PENINGKATAN KOMPETENSI ICT GURU KELAS

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI

PADA GURU KELAS SDN 1 NGAWEN

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

Alip Mintarto

SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Peningkatan Kompetensi ICT Guru Kelas Dalam Proses Belajar Mengajar Melalui Supervisi Pada Guru Kelas SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh (a) masih rendahhnya kompetensi guru kelas yang tidak berlatar belakang pendidikan ICT, (b) banyaknya guru kelas hanya kompeten dalam bidang pelajaran tertentu yang bukan ICT, (c) tidak semua guru kelas, terutama yang berstatus honorer, berkesempatan mengikuti penataran atau diklat ICT, dan (d) jarangnya kegiatan KKG Bidang ICT kecamatan Ngawen yang khusus membahas ICT tersebut, sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran jarang bahkan belum pernah menggunakan ICT. Dengan tujuan untuk mengetahui (a) pengaruh Peningkatan Kompetensi ICT Guru Kelas Dalam Proses Belajar Mengajar Melalui Supervisi Pada Guru Kelas SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, dan (b) aktivitas guru kelas dalam menggunakan media tekhnologi komunikasi informasi, digunakan metode penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan perbaikan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terjadi peningkatan kompetensi ICT Guru Kelas Melalui Supervisi Pada Guru Kelas SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada katagori baik, dan hasil penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 151, berada pada katagori sangat baik, dan (b) aktivitas guru dalam pelaksanaan pemebelajaran pada siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu. Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam proses belajar mengajar selama pada siklus kesatu yang mencapai nilai 30 atau tergolong baik, dan pada sikulus kedua mencapai nilai 36, yang berati tergolong sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan kepada kepada guru kelas agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan pelaku pembelajaran, kepada kepala UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen agar memfasilitasi guru kelas untuk meningkatkan kompetensi ICTnya sehingga berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah, kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan Depdiknas agar lebih sering memfasilitasi kegiatan Diklat ICT dengan mengikutsertakannya dalam berbagai diklat sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di SDN 1 Ngawen khususnya dan di Indonesia pada umumnya.


PENDAHULUAN

Pendidikan adalah upaya yang se-cara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pan-dangan hidup, sikap hidup, dan keteram-pilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial (Sagala, 2006: 1). Upaya sadar untuk mengembangkan kepri-badian dan kemampuan siswa tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana, terarah dan sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga (pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana, di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan non formal.

Apapun bentuk penyelenggaran-nya, secara umum pendidikan bertujuan untuk membantu anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-masing, sehingga mereka mampu berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk masyarakat kita, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, pendidikan berfungsi dan bertujuan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi me-ngembangkan kemampuan dan memben-tuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan dalam undang-undang tersebut, maka pendidikan harus ”diadministrasikan”, atau dikelola dengan mengikuti ilmu administrasi. Yang paling sederhana, administrasi menurut Henry Fayol diartikan sebagai fungsi dalam organisasi yang unsur-unsurnya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (com-manding), pengkoordinasian (coordina-ting), dan pengawasan (controlling) (Saga-la, 2006: 23).

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bah-wa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah supervise kelas dapat mening-katkan kompetensi ICT Guru kelas Pa-da Guru Kelas SDN 1 Ngawen Keca-matan Ngawen Kabupaten Blora ?

2. Bagaimanakah aktivitas guru kelas da-lam peningkatan kompetensi ICT Guru Kelas

Pemecahan Masalah

Sebelum menetukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan kom-petensi ICT Guru Kelas, terlebih dahulu pe-nulis melakukan pengkajian berbagai teori belajar dan pendidikan, kondisi ke-organisasian guru (KKG), baik melalui studi pustaka, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya diperoleh beberapa alternatif tindakan yang dihipote-siskan dapat meningkatkan kompetensi ICT Guru Kelas melalui supervise kelas. Alter-natif-alternatif tindakan tersebut antara lain:

1. Melalui supervisi akademik, dengan melakukan kunjungan kelas (class visit) ke SD

2. Melalui sharing pada kegiatan KKG Bermutu Kecamatan Ngawen

3. Melalui sharing pada kegiatan KKKS Bermutu Kecamatn Ngawen

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitjan ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh peningkatan kompetensi ICT Guru kelas melalui supervise kelas pada guru kelas SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen.

2. Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP, tujuan kedua ini diuraikan lagi untuk mengetahui

a. Persiapan yang dilakukan guru ke-las dalam menyusun RPP?

b. Pelaksanaan penggunaan ICT selama proses supervisi kelas?

c. Kendala yang ditemukan guru kelas v (lima) dalam proses peningkatan kompetensi Ict?

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

1. Kompetensi Pedagogik Guru

Secara umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10). Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala menge-mukakan sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu: (1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3) kemam-puan mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola kelas; (5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil belajar siswa; (7) kemampuan mengenal dan menter-jemahkan kurikulum; (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (9) memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; (10) mengenal dan menye-lenggarakan administrasi pendidikan (Saga-la, 2006: 210).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajar-an

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum, yang kemudian dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana pembelajar-an yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran siswa un-tuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan dilakukan guru dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya.

RPP bisa disusun dengan kompo-nen yang minimal, tapi lebih baik dengan komponen yang lengkap dan dengan susunan yang sistematis sesuai urutan pelaksanaannya, karena pada hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran, sehingga siapa pun pemerannya bisa melakukannya karena segalanya sudah ada pada skenario tersebut.

RPP dengan komponen minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi ajar, (3) Metoda pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi atau penilaian hasil belajar (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP yang lengkap terdiri dari (Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses):

1. Identitas

2. Standar Kompetensi (SK)

3. Kompetensi Dasar (KD)

4. Alokasi waktu

5. Indikator Ketercapaian

6. Tujuan Pembelajaran

7. Materi Pembelajaran

8. Metode Pembelajaran

9. Kegiatan Pembelajaran

10. Sumber Belajar

3. Supervisi Kelas

Yang dimaksud supervise kelas adalah upaya pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar dengan segala sarana prasarana pendukungnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (Penelitian tindakan sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertim-bangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memper-baiki situasi dan kondisi sekolah/pembela-jaran secara praktis” (Depdiknas, 2008: 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masa-lah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

Subjek penelitian ini adalah guru-guru kelas SDN 1 Ngawen, Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari:

1) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimuat pada Lampiran A.

2) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan dimuat pada Lampiran B.

3) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Selama proses supervise kelas, dimuat pada Lampiran C.

4) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru kelas SDN 1 Ngawen kecamatan Ngawen, dimuat dalam Lampiran D.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: Wawancara, Studi Dokumentir, Study Pustaka.

Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.

1. Perencanaan

Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut diperbaiki.Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan, menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat pelaksanaan.

2. Pelaksanaan (Action)

Yaitu melakukan tindakan substan-tif penelitian melalui intervensi skala kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti.

3. Observasi (Observation)

Yaitu kegiatan mengamati, menge-nali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi (Reflection)

Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis terhadap renca-na dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang belum dapat atau sempat dilakukan.

HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan tindakan per-baikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi penda-huluan. Dalam kegiatan ini guru ”didi-agnosis” sehingga peneliti menemukan derajat kelengkapan dan kesistematisan RPP yang disusun guru pada saat awal kegiatan mengajar. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan selama proses penyusunan RPP, kemudian meng-evaluasi RPP yang dibuatnya. Hasil peng-amatan dan evalusi tersebut kemudian di-jadikan bahan untuk mencari upaya per-baikan (tahap tindakan) pada siklus pene-litian. Prakteknya, guru-guru diminta me-nyusun secara spontan tanpa ada interve-nesi atau berlangsung alami seperti yang mereka lakukan sehari-hari sebelum mengajar.

