PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

DALAM MENGGUNAKAN MEDIA INFORMASI DAN TEKNOLOGI MELALUI IN HOUSE TRAINING

DI SDN KUTOHARJO 02 KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Cindrawasih Kridawati

Kepala SD Negeri Pati Lor 03

 

ABSTRAK

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis IT. Tujuan Peneltian Tindakan Sekolah (PTS) untuk mengetahui pengaruh In House Training terhadap peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis IT. Metode yang digunakan dalam PTS dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi, dan refleksi. Indikator keberhasilan PTS jika keaktifan para guru, kompetensi guru mengoperasikan IT, dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis IT menunjukan 75%. Hasil PTS melalui In House Trainning ada perkembangan dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan peningkatan. Adapun hasil siklus 2 selama guru mengikuti In House Training menunjukkan keaktifan guru yaitu 80%, ketrampilan guru dalam mengoperasikan IT 80% dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis IT 86%. Berdasarkan hasil siklus 2, hipotesis peneliti diterima artinya ada Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran menggunakan IT melalui In House Training. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan kepada guru-guru SDN Kutoharjo 02 agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan pembelajaran berbasis IT, kepada kepala sekolah agar memfasilitasi guru-guru untuk meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran berbasis IT, kepada Komite Sekolah SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati agar berperan dalam memfasilitasi saran IT dan mendanai kegiatan In House Training.

Kata kunci: Kompetensi Guru, IT, In House Training

 

PENDAHULUAN

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan itu, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah prestasi belajar. Masalah umum yang sering dihadapi oleh peserta didik khususnya siswa adalah hasil prestasi belajar yang belum memuaskan. Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan hasil prestasi belajar tersebut mengalami kegagalan dalam bidang akademik baik faktor-faktor yang berada dalam diri siswa maupun faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.

Peningkatan kualitas dan penguasaan guru terhadap pembelajaran IT dapat disiasati melalui In House Training yang difasilitasi oleh guru-guru senior atau pun mengundang narasumber. Sasaran dari In House Training ini adalah untuk memberikan strategi-strategi baru bagi guru untuk lebih kreatif dan spesifik dalam menyampaikan materi ajar.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apakah melalui In House Training dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis multimedia interaktif?
  2. Bagaimana langkah-langkah In House Training yang efektif dalam Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran berbasis Multimedia Interaktif di SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Tahun 2015/ 2016?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui apakah In House Training dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis multimedia interaktif.
  2. Mengetahui langkah-langkah yang efektif meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam pembelajaran melalui In House Training

KAJIAN TEORI

Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar adalah kecakapan, kebisaan atau ketrampilan-ketrampilan awal dan esensial yang harus dikuasai siswa untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang lebih tinggi (pengembangan diri). Berbicara, membaca, menulis dan berhitung permulaan di kelas satu, merupakan kompetensi dasar bagi penguasaan kompetensi yang lebih tinggi di kelas-kelas selanjutnya. Kompetensi dasar juga mencakup penguasaan kecakapan dan keterampilan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan dan mengembangkan diri baik secara fisik, sosial, intelektual maupun moral. lebih lanjut, yang harus dikuasai anak, remaja dan orang dewasa untuk eksistensi dirinya. Menjaga dan mempertahankan nama baik, harga diri dan reputasi merupakan kompetensi dasar.

Kompetensi umum

Merupakan penguasaan kecakapan dan ketrampilan yang diperlukan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, di sekolah, di masyarakat ataupun di lingkungan kerja. Kecakapan menyeberang di tempat penyeberangan (zebra cross), menghidupkan dan mematikan alat- alat elektronik, naik eskalator, naik lift, menggunakan telepon, menggunakan ATM dsb, merupakan contoh-contoh dari kompetensi umum. Dalam kehidupan global dewasa ini pengusaan IT, merupakan kompetensi umum yang harus dikuasai warga masyarakat/warga dunia saat ini.

Kompetensi Akademik

Merupakan kemampuan, kecakapan, ketrampilan mengaplikasikan atau menerapkan teori, konsep, kaidah, prinsip, model di dalam kehidupan. Kompetensi akademik juga berkenaan dengan penerapan dan pengembangan kecakapan dan masalah dan kreativitas. Peserta didik tidak hanya dituntut mengetahui dan mengerti teori, kaidah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mereka terima dalam berbagai bidang ilmu.

 

Kompetensi Vokasional

Berkenaan dengan pengembangan kecakapan dan keterampilan praktis dalam satu bidang pekerjaan. Kompetensi vokasional bisa berkenaan dengan penguasaan kecakapan dan keterampilan kerja pada tahap prakarya (prakejuruan), kejuruan dan tahap vokasional. Pengembangan kompetensi vokasional dilaksanakan dalam program pengajaran atau mata pelajaran praktik.

Kompetensi Profesional

Merupakan penguasaan kecakapan, kebisaan, keterampilan akademik dan vokasional tingkat tinggi. Kompetensi ini berkenaan dengan penguasaan kemampuan intelektual, sosial, motorik tingkat tinggi, seperti proses berfikir abstrak, analisis sintesis, konvergen-divergen, evaluatif, pemecahan masalah, dan kreativitas, keterampilan berkomunikasi dan memimpin, keterampilan mengoperasikan alat berteknologi tinggi dan lain-lain. Kompetensi profesional dikembangkan melalui program-program pendidikan profesi dan spesialisasi.

Kerangka Berpikir

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan dengan Melaksanakan In House Training dapat Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif di SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/ 2016.

Hiptesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah: ”Melalui In House Training dapat Meningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Berbasis IT di SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/ 2016.

METODE PENELITIAN

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalaha semua guru SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati dengan jumlah 9 guru, yang terdiri dari 1 guru laki- laki dan 8 guru perempuan. Dengan objek penelitian kemampuan mengoperasikan multimedia yang hiterogen

 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SDN Kutoharjo 02 yang beralamat Jl. Raya Pati Tayu Km.3 No. 55a desa Kutoharjo, Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2015/ 2016.

Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Tindak Sekolah (PTS) dibedakan menjadi 2 yaitu variabel masalah dan variabel tindakan yang akan diteliti.

Adapun variabel masalah adalah kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis multimedia interaktif disebut sebagai variabel terikat. Sedangkan variabel yang akan diteliti adalah kegiatan In House Training.

 

Prosedur Penelitian

Penelitian ini tergolong PTS dengan empat langkah pokok yaitu: Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan (observasi), dan Refleksi, dengan melibatkan 9 orang guru SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

Berdasarkan desain di atas diuraikan sebagai berikut:perencanaan, pelaksanaan (action), observasi (observation), refleksi (reflection)

Setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan seterusnya, dan berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut berhasil”. (Sudjana, 2009: 8).

Instrumen (alat) Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari: (1) rubrik Penilaian Keaktifan guru mengikuti In House Training, (2) rubrik Penilaian Ketrampilan Guru Mengoperasionalkan Multimedia Interaktif dalam kegiatan In House Training, dimuat pada Lampiran B, (3) rubrik Penilaian Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif, dimuat pada Lampiran C, (4) pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru selama In House Training dalam meningkatkan kompetesi guru dalam melaksanakan pembelajaran, dimuat dalam Lampiran D.

Rubrik ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan sesudah proses In House Training. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, digunakan teknnik Observasi dengan menggunakan rubrik penilaian keaktifan, ketrampilan, dan aktivitas. Wawancara (diskusi) untuk mengetahui pikiran guru-guru yang tidak dapat digali melalui observasi. Studi Dokumenter yaitu usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Studi Pustaka teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian.

Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan obeservasi dari pelaksanaan siklus PTS dianalisis secara deskriptif sebagai berikut: Keaktifan para guru dalam mengikuti In House Training kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah, (2) ketrampilan para guru dalam menggunakan IT tinggi,sedang, rendah, (3) implentasi tindakan dalam pembelajaran IT dengan kategori berhasil, kurang,tidak berhasil.

Indikator Keberhasilan

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang akan dilihat sebagai indikator kinerja yang ditetapkan adalah peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran berbasis IT melalui In House Training.

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Sekolah jika: (1) keaktifan para guru dalam mengikuti In House Training yaitu 75%, (2) kompetensi para guru dalam mengoperasikan multimedia interkatif yaitu 75%, (3) kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis multimedia interaktif yaitu 75%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini guru ”didiagnosis” Peneliti mengamati aktivitas guru dalam mengoperasikan IT. Hasil pengamatan dan evalusi tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus penelitian. Hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan guru-guru SDN Kutoharjo 02 sebagian besar belum mampu mengoperasikan komputer. Pelaksanakan Penelitian Tindakah Sekolah (PTS) melalui dua tahapan siklus. Kedua tahapan siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengematan dan refleksi sebagai berikut:

Siklus 1

Berdasarkan hasil penilaian tersebut selanjutnya direkap, dihitung nilai rata- rata nilai tertinggi, nilai terendah, dan prosentase ketercapaian indikator. Hasil rekapitulasi seperti terlampir.

