PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG
LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS III
DENGAN MEDIA BUKU BERPETAK DI SD NEGERI JETIS 01
KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sularni
SD Negeri Jetis 01 UPTD Kecamatan Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Mendiskripsikan proses pembelajaran melalui penggunaan media buku berpetak pada siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. 2)Mendiskripsikan hasil belajar terhadap materi menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Sukoharjo Semester II tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Jetis 01kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian keterampilan menghitung luas persegi dan persegi panjang Siswa kelas III yang berjumlah 40 siswa. Hasil penelitian melalui penggunaan media buku berpetak pada pembelajaran matematika tentang menghitung luas persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II dari rata-rata kategori baik meningkat menjadi amat baik. Melalui penggunaan media buku berpetak pada pembelajaran matematika tentang menghitung luas persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan dari 65,625 sebelum perbaikan, menjadi nilai rata-rata 78,575 setelah perbaikan pada siklus I, kemudian terjadi peningkatan lagi pada siklus II dengan nilai rata-rata menjadi 84,1. Ketuntasan belajar siswa menglami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran, yaitu sebanyak 15 siswa atau 37,50% pada pra siklus, naik menjadi sebanyak 31siswa atau 77,50% pada siklus I, dan pada akhir siklus II meningkat menjadi sebanyak 37 siswa atau 92,50%, yang artinya pembelajaran secara klasikal telah berhasil, walaupun masih ada 3 siswa belum tuntas belajar atau 7,50%.
Kata Kunci: keterampilan menghitung, media kertas berpetak.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar-mengajar di kelas III SD Negeri Jetis 01 kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo dalam mata pelajaran Matematika tentang keterampilan menghitung luas persegi dan persegi panjang, hasil yang dicapai kurang memuaskan dan menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (nilai di bawah standar kriteria ketuntasan minimal). Nilai KKM untuk mata pelajaran Matematika di kelas III SD Negeri Jetis 01 adalah 75. Dari 40 siswa ada 16 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Perihal ini menjadi permasalahan dalam pendidikan apabila tidak dicari solusi agar para siswa dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.
Hal ini menunjukkan bahwa prestasi siswa yang masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk itulah penulis melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dialami oleh siswa pada preses kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya dapat dijadikan acuan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Dengan harapan pada proses pembelajaran mendatang prestasi siswa menjadi lebih baik.
Menurut Gagne dan Reiser dalam Sumantri (2001:152) Media pendidikan atau pengajaran adalah alat-alat fisik di mana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang berupa sarana dan prasarana serta fasilitas yang digunakan guru dalam menyampaikan pesan pada siswa untuk memperlancar, memperjelas, merangsang, memotivasi dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Dengan menggunakan media pembelajar-an, berarti guru telah berusaha secara maksimal untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran Matematika. Mengingat per-kembangan siswa usia sekolah dasar masih berada pada tahap operasional konkret, maka dalam penyampaian materi pembelajaran Matematika di sekolah dasar terutama pada konsep bangun datar diperlukan media pembelajaran yang tepat.
Salah satu media pembelajaran Matematika adalah buku berpetak. Menurut Muljono (2006:30) Media buku berpetak adalah buku berbentuk persegi atau persegi panjang, digaris menjadi petak-petak persegi. Keunggulan dengan menggunakan media petak persegi adalah siswa akan tertanam konsep yang konkret dalam menghitung luas bangun datar khususnya luas bangun datar persegi dan persegi panjang. Dengan menggunakan media pembelajaran berarti guru telah mengajar Matematika sesuai dengan prinsip- prinsip pengajaran berhitung di sekolah dasar. Salah satu di antaranya adalah penggunaan benda- benda konkret untuk membantu pemahaman anak- anak terhadap pengertian- pengertian dalam berhitung.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagai berikut: 1)Bagaimanakah proses pembelajaran melalui penggunaan media buku berpetak pada siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015? 2)Apakah melalui penggunaan media buku berpetak dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Sukoharjo Semester II tahun pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Mendiskripsikan proses pembelajaran melalui penggunaan media buku berpetak pada siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. 2)Mendiskripsikan hasil belajar terhadap materi menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Sukoharjo Semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi-kan manfaat bagi siswa membantu memotivasi belajar matematika yang menyenangkan. Manfaat bagi guru membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran. Manfaat bagi sekolah membantu sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan serta memberikan masukkan-masukkan dan informasi positif bagi sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.
