PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN BINATANG DENGAN BAHASA TULIS MENGGUNAKAN

MEDIA GAMBAR BINATANG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAGI SISWA KELAS II SDN KARASGEDE KECAMATAN LASEM

KABUPATEN REMBANG PADA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sri Wahyuni

Guru Kelas II SDN Karasgede

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan mendeskripsikan binatang siswa Kelas II SDN Karasgede Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017dengan bahasa tulis menggunakan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual bagi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian ini adalah Kelas II di SD Negeri Karasgede, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas II di SD Negeri Karasgede, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 22 anak. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan observasi dan tes. Teknik analisis data penelitian ini dengan refleksi terhadap data penelitian, khususnya aktifitas belajar dan hasil belajar. Hasil penelitian ini adalah penggunaan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual bagi siswa Kelas II SDN Karasgede Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 meningkatkan keterampilan mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis dengan ketuntasan sebesar 86,36% dan nilai rata-rata sebesar 80,31.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Deskripsi, Media Gambar, Binatang, Pendekatan Kontekstual.

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru mengingat bahasa ini merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).

Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran Bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Menurut Johana Pantow dkk (2002), dalam dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus didasarkan pada keterampilan bahasa, salah satunya adalah menulis.

Pada siswa Kelas II di SDN Karasgede Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis, kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar, pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra dan media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. Sesuai dengan hal tersebut, hanya 6 siswa atau 27,27% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 62,62.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmendiknas, 2002: 1). Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa tulis. Dengan kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa Kelas II SDN Karasgede, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian ini adalah Kelas II di SD Negeri Karasgede, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus.

Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas II di SD Negeri Karasgede, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 22 anak.

Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan observasi dan tes. Teknik analisis data penelitian ini dengan refleksi terhadap data penelitian, khususnya aktifitas belajar dan hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I masih berlangsung klasikal dalam mendeskripsikan binatang di sekitar, yaitu sapi. Dalam pembelajaran tersebut, guru menempel gambar sapi di papan tulis. Selanjutnya, siswa mengamati gambar sapi tersebut dan mendeskripsikan sapi sesuai dengan ciri-cirinya, yaitu mata, telinga, kaki, warna kulit, makanan, tempat hidup dan suara. Sesuai dengan hasil observasi diketahui aktifitas belajar dengan rata-rata sebesar 2,59 dan termasuk kurang. Sedangkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan sapi adalah 14 anak termasuk kurang, hanya 7 anak yang termasuk cukup dan 1 anak termasuk baik.

Hasil belajar pada Siklus I adalah 10 siswa atau 45,45% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 66,66.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan pembelajaran kelompok dengan permainan puzzle. Siswa dibagi menjadi enam kelompok, terdiri dari tiga-empat anggota. Setiap kelompok dengan nama hewan. Dalam kelompok tersebut, siswa bersama dengan anggota yang lain menyusun puzzle. Sesuai dengan hasil observasi diketahui aktifitas belajar dengan rata-rata sebesar 4,04 dan termasuk cukup. Sedangkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan sapi adalah 3 anak termasuk kurang, hanya 9 anak termasuk cukup dan 10 anak termasuk baik.

Hasil belajar pada Siklus II adalah 13 siswa atau 59,09% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 72,22.

Deskripsi Siklus III

Pembelajaran pada Siklus III merupakan pembelajaran kelompok dengan gambar seri. Setiap kelompok dengan nama hewan dengan susunan yang sama seperti pada pembelajaran pada Siklus II. Dalam kelompok mendeskripsikan setiap gambar, kemudian mengurutkan gambar. Sesuai dengan hasil observasi diketahui aktifitas belajar dengan rata-rata sebesar 4,91 dan termasuk cukup. Sedangkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan sapi adalah 2 anak termasuk cukup dan 20 anak termasuk baik.

Hasil belajar pada Siklus III adalah 19 siswa atau 86,36% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 80,31.

Pembahasan

Penggunaan media gambar dalam penelitian ini semakin berkembang. Selain itu, penulis juga memilih sapi sebagai binatang yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, siswa belum terampil mendeskrisikan hewan tersebut. Atas dasar inilah, penulis kemudian memilih hewan ini untuk dideskripsikan.

Pada Siklus I, pembelajaran masih berlangsung klasikal dimana siswa mengamati gambar sapi yang ditempel di papan tulis. Hasil observasi menunjukan bahwa aktifitas belajar dengan rata-rata sebesar 2,59 dan termasuk kurang. Sedangkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan sapi dari hasil pengamatan terhadap gambar yang ditempel adalah 14 anak termasuk kurang, hanya 7 anak yang termasuk cukup dan 1 anak termasuk baik.

Pada Siklus II, pembelajaran dalam kelompok kecil. Sesuai dengan jumlah siswa, ada enam kelompok, terdiri dari tiga-empat anggota. Setiap kelompok dengan nama hewan. Dalam pembelajaran tersebut, siswa bersama kelompoknya mengamati sapi dalam permainan puzzle. Hasil observasi menunjukan bahwa aktifitas belajar dengan rata-rata sebesar 4,04 dan termasuk cukup. Sedangkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan sapi dari hasil pengamatan terhadap gambar permainan puzzle adalah 3 anak termasuk kurang, hanya 9 anak termasuk cukup dan 10 anak termasuk baik.

