Peningkatan Kualitas Pembelajaran Guru Dengan Pendekatan “PIS†Melalui Supervisi Klinis
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU
DENGAN PENDEKATAN “PIS†MELALUI SUPERVISI KLINIS
BAGI GURU SD NEGERI 3 PULOKULON KECAMATAN PULOKULON
KABUPATEN GROBOGAN PADA SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Edy Purnomo
Kepala Sekolah SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon
ABSTRAK
Penelitian tindakan sekolah ini berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Guru dengan Pendekatan “PIS†melalui Supervisi Klinis bagi Guru SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Ajaran 2016/2017â€. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran guru melalui supervisi klinis dengan pendekatan PIS sehingga mampu meningkatkan prestasi atau hasil pembelajaran. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada Semester I Tahun Ajaran 2016/ 2017. Subyek dalam penelitian ini adalah 6 orang guru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah yang berlangsung selama 2 siklus. Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan “PIS†dengan skor minimal 75 dari skor maksimal 100 atau kategori baik. Hasil dari kegiatan penelitian menunjukkan bahwa mutu proses pembelajaran yang dilakukan guru kelas SD Negeri 3 Pulokulon dari kondisi awal sebelum siklus 1 ke kondisi akhir siklus 2 terdapat peningkatan dari 2,6 menjadi 3,6 pada siklus 1, dan 4,0 pada siklus 2. Total kenaikan sebesar 2,4. Kenaikan skor mutu pembelajaran merupakan hasil dari proses pembimbingan secara individu peneliti. Berdasarkan hasil kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PIS bagi guru SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, telah terbukti benar
Kata kunci: Supervisi Klinis, Pembelajaran dengan Pendekatan PIS
PENDAHULUAN
Pembelajaran akan berhasil dengan baik bila pembelajaran itu mampu menggali kemampuan siswa dalam eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dan dalam mengakhiri pembelajaran. Seorang guru harus menanamkan kesan yang mendalam bagi siswa, guru membuat umpan balik sesuai materi yang dipelajari secara proporsional, serta bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran sehingga siswa betul-betul memahami materi yang telah dipelajari.
Guru dalam mengajar harus memfasilitasi siswa untuk belajar secara optimal, memotivasi siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, serta memotivasi siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya. Pada kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu memilih dan menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang menarik, bervariasi sehingga pembelajaran akan menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran yang dilaksanakan guru masih melaksanakan pembelajaran secara tradisional, kurang sistematis serta kurang memperhatikan metode dan teknik pembelajaran. Guru hanya dengan berceramah dan latihan, belum mempersiapkan sarana prasarana pembelajaran yang sesuai, belum mampu membuka pelajaran dengan baik, tidak membangun motivasi siswa dengan baik, tidak menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas, dan belum melaksanakan pembelajaran sesuai langkah model pembelajaran dengan pendekatan “PIS†yaitu Persuasi, Identifikasi dan Solusi.
Kenyataan dan ideal yang tidak proporsional ini merupakan sebuah masalah pendidikan di sekolah yang segera untuk dicari solusinya, sehingga kualitas pendidikan di sekolah dapat lebih baik. Maka guna memotivasi guru agar meningkatkan kualitasnya dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan “PIS†secara optimal, kepala sekolah selaku manager di sekolah ini perlu untuk melakukan tindakan supervisi klinis bagi guru.
Supervisi klinis dapat memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, menemukan dan mencari solusi dari permasalahan di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran melalui kegiatan pembinaan, konsultasi, dan diskusi. Supervisi klinis juga dalam kerangka membina guru sebagai mitra kerjanya agar lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Dengan adanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang baik sudah tentu akan memberikan hasil yang baik pula.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah â€Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru dengan pendekatan “PIS†bagi guru SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017?â€
Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini bertujuan untuk Mengetahui dan menjelaskan peningkatan kualitas guru dalam menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan “PIS†setelah dilakukan kegiatan supervisi klinis bagi guru SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017;
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan sekolah (PTS) ini bagi siswa adalah untuk membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya, menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna, serta meningkatkan motivasi belajar siswa dengan pelaksanaan model pembelajaran dengan pendekatan “PISâ€. Sementara bagi Guru bermanfaat untuk membantu guru dalam memperbaiki praktik pembelajarannya, meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik professional, meningkatkan kualitas pembelajaran. Dan bagi sekolah bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, dan meningkatkan kompetensi kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.
