepercayan Diri

Menurut Mastuti (2008) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang di hadapinya. Sedangkan menurut Maslow (dalam Swidharmajaya & Agung, 2004) percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan dalam aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan dalam diri).

Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan untuk hidupnya. Hakim (2005: 6). Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap dirinya untuk mampu berperilaku sesuai dengan harapan dan keinginan diri.

Jenis Kepercayaan Diri

Menurut Lindenfield dalam Kamil (1997:4-11) menjelaskan bahwa ada dua jenis kepercayaan diri yaitu kepercayaan diri batin dan kepercayaan diri lahir.

Kepercayaan diri batin

Kepercayaan diri batin adalah kepercayaan diri yang muncul dari dalam diri individu. Kepercayaan diri batin memberi individu perasaan bahwa individu dalam keadaan baik. Terdapat empat ciri utama pada orang yang memiliki kepercayaan diri batin yang kuat. Empat ciri tersebut adalah cinta diri, pemahaman diri, tujuan yang jelas dan berfikir positif.

Cinta diri

Cinta diri yang dimaksud adalah peduli tentang diri sendiri sehingga individu akan memelihara diri sendiri.

Pemahaman diri

Individu yang memiliki kepercayaan diri batin akan meyadari kemampuan diri sendiri, dan mampu menerima kekurangan dan kelebihan diri sehingga akan berusaha mengembangkan kemampuan mereka sepenuhnya.

Tujuan yang jelas

Individu yang memiliki kepercayaan diri memiliki alasan dan pemikiran yang jelas dari segala tindakan yang dilakukan serta hasil yang diperoleh.

Berpikir positif

Individu yang memiliki kepercayaan diri yang baik biasanya merupakan seorang individu yang menyenangkan dan terbiasa melihat kehidupan dari segala sisi yang baik.

Kepercayaan diri lahir

Empat ciri utama seorang yang memiliki kepercayaan diri lahir, yaitu komunikasi, ketegasan, penampilan diri, dan pengendalian perasaan.

 

 

Komunikasi

Keterampilan berkomunikasi menjadi fondasi yang baik bagi pembentukan sikap percaya diri. Contohya antara lain mampu menghargai pembicaraan orang lain, berani berbicara di depan umum, mampu mencari atau mengganti topik pembicaraan, dan mampu berinteraksi dengan orang lain.

Ketegasan

Ketegasan membuat individu terbiasa menyampaikan pendapat dan keinginan serta membela hak diri sendiri.

Penampilan diri

Seorang individu yang memiliki kepercayaan diri yang baik selalu memperhatikan penampilan dirinya.

Pengendalian perasaan

Pengendalian perasaan adalah kemampuan individu untuk mengendalikan dan mengelola emosi dalam segala situasi.

Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Gazda dalam Prayitno dan Amti Erman (2004: 309) bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

Tujuan Bimbingan Kelompok

Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno adalah:

  • Mampu berbicara di muka orang banyak.
  • Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain-lain sebaginya kepada orang banyak.
  • Belajar menghargai pendapat orang lain.
  • Bertanggung jawab atas pendapat yang telah dikemukakan.
  • Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi.
  • Dapat bertenggang rasa.
  • Menjadi akrab satu sama lainnya.
  • Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama (Prayitno, 1995: 178).

 Langkah Bimbingan Kelompok

  • Tahap pembentukan, adalah tahap untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
  • Tahap peralihan, adalah tahap untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok,
  • Tahap kegiatan, adalah tahap inti untuk membahas topik tertentu
  • Tahap pengakhiran, adalah tahap akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.

 Media Permainan Ultrapede

Menurut Abdurrahman (2017) menyimpulkan pendapat bahwa media permainan dapat dipakai sebagai media permainan untuk layanan bimbingan dan konseling. Menurut Jannah (dalam Abdurrahman: 2017) permainan ular tangga tidak memiliki bentuk yang standar, sehingga pemain dapat menciptakan sendiri papan ular tangga dengan jumlah kotak, jumlah ular dan jumlah tangga, dengan aturan main tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dari uraian tersebut, peneliti mengembangkan media ultrapede yaitu media ular tangga raih percaya diri. Media ultrapede ini berkolaborasi dengan media lain, yaitu media kartu. Modifikasi yang dilakukan dengan media ular tangga menggunakan kartu bertujuan untuk membuat permainan lebih bermakna, kooperatif, interaktif, penuh partisipasi oleh siswa.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Kepercayaan diri dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan media permainan ultrapede pasa siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Bringin semsester I tahun pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Bringin yang berlokasi di Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan di ruang kelas IX F SMPN 2 Bringin untuk pra siklus, sedangkan siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan di ruang BK dan di Gazebo SMP Negeri 2 Bringin.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 8 siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Bringin yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah. Siswa- siswa tersebut terdiri dari 3 siswa laki – laki dan 5 siswa perempuan.