Siklus I

1. Perencanaan

* Buku mengenai Evaluasi Pendidik-an

* Buku-buku Materi Pelajaran

* Contoh/model RPP

* Mempersiapkan bahan-bahan da-sar rujukan yang perlu dikaji sebe-lum menyususn RPP

2. Pelaksanaan

* Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 10 menit mengenai kegiatan penyusunan RPP Yang akan dilaku-kan pada siklus kesatu.

* Guru Kelas SDN 1 Ngawen melak-sanakan kegiatan penyusunan RPP yang mengacu Pada dasar-dasar rujukan penyusunan RPP.

3. Observasi

Bersamaan dengan berlangsung-nya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP Guru Kelas oleh guru kelas, peneliti mela-kukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persi-apan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas SDN 1 Ngawen dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan (c) Rubrik Penilai-an Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelak-sanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu: Guru kesulitan menentu-kan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistematis, Meliputi: (1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan: orientasi, apersepsi, motivasi, pemberian acuan, dan pembagian kelompok belajar, (2) Kegiatan Pembelajaran Inti: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan (3) Kegiatan Pem-belajaran Penutup mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan, memeriksa hasil belajar, dan memberikan arahan tindak lanjut 2) Guru kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan Kondisipeserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai.

Siklus II

Dengan mengkaji hasil tindakan perbaikan pada siklus kesatu, maka masih diperlukan tindakan perbaikan selanjutnya melalui siklus kedua. Siklus kedua diawali dengan intervensi dari peneliti yang menenmpatkan diri sebagai nara sumber untuk memberikan penjelasan dan petunjuk tentang hal yang dirasakan masih sulit tersebut pada siklus kesatu, terutama dalam menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yang berada pada komponen Kegiatan Pembelajaran Inti.

Dijelaskan bahwa dalam kegiatan yang tergolong eksplorasi, guru bisa menjelaskan mengenai pelibatan peserta didik dalam mencari informasi, penggunaan pendekatan pembelajaran, media/sumber pembelajaran yang dipergunakan, interaksi antar peserta didik, dan kegitan peserta didik dalam eksplorasi atau “study” seperti melakukan percobaan, berekspresi, berkreasi membuat karya seni di kelas, studio, di alam terbuka atau tempat lainnya yang relevan dalam pembelajaran.

Dalam kegiatan yang tergolong elaborasi, guru bisa menjelaskan pembia-saan peserta didik membaca beragam sumber pembelajaran dan menuliskan atau mengerjakan tugas-tugas tertentu yang bermakna, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempat-an untuk berpikir, menganalisis, menyele-saikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Kemudian bisa juga sampai pada menjelaskan bagaimana peserta didik difasilitasi agar bisa kooperatif, kolaboratif dalam suatu kesempatan dan dalam kesempatan lainnya justru berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prsetasi belajar, bagaimana peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis baik secara individual maupun kelompok, menyajikan variasi pekerjaan atau tugas baik melalui kerja individual maupun kelompok, melakukan lomba, festival, serta pameran produk yang mereka hasilkan, melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian me-ngenai Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru kelas dalam Menyusunan RPP selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi Peningkatan Kompetensi Guru Kelas SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terjadi peningkatan kompetensi peda-gogic dalam menyusun RPP melalui Supervisi pada kegiatan belajar mengajar guru kelas SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

2. Aktivitas guru dalam penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis pada siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu.

Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini, penulis merekomendasikan:

1. Kepada Guru kelas SDN 1 Ngawen kecamatan Ngawen:

Ø Agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan penilai pembelajaran yang handal Khusus dalam peran seba-gai perencana pembelajaran, diha-rapkan bisa menjadi penemu model rencana pembelajaran baru yang lebih efektif.

Ø Agar rajin menghadiri kegiatan KKG guna menjadikannya sebagai forum sharing pengetahuan bersama guru kelas.

2. Agar terus mengembangkan kompe-tensi pedagogiknya, baik melalui pendi-dikan formal, informal, maupun non formal atas keinginan sendiri atau saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan pengembangan profesi dalam jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar, workshop dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: BSNP.

Depdiknas. (2003). Revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Jakarta: Program Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research) Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA/SMK. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Jawa Tengah. (2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.