Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Supervisi Akademik Dengan Pendampingan
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PAKEM MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
DENGAN PENDAMPINGAN DI SD NEGERI MRANGGEN 2
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Suparmi
SD Negeri Mranggen 2 Kabupaten Demak
ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang dari hasil supervisi akademik tahun pelajaran 2018/2019 terhadap 6 guru kelas tinggi SD Negeri Mranggen 2 hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Hal ini ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester pada mata pelajaran Matematika yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) mapel. Rendahnya nilai mata pelajaran Matematika ini menjadi salah satu indikator rendahnya kinerja guru dengan kata lain kinerja guru belum memuaskan. Hal ini disebabkan (1) kurang maksimalnya kepala sekolah dalam melakukan bimbingan terhadap guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2) pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas kepada guru masih berkisar pada administrasi, (3) guru belum mampu dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (4) komitmen guru sebagai pendidik yang profesional masih rendah, (5) proses pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional (6) kreativitas guru dalam pembelajaran masih rendah, (7) guru hanya sebatas datang di sekolah dan melaksanakan tugas pembelajaran di kelas. (9) motivasi untuk meningkatkan diri dalam melaksanakan tugas masih rendah, dan (10) adanya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah jadi atau dapat dibeli. Masalah yang diteliti adalah rendahnya kinerja guru-guru di SD Mranggen 2 dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah.untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengembangkan RPP. Tindakan pada siklus 2 tergantung dari hasil refleksi pada siklus sebelumnya dan seterusnya sampai tercapai tujuan yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik dengan pendampingan ternyata dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengembanngkan media pembelajaran Matematika berbasis Pakem yaitu (1) kinerja guru dalam menentukan tujuan pembelajaran mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dengan nilai rata-rata siklus 1 11, 08 menjadi 13,67, (2) kinerja guru menyusun materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi rata-rata 9,11 pada siklus 1 menjadi 11,33, (3) kinerja guru dalam memilih strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai dengan nilai rata-rata 10,91 pada siklus 1 menjadi 16,58, (4) guru mampu memilih media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, rata-rata 10,08 pada siklus 1 menjadi 16,67, dan (5) kinerja guru dalam menyusun perangkat evaluasi kategori baik, karena guru mampu memberikan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga rata-rata pada aspek ini 9,75 pada siklus 1 menjadi 17, 57. Secara keseluruhan hasil pelaksanaan supervisi akademik tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP dari kategori cukup pada siklus 1 dengan nilai rata-rata 51 menjadi kategori baik dengan nilai rata-rata 75,83. pada siklus 2
Kata kunci: Kompetensi Guru, Media Pembelajaran Pakem, Supervisi Akademik dengan pendampingan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tugas kepala sekolah merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan memberikan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran di sekolah melalui supervisi akademik yang dilakukan di sekolahnya. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah akan mempengaruhi kinerja guru. Blumberg (1980) menyatakan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran guru akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Didorong dengan kemauan yang keras untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem di sekolah, kepala sekolah harus melakukan berbagai strategi pembinaan dan supervisi yang mendorong guru dapat melaksanaan pembelajaran di kelas sesuai dengan standar proses pendidikan yang telah ditetapkan.
Kegiatan supervisi ini dilakukan dalam semua mata pelajaran yang diberikan guru. Berdasarkan hasil supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah, menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik mata pelajaran Matematika menunjukkan hasil belajar yang rendah. Peserta didik rata-rata dari kelas 1-6 nilainya rendah. Mereka kurang memahami konsep-konsep penyelesaian matematika. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru belum memanfaatkan media dan metode yang bervariasi. Mereka masih sekadar bekerja untuk memenuhi kewajiban sebagai guru menyampaikan pelajaran kepada peserta didik.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dilakukan oleh SD Negeri Mranggen 2 untuk meningkatkan kualitas guru antara lain melalui pelatihan, seminar, workshop, pemantapan kegiaatan KKG dan PKG, namun hasilnya belum optimal. Hasil laporan evaluasi akhir semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 yang dilakukan oleh penulis selaku kepala sekolah terhadap 6 guru hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Hal ini ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester pada beberapa mata pelajaran yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) mapel Rendahnya nilai ulangan akhir semester ini menjadi salah satu indikator rendahnya kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem dengan kata lain kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem belum memuaskan.
