PENINGKATAN KETERAMPILAN DALAM MATERI ATLETIK MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF KELAS V SDN KETANGGAN 02 GEMBONG PATI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Ali Irfan

SDN Ketanggan 02 Gembong Pati

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan materi atletik melalui penerapan Strategi pembelajaran aktif. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong semester II tahun pelajaran 2016/2017. Strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Persentase aktivitas belajar siswa meningkat dari 27,7% pada pra siklus, menjadi 55,5% pada siklus I, dan 100% pada siklus II. (2) Strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan keterampilan siswa pada materi atletik. Persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada rubrik sebelum perbaikan pembelajaran ada 8 siswa atau 44,4% dari 18 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya 75 ke atas menjadi 10 atau 76,9% dari jumlah 18 siswa dan pada perbaikan siklus II menjadi 18 siswa atau 100,0%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan Strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa kelas V semester II SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: aktivitas, keterampilan materi atletik, strategi pembelajaran aktif.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani dan kesehatan (Penjas Orkes) dipandang sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada peningkatan keterampilan siswa. Ranah yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah aspek psikomotorik. Dalam pembelajaran ini dituntut keterampilan guru untuk mengelola pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Dalam kegiatan belajar yang menuntut aktivitas dan keterampilan siswa, guru dituntut untuk mampu merancang pembelajaran yang mengakomodasi kepentingan tersebut. Interaksi antara siswa dengan guru maupun dengan lingkungannya sangat diperlukan. Interaksi yang baik antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan lingkungan akan membuat pelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan karena interaksi tersebut terjadi karena guru menggunakan berbagai macam metode, media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa terlibat secara intelektual, emosional, maupun fisik dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran yang seperti itulah yang diharapkan terjadi pada setiap mata pelajaran termasuk dalam pelajaran Penjas Orkes. Pembelajaran Penjas Orkes kelas V SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong Pati belum berjalan dengan baik.

Kondisi pembelajaran di kelas V SDN Ketanggan 02 sebagian besar siswa kurang aktif dan terampil melakukan teknik gerakan dalam materi atletik. Sebagian besar anak menghadapi masalah dalam melakukan gerakan dalam materi atletik. Materi tersebut adalah materi start pada lari dan gerakan pada lompat jauh.

Penilaian yang dilakukan oleh guru memperoleh hasil yang rendah. Keterampilan siswa pada pelajaran Penjas Orkes selalu rendah dengan rata-rata kurang dari KKM. Penilaian keterampilan Penjas Orkes nilai rata-rata anak di bawah 75. Nilai rata-rata hanya 72. Dari 18 siswa hanya 8 siswa (44,4%) yang memperoleh nilai 75 ke atas. Sedangkan 10 siswa yang lain (55,5%) mendapat nilai dibawah 75. Selain hasil belajar berupa keterampilan materi atletik guru juga mengamati aktivitas belajar siswa. siswa yang aktif baru mencapai 5 siswa atau 27,7%. Siswa yang lainnya kurang aktif dalam pembelajaran. Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran Penjas Orkes, khususnya pada pokok bahasan atletik melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan strategi pembelajaran aktif.

Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan adanya keberanian peserta didik yang tuntas untuk meningkatkan keterampilannya dalam menguasai pelajaran. Penelitian yang penulis lakukan adalah dalam bentuk laporan hasil yaitu berjudul “Peningkatan Aktivitas dan keterampilan materi atletik melalui Strategi pembelajaran aktif pada Pembelajaran Penjas Orkes Siswa Kelas V SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Setelah menemukan faktor penyebab siswa belum memahami materi atletik pada pelajaran Penjas Orkes, peneliti berusaha merumuskan permasalahan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: (a) Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Penjas Orkes tentang atletik di kelas V SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong semester II tahun pelajaran 2016/2017? (b) Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran aktif untuk meningkatkan keterampilan Penjas Orkes tentang atletik di kelas V SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong semester II tahun pelajaran 2016/2017?

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: (a) Mendeskripsikan aktivitas siswa penerapan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas V SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong semester II tahun pelajaran 2016/2017. (b) Meningkatkan keterampilan tentang atletik pada siswa kelas V SDN Ketanggan 02 Kecamatan Gembong semester II tahun pelajaran 2016/2017 melalui strategi pembelajaran aktif.

