PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING

MELALUI MEDIA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS I

SD NEGERI JETIS 03 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suwun Haryanto

Sekolah Dasar Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, dikarenakan adanya permasalahan yaitu hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca nyaring masih rendah. Melalui media pias-pias kata permasalahan ini dicoba untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui penggunaan media pias-pias kata pada siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Prosedur penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Pada tahap observasi, peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui penggunaan media pias-pias kata pada pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa saat proses penbelajaran berlangsung tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) hal ini terlihat dari ketertarikan siswa pada kondisi awal 25,00% menjadi 50,00% pada siklus I meningkkat 25,00% dan menjadi 75,00% pada siklus II meningkat 25,00%. Pada indikator partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I 67,76% menjadi 84,42% pada siklus II meningkat 16,66%, dari pengamatan performance siswa dalam membaca nyaring pada siklus I 58,33% menjadi 85,42% pada siklus II meningkat 27,09% dan dari hasil kuisioner siswa 72,93% pada siklus I menjadi 87,50% pada siklus II meningkat 14,50%. Hasil belajar siswa pada tes akhir presentasi siswa tuntas belajar pada kondisi awal 33,33% mejadi 58,33% pada siklus I meningkat 25,00% dan menjadi 83,33% dan pada siklus II meningkat 25,00%, nilai rata-rata kelas dari kondisi awal 57,50 menjadi 70,00 pada siklus I meningkat 12,50 poin dan menjadi 81,75 pada siklus II meningkat 11,75 poin.

Kata Kunci: Media Pias-pias Kata, Membaca Nyaring, Ketrampilan membaca.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Fokus utama tujuan pengajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketrampilan berbahasa yaitu ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan menulis. Keempat aspek kemampuan berbahasa tersebut saling berkaitan erat, sehingga merupakan satu kesatuan dan bersifat hirarkis, artinya ketrampilan berbahasa yang satu akan mendasari ketrampilan berbahasa yang lain.

Di sekolah pembelajaran bahasa Indonesia memang memiliki peranan yang sangat penting dibandingkan dengan pembelajaran yang lain. Seperti yang dikemukakan Akhadiah dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001:57), bahwa pembelajaran membaca, guru dapat berbuat banyak dalam proses pengindonesiaan anak-anak Indonesia.

Dalam pembelajaran membaca, guru dapat memilih wacana yang berkaitan dengan tokoh nasional, kepahlawanan, kenusantaraan dan kepariwisataan. Selain itu, melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas peserta didik.

Pembelajaran membaca di kelas I merupakan pembelajaran membaca tahap awal, salah satuya adalah membaca nyaring. Dengan membaca nyaring siswa akan mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana.

Kemampuan membaca nyaring siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yanga di tetapkan yaitu sebesar 65 dan indikator keberhasilan 75% jumlah siswa mencapai KKM. Pada Kompetensi Dasar 3.1 membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat, nilai rata-rata yang dicapai siswa hanya mencapai 57,5. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Dari 20 siswa, 2 anak mendapat nilai 80 atau 10% dari jumlah siswa, 5 anak mendapat nilai 70 atau 25% dari jumlah siswa, 4 anak mendapat nilai 60 atau 20% dari jumlah siswa, 5 anak mendapat nilai 50 atau 25% dari jumlah siswa, dan 4 anak mendapat nilai 40 atau 20% dari jumlah siswa, dan aktivitas belajar siswa rendah.

Setelah peneliti mencermati ternyata siswa kurang tertarik dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran membaca nyaring. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran membaca nyaring, guru sering menggunakan metode ceramah, dan belum menggunakan metode, sehingga siswa mendapat pemahaman yang masih abstrak.

Upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring merupakan kebutuhan yang mendesak untuk dilakukan. Langkah yang peneliti tempuh adalah menyediakan alat peraga kongkrit yaitu media pias-pias kata. Media pias-pias kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat memberikan pengalaman kongkrit, meningkatakan motivasi belajar siswa dan mempertinggi daya serap siswa serta siswa dapat memusatkan perhaiannya dalam belajar. Melalui penggunaan media pias-pias kata diharapkan taraf kesukaran dan kompleksitas dari pembelajaran Bahasa Indonesia yang memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar sehingga hasilnya akan lebih baik.

Untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang belum lancar membaca, guru memberikan ulangan atau tes tentang membaca. Melalui tes membaca dapat diketahui baik tidaknya kemampuan membaca nyaring. Pengaruh penggunaan media pada proses pembelajaran memberikan dorongan pada guru dalam menyampaikan pembelajaran membaca nyaring. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran membaca nyaring adalah penggunaan media pias-pias kata. Penggunaan media tersebut harus disesuaikan dengan materi atau pokok bahasan yang akan disampaikan misalnya kartu nama, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata atau pias-pias kata dan kartu kalimat. Media tersebut digunakan dalam pembelajaran membaca nyaring pada siswa kelas I sekolah dasar.

Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Rumusan Masalah

Apakah penggunaan media pias-pias kata dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

Rencana Pemecahan Masalah

Membuat RPP yang menggunakan media pias-pias kata untuk meningkatkan ketrampilan membaca nyaring pada siswa kelas I. Membelajarkan siswa membaca nyaring dengan menggunakan media pias-pias kata. Membuat lembar pengamatan siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca nyaring. Mengukur pemahaman siswa tentang membaca nyaring sesudah proses pembelajaran

Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata pada siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

·         Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

·         Dapat memberikan masukan kepada instansi terkait dalam mengambil kebijakan yang dapat menunjang proses pembelajaran.

Manfaat Praktis

·         Bagi peneliti, menemukan solusi untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas I

·         Bagi siswa, siswa menjadi lebih terampil dalam membaca nyaring

·         Bagi institusi, kepala sekolah dapat mensosialisasikan kepada rekan guru sehingga terinspirasi untuk menggunakan media pias-pias kata dalam pembelajaran membaca nyaring siswa kelas I

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Pengertian Membaca Nyaring

Kemampuan membaca merupakan suatu kemampuan untuk memahami informasi atau wacana yang disampaikan pihak lain melalui tulisan. Kemampuan membaca yang baik merupakan salah satu kunci untuk mencapai sukses dalam pendidikan dan merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka anak mengalami kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat belajar (Lerner,1978) dalam tesis St.Y.Slamet yang berjudul Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa ditinjau dari Penguasaan Struktur Kalimat dan Pegetahuan Derivasi.

Sesuai pendapat A.S Broto (1975:10) mengemukakan bahwa membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian, membaca pada hakikatnya merupakan suatu bentuk komunikasi tulis. Sedangkan Bond (1975:5) mengemukakan bahwa membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakkan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman yang telah dimiliki. Senada dengan pendapat Anton M. Moeliono (1988:62) menyatakan bahwa membaca adalah melihat serta memahami yaitu dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang terpadu untuk memperoleh makna atau simbol yang berupa huruf dan atau melihat serta memahami isi tulisan baik dengan melisankan atau hanya dalam hati.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1979: 22) membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun membaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan.

Orang yang membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Dia juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan penafsiran atas lambang-lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran pembicaraan yang hidup. Membaca nyaring yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar. Dia juga harus mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar.

Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah ketrampilan serta minat. Oleh karena itu maka dalam mengajarkan ketrampilan-ketrampilan membaca nyaring, sang guru harus bisa memahami proses komunikasi dua arah (Dawson [et al] 1963: 215-216).

Media Pias-Pias Kata

Media pendidikan atau pengajaran didefinisikan Gagne dan Raiser (1983: 3) sebagai alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Selanjutnya, Dinje Borman Rumumpuk (1988: 6) mendefinisikan media pengajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Dari dua definisi media pengajaran yang dikemukakan di atas dapat dipelajari bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut.

Pias-Pias kata adalah tiap satu helai berisi satu kata. Media pias-pias kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat memberikan pengalaman kongkrit, meningkatkan motivasi belajar siswa dan mempertinggi daya serap serta siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar. Melalui penggunaan media pias-pias kata diharapkan taraf kesukaran dan kompleksitas dari pelajaran Bahasa Indonesia dapat memberi pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar sehingga hasilnya akan lebih baik. Media pias-pias kata ini menggunakan kertas berwarna untuk menarik perhatian siswa yang di atasnya ditulis kata-kata.

