Peningkatan Kinerja Guru Dalam Perancangan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Pengawas
PENINGKATAN KINERJA GURU
DALAM PERANCANGAN PEMBELAJARAN
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS
DI SD BINAAN KECAMATAN SUSUKAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Mashudi
Pengawas TK/SD
Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Sebagai pengajar sekaligus pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Agar dapat mengajar efektif, guru harus mampu meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa ( kuantitas ) dan meningkatkan mutu ( kualitas ) mengajar. Kelayakan mengajarpun tidak hanya cukup diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. Tujuan diadakan Penelitian Penelitian Tindakan Sekolah (PTS )ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020. Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS )yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 65 % pada siklus I, dapat meningkat menjadi 75 % pada siklus II, dan siklus ke III 100 %. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembinaan Pengawas melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang.
Kata Kunci: Kinerja Guru, Perancangan Pembelajaran, Supervisi Akademik Pengawas
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.
Demikianpun dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Belajar mengajar dikatakan efektif dapat dilihat dari sudut prestasi, yaitu mampu menampung masukan yang banyak dan menghasilkan tamatan yang banyak, bermutu dalam arti mampu bersaing di pasaran atau lapangan kerja yang ada dan diperlukan. Efektivitas proses belajar mengajar ini dapat dilihat pula dari sudut proses pendidikan, meliputi kegairahan atau motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik.
Agar dapat mengajar efektif, guru harus mampu meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa ( kuantitas ) dan meningkatkan mutu ( kualitas ) mengajar.
Kelayakan mengajarpun tidak hanya cukup diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kinerja guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. Sehubungan dengan hal itu, Jiyono ( 1987 ) menyimpulkan bahwa kinerja guru SD dalam menguasai bahan pelajaran pada umumnya sangat menghawatirkan karena dari sampel guru SD yang diminta menunjukkan kemampuan menguasai bahan pelajaran 70% yang kurang menguasai bahan pelajaran, sedangkan hanya 30% yang menguasai bahan pelajaran.
Kondisi seperti itu diperparah dengan kurang optimalnya fungsi pengawasan Pengawas maupun kepala sekolah. Bila selama ini banyak pendapat menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau kurang memadai, hal itu merupakan akibat dari kurang kepengawasan baik Pengawas maupun Kepala sekolah.
Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali supervisi (Pengawas) yang berkaitan dengan kinerja guru, disebabkan oleh: (1). Adanya kecenderungan melemahnya kinerja guru, di mana berdasarkan pengalaman penulis menjadi kepala di SD Binaan Kec. Susukan yaitu terjadinya guru yang membolos mengajar, guru masuk ke kelas yang tidak tepat waktu, guru mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar, guru tidak punya absensi siswa, ( 2 ) adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Pengawas belum dilaksanakan dengan sebaik-baiknya kepada guru, ( 3 ) adanya penurunan kinerja guru merupakan salah satu penyebab menurunnya nilai UN siswa di SD Binaan Kec. Susukan. Oleh karena itu perlu diungkap tentang supervisi Pengawas terhadap peningkatan kinerja guru di SD Binaan Kec. Susukan. Penulis perlu melakukan penelitian sebagai upaya peningkatan kinerja guru melalui Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTS) dengan judul: “Peningkatan Kinerja Guru dalam Perancangan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Pengawas di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020
Identifikasi Masalah
Dari uraian tersenbut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
- Bagaimana bentuk pembinaan Pengawas upaya peningkatan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran ?
- Sejauh mana peran dan fungsi Pengawas membantu guru untuk meningkatkan kinerjanya ?
- Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi upaya peningkatan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran ?
- Bagaimana efektifitas supervisi akademik Pengawas upaya peningkatan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran ?
Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas,maka masalah dalam penelitian ini penulis batasi dengan rumusan sebagai berikut:
- Bagaimana peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020 ?
- Bagaimana efektivitas penerapan supervisi akademik Pengawas upaya peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
- Penerapan supervisi akademik Pengawas meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
- Efektivitas penerapan supervisi akademik Pengawas meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembinaan / supervisi Pengawas
- Dapat dipertimbangkan dalam melaksanakan pembinaan kepada guru di bidang yang lain terutama dalam meningkatkan kinerja guru.
- Memberikan kemudahan bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah terutama dalam perancangan pembelajaran guru.
- Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan strategi pelatihan bagi guru dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
- Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan lain bahwa pembinaan/ supervisi Pengawas dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran sehingga peningkatan capaian mutu sekolah dapat dicapai.
KAJIAN TEORI
Kinerja Guru
Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu perlu diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.
Menurut Fattah (1996) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai ungkapan pengetahuan, sikpa dan keterampilan.
Lebih lanjut Hamalik (2002) kemampuan dasar yang disebut juga kinerja dari seorang guru teridiri dari: (1) kemampuan merencanakan pembelajaran, (2) kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3) kemampuan menglola kelas (4) kemampuan menggunakan media/sumber belajar, (5) kemampuan menglola interaksi belajar mengajar, (6) mampu melaksanakan evaluasi belajar siswa.
Kinerja guru sangat terkait dengan efektifitas guru dalam melaksanakan fungsinya oleh Medley dalam Depdikbud (1984) dijelaskan bahwa efektifitas guru yaitu: (1) memiliki pribadi kooperatif, daya tarik, penampilan amat besar, pertimbangan dan kepemimpinan, (2) menguasai metode mengajar yang baik, (3) memiliki tingkah laku yang baik saat mengajar, dan (4) menguasai berbagai kompetensi dalam mengajar.
Evaluasi kinerja guru mutlak dilakukan, karena masih terdapat banyak kinerja guru yang kurang memadai, disamping itu guru dituntut dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terus berkembang pula dengan pesat. Istilah kinerja berasal dari bahasa inggris yaitu Performance, berarti hasil kena atau unjuk kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang/organisasi tertentu. Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya di tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjan. Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan tertentu. Kebuituhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedanghkan tujuannya berfungsi untuk menggerakkan perilaku. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu, perlu disiptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.
Widyastono (1999) berpendapat bahwa terdapat empat gugus yang erat kaitannya dengan kinerja guru, yaitu kemampuan (1) merencanakan KBM, (2) melaksanakan KBM, (3) melaksanakan hubungan antar pribadi, dan (4) mengadakan penilaian. Sedangkan Suyud (2005) mengembangakn kinerja guru profesional meliputi: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik siswa, (3) penguasaan pengelolaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran dan (6) kepribadian.
Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini ialah: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran, dan (6) kepribadian.
Supervisi Akademik Pengawas
Keterampilan utama dari seorang Pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut Pengawas diharapkan dapat melakukan Pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru.
Supervisi akademik adalah kemampuan Pengawas dalam melaksanakan Pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh karena itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu tujuan umum pembinaan pengawas melalui supervisi akademik ini adalah (1) menerapkan teknik dan metode supervisi akademik di sekolah, dan (2) Mengembangkan kemampuan dalam menilai dan membina guru untuk mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Dari uraian tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Kinerja guru dalam perancangan pembelajaran dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik Pengawas di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
- Supervisi akademik Pengawas efektif meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Guru di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tempat peneliti bertugas sebagai Pengawas TK/SD tahun pelajaran 2019/2020.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kepengawasan dengan menerapkan supervisi akademik.
Jumlah guru di SD Binaan Kecamatan Susukan. Kab. Semarang dapat disajikan dalam tabel berikut:
Setting Penelitian
- PTS dilakukan pada SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020
- Jumlah guru SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang yang diteliti terdiri dari 20 orang Guru.
- PTS dilakukan pada guru, pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran.
Rancangan Penelitian
- Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
- Kegiatan dilaksanakan dalam semester Ganjil tahun pelajaran 2019/2020
- Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai bulan Agustus 2019 s.d September 2019
- Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Perencanaan
Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Pada PTS di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan.
Tindakan
Pada tahap ini, rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah dilatih kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
Pengamatan atau observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahap ini peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah tersusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTS mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi ( Hopkins, 1993 ).