KAJIAN TEORI
Hakikat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono dalam TIM UNS(2007:8) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa. Pengembangan kreativitas siswa ditunjukkan dari meningkatnya berpikir siswa dalam mengkonstruksikan kemampuan berpikir siswa dalam mengkonstruksikan kemampuan barunya sebagai upaya peningkatan penguasaan terhadap materi pelajaran.
Rusefendi dalam Karso (2004:1.33) menyatakan bahwa “Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisi, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah Matematika sering disebut ilmu deduktif.” Matematika adalah ilmu deduktif dan universal yang mengkaji benda abstrak yang berguna untuk membantu memajukan daya pikir manusia, serta berguna untuk memecahkan permasalahan manusia dalam kehidupan sehari- hari. Tujuan Matematika dalam KTSP 2006 kelas 3 untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Tinjauan Tentang Media Buku Berpe-tak
Secara harfiah media dapat diartikan sebagai medium atau perantara yaitu perantara sumber pesan (receiver) atau perantara yang dipakai untuk menunjukan alat komunikasi. Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran antara lain : Bringgs dalam Sumantri dan Permana (2001:152) adalah “Segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Buku, kaset, film bingkai adalah contoh- contohnya.” Media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pemikiran, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar dapat terjadi.
Menurut Rowntrie dalam Sumantri dan Permana (2007:154) menyebutkan fungsi media pendidikan atau pengajaran, adalah : a) Engange the Student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar); b) Recall earlier learning (mengulang apa yang telah dipelajari); c) Provide new learning stimuli (menyediakan stimulus belajar); d) Activate the student’s response (mengaktifkan respon peserta didik); e) Give speedy feedback (memberikan balikan dengan cepat/ segera); f) Encourage appropriate practice (menggalakkan latihan yang serasi).
Sedangkan menurut Sadirman, (2011:16) berpendapat, bahwa “media berguna untuk, a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisme, b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera, c) Mengatasi sikap pasif anak didik .”
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media berfungsi untuk a) Mengatasi verbalisme, b) Memberikan pengalaman belajar yang variasi, c) Mengatasi sikap pasif siswa, d) Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
Menurut Sumantri dan Permana (2007:156) prinsip-prinsip pemilihan media antara lain: 1)Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan; 2)Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik; 4)Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaannya dan penggunaannya; 5)Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat; 6)Memilih media harus memahami karakteristik dan media itu sendiri.
Media buku berpetak
Media buku berpetak dalam penelitian ini adalah media dari buku tulis yang berbentuk persegi yang dibagi menjadi petak-petak persegi. Fungsi dari media Petak Persegi Satuan antara lain untuk menghitung luas dengan membilang petak satuan atau satuan luas. Selain itu juga berfungsi sebagai media untuk mengkonkretkan siswa dalam menemukan rumus luas persegi dan persegi panjang.
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
Persegi dan Persegi Panjang
Persegi
Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah sisi yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku- siku.
Dari pengertian di atas persegi memiliki sifat- sifat sebagai berikut: 1)Sisi- sisinya sama panjang; 2) Sisi- sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang; 3) Memiliki diagonal yang sama panjang; 3) Diagonalnya berpotongan membagi dua sama panjang; 4) Diagonal-diagonal persegi berpotongan membentuk sudut siku-siku. (Purwoto, 2002: 27).
Persegi panjang
Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang sisi yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah siku-siku. Sisi terpanjang dalam persegi panjang disebut panjang (p) dan sisi terpendek disebut sebagai lebar (l). (Purwoto, 2002: 24).
Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum adanya perbaikan pembelajaran, guru belum menggunakan media buku berpetak dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan. Selanjutnya pada kegiatan perbaikan pembelajaran (siklus 1 dan 2) guru menggunakan media buku berpetak dalam pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian adalah: 1) Melalui penggunaan media buku berpetak pada pembelajaran matematika tentang menghitung luas persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. 2)Melalui penggunaan media buku berpetak pada pembelajaran matematika tentang menghitung luas persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Indikator kinerja dikatakan berhasil apabila indicator pembelajaran matematika mengenai menghitung luas persegi dan persegi panjang dapat dicapai oleh siswa, dan 85% telah mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang dipersyaratkan yaitu 75
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Jetis 01kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian keterampilan menghitung luas persegi dan persegi panjang Siswa kelas III yang berjumlah 40 siswa.Dalam pelaksanaannya, penulis mengumpulkan data yang dibagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari catatan dokumen yang berupa nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statis deskriptif, yaitu mencari nilai rata-rata dan persentase keberhasilan belajar.
Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti. Dalam hal ini data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Diskripsi Kondisi Awal
Proses Pembelajaran Kondisi Awal
Kegiatan pembelajaran sebelum diadakan perbaikan pembelajaran memang sangat rendah. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu membangkitkan minat belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran dirasa masih kurang. Guru hanya menggunakan media gambar yang ukurannya kecil. Sehingga siswa tingkat pemahamannya kurang.
Hasil Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan hasil tes formatif pembelajaran prasiklus yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015, peneliti memperoleh hasil yaitu dari 40 siswa yang mengikuti evaluasi ada 15 siswa (37,50%) yang mencapai nilai KKM 75 ke atas atau mengalami belajar tuntas, sedangkan 25 siswa (62,50%) belum mengalami belajar tuntas yaitu nilai di bawah KKM atau di bawah 75. Nilai rata-rata tes formatif pada pembelajaran kondisi awal adalah 62,625. Hal tersebut dapat dilihat pada Daftar Nilai Pra Siklus kelas III yang ada pada lampiran.
Diskripsi Siklus I
Hasil Pengamatan Proses Pembelajar-an Siklus I
Sedangkan hasil tes formatif pembelajaran siklus 1 yang dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015, peneliti memperoleh hasil yaitu dari 40 siswa yang mengikuti evaluasi, ada 31 siswa (77,50%) yang mencapai KKM 75 keatas atau mengalami tuntas dalam belajar, sedangkan 9 siswa (22,50%) belum mengalami tuntas belajar yaitu nilai KKM di bawah 75. Nilai rata-rata tes formatif pada pembelajaran Pra Siklus adalah 78,575. Dari hasil tes formatif pada pembelajaran materi tentang keterampilan menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel daftar nilai Siklus 1 yang terdapat pada lampiran. Sedangkan frekuensi nilai siswa dan grafik ketuntasan siswa dapat dilihat pada data berikut ini:
Tabel Frekuensi Nilai Siswa Siklus 1
Nilai |
Jumlah siswa |
Jumlah Nilai |
Keterangan |
95 90 88 85 80 78 77 75 70 68 67 65 60 50 |
3 6 1 5 4 1 1 10 2 1 1 3 1 1 |
285 540 88 425 320 78 77 750 140 68 67 195 60 50 |
KKM 75 Tuntas 31 siswa Belum tuntas 9 siswa |
Jumlah nilai siswa |
3.143 |
|
|
Nilai Rata-Rata |
78,575 |
|
Diskripsi Siklus II
Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II
Proses pembelajaran yang terjadi pada Siklus II sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Pertemuan yang dilaksanakan selama 2 pertemuan ini dapat meningkatkan keterampilan menghitung luas persegi dan persegi panjang, dimana siswa sudah terampil dalam menghitung luas kedua bangun tersebut.
Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil tes formatif pembelajaran siklus 2 yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015, peneliti memperoleh hasil yaitu dari 40 siswa yang mengikuti evaluasi, ada 37 siswa (92,5%) yang mencapai KKM 75 ke atas atau mengalami tuntas dalam belajar, sedangkan 3 siswa (7,5%) belum mengalami tuntas belajar yaitu nilai KKM 75 ke bawah. Nilai rata-rata tes formatif pada pembelajaran kondisi awal adalah78,575. Dari hasil tes formatif pada pembelajaran materi tentang keterampilan menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel daftar nilai siswa Siklus 2 yang terdapat pada lampiran. Sedangkan penyajian tabel frekuensi nilai siswa.