Kerangka Berpikir

Pada kondisis awal guru belum menggunakan media pias-pias kata, sehingga siswa berketrampilan membaca nyaring rendah. Selanjutnya guru melakukan tindakan sebanyak dua siklus. Pada siklus I pembelajaran membaca nyaring menggunakan media pias-pias kata hitam putih, dan dilanjutkan siklus II Pembelajaran membaca nyaring menggunakan media pias-pias kata yang berwarna-warni dengan harapan kondisi akhir hasil belajar ketrampilan membaca nyaring meningkat.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, tempat penulis berdinas.

Waktu Penelitian

Waktu untuk penelitian ini selama 6 bulan mulai bulan Juli sampai Desember 2017, pada semester gasal tahun pelajaran 2017/2018.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 12 orang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Kondisi Awal.

Setelah peneliti mencermati ternyata siswa kurang tertarik dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran membaca nyaring. Hal ini disebabkan oleh guru yang dalam pembelajaran membaca nyaring sering menggunakan metode ceramah, sehingga siswa mendapat pemahaman yang masih abstrak.

Pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa kurang bergairah khususnya untuk Kompetensi Dasar 3.1. Membaca Nyaring Suku Kata dan Kata dengan Lafal yang Tepat Belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ditetapkan 65. Nilai rata-rata yang dicapai dari 12 siswa adalah 57,50 ada 2 siswa yang mendapat nilai 80, 5 siswa mendapatkan nilai 70, 4 siswa mendapat nilai 60, 5 siswa mendapat nilai 50, 4 siswa mendapat nilai 40.

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil analisis dan refleksi menunjukkan bahwa ketertarikan siswa kelas I (satu) dalam belajar membaca nyaring dengan pias-pias kata mengalami peningkatan, pada kondisi awal 25,00% menjadi 50,00% pada siklus I berarti naik 16,67%. Hal ini dapat diamati pada proses yang menghidupkan suasana pembelajaran sehingga siswa belum mampu memecahkan masalah. Hasil belajar siswa pada tes akhir atau pada ulangan harian mengalami peningkatan prosentase siswa tuntas belajar pada kondisi awal 33,33% menjadi 58,33% pada siklus I berarti naik 25,00%. Namun, hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca nyaring secara klasikal belum memuaskan, indikator keberhasilan penelitian ini hasil belajar diharapkan mencapai KKM 65,00 dan jumlah siswa tuntas mencapai 75%. Hasil yang dicapai rata-rata kelas baik, telah mencapai 70.00, namun jumlah siswa yang tuntas belajar baru mencapai 58,33% berarti belum tuntas. Dengan kesimpulan tersebut penelitian ini perlu dilanjutkan dengan penelitian siklus II.

Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I:

·         Ketertarikan siswa terhadap penggunaan alat peraga pias-pias kata masih rendah

·         Siswa masih kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru

·         Siswa dalam membaca nyaring kurang keras sehingga teman yang lain kurang memperhatikan

Deskripsi Hasil Siklus II.

Setelah kegiatan penilaian akhir diadakan tindakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu pembelajaran membaca nyaring dengan pias-pias kata, ternyata ada siswa yang tertarik dan semangat, cukup tertarik cukup bergairah, kurang menarik atau kurang bergairah. Berikut ini data tabel 4.10 setelah dilaksanakan Siklus II.

Hasil Refleksi Kegiatan Pembelajaran

No

Aspek yang dinilai pendapat siswa tentang proses pembelajaran

Siklus I

Siklus II

F

%

F

%

1.

Tertarik

6

50,00

9

75,00

2.

Cukup tertarik

3

25,00

2

16,67

3.