Indikator Keberhasilan
Penelitian Tindakan Kepengawasan yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran mencapai 85 % (Sekolah yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 75 berarti telah memenuhi harapan ideal seperti yang disyaratkan dalam Manajemen Berbasis Sekolah dengan standar ideal minimal 75.
Teknik Analisis Data
Dalam analisis data, teknik yang digunakan adalah ;
Kuantitatif
Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran dengan menggunakan prosentase (% ).
Kualitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran hasil penelitian secara; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan simpulan.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut disajikan rencanakan kegiatan penelitian yang dilaksanakan mulai tanggal 5 Agustus 2019 s.d 14 September 2019 ( 6 Minggu efektif ) yang dibuat dalam bentuk gambar diagram ( gant chart ) sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Paparan Data dan Temuan Penelitian
Perencanaan Tindakan
Penelitian tindakan ini menggunakan model pembinaan Pengawas melalui supervisi akademik.
Tujuan yang diharapkan pada pembinaan pertama Pengawas melalui supervisi akademik ini adalah menjelaskan kepada guru dalam rangka peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas.
Agar dapat tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai Pengawas melakukan pembinaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menyusun instrumen penilaian sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. ( 8 standar isi pendidikan ).
- Menyusun Instrumen Monitoring
- Sosialisasi kepada guru
- Melaksanakan tindakan kepengawasan melalui supervisi akademik Pengawas
- Melakukan refleksi pada siklus pertama
- Menyusun strategi pembinaan pada siklus ke dua berdasarkan refleksi siklus pertama
- Melaksanakan pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas pada siklus ke dua
- Melakukan Observasi
- Melakukan refleksi pada siklus kedua
- Menyusun strategi pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas pada siklus ketiga berdasar refleksi siklus kedua
- Melaksanakan pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas pada siklus ketiga
- Melakukan Observasi
- Melakukan refleksi pada siklus ketiga
- Menyusun laporan
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan kepengawasan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri dari tiga kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 120 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2019 dan pertemuan kedua pada tanggal 19 Agustus 2019, pertemuan ketiga 26 Agustus 2019. Penelitian Tindakan Kepengawasan dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembinaan dan skenario pembelajaran.
SIKLUS 1
- Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan berupa perencanaan pembinaan, pelaksanaan pembinaan yang sudah distandarisasi dan alat-alat pembinaan lain yang mendukung.
- Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang dengan jumlah guru 20 orang guru. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses pembinaan mengacu pada rencana pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas yang telah dipersiapkan, dan dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan kegiatan. Pada akhir pembinaan diberi tes penilaian I dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan Kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas yang telah dilakukan.
Dengan pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas diperoleh nilai rata-rata 65 prosentase 65 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara keseluruhan belum tuntas, karena guru yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 65 % atau baru ada 13 orang dari 20 guru sudah tuntas, hasil ini lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena guru masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan Pengawas dengan menerapkan pembinaan melalui supervisi akademik.
- Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
- Pengawas kurang baik dalam memotivasi guru dan dalam menyampaikan tujuan pembinaan
- Pengawas kurang baik dalam pengelolaan waktu
- Guru kurang begitu antusias selama pembinaan berlangsung.
- Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
- Pengawas perlu lebih terampil dalam memotivasi guru dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembinaan. Di mana guru diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
- Pengawas perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
- Pengawas harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi guru sehingga guru bisa lebih antusias.
SIKLUS II
- Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan yang terdiri dari rencana pembinaan 2, soal tes formatif II dan alat-alat pembinaan lain yang mendukung.
- Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2019 di SD Binaan Kecamatan Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2019/2020. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses pembinaan mengacu pada rencana pembinaan dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Penelitian Tindakan Kepengawasan ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembinaan dan pelaksanaan pembinaan dilaksanakan pada saat proses kegiatan berlangsung.
Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melakukan pembinaan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.
