PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI READING ALOUD BERBANTUAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR BAGI SISWA KELAS I SDN TALUN 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

 

Sujani

SDN Talun 01

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsika proses pembelajaran strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017. Penelitian ini merupakan Tindakan Kelas kolaboratif menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart yang dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi reading aloud media kartu kata bergambar dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan. Pada tahap Pratindakan persentase rata-rata ketercapaian siswa baru mencapai presentase 63,23%, pada pelaksanaan Siklus I presentase yang dicapai sebesar 74,72%, dan pencapaian kemampuan membaca permulaan pada Siklus II sebesar 93,15%.

Kata Kunci: Strategi Reading Aloud, kartu kata bergambar, keterampilan membaca

 

PENDAHULUAN

Keterampilan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca lanjut, sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya maka keterampilan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru, membaca permulaan di kelas I merupakan pondasi bagi pengajaran selanjutnya. Sebagai pondasi haruslah kuat dan kokoh, oleh karena itu harus dilayani dan dilaksanakan secara berdaya guna dan sungguh-sungguh. Kesabaran dan ketelitian sangat diperlukan dalam melatih dan membimbing serta mengarahkan siswa demi tercapainya tujuan yang diharapkan (Darmiyati Zuhdi dan Budiasih, 2001: 57).

Siswa kelas 1 ini sudah dalam taraf mengenal huruf akan tetapi 57,26% atau 29 siswa masih kesulitan dalam membaca lancar dengan lafal dan intonasi yang tepat serta memahami maksud dari kata yang di bacanya. Ini tercermin dari hasil tes keterampilan membaca nyaring dengan aspek pengamatan menyebutkan lambang bunyi huruf, menyebutkan fonem, serta kejelasan dalam membaca kata dan tes tertulis membaca memahami dengan menjawab beberapa pertanyaan dari cerita sederhana secara individual, hasil tersebut nilai rata-rata siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 50 sedangkan KKM yang ditetapkan yaitu 75. Dari rata-rata nilai tersebut persentase ketuntasan dari 39 siswa, ada sebanyak 26 atau 66,67% siswa yang belum tuntas.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah sebagaimana diuraikan di atas dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017? (2) Apakah melalui strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017? (3) Apakah melalui strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsika proses pembelajaran strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017. (2) Untuk mengetahui apakah melalui strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017. (3) Untuk mengetahui apakah melalui strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Keterampilan Membaca Permulaan

Menurut Subana (2000:36) keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran atau nalar, sedangkan perbuatan yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas. Keterampilan memiliki beberapa unsur kemampuan, yaitu: kemampuan olah pikir (psikis) dan kemampuan olah perbuatan (fisik). keterampilan bahasa diaartikan sebagai kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara.

Pengertian Membaca Permulaan

Menurut Saleh Abbas (2006:103) pembelajaran membaca di Sekolah Dasar dapat di golongkan menjadi dua, yaitu: a) pengajaran membaca permulaan untuk kelas I dan II, dan b) pengajaran membaca lanjut untuk kelas lanjutan yaitu kelas III, IV, V dan VI.

Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. (Darmiyati Zuhdi dan Budiasih, 2001: 57).

Strategi Pembelajaran Reading Aloud (Membaca Nyaring)

Reading Aloud (membaca nyaring) merupakan suatu aktivitas yang menuntut aneka ragam keterampilan (Hisyam Zaini, 2008:43). Di sini peneliti akan menjelaskan keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring pada kelas I sekolah dasar yang sangat membantu para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam Reading Aloud (membaca nyaring).

