PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI PENERAPAN ACCELERATED LEARNING
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Hariyatunnisa Ahmad1,
Ngatman2,
Moh.Salimi3
1 Mahasiswa, 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS
PGSD, FKIP Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas sekolah dasar dengan menerapkan Accelerated Learning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V yang terdiri dari 26 siswa salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data pada penelitian berupa observasi, wawancara, dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Accelerated Learning dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.
Kata kunci: Accelerated Learning, keterampilan membaca pemahaman
PENDAHULUAN
Sekolah dasar merupakan pendidikan dasar yang dimulai dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan rentang usia anak 6-12 tahun. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar atau yang sederajat adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis (BSNP, 2006: 120). Maka dari itu dapat dikatakan bahwa melalui pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu agar memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik secara lisan maupun tulis.
Bahasa merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai peran sentral dalam pekembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik, oleh sebab itu keterampilan berbahasa yang baik harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Tarigan (2015: 1) mengatakan bahwa kompetensi berbahasa mencakup empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak/ mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
“Membaca merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam kehidupan manusia. Aktivitas membaca menjadi sarana yang dibutuhkan oleh hampir semua bidang kehidupan†(Ampuni, 1998: 16). Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan yang cukup penting. Membaca dapat membuat kita tahu segala hal karena dari membaca kita dapat menemukan informasi-informasi yang bermanfaat, menambah wawasan dan pengetahuan baru yang dapat meningkatkan kecerdasan.
Berdasarkan studi pendahuluan, kondisi awal yang ada di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran keterampilan membaca di dalam kelas cenderung membuat siswa pasif dan tidak bersemangat serta mudah membuat siswa jenuh, kebiasaan siswa dalam membaca juga masih rendah. Hal ini dikarenakan pembelajaran masih bersifat teacher centered, yaitu guru berperan penuh dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru hanya berceramah dan meminta siswa membaca keseluruhan suatu bacaan untuk memahaminya, padahal memahami suatu bacaan tidak selalu harus membaca bacaan secara keseluruhan, bisa juga dengan membaca sekilas.
Salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman yaitu dengan pembelajaran yang menerapkan Accelerated Learning. Rose & Nicholl (1997) mengemukakan bahwa Accelerated Learning tidak hanya menyajikan materi dalam bentuk audio visual untuk diingat siswa, melainkan pembelajaran yang melibatkan aktivitas otak kiri dan otak kanan, agar fakta-fakta yang didapatkan siswa mudah diingat. Accelerated Learning bukan mengajarkan siswa untuk “what we learn?†yaitu hanya mengetahui apa yang sedang dipelajari, tapi “how we learn?†yaitu belajar tidak sekedar mengetahui jawaban-jawaban dari soal yang diberikan, tetapi belajar merupakan suatu proses eksplorasi yang artinya dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk menemukan konsep-konsep yang melandasi jawaban tersebut sehingga keterampilan siswa akan berkembang.
Penerapan Accelerated Learning didasarkan pada pembelajaran yang menggunakan musik pengiring selama pembelajaran. Fungsi musik selama pembelajaran menurut Rose & Nicholl (1997) yaitu untuk menstimulasi otak dalam keadaan alpha dan beta. Gelombang alpha terjadi pada saat seseorang mengalami relaksasi atau mulai istirahat, gelombang beta diperlukan ketika otak berpikir rasional dan memecahkan suatu masalah.
Dari fakta-fakta yang telah ditemukan, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif sebagai upaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai keterampilan membaca pemahaman.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah penerapan Accelerated Learning dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas VB SD Negeri 1 Bojongsari tahun ajaran 2016/2017?. Sementara, Tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas VB SD Negeri 1 Bojongsari tahun ajaran 2016/2017 melalui penerapan Accelerated Learning.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas kolaboratif ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kebumen. Kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan sebanyak tiga siklus selama tujuh bulan yakni dari bulan Oktober 2016 sampai April 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa yang terdiri atas 15 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai tes keterampilan membaca pemahaman siswa, dan data kualitatif berupa pelaksanan pembelajaran di kelas ketika guru dan siswa menerapkan Accelerated Learning.
Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik tes dan teknik non tes yang berupa observasi dan wawancara. Alat pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu lembar tes, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis model interaktif, yang meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan penelitian, peneliti menetapkan indikator kinerja penelitian sebesar 80%, yang meliputi aspek: (1) penerapan langkah-langkah Accelerated Learning pada pembelajaran membaca pemahaman, (2) aktivitas siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah penerapan Accelerated Learning, dan (3) keterampilan membaca pemahaman siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama tiga siklus dengan lima kali pertemuan, penerapan Accelerated Learning dalam pembelajaran membaca pemahaman dilakukan dengan langkah-langkah: (1) motivating your mind, (2) aquiring the information, (3) searching out of the meaning, (4) triggering the memory, (5) exhibition what you know, dan (6) reflecting on how you’ve learned.
Secara keseluruhan, penerapan Accelerated Learning untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa siswa sekolah dasar dinyatakan berhasil. Keberhasilan tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai tes keterampilan membaca pemahaman siswa pada setiap siklus, sehingga persentase ketuntasan belajar siswa mencapai indikator kinerja penelitian yang ditetapkan. KKM yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 70. Peningkatan nilai tes keterampilan membaca pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel 1. di bawah ini.
Tabel 1. Perbandingan Nilai Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa pada Siklus I-III
Siklus |
Nilai Rata-rata |
Persentase |
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
||
I |
77,80 |
78,23% |
21,77% |
II |
88,75 |
96,08% |
3,92% |
III |
94,30 |
100% |
0% |
Berdasarkan data pada tabel 1. di atas, dapat diketahui adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I, siswa sudah bisa menjawab pertanyaan dari guru mengenai pemahaman isi teks bacaan, namun saat kegiatan menyamakan persepsi mengenai pemahaman isi bacaan, tidak ada siswa yang menanggapi dan siswa masih belum bisa menyimpulkan isi teks bacaan dengan tepat. Pada siklus II, beberapa siswa sudah ada yang berani menanggapi untuk menyamakan persepsi mengenai pemahaman isi bacaan meskipun masih harus dibimbing oleh guru, siswa juga masih belum bisa menyimpulkan isi teks bacaan dengan tepat. Pada siklus III, siswa berani menanggapi untuk menyamakan persepsi mengenai pemahaman isi teks bacaan tanpa bimbingan guru, dan siswa juga sudah bisa menyimpulkan isi teks bacaan dengan tepat. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Noble & Campbell (2015) bahwa Accelerated Learning dapat meningkatkan keterampilan berbahasa, salah satunya adalah membaca dan membuat siswa dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan Accelerated Learning dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, terdapat beberapa saran yang dapat, yaitu: (1) guru dapat menerapkan Accelerated Learning sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar, (2) pihak sekolah hendaknya mengenalkan model pembelajaran yang variatif, seperti Accelerated Learning kepada guru, sehingga para guru dapat meningkatkan proses maupun hasil pembelajaran, dan (3) bagi peneliti lain yang berpeluang melaksanakan penelitian sejenis, Accelerated Learning dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ampuni, S. (1998). Proses Kognitif dalam Pemahaman Bacaan. Buletin Psikologi, Tahun VI (2), 16-26.
BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk SD/MI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Noble, A. & Campbell. (2015). Accelerated Learning in New Zealand Primary School: Effective teachers are not satisfied with ‘business as usual’, as they are constantly looking for new and more effective/adaptive ways of Accelerated Learning. Education Review Office Report: May 2013. Diperoleh pada 22 Maret 2017, dari http://www.educationalleaders.govt.nz.
Rose, C. & Nicholl, M. J. (1997). Accelerated Learning for the 21st Century The Six-Step to Unlock Your Master-Mind. New York: Dell Publishing.
Â
Tarigan, H. G. (2015). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Alfabeta.