Nilai rata-rata yang diperoleh guru adalah 75 % dan peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas atau dari 20 orang guru ada 15 orang yang sudah tuntas ( 75 % ). Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini hasil pembinaan KKG telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan kinerja guru ini karena Pengawas telah menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu para guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh Pengawas melalui supervisi akademik.
- Refleksi
Dalam pelaksanaan pembinaan diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
- Memotivasi kepala sekolah
- Membimbing guru dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan program sekolah, merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
- Pengelolaan waktu
- Revisi Pelaksanaaan
Pelaksanaan pembinaan pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain:
- Pengawas dalam memberikan pembinaan kepada guru hendaknya dapat membuat para guru termotivasi dalam membuat program dan rencana pembelajaran.
- Pengawas harus lebih dekat dengan guru sehingga tidak ada perasaan takut/malu dalam diri guru terutama dalam bertanya tentang masalah yang dihadapi oleh sekolah.
- Pengawas harus lebih sabar dalam melakukan pembinan kepada guru terutama dalam merumuskan kesimpulan / menemukan konsep.
- Pengawas harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembinaan dapat berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
- Pengawas sebaiknya menambah lebih banyak contoh contoh adminsitrasi pembelajaran dengan format format yang sudah distandardisasi oleh Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) baik di Tingkat Provinsi maupun tingkat Pusat.
SIKLUS III
- Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran di sekolah, soal tes formatif 3 dan alat-alat pembinaan lainnya yang mendukung.
- Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2019 di SD Binaan Kecamatan Susukan. Kab. Semarang dengan jumlah 20 orang guru. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses pembinaaan mengacu pada rencana pembinaan dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan proses kegiatan berlangsung.
Pada akhir proses pembinaan diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam meningkatkan kinerja gurunya dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.
Nilai rata-rata tes formatif sebesar 85 dan dari 20 orang guru semuanya sudah mencapai ketuntasan meningkatkan kinerjanya dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas. Maka secara kelompok ketuntasan telah mencapai lebih dari 85 % ( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil pembinaan pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan Pengawas dalam menerapkan pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas sehingga guru menjadi lebih memahami tugasnya masing masing dan dapat meningkatkan kemampuannya. Di samping kepala sekolah, dan guru dalam merencanakan dan dalam perancangan pembelajaran.
- Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembinaan melalui Supervisi akademik Pengawas. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
- Selama proses pembinaan Pengawas telah melaksanakan semua pembinaan dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
- Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa guru aktif selama proses pembinaan berlangsung.
- Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
- Hasil pembinaan Pengawas melalui supervisi akademik pada siklus III mencapai ketuntasan sempurna ( 100 % )
- Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III Pengawas telah melaksanakan pembinaan dengan baik dan dilihat dari peningkatan kinerja guru pelaksanaan pembinaan sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan pembinaan selanjutnya melalui supervisi akademik Pengawas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga tujuan pembinaan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan secara umum dapat tercapai.
Analisis Hasil Kegiatan
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa:
- Terjadi peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas yang signifikan mencapai 35 %
- Dari sebelum pembinaan (siklus 1) dan setelah pembinaan oleh Pengawas sampai dengan (siklus 2) 65 % menjadi 75 %, dan siklus ke 3 juga mengalami kenaikan dari; 75 % menjadi 100 % naik = 25 %
- Rata-rata peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran sebelum diberi pembinaan kurang dari 65 % naik menjadi 100 %.
Refleksi dan Temuan
Berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan Pengawas kepada guru melalui supervisi akademik, maka hasil observasi nilai, dapat dikatakan sebagai berikut:
- Pertemuan pertama kegiatan pembinaan belum berhasil karena dalam pembinaan Pengawas masih terlihat guru belum begitu antusias karena mereka masih menganggap pembinaan Pengawas tersebut merupakan tugas baru yang diembannya ;
- Pembinaan yang dilakukan melalui supervisi akademik Pengawas, dalam hal peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.
- Mungkin karena proses pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas baru mereka laksanakan sehingga guru merasa kaku dalam menerapkannya.
- Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada pertemuan kedua proses pembinaan Pengawas berjalan baik, semua guru aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses, semua guru antusias untuk mengikutinya dan telah mencapai ketuntasan.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Ketuntasan hasil pembinaan kinerja guru;
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas memiliki dampak positif dalam meningkatkan keterampilan guru, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru terhadap pembinaan yang disampaikan Pengawas (Kinerja guru dalam perancangan pembelajaran meningkat dari siklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 65 % ; 75 % 100 % secara kelompok dikatakan tuntas/meningkat karena sudah mencapai ketuntasan.
- Kemampuan Pengawas meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran;
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap capaian mutu sekolah yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata guru pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
- Aktivitas Pengawas dan guru dalam pembinaan melalui supervisi akademik;
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas Pengawas dan guru yang paling dominan dalam kegiatan pembinaan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan Pengawas, dan diskusi antar antar guru dan Pengawas. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas Pengawas selama pembinaan telah melaksanakan langkah-langkah metode pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membuat dan merencanakan program pembelajaran, melaksanakan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas hasilnya cukup baik. Hal itu tampak pada pertemuan dari 20 orang guru yang ada pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata-rata mencapai; 65 % meningkat menjadi.75 % pada siklus 2 siklus ke 3 meningkatan menjadi 100 %.
Dari analisis data di atas bahwa pembinaan Pengawas melalui supervisi akademik efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran, yang berarti proses pembinaan Pengawas lebih berhasil dan dapat meningkatkan capaian mutu sekolah melalui supervisi akademik, oleh karena itu diharapkan kepada para Pengawas dapat melaksanakan pembinaan melalui supervisi akademik secara berkelanjutan.
Berdasarkan Permen No 13 Tahun 2007 tentang kompetensi Pengawas, dapat meningkatkan kinerja guru, serta dapat mengorganisasikan sekolah kearah perubahan yang diinginkan telah mencapai 100 % ketercapaiannya, maka kinerja guru dalam perancangan pembelajaran dengan menerapkan pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas tersebut dikatakan efektif. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan di atas dapat diterima.
P E N U T U P
Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Pembinaan Pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui supervisi akademik Pengawas menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putaran (Siklus).
- Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa seluruh guru melalui supervisi akademik Pengawas ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya.
- Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui supervisi akademik Pengawas bermanfaat dan dapat membantu guru untuk lebih muda memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran di sekolah dapat berjalan baik, dan dengan demikian peningkatan capaian mutu sekolah dapat ditingkatkan.
Saran – Saran
- Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan peningkatan kinerja guru dengan baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
- Pembinaan Pengawas melalui supervisi akademik diperlukan perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembinaan, dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan pemilihan konsep yang sesuai.
- Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama dengan membaca hasil karya para akhli sehingga tidak ketinggalan dengan daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab bersama memajukan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2007. Penelitian Tindakan Kepengawasan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bellon, J. J., & Bellon,E. C. 1982. Classroom Supervision and Instructional Improvement: A Synergetic Process (2nd ed.). Dubuque, IA: Kendall/Hunt.
Cogan, Morris. 1973. Academic Supervision. Boston: Holt, Reinhart and Winston.
Costa, A. L., & Garmston, R. J. 1994. Cognitive Coaching: A Foundation for Renaissance Schools. Norwood, MA: Christopher-Gordon.
Depdikbud. 1984. Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar Kependidikan: Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Glickman, C. D. 1990. Supervision Of Instruction: A Developmet Approach (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.
Goldhammer, R. 1969. Academic Supervision: Special Methods For The Supervision Of Teachers. New York: Hlot, Rinehart and Winston.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Harris, B. M. 1975. Supervisory Behavior In Education (2nded.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pajak, E. F. 1993. Approaches To Academic Supervision: Alternatives For Improving Instruction. Norwood, MA: Christopher-Gordon.
Sullivan, S., & Glanz, J. 2000. Alternative Approaches To Supervision: Cases from the field. Journal of Curriculum and Supervision, 15(3), 212-235.
Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusantara.
Widyastono, Herry. 1999. Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No 20 tahun ke-5, Desember