Disetiap jenjang kelas pada sekolah dasar tentu memiliki tingkatan-tingkatan kemampuan berfikir siswa, begitu juga dengan keterampilan memahami sebuah cerita. Disebutkan oleh Guntur Tarigan dalam bukunya, bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa pada kelas I diantaranya, memahami bahan bacaan pada tingkat dasar yakni pemahaman setingkat siswa sekolah dasar, karena ketika disandingkan dengan tingkat mahasiswa, maka keterampilan dalam memahami akan lebih dalam dan lebih bervariasi. Berikutnya adalah ketepatan mata dan suara, ketika seseorang membaca sebuah bacaan, maka yang berperan penting adalah mata dan ketepatan suara saat membacakan dan keduanya harus berjalan secara beriringan agar bacaan dapat mudah masuk dan difahami. Terakhir yang menjadi keterampilan membaca khususnya pada kelas I sekolah dasar adalah patah kata dalam satu detik, maksudnya di sini adalah ketepatan membaca setiap kata dalam bacaan tersebut harus benar dan tepat walau dalam waktu satu detik (Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan , 2007: 120).

Media Kartu Kata Bergambar

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti „tengah‟, perantara‟, atau „pengantar‟. Menurut Gerlach & Ely (dalam Azhar Arsyad, 2006:2) media apabila di pahami secara garis besaradalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajara di artikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran.

Dalam bahasa Indonesia media adalah perantara atau pengantar pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2007:3). Kemudian pengertian media kartu kata bergambar menurut Atwi Suparman (2001:187) adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, dan sebagainya.

Menurut Arief.S Sadiman. dkk (2009:6) media adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi. Kemudian menurut Ahmad Rohani (1997: 3) media adalah segala sesuatu yang dapat di indera yang berfungsi sebagai perantara, sarana, atau alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana, namun dalam keseharian kita tidak membedakan antara alat peraga dan sarana sehingga semua benda yang di gunakan sebagai alat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kita sebut alat peraga Bahasa Indonesia, media Bahasa Indonesia kita sebut alat peraga Bahasa Indonesia.

Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan, kemudian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan guru untuk menyalurkan pesan kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan mempunyai pengalaman yang nyata sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

 

 

Kerangka Berpikir

Peningkatan keterampilan membaca permulaan ini menggunakan media kartu kata karena media ini sederhana selain mudah dalam pembuatanya media kartu kata juga mudah di operasikan oleh guru maupun langsung digunakan oleh siswa sehingga sangat tepat jika digunakan untuk siswa Sekolah Dasar tingkat 1. Dengan potongan kartu guru dapat dengan mudah mengganti kata dengan ejaan-ejaan yang belum dikuasai oleh siswa. Kartu kata dengan bentuk tiga dimensi dapat dipegang, dilihat dan dibaca secara langsung oleh siswa dan bisa diolah dari kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat sehingga akan lebih kaya dalam bacaan dan menjadikanya lebih bermakna.

Penggunaan strategi reading aloud berbantuan media kartu kata bergambar pada pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan permainan kecil siswa seperti siswa berlomba mencari kartu dengan kata yang diberikan guru, dengan panduan guru secara berkelompok siswa dapat berlomba membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat secara tuntas di tiap anggota kelompoknya, kemudian menyusun kartu kata tersebut menjadi sebuah kalimat dan menempelkanya di papan planel. Dengan kegiaatan tersebut dapat memudahkan guru dalam membimbing tiap siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca kelompok yang sudah tuntas dapat bertukar kartu kata.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Melalui pembelajaran strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017. (2) Melalui pembelajaran strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II tahun pelajaran 2016/ 2017.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Talun 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati sesuai dengan tempat penulis bertugas yang beralamat di desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati khusunya pada siswa kelas I. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama tiga bulan mulai Januari sampai dengan Maret 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Talun 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati di mana rentang usia siswa 6-7 tahun yang berjumlah 39 siswa, dan terdiri dari 21 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Alasan memilih subjek penelitian di kelompok ini, karena sebanyak 57,26% dari 39 siswa masih kesulitan dalam memahami konsep huruf dan kata sebagai salah satu tahapan keterampilan membaca permulaan.

Sumber Data

 Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari guru selaku peneliti dan guru kolaborator. Data dari peneliti berupa hasil belajar siswa untuk keterampilan membaca permulaan yang dinilai pada saat siswa melaksanakan pembelajaran strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar pada pertemuan terakhir, sedangkan data dari kolaborator berupa hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar.