Manfaat Penelitian (a) Bagi Siswa dapat memperbaiki keterampilan siswa, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam materi atletik. Memberikan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. (b) Bagi Guru adalah untuk meningatkan keterampilan dalam mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Guru dapat memberikan inspirasi bagi guru lain dalam mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas. (c) Bagi Sekolah digunakan untuk mengembangkan sekolah kearah yang lebih baik dan memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah khususnya dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Aktivitas Belajar Anak

Pengertian belajar menurut Suparno (2010: 64) adalah proses mengkontruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses konstruksi itu dilakukan secara pribadi maupun sosial. Proses ini adalah proses aktif. Beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan yang telah dipunyai, kemampuan koqnitif dan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar. Kelompok belajar dianggap membantu belajar karena mengandung beberapa unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang.

Hakim (2011: 1) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses dalam perubahan kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam peningkatan kualitas dan kuantitan tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan yang lain. Pengertian belajar tersebut yang terpenting adalah adanya peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku dengan ditunjukkan oleh bertambahnya kemampuan di berbagai bidang.

Pada prinsipnya belajar adalah sebuah proses dimana pebelajar atau siswa ikut terlibat aktif dalam sebuah proses pembelajaran tersebut. Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran jika siswa tersebut mencurahkan segala perhatiannya baik pisik maupun psikis ke dalam materi pelajaran. aktif disini berarti siswa ikut terlibat dalam melakukan semua arahan dari guru.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Didalam penelitian ini, aktivitas siswa diartikan sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran baik itu kegiatan lisan, visual, metrik, maupun mental. Aktivitas siswa hanya dilakukan kepada tiga sampai empat orang siswa dalam satu kelompok yang sama dikarenakan terbatasnya tenaga pengamat. Untuk mengetahui aktivitas siswa tersebut maka guru menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa. Setiap kegiatan yang diharapkan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran dijabarkan sebagai berikut, 1) Aktivitas dalam menerima pelajaran. 2) Aktivitas melakukan gerakan atletik. 3) Aktivitas mengikuti gerakan spesifik dalam atletik, 4) Aktivitas mengulangi gerakan atletik sesuai arahan guru.

Keterampilan Materi Atletik

Pada pembelajaran materi atletik dituntut keterampilan siswa untuk menghafal semua gerakan dan mempraktikannya sesuai dengan iringan musik yang ada. Pada pembelajaran materi ini dituntut kreativitas guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai. Keterampilan harus dilakukan dengan praktek sebagai pengembangan aktivitas.

Menurut Iverson (2014), Keterampilan tidak hanya membutuhkan training saja, tetapi kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasilkan sesuatu yang bernilai dengan lebih cepat.

Sedangkan menurut Robbins (2000), Keterampilan dibagi menjadi 4 kategori yaitu: (1) Basic Literacy Skill: Keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan. (2) Technical Skill: Keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam bidang teknik seperti mengoperasikan komputer dan alat digital lainnya. (3) Interpersonal Skill: Keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama lain seperti mendengarkan seseorang, memberi pendapat dan bekerja secara tim. (4) Problem Solving: Keahlian seseorang dalam memecahkan masalah dengan menggunakan loginya.

Dari pendapat para ahli diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa keterampilan setiap orang harus diasah melalui program training atau bimbingan lain. Training dan sebagainya pun didukung oleh kemampuan dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.

Pada penelitian ini keterampilan yang menjadi tujuan keberhasilannya adalah keterampilan untuk menguasai materi pada gerakan atletik. Gerakan atletik yang benar akan mempengaruhi capaian hasil belajar. Gerakan atletik yang difokuskan dalam penelitian ini adalah lari dan lompat jauh. Dalam kedua materi tersebut siswa dituntut melakukan gerakan start pada lari dan gerakan melompat pada lompat jauh. Keterampilan tersebut diukur melalui beberapa indikator antara lain keterampilan melakukan gerakan, ketepatan gerakan, capaian jarak dan kecepatan.

Strategi pembelajaran aktif

 Menurut Gora dan Sunarto (2015: 10) Strategi pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang memfokuskan tanggungjawab pembelajaran pada si pebelajar. Pada strategi pembelajaran aktif siswa melakukan banyak hal. Belajar aktif adalah belajar dengan cepat menyenangkan, penuh ide-ide, keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain. Siswa melakukan kegiatan dengan menggambarkannya sendiri, mencontohkan, mencoba keterampilan dan melakukan dengan pengetahuan sendiri.