Sumber Data

Data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder, sumber data primer diambil dari subjek penelitian berupa hasil skala kepercayaan diri di SMP Negeri 2 Bringin sebelum dilakukan tindakan (data awal) dan hasil observasi perubahan kepercayaan diri setelah bimbingan kelompok (siklus 1 dan siklus 2). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses layanan bimbingan kelompok.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

 

 

Skala Kepercayaan Diri

Skala psikologis merupakan alat ukur aspek atau atribut afektif. Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan diri. Skala ini disusun berdasarkan jenis-jenis kepercayaan diri, yaitu kepercayaan diri batin dan lahir.

Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dan juga bekerja sama dengan observer (kolaborator) untuk membantu observasi terhadap pelaksanaan. Observasi digunakan untuk mengetahui perubahan sikap siswa selama proses bimbingan kelompok. Alat rekam yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian tindakan ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa mengalami peningkatan kepercayaan diri sesuai dengan yang diharapkan setelah diberikan tindakan. Salah satu teknik analisis data yang digunakan adalah model aliran Miles ddan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dengan tahapan: perencanaan (planning), tindakan (Action), observasi (observation), dan refleksi (reflektion).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil peningkatan kepercayaan diri siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bringin setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan media permainan ultrapede

No Nama Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Kepercayaan Diri Kepercayaan Diri Kepercayaan Diri
% Kriteria % Kriteria % Kriteria
1 AK 75 54% Rendah 88 63% Sedang 111 79% Tinggi
2 AFX 74 53% Rendah 95 68% Sedang 113 81% Tinggi
3 DR 76 54% Rendah 92 66% Sedang 115 82% Tinggi
4 EMAS 69 49% Rendah 84 60% Sedang 109 78% Tinggi
5 IPW 72 51% Rendah 90 64% Sedang 112 80% Tinggi
6 ISR 75 54% Rendah 92 66% Sedang 115 82% Tinggi
7 JRA 76 54% Rendah 93 66% Sedang 112 80% Tinggi
8 LPW 73 52% Rendah 88 63% Sedang 109 78% Tinggi
Rata- rata jumlah 590: 8 = 73,75 722: 8 = 90,25 896: 8 = 112
Persentase 53% 64% 80%
Kriteria Rendah Sedang Tinggi

 

 

 

 

Kriteria penilaian skala kepercayaan diri

Skor Interval Kategori Kategori
5 119 – 140 85% – 100% Sangat Tinggi
4 98 – 118 70% – 84% Tinggi
3 77 – 97 55% – 69% Sedang
2 56 – 76 40% – 54% Rendah
1 35 – 55 25% – 39% Sangat Rendah

 

Berdasarkan tabel diketahui bahwa terjadi peningkatan sikap kepercayaan diri siswa pada setiap siklusnya. Pada pra siklus, mendapat rata- rata skor 73,75 dengan persentase 53% dengan kriteria rendah. Pada siklus 1 setelah melakukan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan media, rata-rata skor siswa 90,25 dengan persentase 64% kriteria sedang. Hasil dari siklus 1 asih belum memenuhi kriteria keberhasilan, maka dilaksanakan siklus 2. Pada siklus 2 terjadi peningkatan kepercayaan diri siswa yaitu skor rata-rata 112 dengan persentase 80% memiliki kriteria tinggi. Pada siklus 2 terjadi peningkatan 16% dari siklus 1.

PENUTUP

Simpulan

Kepercayaan diri siswa kelas IXF SMP Negeri 2 Bringin mengalami peningkatan setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok menggunakan media permainan ular tangga dapat diterima karena memenuhi kriteria indikator keberhasilan tinggi ≥ 70%. Dapat dilihat dari hasil sikap percaya diri siswa, yaitu mampu mencintai diri, memahami diri, memiliki tujuan hidup yang jelas, positive thinking, berkomunikasi dengan baik, memiliki sikap tegas, berpenampilan baik dan mampu mengendalikan emosi. Pada pra siklus presentase 53% masuk kategori rendah, kemudian diberi tindakan di siklus 1 meningkat menjadi 64% dengan kriteria sedang. Kemudian pada siklus 2 menjadi 80% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum tindakan layanan, kemudian diberi tindakan dari siklus 1 ke siklus 2

Saran

  1. Penelitian ini dimaksimalkan pemanfaatannya, sehingga siswa dapat terbantu dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi khususnya masalah kepercayaan diri
  2. Guru BK diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan layanan bimbingan konseling kepada siswa

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno.1995.Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Yogyakarta: Ghalia Indonesia

Prayitno dan Erman Amti.2004. Dasardasar Bmbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Abdurrahman. 2017. Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Untuk Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa Kelas VII. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Vol 3, No.6, Hlm.216

Sukiman. 2014.Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Pembimbing. Yogyakarta: Paramitra