Teknik Pengumpulan Data

 Dalam penelitian tindakan kelas ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi atau pengamatan dan tes yaitu tes perbuatan.

Alat Pengumpulan Data

 Jenis alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan rubrik penilaian, yaitu: (1) Lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran strategi Reading Aloud berbantuan media kartu kata bergambar. (2) Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran. (3) Rubrik penilaian hasil belajar siswa tentang keterampilan membaca permulaan.

Validasi Data

 Untuk menvalidasi data agar data yang diperoleh benar-benar valid dan dapat dipercaya, dilakukan langkah-langkah berikut:

1.     Untuk memperoleh data hasil pengamatan yang valid dilakukan dengan:

a.     Menyusun kisi-kisi untuk instrumen observasi proses pembelajaran.

b.     Menyusun instrumen observasi proses pembelajaran.

c.     Menyusun instrumen observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran.

d.     Melibatkan pengamat lain atau guru kolaborator dari teman sejawat untuk membantu mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran.

2.     Untuk memperoleh hasil belajar, yaitu keterampilan membaca permulaan dilakukan dengan menyusun instrumen penilaian berupa rubrik penilaian.

Indikator Kinerja

 Indikator kemampuan membaca permulaan yang dimaksud berupa keterampilan siswa dalam menyebutkan lambang bunyi huruf, keterampilan siswa dalam menyebutkan fonem yang sama, dan keterampilan siswa dalam membaca kata. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa yang mengalami peningkatan keterampilan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar sebesar ≥80% atau dengan kriteria baik. Kriteria baik untuk tiap indikator yakni apabila siswa mendapat skor 3. Adapun kriteria baik untuk rekapitulasi dari seluruh indikator keterampilan membaca permulaan siswa apabila memperoleh skor 9.

Prosedur Penelitian

 Model penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penelitian yang akan dilaksankan siswanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research) dan menunjuk pada proses pelaksanaan yang dikemukakan Kemmis dan McTaggart yang menggunakan sistem spiral dimana setiap Siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Suharsimi Arikunto, 2006: 92-93).

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

 Hasil kemampuan membaca permulaan Pratindakan disajikan dalam laporan sebagai berikut: Indikator menyebutkan lambang bunyi huruf presentase yang dicapai baru 58,97% terdiri dari 25 siswa dengan kriteria baik, 6 siswa dengan kriteria cukup, dan 8 siswa dengan kriteria kurang baik. Indikator menyebutkan fonem yang sama mencapai skor 63,24% terdiri dari 9 siswa dengan kriteria baik dan 30 siswa dengan kriteria kurang baik, dan Indikator membaca kata masing-masing mencapai skor 69,23%, masing-masing terdiri dari 10 siswa dengan kriteria cukup dan 29 siswa dengan kriteria kurang baik. Sehingga hasil observasi Pratindakan rata-rata ketercapaian siswa pada indikator keterampilan membaca permulaan sebesar 57,26% dengan kriteria penilaian kurang naik.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

 Pada siklus I penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 07 Pebruari 2017 dan pertemuan kedua dilakssiswaan pada tanggal 14 Pebruari 2017. Pengamatan atau observasi dilakssiswaan oleh peneliti beserta guru selama proses pembelajaran. Berikut penjelasan mengenai hasil observasi Siklus I mengenai kemampuan membaca permulan pada Pertemuan Pertama dan Kedua.

Proses Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Pertama kemampuan menyebutkan lambang bunyi huruf sudah mencapai 71,79% atau dengan kriteria cukup. Pada Pertemuan Pertama, siswa-siswa terlihat sangat kondusif, antusias dan masih penasaran dengan media kartu kata bergambar.

Pada Pertemuan Kedua, kemampuan menyebutkan lambang bunyi huruf meningkat menjadi 76,06% atau dengan kriteria baik, siswa-siswa sangat tertarik dengan media ini, hal ini ditunjukan dari sikap siswa yang selalu ingin menyebutkan huruf-huruf tanpa diminta oleh guru, pada Pertemuan Kedua keadaan kelas mulai tidak kondusif karena ada siswa dari kelompok lain yang masuk ke kelompok yang sedang mendapat guliran menggunakan media kartu kata bergambar.

Pada indikator kemampuan menyebutkan fonem yang sama pada Pertemuan Pertama mencapai 74,35% atau dengan kriteria cukup, hal ini dikarenakan, sebanyak 15 siswa mengalami kesulitan dan masih belum paham mengenai fonem, beberapa kali guru membimbing dengan menyebutkan ciri-ciri nama benda yang memiliki fonem yang sama. Pada pertemuan Pertama sub tema adalah radio, sehingga siswa diminta menyebutkan kata yang memiliki fonem ‘‘ra’’ seperti rakit, raket, rayap, ranting dan rambut. Meskipun guru sudah membimbing dengan menyebutkan ciri-cirinya, siswa masih kesulitan menebak kata yang memiliki fonem ‘‘ra’’.

Hasil Pengamatan atau Observasi Siklus I

 Hasil observasi pencapaian kemampuan membaca permulaan siswa pada Siklus I disajikan dalam laporansebagai berikut: Berdasarkan hasil observasi tindakan Siklus I pada tabel 4.2 dan grafik 4.2, kemampuan siswa dalam menyebutkan lambang bunyi huruf mencapai 70,06%, kemampuan menyebutkan fonem yang sama mencapai 80,19%, kemampuan siswa dalam membaca kata mencapai 73,92%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan membaca permulaan siswa pada Siklus I mencapai skor 74,72% atau dengan kriteria cukup. Hasil tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kemampuan membaca permulaan pada Pratindakan.

 Berdasarkan hasil observasi Siklus I pada tabel 4.2 dan grafik 4.2, menunjukan bahwa kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN Talun 01 mulai mengalami peningkatan secara bertahap, namun peningkatan yang ada belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Rata-rata ketercapaian siswa pada indikator kemampuan membaca permulaan mencapai 74,72%, data tersebut juga di dukung dari data kemampuan membaca permulaan setiap siswa yang masih belum mencapai indikator keberhasilan kelas.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

 Pengamatan atau observasi dilakssiswaan oleh peneliti beserta guru selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan pada Siklus II mengenai kemampuan membaca permulaan siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

Proses Pembelajaran Siklus II

 Proses pembelajaran dalam satu hari terdiri dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. Pengamatan yang dilakukan peneliti pada Siklus II terhadap kemampuan membaca permulaan, dapat dijabarkan sebagai berikut: pada indikator menyebutkan lambang bunyi huruf, siswa-siswa sudah tidak kesulitan membedakan huruf dan siswa sudah mampu menyebutkan lambang bunyi huruf lebih dari 14 huruf. Sehingga pada Pertemuan Pertama Siklus II kemampuan siswa mencapai 92,30%, dan mengalami peningkatan pada Pertemuan Kedua sehingga mencapai hasil maksimal yaitu 93,16%.

 Pada indikator menyebutkan fonem yang sama, kemampuan siswa mencapai 91,45%, dan mengalami peningkatan pada Pertemuan Kedua sebesar 0,85% sehingga presentase yang dicapai pada Pertemuan Kedua sebesar 92,30%. Pada petemuan pertama Siklus II, sub tema adalah ‘‘bedug’’, sehingga siswa diminta menyebutkan fonem ‘‘be’’, pada Pertemuan Kedua siswa sudah tidak bingung lagi mengenai fonem. Pada Pertemuan Kedua sub tema yang dibahas ialah kentongan sehingga siswa dibimbing untuk menyebutkan kata yang memiliki fonem ‘‘be’’.