Pembahasan Hasil Penelitian
Proses pembelajaran pada Siklus 1 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Pra Siklus. Proses pembelajaran pada Pra Siklus menunjukkan keaktifan siswa masih kurang, hal ini disebabkan guru masih belum menerapkan media pembalajaran yang tepat dan sesuai dengan apa yang diharapkan siswa.
Proses pembelajaran pada Siklus 1 keaktifan siswa mulai terlihat dimana siswa sudah mampu menyelesaikan materi tentang menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan media kertas berpetak. Hal ini disebabkan sudah adanya perubahan tekhnik belajar yang dilakukan guru terhadap siswa. Dalam proses pembelajaran tersebut peneliti juga telah memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan terhadap materi pembelajaran.
Sedangkan peningkatan pembelajaran yang terjadi antara Siklus 1 dengan Siklus 2 juga mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Dimana pada Siklus 2 siswa sudah terlatih dan terampil dalam mencari luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan media buku berpetak. Sehingga ketuntasan belajar siswa pun meningkat dari sebelumnya di Siklus 1 yang tuntas hanya 31 siswa meningkat menjadi 37 siswa. Dan hanya 3 siswa saja di Siklus 2 yang belum mengalami ketuntasan belajar.
Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 dapat disajikan kedalam data dibawah ini:
Tabel Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Tahapan Siklus |
Ketuntasan Siswa |
Prosentase Ketuntasan |
||
Tuntas |
Belum Tuntas |
Tuntas |
Belum Tuntas |
|
Pra Siklus |
16 |
20 |
44,44% |
55,56% |
Siklus 1 |
22 |
14 |
61,11% |
38,89% |
Siklus 1I |
34 |
2 |
94,44% |
5,56% |
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2 berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata pra siklus 65,625, siklus 1 nilai rata-rata 78,575 dan pada siklus 2 nilai rata-rata menjadi 84,1. Prestasi belajar siswa berhasil dibuktikan dengan kenaikan prestasi belajar siswa yang tuntas siklus 1 sebesar 77,50% menjadi 92,50% dengan kenaikan nilai rata-rata 78,575 menjadi 84,1.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasi penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: : 1) Melalui penggunaan media buku berpetak pada pembelajaran matematika tentang menghitung luas persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II dari rata-rata kategori baik meningkat menjadi amat baik.
2)Melalui penggunaan media buku berpetak pada pembelajaran matematika tentang menghitung luas persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SD Negeri Jetis 01 kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan dari 65,625 sebelum perbaikan, menjadi nilai rata-rata 78,575 setelah perbaikan pada siklus I, kemudian terjadi peningkatan lagi pada siklus II dengan nilai rata-rata menjadi 84,1. Ketuntasan belajar siswa menglami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran, yaitu sebanyak 15 siswa atau 37,50% pada pra siklus, naik menjadi sebanyak 31siswa atau 77,50% pada siklus I, dan pada akhir siklus II meningkat menjadi sebanyak 37 siswa atau 92,50%, yang artinya pembelajaran secara klasikal telah berhasil, walaupun masih ada 3 siswa belum tuntas belajar atau 7,50%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Saran yang diberikan peneliti seperti berikut. Siswa harus dilibatkan secara aktif melalui proses pembelajaran dengan banyak memberikan kesempatan bertanya. Guru hendaknya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan optimal
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jojakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyanti dan Mudjono 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Gagne, Robert M, The Conditions of Learning New York: Holt Rinehartand Winston 1977
Karso, dkk, 2004, Modul Pendidikan Matematika 1, Universitas Terbuka, Jakarta
Muljono, Djoko. 2006. Pendidikan Bagi Anak Bangsa Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
N. K. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sadirman, 2011.Media Pembelajaran. Jakarta: Yuma Pustaka.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil. Proses Belajar Mengajar. Bandung
Sumantri dan Permana, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Sumantri dan Permana, 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana
Suyoso, 1998.Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UUSPN)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen