PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESCRIPTIVE TEXT

MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK

PADA SISWA KELAS VIII D SEMESTER 1

SMP NEGERI 2 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

 

Fadholi

SMP Negeri 2 Karangawen Kab Demak

 

ABSTRAK

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi. Hasil penelitian diperoleh gambaran pada siklus 1 nilai ulangan menulis discripstive text rata rata mencapai 66, siklus 2 rata rata mencapai 71 sedangkan KKM yang ditentukan 70.Jadi pada siklus 1 target KKM belum tercapai tapi pada siklus 2 targer KKK sudah tercapai. Dari hasil observasi diperoleh hasil adanya peningkatan motivasi atau aktivitas siswa siklus 1 63%, siklus 2 naik menjadi 70% ada peningkatan 7%. Adapun dari hasil angket tentang respon/ sikap dari pengajaran dengan metode diskusi kelompok diperoleh gambaran siklus 1 68% siklus 2 74% menunjukkan kenaikan respon baik terhadap pengajaran menggunakan metode diskusi kelompok sebesar 12%. Dalam pembelajaran menulis descriptive text mengunakan metode diskusi kelompok, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dengan meningkatnya nilai ulangan harian siklus 1 dan siklus 2.dari hasil observasi motivasi atau aktivitas siswa meningkat.Dari hasil angket aspek afektif atau respon terhadap pembelajatan meningkat. Kemampuan siswa menulis diskriptive text mengunakan metode diskusi kelompok meningkat dibanding metode konvensional.

Kata Kunci: Descriptive Text, Metode Diskusi kelompok

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pentingnya belajar bahasa Inggris tidak boleh kita abaikan begitu saja, tanpa bahasa Inggris memang kita masih bisa menjalani hidup, namun kehidupan ini telah berkembang pesat dan mengharuskan kita sebagai pihak yang ada dalam lingkaran globalisasi untuk ikut serta dalam tatanan kehidupan yang semakin maju.Pada pembelajaran Bahasa Inggris SMP baik kelas 7, 8, dan 9, pembelajaran menulis (writing) merupakan salah satu kompetensi yang harus diajarkan pada siswa. Silabus pembelajaran bahasa Inggris kelas 8 semester satu, mengamanatkan agar siswa mampu: menyusun descriptive text.

Pada pendidikan antara proses belajar mengajar dan evaluasi tidak dapat dipisahkan. Pada setiap pembelajaran orang akan selalu mengadakan evaluasi apakah pembelajarannya berhasil atau tidak, dengan kata lain orang akan mengadakan penelitian terhadap hasil usaha yang telah dilakukannya. Dalam mengevaluasi pembelajarannya guru menggunakan alat untuk mengumpulkan informasi tentang kinerja siswa serta berusaha menilai secara terus menerus kemajuan siswanya. Alat yang selama ini sering digunakan guru adalah tugas terstruktur, tugas tidak terstruktur, pekerjaan rumah dan tes. Standar Kompetensi. Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP dikelompokkan dalam 4 aspek: Mendengarkan, Berbicara, Membaca dan Menulis. Aspek penilaian juga dikelompokkan dalam 4 aspek: Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis.

Nilai Ulangan Harian Bahasa Inggris kelas VIII D SMP N 2 Karangawen pada KD menyusun descriptive text Tahun Pelajaran 2017/2018 belum memenuhi harapan. Dengan nilai rata-rata 55. Dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Bahasa Inggris adalah 70. Kondisi demikian tentu tak boleh dibiarkan, harus ada langkah-langkah nyata dan konstruktif dari guru, jika tidak maka beberapa persoalan akan dialami oleh siswa, diantaranya minat siswa untuk mempelajari Bahasa Inggris semakin rendah dan semakin membuktikan bahwa Bahasa Inggris memang pelajaran yang sukar.

Rumusan Masalah

Terkadang kita temui siswa masih kelebihan energi, sementara siswa belum optimal dalam proses belajar mengajar. Siswa merasa tertekan dan bosan karena melakukan hal yang sama sepanjang hari. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang diangkat adalah: (1). Bagaimana meningkatkan ketrampilan menulis descriptive text melalui metode pembelajaran diskusi kelompok pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Karangawen ? (2). Bagaimana meningkatkan motivasi siswa belajar tentang descriptive text melalui metode pembelajaran diskusi kelompok pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Karangawen?

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: (1). Jika siswa kelas VIII D SMP N 2 Karangawen belajar tentang descriptive text dengan motode diskusi kelompok maka ketrampilan menulis siswa akan meningkat. (2). Jika siswa kelas VIID D SMP N 2 Karangawen belajar tentang descriptive text dengan metode diskusi kelompok maka motivasi siswa akan meningkat.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan mengetahui:

  • Pembelajaran metode Diskusi kelompok dapat meningkatkan keterampilan menulis descriptive
  • Pembelajaran metode Diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi siswa belajar tentang descriptive text.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: (1). Siswa, agar dapat melakukan proses penilaian diri sehingga mereka bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan diri dalam rangka meningkatkan kompetensinya. (2). Guru, agar mengetahui perjalanan proses belajar siswa dan merencanakan tindak lanjut program pengembangan potensi siswanya. (3). Bagi sekolah, penelitian ini bisa meningkatkan kwalitas pembelajaran.

Definisi Operasional

Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:

  • Peningkatan adalah suatu usaha untuk menjadikan lebih baik atau lebih bermutu, lebih berdaya guna dan berhasil guna (KBBI, 2010)
  • Ada 4 aspek keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
  • Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memberikan sesuatu hal. Dari segi istilah, deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitai.

KAJIAN PUSTAKA

Descriptive Text

A descriptive text is a text which describes a particular/ special person, place or thing. So the purpose of the descriptive text is to describe a particular/ special person, place or thing. The generic structure of a descriptive text consists of:

  1. Identification: identifies phenomenon to be described (person, place, and thing)
  2. Description : describes parts, qualities and characteristics of the person, place or thing

Language features or common grammatical patterns of description include:

  1. Focus on specific participants(examples: my favorite singer, my bag, my school)
  2. Use of Attributive (adjective naming quality and used with the noun) and identifying processes
  3. Frequent use of Epithets (adjective or description Phrase used to indicate the character of somebody or something; example: Hulk the Green) and classifiers in nominal groups.
  4. Use of Simple Present Tense

Metode Diskusi kelompok

Pengertian Metode Diskusi

Metode Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1994)

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain: 2006). Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai (Semiwan, 1990:76).Sedangkan menurut Suryosubroto (1997:179) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan cara guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.

Ciri-ciri dan Karakteristik Metode Diskusi

Soetomo (1993: 153) menyebutkan bahwa “metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberikan suatu persoalan (masalah) kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya”.Dalam kelompok diskusi siswa saling tukar informasi tentang permasalahan yang sedang dibahas.Perbedaan pendapat sering terjadi. Semakin banyak yang beda pendapat, maka keadaan diskusi akan semakin hidup.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian yang berbasis kelas atau sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan dengan beberapa siklis. Siklus ini terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Tripp dalam Subyantoro 2009-17). Keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Jika siklus I nilai rata-rata belum mencapai target yang telah ditentukan, maka akan dilakukan tindakan siklus II.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung di kelas VIII D SMP Negeri 2 Karangawen yang terletak di Desa. Wonosekar Kec. Karangawen, Kabupaten Demak, Propinsi Jawa Tengah. SMP Negeri 2 Karangawen merupakan Sekolah Rintisan. Terletak di desa Wonosekar, Dari kota Semarang berjarak kira kira 20 km. SMP Negeri 2 Karangawen sampai sekarang telah memiliki 16 kelas dengan fasilitas Perpustakaan, laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium komputer, 1 Ruang Multi Media dan laboratorium bahasa. Jumlah guru dan staf Tata Usaha 45 orang, Sedangkan waktu penelitian diadakan pada semester 1 (Ganjil) tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari tanggal 20 Agustus sampai dengan 20 Nopember 2017 Jadual pelaksanaannya ada pada Tabel 1.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D tahun pelajaran 2017/ 2018 yang berada di SMP Negeri 2 Karangawen, Kabupaten Demak. Jumlah subjek penelitian 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 14 siswa putri. Kondisi kemampuan Bahasa Inggris sangat kurang karena hasil ulangan harian pada pembelajaran sebelumnya hanya mencapai rata-rata 55.