Pembahasan

Rekapitulasi kemampuan membaca permulaan siswa Pratindakan menunjukkan kemampuan siswa hanya sebesar 63,81%. Hal ini disebabkan karena penggunaan media yang digunakan guru dalam mengenalkan konsep huruf dan kata hanya menggunakan kapur dan papan tulis yakni guru menulis abjad, membuat gambar sendiri di papan tulis, dan menulis kata kemudian siswa diminta untuk membacanya, cara seperti ini dinilai kurang efektif, seperti yang dikemukakan oleh Noviar Masjidi (2007: 19) menyatakan bahwa yang terjadi selama ini dalam pengenalan kosa kata pada siswa yakni denga menuliskan di papan tulis dan siswa banyak yang tidak memperhatikan dan akhirnya kelas menjadi gaduh dan ramai, setelah didengar berulang-ulang siswa tetap lupa dan dimungkinkan karena pembelajaran yang kurang menyenangkan bagi siswa sehingga penguasaan kosa kata siswa sangat kurang.

Hasil pengamatan pada Siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase kemampuan membaca permulaan walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Pada indikator menyebutkan lambang bunyi huruf, kemampuan siswa mencapai 70,06% atau termasuk kriteria baik, kemampuan menyebutkan fonem yang sama mencapai 80,19% atau termasuk kriteria kurang, kemampuan membaca kata mencapai skor 73,92% atau termasuk kriteria cukup, berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh rata-rata pencapaian kemampuan membaca permulaan pada Siklus I yaitu sebesar 74,72% sehingga belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:

1.     Pelaksanaan proses pembelajaran strategi reading aloud berbantuan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan keterampilan membaca bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017 ternyata berjalan dengan baik.

2.     Melalui strategi reading aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat terbukti meningkatkan aktivitas keterampilan membaca bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

3.     Melalui strategi reading aloud berbantuan media kartu kata bergambar dapat terbukti meningkatkan hasil belajar keterampilan membaca bahasa Indonesia bagi siswa kelas I SDN Talun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1.     Bagi Guru

Pendidik dapat menggunakan media kartu kata bergambar sebagai alternatif media pembelajaran membaca permulaan, jenis huruf yang dipakai sebaiknya menggunakan huruf kecil, karena huruf kecil banyak digunakan dalam teks bacaan, gambar dibuat berwarna, media gambar yang digunakan dapat diperoleh dari media cetak atau dari internet, misalnya dengan mengakses google image agar bentuk gambar yang diperoleh lebih jelas bentuk maupun proporsinya. Pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar dapat disesuaikan dengan tema pembelajaran tiap minggunya, misalnya: pada tema pembelajaran alat komunikasi maka kartu kata bergambar yang digunakan berupa gambar dari macam-macam alat komunikasi seperti: telepon, radio, surat, kentongan, dan lain sebagainya.

2.     Bagi Sekolah

Sekolah dapat membina kerjasama dengan guru dalam meningkatkan keterampilan guru untuk mengembangkan media pembelajaran, sehingga permasalahan dalam pembelajaran dapat teratasi. Misalnya, mengadakan pelatihan pembuatan media atau alat permainan edukatif untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Agus Hariyanto. (2009). Membuat Anak Anda Cepat Pintar Membaca.Yogyakarta: Diva Press (Anggota IKAPI).

Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arief S. Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono, & Rahardjito. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Aulia. (2011). Mengajarkan Balita Anda Membaca. Yogyakarta: Intan Media.

Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press

Djauhar Siddiq, Nelva Rolina, & Unik Ambarwati. (2006). Strategi Belajar Mengajar Taman Kanak-kanak.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Dwi Sunar Prasetyono. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini.Yogyakarta: Think.

Enny Zubaidah. (2003). Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Farida Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harun Rasyid, Mansyur, & Suratno. (2009). Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Martini Jamaris. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo Anggota IKAPI.

Menteri Pendidikan Nasional. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mohammad Fauzil Adhim. (2004). Membuat Anak Gila Membaca. Bandung: Mizan Pustaka.

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi, Nany Kusniati, & Sri Wulan. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Noviar Masjidi. (2007). Agar Anak Suka Membaca. Yogyakarta: Media Insani.

Rita Eka Izzaty, Siti Partini Suardiman, Yulia Ayriza, Purwandari, Hiryanto, & Rosita Endang Kusmaryani. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.