PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

DALAM PELAKSANAN PEMBELAJARAN

DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH

SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI SUPERVISI KLINIS

TEKNIK PERCAKAPAN PRIBADI BAGI GURU KELAS VI

DABIN DIPONEGORO KECAMATAN ANDONG PADA SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Narni

Pengawas TK/D/SDLB

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru di Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Penelitian dilakukan di kelas VI Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, dengan jumlah guru sebanyak 6 (enam) orang. Untuk menganalisis data digunakan teknik analisa deskriptif. Indikator keberhasilan adalah jika setelah dilakukan pembinaan dapat meningkatkan menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori sangat baik, sedangkan guru yang sebelum penelitian sudah berkategori baik, diharapkan dapat berubah menjadi bernilai sangat baik, Jumlah guru yang berkategori sangat baik mencapai 75%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan supervisi klinis teknik percakapan pribadi bagi guru kelas VI di SD daerah binaan Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari prasiklus sebesar 67,59 (cukup) menjadi 83,43 (baik) pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 88,43 pada siklus II, Kategori sangat baik dari prasiklus sebesar 0.00% menjadi 50.00% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 83.33% pada siklus II. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek. (2) Dengan supervisi klinis teknik percakapan pribadi secara kolaboratif yang dilakukan terhadap guru kelas VI, di SD daerah binaan Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, permasalahan yang dihadapi guru khususnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat diatasi.

Kata kunci: kompetensi guru, lingkungan sekolah, supervisi klinis

PENDAHULUAN

Berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar di kelas tergantung daripada guru, oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru perlu memiliki berbagai ketrampilan mengajar. Berdasarkan monitoring terhadap kinerja guru di Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong, semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, serta hasil identifikasi dan diskusi dengan kepala sekolah di SD binaan, khususnya terkait dengan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dapat disimpulkan bahwa guru-guru di Dabin Diponegoro, khususnya guru kelas VI, perlu mendapat perhatian khusus. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penilaian awal yang dilakukan terhadap 6 orang guru kelas VI, yaitu guru SD Negeri 1 Kacangan, SD Negeri 2 Kacangan, SD Negeri 3 Kacangan, SD Negeri 2 Mojo,SD Negeri 3 Mojo, dan SD Negeri 2 Ngoyog Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017, guru yang memiliki ketrampilan mengajar sangat baik tidak ada (0%), baik 2 orang (16,67%), cukup sebanyak 3 orang (50%), dan kurang sebanyak 1 orang (16,67%). Dengan rata-rata skor 65,81, skor terendah sebesar 44,44, dan skor tertinggi sebesar 72,22.

Kondisi tersebut, menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru belum mampu memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan baik. Hal ini tidak sepenuhnya merupakan kekurangan pada diri guru di Dabin Diponegoro. Namun sangat dimungkinkan Pengawas maupun kepala sekolah belum mengupayakan pembinaan , baik dalam bentuk pembinaan kelompok, pembinaan individu, maupun pendampingan secara terprogram dan terencana. Pengawas belum melaksanakan tupoksinya secara optimal.

Kemampuan guru dalam melaksanakana pembelajaran khususnya dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sangat diperlukan, hal ini disebabkan lingkungan sekolah merupakan lingkungan nyata yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga apabila guru tidak mampu mengkaitkan pembelajaran dengan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, maka pembelajaran kurang dapat menimbulkan kesan bagi siswa.

Hasil monitoring pengawas terhadap penilaian ketrampilan mengajar guru, mengacu pada instrumen penilaian kinerja guru tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar meliputi 6 (enam) aspek yaitu: (1) kegiatan pendahuluan (apersepsi dan motivasi); (2) Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan, (3) Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah, (4) Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkungan sekolah, (5) Kemampaun membuat evaluasi berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dan (6) Penutup pelajaran (memberi penguatan, memberi PR tentang pemanfaatan lingkungan sekolah).

Berdasarkan hasil penilaian awal diketahui bahwa penguasaan guru terhadap aspek-aspek tersebut tergolong cukup, dengan skor rata-rata sebesar 64,81, skor terendah pada penguasaan aspek 3 yaitu tentang kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah dan aspek 4 tentang kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkuan sekolah, dengan skor rata-rata sebesar 61,11, sedangkan aspek lainnya skor rata-rata sebesar 66,67.

Memperhatikan kondisi tersebut di atas, Pengawas memiliki kewajiban untuk membantu meningkatkan ketrampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dengan melakukan pembinaan. Salah satu teknik yang dapat diterapkan adalah dengan melakukan supervisi klinis teknik percakapan pribadi. Melalui percakapan pribadi privasi guru lebih terjamin, sehingga kelemahan-kelamahan guru tidak diketahui oleh guru lain.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti yang sekaligus sebagai pengawas sekolah di Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong berkewajiban untuk meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru kelas VI, dan sekaligus sebagai bentuk laporan penelitian tindakan sebagai partisipasi aktif dalam meningkatkan kinerja guru di daerah binaan.

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini peneliti mengadakan tindakan dua siklus. Secara umum gambaran tindakan yang peneliti lakukan pada Siklus I adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru yang dilanjutkan dengan tindakan perbaikan berupa percakapan pribadi, demikian pula pada siklus II yang merupakan tindak lanjut siklus I, peneliti menilai dan melakukan pembinaan melalui percakapan pribadi yang difokuskan pada perbaikan berdasarkan hasil penilaian.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar guru kelas VI Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017, dapat meningkat setelah dilakukan tindakan supervisi klinis teknik percakapan pribadi?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru di Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru kelas VI SD Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong.

KAJIAN PUSTAKA

Kompetensi Guru

Menurut Sarimaya (2008: 17) mengemukakan kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Kompetensi guru menurut Sarimaya (2008: 17) menyatakan bahwa: “kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”.

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar

Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati (Supardi, 2005: 2). Lingkungan utama yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya (Sukmadinata, 2007: 164). Sukmadinata menambahkan keterangannya bahwa lingkungan yang diamksud tersebut meliputi: lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, dan media belajar, lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya.

Suvervisi Klinis

Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinu untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun kelompok (Sagala, 2009: 194). Menurut Mulyasa (2006: 155) mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan.

Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir dalam penelitian adalah guru sebagai penentu keberhasilan pembelajaraan perlu memiliki keterampilan dan pemahaman tentang penerapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar agar dalam melaksanakan pembelajaran lebih optimal. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan kelas yang lebih intensif oleh pengawas sekolah sekaligus sebagai peneliti. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi alternatif strategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek. Pada pembelajaran dengan strategi ini guru bertindak sebagai pelatih metakognitif yaitu membantu siswa dalam menemukan materi belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan laporan dan dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi. Untuk itu guru perlu memiliki kemampuan untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan, merupakan dugaan sementara atas hasil tindakan yang akan dilakukan. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran tersebut di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah: melalui Supervisi klinis dengan teknik percakapan pribadi bagi guru kelas VI di Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar secara optimal.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017. Pertimbangan bahwa semester I merupakan saat yang tepat untuk melakukan perbaikan kinerja guru dan mempersiapkan pada pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik. Dengan mengadakan penelitian tindakan sekolah ini masalah ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar khususnya guru kelas VI di SD Dabin Gugus Diponegoro Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dapat meningkat dan optimal yang nantinya akan bermuara pada hasil belajar siswa.

Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah sebagian guru SD Dabin Gugus Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong dengan mempertimbangkan hasil penilaian tahap awal. Artinya guru yang dijadikan subjek penelitian adalah guru yang kompetensi dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar kurang terampil, dan pelaksanaan penelitian nantinya tidak mengganggu tugas-tugas pokok guru.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen non tes, yaitu teknik yang dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi untuk mengambil data tentang kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung terhadap aktivitas guru. Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dinilai dengan mengunakan instrumen penilaian atau lembar pengamatan/observasi yang telah ditentukan.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan. Instrumen ini dipakai untuk menilai unjuk kerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Pada instrumen ini, karakteristik yang dinilai dituangkan dalam aspek pengamatan dan diberi skor 0, 1, 2, dan 3.

Validasi Data

Untuk memvalidasi data dapat digunakan berbagai cara, karena dalam penelitian tindakan sekolah ini data diperoleh melalui pengamatan dengan lembar pengamatan, maka validasi data yang digunakan adalah trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber adalah pengambilan data dengan menggunakan 2 sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini data dapat diperoleh dari peneliti dan kepala sekolah sebagai kolabolator.

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan sekolah ini ada dua yaitu pertama, berupa data kualitatif yang berupa deskripsi tentang pelaksanaan penilaian oleh peneliti saat prasiklus, dan penilaian kepala sekolah sebagai kolaborator, dan penilaian peneliti. Kedua, berupa data kuantitatif yang berupa nilai/ angka yang menggambarkan unjuk kerja kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar guru kelas VI SD Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong.

Karena ada dua data kualitatif dan kuantitatif, maka dalam penelitian tindakan sekolah ini menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai unjuk kerja guru pada siklus awal, siklus 1 dan siklus 2, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus. Refleksi terdiri dan kegiatan merencanakan, melaksanakan, observasi, dan refleksi, dalam siklus penelitian.

Indikator Kinerja

Bagi guru yang memperoleh nilai terkategori kurang baik, sebelum diadakan supervisi klinis teknik percakapan pribadi diharapkan setelah dilakukan pembinaan dapat meningkat menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori sangat baik, sedangkan guru yang sebelum penelitian sudah berkategori baik, diharapkan dapat berubah menjadi bernilai sangat baik.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan sekolah (PTS) terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah tiap siklus terdiri dari Planning, Acting, Observing, dan Reflecting.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil pantauan pengawas terhadap kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di kelas VI SD Negeri Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, menunjukkan bahwa kemampuan Guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah guru-guru Kelas VI masih rendah. Hal ini terbukti dari semua guru kelas yang dipantau sebagian besar dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil penilaian prasiklus yang menunjukkan bahwa banyak aspek penilaian yang belum dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru.

Beberapa aspek yang belum dilakukan dengan baik adalah aspek 3 dan aspek 4, yaitu tentang kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah, dan kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkungan sekolah, dengan nilai rata-rata baru mencapai 61,11 (kurang), sedangkan aspek lainnya yaitu aspek 1 tentang kegiatan pendahuluan (apersepsi dan motivasi), nilai rata-rata mencapai 66,67 (cukup), aspek 2 tentang kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan, nilai rata-rata mencapai 66,67 (cukup), aspek 5 tentang kemampaun membuat evaluasi berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, nilai rata-rata mencapai 66,67, dan aspek 6 tentang kegiatan menutup pelajaran (memberi penguatan, memberi PR tentang pemanfaatan lingkungan sekolah), nilai rata-rata mencapai 66,67 (cukup).

Dari hasil penilaian prasiklus oleh peneliti dan kepala sekolah dapat diketahui bahwa kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, nilai rata-rata yang dicapai oleh guru sebesar 64,81 (kurang), skor tertinggi 72,22 (cukup), skor terendah 44,44 (kurang), dengan rentang sebesar 27,78.

Kompetensi guru yang rendah tersebut karena guru kurang maksimal dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar khususnya pada aspek 3 dan 4, yaitu tentang kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah, dan kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkungan sekolah, dengan nilai rata-rata baru mencapai 61,11 (kurang). Guru cenderung menjelaskan materi pembelajaran yang bersumber dari buku paket atau LKS.

Deskripsi Hasil Siklus I

Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, khususnya di kelas VI SD Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai tertinggi 88,89 (sangat baik) nilai terendah 75,00 (baik), nilai rerata 83,33, (baik) sedangkan rentang nilainya 13,89.

Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sudah baik, bahkan 50% guru telah mencapai kategori sangat baik. Kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran, terlihat seperti yang dilakukan oleh guru SD Negeri 1 Kacangan, yang menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh dari tanaman yang ada di lingkungan sekolah, yaitu siswa diajak mengamati berbagai tanaman yang ada di kebun,bentuk daunnya,jenis bunganya, proses penyerbukan,proses fotosintesis,proses asimilasi ,manfaat tanaman tersebut dan sebagainya.

Untuk merefleksikan kegiatan siklus I, perlu dibuat perbandingan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada prasiklus dengan siklus I, bahwa sebelum dilakukan tindakan (prasiklus) dimana peneliti belum melakukan supervisi klinis teknik percakapan pribadi, rata-rata yang dicapai sebesar 67,59, setelah dilakukan supervisi klinis teknik percakapan pribadi nilai rata-rata meningkat menjadi 83,33, demikian pula dengan nilai tertinggi sebelum dilakukan tindakan sebesar 72,22, meningkat menjadi 88,89, sedangkan nilai terendah dari 44,446 meningkat menjadi 75. Kategori kompetensi guru meningkat dari 0.00% sangat baik pada prasiklus menjadi 50.00% pada siklus I.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah setelah dilakukan supervisi klinis teknik percakapan pribadi dari prasiklus ke siklus I. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan diharapkan jumlah guru yang berkategori sangat baik mencapai 75.00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pada siklus I belum mencapai target yang diinginkan oleh karena itu peneliti merencanakan tindakan berikutnya yaitu siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Pada siklus II ini keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru Kelas VI SD Negeri Dabin Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong dapat dijelaskan sebagai berikut nilai terendah 80,56 (baik), nilai tertinggi 94,44 (sangat baik) nilai rata-rata 88,43 (baik), sedangkan rentang nilai 13,89.

Kategorisasi kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siklus II, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pembinaan invidu (percakapan pribadi), maka kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkat, peningkatan terjadi pada setiap aspek. Kategori keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siklus II,sangat baik ada 83,33% ( 5 orang guru) dan baik 16,67%( 1 orang guru). Dibandingkan dengan sikklus I meningkat dari kategori sangat baik 50.00% menjadi 83.33 % pada siklus II.

Dari kegiatan penelitian siklus I dimana guru telah mengikuti pembinaan individu berupa percakapan pribadi berdasarkan kekurangan pada penilaian prasiklus, keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagi sumber belajar nilai rata-rata yang dicapai sebesar 83,33, setelah dilakukan pembinaan siklus II meningkat menjadi 83,33, nilai tertinggi pada siklus I sebesar 88,89, setelah dilakukan pembinaan pada siklus II meningkat menjadi 94,44, sedangkan skor terendah pada siklus I, 75 meningkat menjadi 80,56. Kategori kompetensi guru meningkat dari sangat baik 50,00% pada siklus I menjadi 83,33% pada siklus II.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagi sumber belajar setelah dilakukan supervisi klinis teknik percakapan pribadi dari siklus I ke siklus II. Dan indikator kinerja atau target yang diharapkan adalah bagi guru yang memperoleh nilai terkategori kurang baik, sebelum diadakan supervisi klinis teknik percakapan pribadi diharapkan setelah dilakukan pembinaan dapat meningkat menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori sangat baik, sedangkan guru yang sebelum penelitian sudah berkategori baik, diharapkan dapat berubah menjadi bernilai sangat baik. Jumlah guru yang berkategori sangat baik mencapai 75% . Dengan demikian indikator kinerja telah terpenuhi ( terbukti kategori sangat baik mencapai 83,33%) sehingga tindakan pembinaan dihentikan.

PEMBAHASAN

Tindakan

Kondisi awal

Guru belum diberi pembinaan secara individu melalui percakapan pribadi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran kurang maksimal

Siklus I

Guru sudah disupervisi dan diberi pembinaan secara pribadi tentang pelaksanaan pembelaajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sehingga kompetensi guru meningkat menjadi baik.

Siklus 2

Guru sudah disupervisi dan diberi pembinaan secara pribadi tentang pelaksanaan pembelaajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, terfokus pada kelemahan yang ada, sehingga kompetensi guru meningkat menjadi sangat baik.

Hasil Supervisi

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang ditunjukan dengan nilai rata-rata dari prasiklus sebesar 67,59 (cukup) menjadi 83,43 (baik) pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 88,43 pada siklus II, artinya secara keseluruhan dari prasiklus ke siklus II, terjadi peningkatan sebesar 33,61. Kategori sangat baik dari prasiklus sebesar 0.00% menjadi 50.00% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 83.33% pada siklus II. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dengan membandingkan hasil penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Ada peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan supervisi klinis teknik percakapan pribadi bagi guru kelas VI di SD daerah binaan Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari prasiklus sebesar 67,59 (cukup) menjadi 83,43 (baik) pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 88,43 pada siklus II, Kategori sangat baik dari prasiklus sebesar 0.00% menjadi 50.00% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 83.33% pada siklus II. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek.

Dengan supervisi klinis teknik percakapan pribadi secara kolaboratif yang dilakukan terhadap guru kelas VI, di SD daerah binaan Diponegoro UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, permasalahan yang dihadapi guru khususnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat diatasi.

Saran bagi guru, sebaiknya Guru selalu berpartisipasi aktif terhadap tindakan yang dilakukan oleh pengawas maupun kepala sekolah dalam upaya peningkatan profesionalisme guru, karena dengan adanya tindakan nyata tersebut terbukti mampu meningkatkan kompetensi guru, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Saran bagi kepala sekolah, sebaiknya Kepala Sekolah selalu melakukan monitoring dan supervisi terhadap pelaksanaan tugas-tugas guru, khusunya yang terkait kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Saran bagi UPTD Dikdas LS Kecamatan Andong, sebaiknya jadwal supervisi pengawas disinkronkan dengan jadwal supervisi kepala sekolah, sehingga terjadi kesinambungan dalam melakukan pembinaan profesionalisme guru.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. 2009.

Sarimaya, Sertifikasi Guru (Apa, Mengapa, Bgaimana?). Bandung: Yrama Widya. 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2007.

Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2005.