REKAPILUTASI TINGKAT KEAKTIFAN GURU DALAM MENGIKUTI IN HOUSE TRAINING

SIKLUS 1

Dari hasil rekapitulasi tingkat keaktifan guru dalam mengikuti In House Training diperoleh data, sebanyak 2 orang tergolong rendah, 3 orang tergolong sedang, dan 4 orang tergolong tinggi.

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keaktifan dalam tinggi 44.44%, ketrampilan multimedia 22.22%, dan kompetensi dalam pembelajaran berbasis multimedia 33.33%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan penelitian ini adalah 75%.

Refleksi Tindakan: Dari hasil refleksi dapat diambil kesimpulan bahwa perlu penerapan In House Training yang lebih tegas lagi daripada siklus pertama.

Siklus 2

Perencanaan: Dari siklus pertama, penelti merencanakan untuk In House Training yang lebih tegas dibanding dengan siklus 2.

Pelaksanaan: Peneliti menunjuk guru komputer bertindak sebagai narasumber. Guru komputer melakukan cara mengoperasikan komputer, cara membuat materi pembelajaran dengan power point, dan mengopersikan internet. Semua guru mempraktikan cara mengoperasikan komputer, cara membuat materi pembelajaran dengan power point, dan mengopersikan internet.

Pengamatan: Pengamatan atau obsevasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi meliputi Keaktifan para guru dalam mengikuti In House Training, Kompetensi para guru mengoperasikan IT, Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis IT.

REKAPILUTASI TINGKAT KEAKTIFAN GURU DALAM MENGIKUTI IN HOUSE TRAINING SIKLUS 2

Dari hasil rekapitulasi tingkat keaktifan guru dalam mengikuti In House Training diperoleh data, sebanyak 1 orang tergolong rendah, 3 orang tergolong sedang, dan 5 orang tergolong tinggi.

    Dari hasil rekapitulasi tingkat kompetensi guru dalam menguasai multimedia selama mengikuti In House Training diperoleh data, sebanyak 1 orang tergolong rendah, 3 orang tergolong sedang, dan 5 orang tergolong tinggi.

REKAPILUTASI TINGKAT KOMPTENSI GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA DALAM MENGIKUTI IN HOUSE TRAINING SIKLUS 2

Dari data siklus kedua dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keaktifan dalam tingggi 55.56%, ketrampilan multimedia 55.56%, dan kompetensi dalam pembelajaran berbasis multimedia 44.44%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan penelitian ini adalah 70%.

(4) Refleksi:Peneliti menganalisis hasil pengamatan dan membuat kesimpulan sementara. Peneliti membuat perbaikan tindakan pembelajaran untuk pencapaian indikator pada lembar penilaian.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ”Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif melalui In House Training di SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/ 2016 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Keaktifan guru dalam mengikuti In House Training Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus pertama.
  2. Terjadi Peningkatan Ketrampilan Guru dalam menguasai Multimedia Interaktif melalui In House Training di SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati.
  3. Terjadi Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif melalui In House Training di SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini, penulis merekomendasikan:

  1. Untuk guru SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Agar mengoptimalkan para guru dalam pembelajaran berbasis multimedia interkatif sebagai pengembangan metode pembelajaran yang inovatif, efektif, kreatif, dan menyenangkan.
  2. Untuk Kepala SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Agar memfasilitasi para guru meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis multimedia interkatif, baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non formal atas keinginan sendiri atau saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan pengembangan profesi dalam jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar, workshop dan lain-lain.
  3. Kepada Komite SDN Kutoharjo 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Agar memfasilitasi para guru guna meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran berbasis multimedia interkatif, termasuk dalam melengkapai sarana dan prasaran multimedia interakti yang selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bruner,J. (1978). The Process of Educational Technology (terjemahan). Cambridge: Harvard University.

Depdiknas Dirjen PMPTK, 2007, Landasan Konsep Prinsip dan Strategi PAKEM, Jakarta, Direktorat Pembinaan Diklat.

Farris, P.J. and Cooper, S.M. (1994).Elementary Social Studies. Dubuque (terjemahan), USA: Brown Communications, Inc.

http://www.scribd.com/doc/45383106/Artikel-10105507).

http://tikettraining.com/pengertian-in-house-training-tujuan-dan-manfaatnya.html

http://cepiriyana.blogspot.com/

http://www.cssc.its.ac.id/index.php/In-House-Training/In-House-Training.html

http://wahanaweb.com/in-house-training.html

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentangStandar Isi

Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret2005.

Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.

Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang.

Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suhardjono, A. AzisHoesein,dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta:Diknas.