Sejalan dengan pendapat di atas Ngalimun (2016: 204) berpendapat bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Peserta didik akan mendominasi aktivitas dalam pembelajaran. Pembelajaran akan mengajak peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua aktivitas baik fisik maupun mental.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas maka peneliti merumuskan langkah-langkah strategi pembelajaran aktif untuk materi atletik adalah sebagai berikut; (1) guru menyampaikan appersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. (2) guru bersama siswa melakukan pemanasan. (3) Guru mencontohkan gerakan atletik sesuai jenisnya. (4) Guru menyuruh siswa untuk menirukan gerakan yang diperagakan oleh guru. (5) Siswa melakukan sendiri tanpa bantuan guru. (6) guru melakukan penilaian melalui rubrik penilaian.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori dari pakar dan beberapa penelitian yang pernah dilakukan para peneliti, dapatlah dibuat kerangka berpikir sebagai berikut; Gerakan-gerakan pada materi atletik biasanya diabaikan oleh siswa. Hal tersebut diperparah dengan kebiasaan guru yang memberikan materi secara verbal atau hanya dengan ucapan. Siswa kadang faham namun sebentar lupa lagi.

Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir peneliti adalah apabila proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif siswa akan senang belajar sambil mengikuti gerakan yang diperagakan oleh guru. Dengan demikian siswa akan langsung memperagakan sambil memperhatikan kecepatan dan ketepatan dalam materi atletik.

Melalui strategi pembelajaran aktif diharapkan siswa akan mudah melakukan gerakan-gerakan atletik. Aktivitas mereka dalam menjalankan skenario pembelajaran juga meningkat. Dengan adanya aktivtas pembelajaran yang meningkat maka akan berdampak pada peningkatan keterampilan siswa dalam menguasai materi atau gerakan-gerakan atletik untuk pencapaian jarak dan kecepatan secara maksimal.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut penulis berasumsi bahwa, 1) Penggunaan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan aktivitas belajar materi atletik di kelas V SD Negeri Ketanggan 02 semester II tahun pelajaran 2016/2017 2) Penggunaan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan keterampilan materi atletik di kelas V SD Negeri Ketanggan 02 semester II tahun pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN

Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Ketanggan 02, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Subjek penelitian adalah siswa kelas V semester II, mata pelajaran Penjas Orkes untuk materi atletik. Jumlah siswa kelas V ada 18 siswa terdiri dari 7 lakilaki dan 11 perempuan.Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua tahap yaitu siklus I dan siklus II.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama dan data pendukung. Sumber utama adalah nilai hasil rubrik tentang kompetesi memahami atletik dan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Data pendukung adalah pengamatan proses pembelajaran oleh observer dan data-data tentang foto kegiatan pembelajaran.

Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan melalui rubrik, observasi dan dokumentasi.1) rubrik, rubrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik dengan beberapa kriteria sesuai dengan penguasaan materi atletik. 2) Observasi, observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti. 3) Dokumentasi, data yang diambil berupa foto-foto kegiatan pembelajaran dan keterampilansiswa berupa lembar tes formatif. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah 1) rubrik penilaian keterampilan atletik 2) Lembar Pengamatan aktivitas belajar siswa.

Validitas tes pada penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes Rubrik mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Dalam penelitian ini tes dikatakan valid jika mengukur keterampilan dalam menirukan gerakan atletik. Pengamatan dilakukan untuk melihat sejauh mana peningkatan aktivitas belajar siswa.

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian karena dengan analisis data yang diperoleh pada penelitian yang dilaksanakan dapat memberikan arti yang berguna dalam memecahkan masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes antar siklus dilihat dari indikator kinerja. Analisis data dilakukan sejak awal sampai akhir penelitian yang ,merupakan satu kesatuan tak terpisahkan antara tahap pengumpulan data dan analisis data. Analisis data tentang keterampilandan aktivitas siswa dilakukan dengan metode deskriptif persentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Ketuntasan =  x 100%

Data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi tiap siklus.