Kurang tertarik

3

25,00

1

8,33

 

Hasil analisis dan refleksi menunjukkan bahwa ketertarikan siswa kelas I (satu) dalam belajar membaca nyaring dengan pias-pias kata mengalami peningkatan, pada kondisi awal 25,00% menjadi 50,00% pada siklus I berarti naik 25,00% dan menjadi 75,00% pada siklus II berarti naik 25,00%. Pada indikator partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus I 67,76% menjadi 84,42% pada siklus II terjadi kenaikan 16,66%, dari pengamatan performance siswa dalam membaca nyaring kelompok pada siklus I 58,33% menjadi 85,42% pada siklus II mengalami kenaikan 27,09% dan dari hasil kuesioner siswa 72,93% pada siklus I menjadi 87,50% pada siklus II meningkat 14,57%. Indikator keberhasilan tentang keaktifan dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada penelitian ini 75% jumlah siswa berarti telah berhasil. Hal ini diamati pada proses yang menghidupkan suasana pembelajaran sehingga siswa pun mampu memecahkan masalah. Hasil belajar siswa pada tes akhir atau pada ulangan harian mengalami peningkatan prosentase siswa tuntas belajar pada kondisi awal 33,33% menjadi 58,33% pada siklus I berarti naik 25,00% dan menjadi 83,33% pada siklus II naik 25,00%. Indikator keberhasilan tentang hasil belajar siswa pada penelitian ini ditetapkan minimal 75% jumlah siswa telah mencapai KKM berarti telah berhasil. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari kondisi awal 57,50 menjadi 70,00 pada siklus I naik 12,50 poin dan menjadi 81,75 pada siklus II naik 11,75 poin. Indikator keberhasilan tentang nilai rata-rata kelas pada penelitian ini ditetapkan telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65,00 berarti sudah berhasil. Dengan demikian suasana pembelajaran lebih menarik, siswa lebih aktif dapat memecahkan masalah dan kemampuan guru meningkat serta hasil belajar siswa meningkat.

Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II: Setelah mengamati proses pembelajaran dan menganalisis hasil belajar siswa pada siklus II tidak ditemukan kendala. Namun, pada pelaksanaan siklus II masih ditemukan beberapa masalah yaitu:

Dari 12 siswa masih 2 anak yang kurang tertarik dengan penerapan penggunaan media pada mata pelajaran Bahasa Indonesia hal ini mengakibatkan anak tersebut juga kurang aktif, walaupun indikator keberhasilan tentang prosentase keaktifan siswa dalam kelas telah melebihi batas minimal yaitu 84,42%.

Prosentase ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini yaitu 10 anak telah tuntas atau 83,33%, namun masih ada 2 anak atau 16,67% belum tuntas.

Pembahasan

Pembahasan Hasil Observasi Tindakan Siklus I

Berdasarkan tabel tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada kondisi awal menunjukkan rata-rata kelas nilai ulangan harian 57,5 dari 12 siswa 1 siswa mendapat nilai 80, 3 siswa mendapat nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 60, 4 siswa mendapat nilai 50 dan 2 siswa mendapat nilai 40. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65,00, siswa tuntas belajar 4 siswa prosentase tuntas belajar 33,33%, siswa belum tuntas belajar 8 siswa prosentase belum tuntas belajar 66,67% nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80. Setelah dilaksanakan pembelajaran membaca nyaring dengan pias-pias kata pada Siklus I nilai rata-rata kelas ulangan harian menjadi 70,00 dari 12 siswa, 4 siswa mendapat nilai 60, 5 siswa mendapat nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 80, 1 siswa nilai mendapat 90.

Presentase tuntas belajar klasikal meningkat dari kondisi awal dari 33,33% menjadi 58,33% setelah dilaksanakan siklus I, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan penelitian ini yaitu 75% siswa tuntas belajar. Dari hasil wawancara ketika kegiatan refleksi pembelajaran tentang ketertarikan siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan media pias-pias kata menunjukkan bahwa pada kondisi awal dari 12 siswa yang tertarik 3 siswa sebanyak 25,00%, 3 siswa cukup tertarik sebanyak 25,00%, siswa yang kurang tertarik 6 siswa sebanyak 50,00%. Setelah dilaksanakan siklus I terjadi peningkatan dari 12 siswa 6 siswa tertarik sebanyak 50,00%, 3 siswa cukup tertarik sebanyak 25,00%, 3 siswa kurang tertarik sebanyak 25,00% Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media pias-pias kata mencapai rata-rata 67,76%, pada siklus I.

Pembahasan Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Hasil tindakan pada siklus II menunjukkan terjadi peningkatan pada tingkat pencapaian hasil belajr siswa yaitu nilai rata-rata kelas ulangan harian menjadi 81,75 dari 12 siswa 2 siswa mendapat nilai 60, 4 siswa mendapat nilai 65, 1 siswa mendapat nilai 75, 2 siswa mendapat 80, 1 siswa mendapat nilai 85, 1 siswa mendapat nilai 90, dan 1 siswa mendapat nilai 100. Dengan prosentase tuntas belajar klasikal 83,33% dan prosentase belum tuntas belajar klasikal 16,67%, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 57,5 meningkat menjadi 70,00 pada siklus I 50,00 point diatas KKM, dari siklus I ke siklus II meningkat mendapat 81,75. 16,75 point di atas KKM. Prosentase tuntas belajar klasikal meningkat dari kondisi awal dari 33,33% menjadi 58,33% setelah siklus I, dan menjadi 83,33% setelah siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini yaitu ditetapkan 75,00% siswa telah tuntas belajar.

Dari hasil wawancara ketika kegiatan refleksi pembelajaran tentang ketertarikan siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran tematik menunjukkan bahwa pada kondisi awal dari 12 siswa yang tertarik 3 siswa sebanyak 25,00%, 3 siswa cukup tertarik sebanyak 25,00%, siswa yang kurang tertarik 6 siswa sebanyak 50,00%. Setelah dilaksanakan siklus I terjadi peningkatan dari 12 siswa 6 siswa tertarik sebanyak 50,00%, 3 siswa cukup tertarik sebanyak 25,00%, 3 siswa kurang tertarik sebanyak 25,00% dan setelah dilaksanakan siklus II terjadi peningkatan dari 12 siswa 9 anak tertarik sebanyak 75,00%, siswa yang cukup tertarik 2 anak sebanyak 16,67%, siswa yang kurang tertarik 1 anak sebanyak 8,33%, ketertarikan siswa ini memacu keaktifan belajar siswa terbukti hasil belajar meningkat.

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media pias-pias kata mencapai rata-rata 67,76%, pada siklus I dan meningkat menjadi 84,42% pada siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan penelitian ini yaitu 75% siswa dapat menunjukkan keaktifan berpikir dengan sungguh-sungguh, dalam proses pembelajaran pada siklus I dan 90,40% pada siklus II berarti siswa sudah dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama.

Dengan demikian suasana pembelajaran lebih menarik, siswa lebih aktif dalam pembelajaran membaca nyaring serta hasil belajar siswa meningkat, maka penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dan indikator-indikator yang telah ditetapkan, maka dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:

Media pias-pias kata dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca Nyaring pada siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Media pias-pias kata dapat membantu siswa dalam pemecahan masalah dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Media pias-pias kata dapat meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca nyaring pada siswa kelas I SD Negeri Jetis 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Saran

Berdasarkan paparan dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan ada beberapa hal yang peneliti sarankan:

Agar guru kreatif dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu menggunakan metode yang bervariasi dan pendekatan serta media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa, materi pelajaran, kondisi siswa serta sarana dan prasarana yang ada agar siswa senang, aktif, tertarik dan bersemangat dalam pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.

Agar guru selalu meningkatkan profesionalismenya guna meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu guru harus selalu mengadakan perubahan-perubahan didalam melaksanakan pembelajaran. Guru perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk merekam semua kegiatan pembelajarannya sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anton M.Moeliono.1998.Psikologi Belajar. Yogyakarta:Rineka Cipta.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih.2001.Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.

Guntur Tarigan, Henry. 1979. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Muhibin Syah.1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

Mulyani Sumantri dan Johan Permana. 1999. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti

Mulyani Sumantri dan Johan Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana.

ST. Y. Slamet Kemampuan. 1997. Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa ditinjau dari Penguasaan Struktur Kalimat dan Pengetahuan Derivasi.Tesis.