Siswa kelas VIII D sebagai subjek penelitian ini memiliki karakteristik yang heterogen. Heterogen baik dalam segi kecakapan intelegensi, motivasi belajar, latar belakang keluarga, maupun sifat dan wataknya. Dari segi watak ada beberapa siswa yang memiliki watak sulit diatur, mengganggu temannya, sehingga kadang-kadang menyulitkan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Mereka juga berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, ada yang orangtuanya guru, petani, pedagang, karyawan Arisa, Apparel atau perusahaan kayu yang ada di lingkungan Karangawen. Namun secara umum siswa memiliki kepribadian yang cukup baik

Tri Jayanti Oktavia, ketua kelas VIID D pandai, cukup tegas dalam mengelola kelasnya. Namun siswa yang lain kemampuan Bahasa Inggrisnya sangat kurang. Permasalahan tersebut mungkin dikarenakan semangat belajar yang kurang. Siswa sering mengeluh bosan, malas untuk belajar Bahasa Inggris. Permasalahan inilah yang mendorong peneliti mengangkat KD Descriptive Text sebagai obyek penelitian.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2005). Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Arikunto (2010:117) merupakan penelitian yang bersiklus, terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang.

Penelitian ini menerapkan pembelajaran model diskusi kelompok pada Descriptive Text, yakni pada ketreampilan menulis.

Metode yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pembelajaran diskusi kelompok yang akan diterapkan pada aspek menulis dan berbicara saja pada teks descriptive,. Pada tahap persiapan, peneliti mendesain pola Diskusi kelompok yang akan digunakan pada aspek menulis dan aspek berbicara pada saat menyampaikan presentasi.

Setelah menentukan Diskusi kelompok untuk masing-masing aspek menulis dan berbicara selanjutnya menentukan jumlah pertemuan masing-masing aspek menulis dan masing-masing siklus.

Persiapan instrumen pengambilan data dilakukan dengan membuat format intrumen pengambilan data, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Diantaranya: Tes hasil belajar yang disiapkan pada tahap perencanaan tiap siklus. Observasi proses belajar mengajar (PBM) di kelas, dengan lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian melalui siklus-siklus tindakan sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jumlah siklus yang direncanakan dari penelitian ini sebanyak 3 siklus, didasarkan pada aspek menulis saja yang akan didiskusi kelompokkan sesuai alokasi waktu yang tersedia. Namun karena pelajaran telah berlangsung ketika penelitian ini dibuat maka yang dapat dilaksanakan mungkin hanya 2 siklus saja.

Siklus 1 menggunakan aspek menulis teks descriptive sebanyak 6 kali pertemuan yaitu teks descriptive tentang orang, siklus 2 teks discriptive tentang tempat dan benda yang dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan.

Jenis Instrumen

Ada dua macam metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni: (1). Metode survey, meliputi: lembar observasi PBM, lembar observasi aktivitas siswa (2). Metode tes, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah satu aspek diajarkan

Cara Pemantauan (Monitoring)

Untuk mendapatkan data yang diinginkan maka digunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data sebagai berikut: (a). Lembar observasi Kreatifitas Belajar Siswa untuk melihat dampak kreatifiats siswa di kelas (b). Tes Hasil Belajar untuk melihat tingkat kemampuan aspek writing pada siswa, dilakukan oleh guru pada setiap akhir siklus.

Analisis hasil dan Refleksi

Untuk mengungkap kebenaran atau realita penelitian, maka analisa hasil dan refleksi digunakan Source triangulation, yakni cara pengambilan data dari berbagai narasumber dan Instrumental triangulation yakni menggunakan berbagai alat/ instrumen pengambil data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penilaian terhadap siswa dalam proses pembelajaran dengan metode “Diskusi kelompok’ dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung baik pada siklus 1 dan siklus 2. Penilaian pada hasil kerja siswa dilakukan oleh guru melalui tes dan observasi.

Melalui proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh siswa. Untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat menguasainya perlu diadakan tes. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil atau prestasi belajar siswa setelah selesai mengikuti pelajaran. Setelah dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Diskusi kelompok baik pada siklus I maupun siklus II diperoleh hasil sebagaimana tertera dalam table 1. Berdasarkan table tersebut dapat diketahui rata-rata nilai siswa baik pada tahap pra penelitian, siklus I maupun siklus II sebagai berikut:

NO KEGIATAN RATA-RATA HASIL TES
1 Pra Penelitian 55
2 Siklus I 66
3 Siklus II 71

 

Berdasarkan tabel diatas hasil tes tertulis siswa setelah dilakukan metode pembelajaran Diskusi kelompok nilai siklus I rata-rata nilai siswa 66. Hasil ini lebih baik dibandingkan rata-rata sebelumnya yaitu 59. Setelah siklus II hasilnya juga meningkat menjadi 71. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam penelitian ini sebesar 70, maka untuk siklus I hasilnya masih belum tercapai. Namun setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II target dapat terlampaui.

  1. Hasil pengamatan motivasi siswa

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran “Diskusi kelompok” Peneliti dan kolabolator mencoba mengadakan observasi dan mencatat aktivitas siswa yang dilakukan. Adapun aktivitas siswa yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4. 2

Berdasarkan data observasi pada tabel 4.2 dapat diperoleh hasil prosentasi aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar sbb

Tabel 4.2 hasil obserfasi asfek psikomotorik siswa

No Item pengamatan Siklus I

Prosentasi

Siklus II

Prosentasi

Keterangan
1 Keberanian mengajukan pertanyaan 60 70 Naik
2 Keberanian menjawab pertanyaan 65 69 Naik
3 Berpartisipasi dalam kelompok 65 74 Naik
4 Berani menyampaikan gagasan 62 69 Naik
5 Berani mempresentasikan hasil

kelompok

59 67 Naik
6 Aktif dalam kelompok  63 70 Naik
7 Berbagi tugas dalam kelompok 65 69 Naik
8 Menyelesaikan tugas individu 62 70 Naik
  Jumlah 501 558 Naik
  Rata-rata 63% 70% Naik

 

Merujuk data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata prosentasi motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 63%, sedangkan pada siklus II adalah sebesar 70%. Apabila dibandingkan prosentase motivasi belajar antara siklus I dan siklus II setiap item pengamatan menunjukkan adanya kenaikan hasil,rata rata sebesar 7%. Hal ini dikarenakan siswa mulai tertarik dalam menerima pelajaran dengan model ini.

  1. Hasil angket untuk aspek afektif

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dari aspek afektif dilakukan dengan angket. Melalui angket siswa dapat menentukan pendapatnya terhadap metode belajar yang telah dilakukan. Dengan demikian akan dapat diketahui sikap peserta didik terhadap metode pembelajaran ini apakah baik atau kurang, apakah menyenangkan atau kurang menyenangkan. Adapun hasil pendapat siswa dapat dilihat pada tabel 4.3

Keterangan Pernyataan angket:

  1. Apakah anda senang menerima pelajaran dengan menggunakan metode “Diskusi kelompok” ?
  2. Apakah dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar anda ?

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada Tabel 3 dapat diperoleh hasil prosentase pendapat siswa secara klasikal setelah menerima pelajaran sbb:

Tabel 4.3 hasil angket aspek afektif

No Item Pertanyaan Siklus I

Prosentase

Siklus II

Prosentase

Keterangan
1 apakah perasaan anda senang setelah menerima pelajaran dengan menggunakan model pemb. “diskusi kelompok”? 65 72 Naik
2 Apakah dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar anda ? 70 75 Naik
  Jumlah 135 147 Naik
  Rata-rata 68% 74% Naik

 

Merujuk tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata presentase motivasi belajar siswa dilihat dari aspek afektif pada siklus I adalah 68%, sedangkan pada siklus II adalah sebesar 74%. Hal ini juga menunjukkan adanya sikap yang positif dari siswa sendiri terhadap metode pembelajaran ini. Mereka merasa lebih senang dan tertarik dalam menerima pelajaran. Kenaikan motivasi siswa rata rata 12%. Dengan kata lain perkembangengan motivasi belajar dilihat dari aspek ini juga ada perkembangan yang positif antar hasil yang dicapai pada siklus I dan siklus II.

Pembahasan

Sekolah sebagai sebuah institusi penting perlu menciptakan kehidupan yang demokratis. Proses pembelajaran yang ditandai oleh nilai-nilai demokratis adalah menghargai kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik..Sebaiknya perlu menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan, dan sarat dengan perintah dan instruksi yang membuat siswa menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan, dan mengalami kelelahan. Siswa tidak tertarik terhadap pelajaran akibatnya prestasi belajar menjadi kurang baik. Sebagai guru kita harus menyadari bahwa prestasi siswa yang kurang baik itu tidak semata-mata kesalahan siswa. Guru sebagai aktor intelektual harus mau mencari solusi sekaligus mengintrospeksi diri apakah sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Dengan diketahui kekurangannya dapat memperbaikinya sehingga proses pembelajaran yang akan datang akan lebih baik.

Penilaian diskusi kelompok memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk memiliki pengetahuan utuh siswa harus berjuang mengaplikasikan pengetahuan atau pengalaman belajarnya baik secara tertulis, praktek atau mengkomunikasikannya. Guna meraih harapan seperti diatas siswa perlu:

  1. Belajar, dengan baik dalam kelompok atau individual
  2. belajar melakukan kegiatan seperti analisis, melakukan eksplorasi suatu mata pelajaran tertentu.

Sedangkan kelemahannya diskusi kelompok anatara lain:

  1. Penggunaan Diskusi kelompok untuk penilaian memerlukan banyak waktu, bagi guru untuk melakukan penskoran apalagi kelasnya besar.
  2. Sangat tergantung pada kemampuan siswa dan guru

Untuk melakukan penilaian seperti diatas perlu strategi pembelajaran yang mampu menarik siswa sekaligus menggerakkan siswa agar aktif kreatif, disamping itu guru sudah saatnya harus memiliki tanggungjawab secara professional.

Mulai sekarang sudah sewajarnya kita mulai memberdayakan siswa dalam kegiatan PBM. Strategi pembelajaran bahasa Inggris yang melibatkan peran serta aktif siswa yang hendaknya kita pilih dan kita kembangkan. Seorang guru dituntut untuk selalu melibatkan siswa dalam kegiatan PBM. Dengan demikian siswa akan termotivasi dalam PBM. Dengan adanya motivasi yang baik tentunya akan membawa dampak yang baik pula terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu hendaknya seorang guru jangan cepat merasa puas dengan prestasi yang telah dicapai. Namun guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangannya dan terus menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi kemajuan pendidikan.

 

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

  1. Dari hasil prestasi siswa pada ulangan harian Bahasa Inggris untuk aspek writing pada siklus I diperoleh nilai rata- rata = 66 Hasil prestasi siswa pada siklus II diperoleh nialai rata-rata = 71.Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam penelitian ini sebesar 70. Hal tersebut menunjukkan kemampuan writing siswa di kelas VIII D SMP Negeri 2 Karangawen semakain baik.
  2. Pada teknik observasi,prosentase motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 62%, sedangkan pada siklus II sebesar 70%, hal ini menunjukkan adanya kenaikan motivasi belajar siswa sebesar 8%.

Saran

  1. Belajar dengan metode pembelajaran diskusi kelompok dapat diterapkan pada aspek writing dan speaking pada kelas yang berbeda dan dapat pula dikembangkan pada kelas VII ataupun kelas IX.
  2. Untuk mendapatkan temuan yag lebih signifikan maka penelitian ini perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
  3. Perlu meningkatkan validitas instrumen yang dipakai dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan.BumiAksara, Jakarta:Bumi aksara DepDikBud, 1994

Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 SMP Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Sains, Jakarta: Depdiknas. di kelas rendah. Jakarta: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono, 2006..Belajar dan Pembelajaran,Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran,Jakarta: Direktora

Suryosubroto,1977. Belajar Mengajar di sekolah, Jakarta: Aneka cipta

…………..2007. Standar Kompetensi Kepala Sekolah SD, SMP, SMA, SMK & SLB. Jakarta: Pustaka Yustisia

………… 2015. Modul II Praktik yang Baik di SMP/MTs. Jakarta: USAID PRIORITAS