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika 1) Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Penjas Orkes meningkat secara klasikal minimal 85%. 2) Peningkatan keterampilan materi atletik melalui strategi pembelajaran aktif. Indikator kinerja setelah tindakan diharapkan meningkat menjadi nilai rata-rata menjadi 70 dan ketuntasan belajar Penjas Orkes minimal telah mencapai 85%.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus I ditekankan pada pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif terfokus pada keterampilan menirukan gerakan atletik pada materi lari. Pada siklus II ditekankan pada strategi pembelajaran aktif dengan menirukan gerakan atletik pada materi lompat jauh.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

Deskripsi Pra Siklus

SDN Ketanggan 02 merupakan sebuah sekolah yang berada di daerah pengunungan Gunung Muria. Sekolah ini terletak jauh dari perkotaan. Sarana dan prasarana cukup memadai walaupun sekolah terletah di daerah yang jauh dari perkotaan. Pembelajaran selama ini masih menggunakan cara-cara lama yang belum memanfaatkan media maupun metode mengajar yang benar. Kondisi yang demikian berpengaruh pada prestasi belajar siswa.

Pembelajaran pra siklus mata pelajaran Penjas Orkes kelas V di SD Negeri Ketanggan 02, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, semester II tahun pelajaran 2016/2017 dengan materi atletik hasilnya belum memuaskan. Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan dasar atletik dengan baik. 8 siswa (44,4%) yang memperoleh nilai 75 ke atas. Sedangkan 10 siswa yang lain (55,5%) mendapat nilai dibawah 75.

Berdasarkan hasil pengamatan, penguasaan materi pembelajaran pra siklus bahwa dari jumlah 18 siswa yang mendapat nilai 61 sampai 50 tidak ada, yang mendapat nilai 61 sampai 70 ada 10 siswa, yang mendapatkan nilai 71 sampai 80 ada 3 orang siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 4 siswa, nilai 91 sampai 100 sebanyak 3 siswa.

Selain hasil belajar berupa keterampilan materi atletik guru juga mengamati aktivitas belajar siswa. siswa yang aktif baru mencapai 5 siswa atau 27,7%. Sedangkan sisanya sebanyak 13 siswa nampak tidak memperhatikan pembelajaran.

Deskripsi Hasil Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada jam pembelajaran penjasorkes dengan objek siswa kelas V semester II SD Negeri Ketanggan 02, Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. Peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan Rubrik keterampilan untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil rubrik siklus I, siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 10 siswa (76,9%), sedangkan nilai kurang dari 75 sebanyak 8 siswa (23,1%) dari jumlah 18 siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan, penguasaan materi pembelajaran siklus I bahwa dari jumlah 18 siswa yang mendapat nilai 61 sampai 50 tidak ada, yang mendapat nilai 61 sampai 70 ada 8 siswa, yang mendapatkan nilai 71 sampai 80 ada 2 orang siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 5 siswa, nilai 91 sampai 100 sebanyak 3 siswa.

Pengamatan, aktivitas siswa telah meningkat menjadi 55,5% atau 10 siswa yang aktif menirukan gerakan dasar atletik, sedangkan yang masih belum aktif sebesar 44,4% atau 8 siswa. Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah terjadi pada pembelajaran perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar observasi. Dalam proses ini diperoleh data bahwa (1) Penjelasan materi tentang gerakan dasar atletik sangat cepat sehingga kurang dipahami siswa.(2) Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya. (3).Perhatian guru pada siswa masih kurang.

Refleksi, Hasil dari observasi/pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran. Hasil rubrik penilaian telah menunjukkan peningkatan pada pembelajaran sebelumnya, namun untuk mencapai ketuntasan 75% belum tercapai. Maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya yang menjadi fokus perbaikan adalah sebagai berikut: (1) Memberikan materi yang jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami siswa. (2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. (3) Menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang tepat.

Deskripsi Hasil Siklus II

Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada jam pelajaran penjasorkes dengan objek siswa kelas V SDN Ketanggan 02, Kecamatan Gembong semester II tahun pelajaran 2016/2017. Peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan Rubrik keterampilan untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 18 siswa (100%), sedangkan nilai kurang dari 75 sudah tidak ada (0%) dari jumlah 18 siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan, penguasaan materi dalam perbaikan pembelajaran siklus II bahwa dari jumlah 18 siswa tak seorang pun yang mendapat nilai dibawah 75, nilai 71 sampai 80 sebanyak 2 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 10 siswa dan nilai 91-100 sebanyak 6 siswa.

Refleksi, Setelah melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti menyadari betul kekurangan-kekurangan pada proses pembelajaran mata pelajaran Penjas Orkes dengan materi atletik pada siklus II. Peneliti sudah mempersiapkan proses pembelajaran sebaik mungkin, tetapi tetap masih ada kekurangannya diantaranya guru kurang dalam pembimbingan pada masing-masing siswa. Dari hasil refleksi yang dilakukan tersebut teman sejawat selaku observer juga menemukan beberapa kekurangan yaitu guru tidak memberi bimbingan kepada siswa yang belum jelas atau memahami materi pelajaran.

Pembahasan

Pembelajaran Pra Siklus

Sebelum perbaikan pembelajaran dari 18 siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 8 siswa (44,4%) yang tuntas, sedangkan 10 siswa yang lain (55,5%) belum tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah penulis merefleksi diri, maka kegagalan itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (a) penggunaan alat peraga kurang bervariasi. (b) Pembelajaran masih didominasi guru. (c) Rendahnya tingkat pemahaman siswa pada gerak dasar atletik. (d) Kurang relevannya metode yang digunakan. Kegagalan dalam pembelajaran Penjas Orkes dengan materi atletik kelas V di SD Negeri Ketanggan 02, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, semester II tahun pelajaran 2016/2017 maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.

Selain keterampilan materi atletik, guru juga mengamti aktivitas siswa dalam belajar. Siswa yang aktif baru mencapai mencapai 5 siswa atau 27,7%. Sedangkan sisanya sebanyak 13 siswa nampak tidak memperhatikan pembelajaran. Kondisi demikian sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran atletik. Guru bersama teman sejawat berkolaborasi untuk merencanakan pembelajaran pada siklus I.

Siklus I

Berdasarkan hasil refleksi tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dihasilkan antara lain (a) Masih ada beberapa siswa yang ragu dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru memberi pengarahan agar siswa terlibat aktif dalam melakukan gerakan dasar atletik. (b) siswa masih ada yang ragu dalam melakukan gerakan dasar atletik. (c) Hasil Rubrik siswa masih banyak yang rendah, masih ada 8 siswa yang nilainya dibawah KKM dan tingkat ketuntasan kelas 55,5%. Dengan demikian maka tindakan perbaikan dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II

Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah (a) Hampir semua siswa terlibat aktif dalam melakukan gerakan dasar atletik. (b) Dalam melaksanakan tugas dari guru semua siswa telah mengerjakan dengan baik. (c) Hasil Rubrik penilaian sudah baik tidak ada siswa yang nilainya dibawah KKM. Namun ratarata nilai sudah diatas KKM yaitu 89,45 dan tingkat ketuntasan 100,0%. Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran Penjas Orkes dengan materi atletik kelas V di SD Negeri Ketanggan 02, Kecamatan Gembong Kabupaten Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017 dengan Strategi pembelajaran aktif dipandang sudah cukup. Hal ini terbukti adanya peningkatan keterampilan atau hasil Rubrik penilaian, nilai ratarata sudah diatas KKM yaitu 89,45 dan tingkat ketuntasan 100%.

PENUTUP

Simpulan

Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi atletik di kelas V semester II tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri Ketanggan 02, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, maka dapat disimpulkan bahwa 1) Strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Persentase aktivitas belajar siswa meningkat dari 27,7% pada pra siklus, menjadi 55,5% pada siklus I, dan 100% pada siklus II. (2) Strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan keterampilan siswa pada materi atletik. Persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada Rubrik sebelum perbaikan pembelajaran ada 8 siswa atau 44,4% dari 18 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya 75 ke atas menjadi 10 atau 76,9% dari jumlah 18 siswa dan pada perbaikan siklus II menjadi 18 siswa atau 100,0%.

Saran

Saran yang dikemukakan adalah (a) siswa hendaknya bersungguh dalam mengikuti pelajaran terutama ketika pembelajaran pada materi atletik melalui strategi pembelajaran aktif. b) Guru sebaiknya mengusahakan metode pembelajaran yang sesuai untuk menghilangkan verbalisme sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. (c) sekolah melalui kepala sekolah hendaknya memberikan dorongan agar guru memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah khususnya dalam meningkatkan keterampilan siswa melalui metode pembelajaran yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Gora, Winastwan. Sunarto. 2015. Pakematik, Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Hakim, Thursan. 2011. Belajar Secara Efektif. Yogyakarta: Puspa Swara

Iverson. 2014. Pengertian Keterampilan Menurut Para Ahli. http://www.duniapelajar.com/ diakses Januari 2017

Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Sleman Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Robin. 2014. Pengertian Keterampilan Menurut Para Ahli. http://www.duniapelajar.com/ diakses Januari 2017

Suparno, Paul. 2010. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Hakim, Thursan. 2011. Belajar Secara Efektif. Yogyakarta: Puspa Swara