Evaluasi diri bersama antara guru, kepala sekolah, dan kepala TK, ternyata SD Negeri Mranggen 2 tentang rendahnya kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem ini akhirnya diketahui beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Faktor-faktor tersebut adalah 1) kurang maksimalnya kepala sekolah dalam melakukan bimbingan terhadap guru dalam mengembangkan pembelajaran berbasis Pakem (RPP), 2) pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada guru sering mencari-cari kekurangan dan kesalahan, 3) guru belum mampu dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis Pakem (RPP), 4) komitmen guru sebagai pendidik yang profesional masih rendah, 5) proses pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional 6) kreativitas guru dalam pembelajaran masih rendah, 7) guru hanya sebatas datang di sekolah dan melaksanakan tugas pembelajaran di kelas. 9) motivasi untuk meningkatkan diri dalam melaksanakan tugas masih rendah, dan 10) adanya pembelajaran berbasis Pakem (RPP) yang sudah jadi atau dapat dibeli.
Dari beberapa penyebab rendahnya kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika, penulis selaku kepala sekolah memprioritaskan masalah pengembangan media Matematika pembelajaran berbasis Pakem. Sebab melalui pembelajaran berbasis Pakem dapat diketahui kadar kemampuan dan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem dalam menjalankan profesinya. Untuk itu, melalui supervisi akademik model pendampingan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah supervisi akademik model pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem SD Negeri Mranggen 2 kecamatan Mranggen semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 ? (2). Seberapa besar peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem melalui supervisi akademik model pendampingan di SD Negeri Mranggen 2 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 ? (3). Bagaimanakah perubahan perilaku guru supervisi akademik model pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem SD Negeri Mranggen 2 kecamatan Mranggen semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 ?
Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah
Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah: (1). Mendeskripsikan supervisi akademik model pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem kelas SD Negeri Mranggen 2 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. (2). Menetukan besaran peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem kelas SD Negeri Mranggen 2 melalui supervisi akademik model pendampingan di SD Negeri Mranggen 2 kecamatan Mranggen semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. (3). Mendeskripsikan perubahan perilaku guru dalam peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem melalui supervisi akademik model pendampingan di SD Negeri Mranggen 2 kecamatan Mranggen semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Pakem
Kinerja guru merupakan aktivitas yang dilakukan dalam rangka melaksanakan pembelajaran mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi dan tindak lanjut. Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. (LAN, 1992). Menurut August W. Smith, Kinerja adalah performance is output derives from processes, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability, capacity, held, incentive, environment dan validity (Noto Atmojo, 1992).
Kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem mempunyai spesifikasi tertentu. Kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Hakikat Supervisi Akademik
Supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah yang berkaitan dengan pembelajaran. Salah satu dimensi kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah adalah supervisi. Secara etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian ini merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan lebih tinggi dari pada yang di lihat. Sedangkan menurut KBBI (2002) kata supervisi artinya kepala dan utama, pengontrolan utama, dan kata akademik maknanya sesuatu yang berhubungan dengan lembaga pendidikan tinggi yang mendidik tenaga profesional. Berkaiatan dengan itu Pidarta (2009) menyebutkan supervisi adalah segala bantuan dari para pimpinan sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan.
Supervisi Akademik Model Pendampingan
Berdasarkan uraian tentang pengertian supervisi, prinsip-prinsip, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan teknik supervisi akademik. Penulis dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) menggunakan istilah Model Pendampingan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2002) Model Pendampingan maknanya amat menarik hati, dengan demikian supervisi akademik model pendampingan maksudnya suatu pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik individual tetapi dengan cara-cara Model Pendampingan yaitu tidak mencari-cari kekurangan dan kesalahan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika tetapi justru memberikan bimbingan kepada guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika dengan cara menarik hati guru agar tidak merasa takut tetapi sangat menyenangkan.
Tahap-tahap supervisi akademik dengan teknik individual menurut BBM Bermutu (2009) ada empat tahap yaitu (1) tahap persiapan yaitu supervisor merencanakan waktu,sasaran.(2) tahap pengamatan selama kunjungan,(3) tahap akhir kunjungan pada tahap ini supervisor dan guru membicaran hasil kunjungan, dan (4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut atau refleksi.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Rancangan penelitian ini meggunakan penelitian tindakan (action research) yang diperkirakan dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian dilakukan di SD Negeri Mranggen 2, selama bulan Juli sampai bulan Desember 2018. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, satu siklus 4 kali pertemuan.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah 6 guru kelas. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah kemampuan guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan aspek yang dilihat adalah (1) tujuan pembelajaran (2) materi pembelajaran, (3) strategi dan metode, (4) media pembelajaran dan (5) evaluasi.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang bersifat siklik. Sedangkan kemampuan yang ditingkatkan adalah kemampuan guru kelas dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Tindakan diperkirakan sebanyak dua siklus, setiap siklus menggacu pada tujuan dan permasalahan penelitian.
Siklus dalam kegiatan supervisi akademik ada 4 tahapan yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pengamatan selama kunjungan, (3) tahap akhir kunjungan, dan (4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut atau refleksi.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Menurut Arikunto (2003) statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang belaku secara umum atau generalisasi sehingga dalam penelitian tindakan dengan menggunakan statistik deskreptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan merujuk pada teknik analisis data yaitu interprerasi data hasil observasi.
Indikator Keberhasilan
Keberhasilan penelitian tindakan sekolah ini diperlukan indikator keberhasilan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tindakan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampauan guru dalam perencanaan pembelajaran kategori baik pada semua aspek. Adapun aspek yang akan ditingkatkan terdiri dari 5 aspek yaitu (1) tujuan pembelajaran,(2) materi pembelajaran, (3) strategi dan metode pembelajaran, (4) media pembelajaran, dan (5) evaluasi hasil belajar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus 1
Tahap Persiapan
Persiapan awal kegiatan akademik dengan teknik Model Pendampingan dilakukan oleh kedua pihak antara peneliti selaku supervisor dan guru. Dengan adanya kebersamaan antara peneliti dan guru maka terbangun suatu komunikasi dan interaksi yang efektif dan efesien antara kedua belah pihak dan pada akhirnya semua persiapan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana kegiatan. Hasil persiapan awal adalah (a) teridentifikasi permasalahan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan mengembangkan media pembelajaran matematika, (b) kepala sekolah siap membantu pelaksaan supervisi akademik dengan teknik Model Pendampingan, (c) tersusunnya aspek yang akan diamati, dan jadwal kunjungan.
Tahap Pengamatan
Dari pertemuan tersebut diketahui berbagai kekurangan atau kelemahan yang dimiliki oleh guru dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis Pakem (RPP) untuk diperbaiki. Kekurangpahaman guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika terletak pada komponen (1) menentukan tujuan pembelajaran,(2) memilih materi ajar, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran,(4) menentukan media pembelajaran, (5) evaluasi hasil belajar yang dijabarkan dalam teknik penilaian.
Tahap Akhir Kunjungan
Berdasarkan hasil pengamatan ternyata guru masih rendah dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis Pakem (RPP) yaitu pada (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai (4) pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Hasil catatan inilah yang akan ditunjukkkan kepada guru dalam kegiatan tahap refleksi.
Tahap Refleksi
Peneliti memposisikan diri sebagai pendengar yang baik dan mencatat hasilnya cerita dari tiap-tiap guru. Selesai pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik Model Pendampingan terhadap 6 guru, peneliti mengumpulkan semua guru dan dan menjelaskan hasil temuan yang dibuat rangkuman dari 6 guru sebagai berikut (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar sehingga perlu adanya pembenahan, (2) materi ajar sebatas mengutip pada buku teks sehingga materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai (4) media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Akhir dari pertemuan balikan peneliti memberikan data hasil pengamatan kepada guru kemudian guru menganalisis data hasil pengamatan dan mendiskusikan untuk perbaikkan pada siklus ke 2.
Tabel 3. Hasil Supervisi Akademik pada Siklus 1
No | Nama Guru | Aspek 1 | Aspek 2 | Aspek 3 | Aspek 4 | Aspek 5 | Jml |
1 | R1 | 13 | 7 | 12 | 13 | 11 | 56 |
2 | R2 | 10 | 8 | 8 | 10 | 8 | 44 |
3 | R3 | 12 | 10 | 11 | 10 | 8 | 51 |
4 | R4 | 12 | 10 | 10 | 12 | 11 | 55 |
5 | R5 | 12 | 10 | 14 | 12 | 16 | 64 |
6 | R6 | 10 | 10 | 11 | 10 | 10 | 51 |
Jumlah | 69 | 65 | 68 | 67 | 68 | 308 | |
Rata-rata | 11,08 | 9,17 | 10,91 | 10,08 | 9,75 | 51 |
Dari data diatas yang merupakan dari hasil supervisi akademik model pendampingan pada siklus 1 menunjukkan rata-rata kemampuan guru pada setiap aspek sebagai berikut (1) menentukan tujuan pembelajaran rata-rata 11,08,(2) memilih materi ajar rata-rata 9,17, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran rata-rata 10,91, (4)menentukan media pembelajaran rata-rata 10,08, (5) evaluasi hasil belajar rata-rata 9,75. Secara keseluruhan hasil supervisi akademik model pendampingan tentang kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika kategori cukup dengan nilai rata-rata 51 sehingga perlu dilanjutkan pada siklus 2.
Melalui data yang ditunjukkan oleh supervisor kepada guru, guru akhirnya mampu untuk menemukan kekurangan dirinya serta mampu untuk memperbaiki kekurangannya. Peneliti memberikan bimbingan dan pendampingan teknis agar guru dapat mengembangkan media pembelajaran Matematika dengan baik sesuai dengan standar proses pendidikan pada siklus 2.
Siklus 2
Tahap Persiapan
Hasil pada tahap persiapan adalah teridentifikasi permasalahan dari hasil siklus 1 yaitu (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai (4) pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan diakhiri dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan dalam menyusun pembelajaran berbasis Pakem yaitu antara lain: (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik (4) pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan tujuan pembelajar.
Tahap Akhir Kunjungan
Peneliti selaku supervisor meneliti dan mencatat secara cermat tentang dokumen RPP yang telah dibuat oleh guru yang dimulai dari (1) menuliskan identitas mata pelajaran, (2) menuliskan standar kompetensi, (3) menuliskan kompetensi dasar,(4) menentukan indikator,(5) menentukan tujuan pembelajaran,(6) menuliskan materi ajar,(7) menentukan metode pembelajaran, (8) menetapkan kegiatan pembelajaran, (9) memilih sumber belajar, dan (10) menentukan penilaian. Hasil catatan inilah yang akan ditunjukkan kepada guru dalam kegiatan pertemuan balikan.
Tahap refleksi
Hasil rangkuman dari cerita guru tersebut adalah (1) tujuan pembelajaran sudah mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) strategi dan metode pembelajaran disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik (4) media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran sudah sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar sudah sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Akhir dari tahap refleksi peneliti memberikan data hasil pengamatan, terhadap dokumen RPP yang memuat media pembelajaran Matematika sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Supervisi Akademik Pada Siklus 2
No | Nama Guru | Aspek 1 | Aspek 2 | Aspek 3 | Aspek 4 | Aspek 5 | Jml |
1 | R1 | 15 | 10 | 21 | 17 | 19 | 80 |
2 | R2 | 13 | 12 | 15 | 16 | 17 | 73 |
3 | R3 | 13 | 12 | 17 | 17 | 18 | 78 |
4 | R4 | 14 | 12 | 17 | 18 | 18 | 79 |
5 | R5 | 15 | 12 | 20 | 18 | 20 | 85 |
6 | R6 | 15 | 11 | 16 | 17 | 16 | 74 |
Jumlah | 98 | 81 | 103 | 104 | 101 | 509 | |
Rata-rata | 13,67 | 11,33 | 16,58 | 16,67 | 17,57 | 75,83 |
Berdasarkan data diatas pelaksanaan supervisi akademik pada siklus 2 menunjukkan rata-rata kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika sebagai berikut (1) kemampuan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran rata-rata 13,67, (2) mengembangkan materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur rata-rata 11,33, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran rata-rata 16,58 (4)pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran rata-rata 16,67 (5) evaluasi proses dan hasil belajar adalah 17, 57.
Secara keseluruhan hasil pelaksanaan supervisi akademik tentang kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika kategori baik dengan nilai rata-rata 75,83 Dengan hasil tersebut di atas maka pelaksanaan supervisi akademik dengan cara Model Pendampingan dianggap berhasil karena hasilnya baik dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
Kebermanfaatan Supervisi Akademik
Supervisi akademik dengan Model Pendampingan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah.Berdasarkan kuesioner yang terdiri dari 10 pernyataan dan diedarkan kepada kepala sekolah setelah pelaksanan siklus 2 ini. Secara umum bahwa pelaksanaan supervisi klinis dari 8 kepala sekolah menyatakan bahwa supervisi akademik bermanfaat 65 dan sangat bermanfaat 55.
Tabel 5. Kebermanfaatan supervisi bagi Kepala Sekolah
No | Pernyataan | STB | TB | B | SB |
1 | Memperbaiki perangkat pembelajaran | 0 | 0 | 4 | 8 |
2 | Meningkatkan kemampuan dalam menyusun RPP | 0 | 0 | 6 | 6 |
3 | Meningkatkan profesional guru | 0 | 0 | 6 | 6 |
4 | Meningkatkan kemampuan dalam menentukan indikator | 0 | 0 | 8 | 4 |
5 | Mengembangkan materi ajar | 0 | 0 | 7 | 5 |
6 | Memilih metode yang tepat | 0 | 0 | 7 | 5 |
7 | Mengembangkan sumber belajar | 0 | 0 | 6 | 6 |
8 | Meningkatkan keterampilan menyusun soal tes | 0 | 0 | 8 | 4 |
9 | Meningkatkan dalam pelaksanaan evaluasi | 0 | 0 | 6 | 6 |
10 | Mnyusun teknik tes | 0 | 0 | 5 | 7 |
Jumlah | 0 | 0 | 65 | 55 |
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada siklus 1 kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika yang diungkap melalui supervisi akademik terhadap 5 aspek dan 24 indikator berada pada kategori cukup. Secara keseluruhan hasil supervisi akademik model pendampingan tentang kemampuan guru dalam menyusun pembelajaran berbasis Pakem dengan rata-rata nilai 51
Data diatas menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) kategori cukup.Adapun penjelasannya sebagai berikut:
(1).Pada aspek tujuan pembelajaran, ternyata tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar, kegiatan tersebut sehingga hasilnya cukup yaitu dengan rata-rata 11,08. (2). Kemampuan guru dalam aspek materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator, masih rendah nilai rata-rata 9,11. (3). Kemampuan dalam aspek memilih strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik sehingga karegori cukup dengan nilai rata-rata 10,91. (4). Dalam aspek pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dengan nilai rata-rata 10,08. (5). Kemampuan pada aspek prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pada aspek ini nilai rata-rata 9,75.
Secara keseluruhan hasil supervisi akademik dengan Model Pendampingan tentang kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika kategori cukup dengan nilai rata-rata 51
Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika pada siklus 2 sebagai berikut. (1) Kemampuan guru dalam kemampuan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran sudah mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar rata-rata 13,67, (2). Dalam menyusun materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur sudah ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi rata-rata 11,33, (3). Kemampuan memilih strategi dan metode pembelajaran sudah sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai rata-rata 16,58, (4). Guru mampu memilih media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, rata-rata 16,67, (5). Kemampuan guru dalam menyusun perangkat evaluasi kategori baik, karen guru mampu memberikan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga rata-rata pada aspek ini adalah 17, 57.Secara umum hasil pelaksanaan supervisi akademik tentang kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematikakategori baik dengan nilai rata-rata 75,83.
Dengan hasil tersebut di atas maka pelaksanaan supervisi akademik dengan cara Model Pendampingan dianggap berhasil karena hasilnya baik dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem meningkat terbukti dari rencana pembelajaran yang disusun efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap daftar nilai, ternyata nilai yang diperoleh peserta didik dari 8 sekolah tersebut rata-rata meningkat tajam. Ini berrarti guru kelas SD Negeri Mranggen 2 Kecamatan Mranggen berhasil meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kebermanfaatan supervisi akademik secara umum dengan cara-cara Model Pendampingan bagi kepala sekolah yang menyatakan pendapat bermanfaat 65 dan pendapat sangat bermanfaat 55. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan diterima yang supervise akademik Model Pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem kelas SD Negeri Mranggen 2. Ada peningkatan dan kebermanfaatan yang siginifikan bagi peserta didik dan guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika inovatif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya peningkatan kompetensi guru setelah dilakukan pendampingan dalam mengembangkan media pembelajaran matematika ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.
SIMPULAN
(1). Kemampuan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dengan nilai rata-rata siklus 1 11,08 menjadi 13,67 pada siklus 2. Kemampuan menyusun materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi rata-rata 9,11 pada siklus 1 menjadi 11,33 di siklus 2. Kemampuan memilih strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai dengan nilai rata-rata 10,91 pada siklus 1 menjadi 16,58 di siklus 2. (2). Pelaksanan supervisi akademik cara-cara Model Pendampingan dari kuesioner yang berisi 6 pernyataan menunjukkan bahwa suprevisi akademik bagi kepala sekolah menyatakan pendapat bermanfaat 65 dan pendapat sangat bermanfaat 55. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa supervise akdemik Model Pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem kelas SD Negeri Mranggen 2.
REKOMENDASI
Dari hasil dan pembahasan penelitian tindakan sekolah peneliti memberikan rekomendari kepada pemangku pendidikan di UPTD Pendidikan Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebagai berikut.(1).Guru supaya mengembangkan media pembelajaran matematika yang bervariasi, dan berkreatif dalam mengembangkan media pembelajaran Matematika sehingga pelaksanaan pembelajaran akan menjadi aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan. (2). Kepala sekolah agar membimbing guru dalam upaya mengembangkan media pembelajaran Matematika dan pembelajaran dapat tersusun dengan baik. (3).Kepala sekolah supaya memberikan pendampingan secara profesional dalam upaya membantu guru dalam mengembangkan media pembelajaran Matematikamelalui supervisi akademik yang berkelanjutan. (4).Dinas pendidikan supaya memberikan motivasi kepada guru, kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kualitas kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Pakem dan kepala sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suhartini.(2003) Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara
Blumberg, A.(1980).Supervisiors and teachers: A private cold war (2nd ed) Berkeley,. CA: McCutchan
Cogan,M.(1973). Clinical supervision. Boston: Houghton-Mifflin.practices for helping teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston
Darmo Mulyoatmodjo. 1980. Micro Teaching. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru
Dunkin. J. Michael. 1989. Teaching and Teacher Education. New York. Pergoman Press.
Departemen Pendidikan Nasional.2003. Undang-Undang No 20 tentang Sisdiknas. Dikdasmen:Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional.2007. Peraturan Mendiknas No 12 tentang Standar Kompetensi Kepala. BNSP:Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional.2009. BBM untuk KKPS. PMPTK::Jakarta
http://www.sasked.gov.sk.ca./docs/policy/app.oach/index.html.(Instructional Approch, a Framework for Profesional Practice).
http://www.idss.com.au. (Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi)
Hastuti. 2005.Kontibusi Hasil Pelatihan Guru dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru.Jurnal Pendidikan Widya Tama No 2/2005.LPMP: Semarang
Kusmianto. 2003. Kinerja Kepala Sekolah dan Kepala dalam Membina Kemampuan Mengajar Guru. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Pidarta, Made.2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual.PT. Rineka Cipta: Jakarta
Sahertian,2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. PT.Rineka Cipta:Jakarta
Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (1998). Supervision: A re-definition (6th ed.). Boston: McGraw-Hill.