Pada Siklus III, pembelajaran dalam kelompok kecil dengan susunan yang sama seperti pada pembelajaran pada Siklus II. Dalam pembelajaran tersebut, siswa bersama kelompoknya mengamati dan mengurutkan gambar seri tentang sapi. Hasil observasi menunjukan bahwa aktifitas belajar dengan rata-rata sebesar 4,91 dan termasuk cukup. Sedangkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan sapi dari hasil pengamatan terhadap gambar seri adalah 2 anak termasuk cukup dan 20 anak termasuk baik.

Untuk mendeskripsikan binatang dengan lengkap dan teliti, siswa Kelas II II SDN Karasgede, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang masih belum terampil. Oleh karena itu hasil belajar yang dicapai juga belum memuaskan. Sesuai dengan hasil evaluasi, hanya 6 siswa atau 27,27% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 62,62. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mendeksripsikan hewan adalah penggunaan media gambar.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan gambar binatang sapi. Pada Siklus I, penulis menggunakan gambar binatang sapi berukuran besar yang ditempel di papan tulis. Dalam pembelajaran tersebut, siswa mengamati sapi, kemudian menulis deskripsi sesuai dengan hasil pengamatan dan kemampuan menulisnya masing-masing. Keterampilan menulis deskriptif mengalami peningkatan dan hasil belajar juga meningkat walaupun belum memenuhi indikator kinerja.

Pada Siklus II, penulis menggunakan permainan puzzle dalam pembelajaran kelompok. Keterampilan menulis deskriptif semakin meningkat dan hasil belajar juga meningkat walaupun belum memenuhi indikator kinerja.

Pada Siklus III, penulis menggunakan gambar seri dalam pembelajaran kelompok dengan susunan kelompok yang sama. Keterampilan menulis deskriptif semakin meningkat dan hasil belajar juga meningkat, sehingga memenuhi indikator kinerja.

Sesuai dengan tindakan dan hasil tindakan, maka data penelitian menunjukan peningkatan hasil belajar. Pada Siklus III, hasil belajar memenuhi indikator kinerja dimana nilai rata-rata sebesar 80,31 memenuhi memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dan ketuntasan sebesar 86,36 memenuhi ketuntasan minimal sebesar 75%. Sesuai dengan data penelitian tersebut, maka tujuan penelitian tercapai dan hipotesis penelitian terbukti benar.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual bagi siswa Kelas II SDN Karasgede Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 meningkatkan keterampilan mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis dengan ketuntasan sebesar 86,36% dan nilai rata-rata sebesar 80,31.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah 1) guru supaya menggunakan media baik berupa gambar ataupun model nyata, sehingga memperpudah siswa untuk mendeskripsi objek dengan baik, 2) peneliti lainnya supaya mengembangkan hasil penelitian dengan objek binatang yang lain, 3) pihak terkait dengan bidang pendidikan supaya mendiskusikan, mengimplementasikan dan menindaklanjuti strategi pembelajaran kontekstual dengan media gambar yang bervariasi pada setiap pembelajaran menulis khususnya dalam mendeksripsi secara tertulis.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Alfianto, Achmad. 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Artikel Pendidikan Network. Online http://re-researchengines.com, [accessed 24/10/07].

Anagram. 2007. Pentingnya Bahasa dalam Kehidupan. Online http://reinemarie.wordpress.com [accessed 27/04/08].

Ani, Diah. 2007. Pembelajaran Pakem. sebuah Perjalanan menuju Perubahan. Online http://mbeproject.net [accessed 16/01/08].

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Arya Yanti, P. 2007. Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak. Online http://www.sabda.org [accessed 24/02/08].

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.

Darsono, Max, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

 Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2007. Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Online http://farhanzen.wordpress.com [accessed 16/01/08].

Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Nasional (Dikdasmendiknas). 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.

Edy, S. 2003. Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan melalui Pendayagunaan Media Kartu Bahasa pada Siswa Kelas II SDN 02 Wonosari Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. (Skripsi Universitas Negeri Semarang).

Hamidi, Z. 2001. P&P Kontekstual Sains dan Tematik, Online http://www.tutor.com.my [accessed 15/11/07].

Johnson, Elaine B, 2017. Contextual Teching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center (MLC)

Kusumah, W. 2007. Media Pembelajaran. Online http://wijayalabs.blogspot.com [accessed 1/03/08].

Mastur, Zaenuri. 2004. Model Pembelajaran Lingkungan. Online http://www.suaramerdeka.com [accessed 06/11/07]

Muchith, M. Saekhan, 2017. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group.

Pantow, Johana, dkk. 2002. Analisa Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Mahasiswa FKIP-UT. Online http://digilib.itb.ac.id [accessed 26/01/08].

PTK, 2017. Salah Satu Contoh PTK dalam Bidang Bahasa. Online http://aflahchintya23.wordpress.com [accessed 10/03/08].

Purwaningtyas, Sri. 2007. Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi. Online http://pasca.uns.ac.id, [accssed 10/03/08].

Purwanto, M. Ngalim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra.

Pustaka, Pepak. 2002. Aktivitas Menulis. Online http://pepak.sabda.org, [accessed 10/03/08].

Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sriwilujeng, Dyah, dkk. 2007. Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan Tematik. Jakarta: Erlangga.

Sukmana. 2004. Dinamika Proses Belajar. Online http://www.pikiran-rakyat.com, [accessed 16/01/08].

Syahrudin, D. 2007. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa. Online http://ind.sps.upi.edu, [accessed 10/03/08].

Wibowo, M.E. 2006. Panduan Menulis Karya Ilmiah. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Wijayanti, Ari. 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Portal Dunia Guru. Online http://lubisgrafura.wordpress.com [accessed 24/10/07].

Wikipedia Indonesia. 2006. Menulis. Online http://id.wikipedia.org, [accessed 16/01/08].