KAJIAN TEORI
Pendekatan PIS
Pendekatan PIS merupakan singkatan dari Persuasi, Identifikasi dan Solusi. Menurut Depdiknas (2002:246) pendekatan berarti proses antara usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti. Selanjutnya menurut Depdiknas (2002:864) persuasi berarti membujuk secara halus supaya menjadi yakin. Pendekatan persuasi dalam penelitian ini berarti mengajak secara halus kepada guru-guru dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan sehingga mereka mau meningkatkan kemampuan mengajarnya sesuai bidang studi masing-masing. Sedangkan identifikasi menurut Depdiknas (2002:417) berarti tanda kenal diri, menemukan/ menetapkan identitas/ ciri-ciri seseorang/ benda. Identifikasi dalam penelitian ini berarti menemukan kelemahan/ kesenjangan dalam pembelajaran yang dialami guru dengan perilaku mengajar yang ideal. Selanjutnya solusi menurut Depdikbud (2002:1082) solusi berarti penyelesaian/ pemecahan masalah, maka solusi dalam penelitian ini adalah cara menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.
Supervisi Klinis
Menurut N. A. Ametembun (2000:1) istilah supervisi diambil dari perkataan Inggris “supervision†artinya pengawasan, maka supervisi pendidikan berarti kepengawasan dibidang pendidikan. Sedangkan secara morfologis supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya, supervisi dari dua patah kata “super†dan “visiâ€, yaitu super berarti atas atau lebih, dan visi berarti lihat, tilik, awasi. Menurut Good Carter (1959) yang dikutip oleh Piet A. Sahertian (2000:17) menyatakan bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Menurut Harris dalam Oliva (1984) yang dikutip oleh Piet A. Sahertian (2000:18) menyatakan bahwa supervisi pengajaran adalah segala sesuatu yang dilakukan personalia sekolah untuk memelihara atau mengubah apa yang dilakukan sekolah dengan cara yang langsung mempengaruhi proses belajar mengajar dalam usaha meningkatkan proses belajar siswa. Menurut Alfonso R. J. et al dalam Oliva (1984) yang dikutip oleh Piet A. Sahertian (2000:18) menyatakan bahwa supervisi pengajaran adalah tindak laku pejabat yang dirancangkan oleh lembaga yang langsung berpengaruh terhadap perilaku guru dalam berbagai cara untuk membantu cara belajar siswa dan untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh lembaga itu. Mark Stoops dan King Stoops yang dikutip oleh Nurtain (1989:13) menyatakan bahwa supervisi adalah perbuatan dan percobaan yang ditujukan untuk memperbaiki pelajaran dan program yang bersifat pengajaran. Perkembangan selanjutnya para ahli menerapkan supervisi klinis.
Kerangka Berfikir
Pelaksanaan pembelajaran yang kurang optimal menyebabkan hasil belajar siswa juga tidak optimal. Guru belum melaksanakan tugasnya secara optimal dalam pembelajaran seperti yang diharapkan. Masih ada guru masih melaksanakan pembelajaran secara tradisional, kurang sistematis serta kurang memperhatikan metode dan teknik pembelajaran. Berdasarkan hal ini maka peneliti memprioritaskan pelaksanaan pembelajaran dengan menfokuskan pembuatan perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas agar dapat diketahui kualitas pembelajaran pada guru dalam menjalankan profesinya. Untuk itu peneliti sebagai kepala sekolah dan pembina di sekolah mengadakan supervis klinis dengan pendekatan PIS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: “Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kualitas guru dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan “PIS†bagi guru SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017â€.
METODE PENELITIAN TINDAKAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat melakukan penelitian adalah di Sekolah Dasar Negeri 3 Pulokulon, UPTD Pendidikan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Hal ini dikarenakan SD tersebut merupakan sekolah tempat tugas peneliti selaku kepala sekolah. Sedangkan waktu penelitian direncanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2016.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru kelas SD Negeri 3 Pulokulon UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan sebanyak 6 orang guru kelas , yang berdasarkan hasil supervisi rutin, guru-guru tersebut belum memiliki kemampuan yang optimal dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PIS
Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah menyusun jadwal kegiatan serta menyusun instrumen penelitian.
Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah berupa supervisi klinis yang akan dilakukan secara bertahap yaitu pada siklus 1 menggunakan supervisi klinis secara kelompok dan pada siklus 2 dilakukan secara individual yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi pada setiap siklusnya.
Teknik Pengumpulan Data
Data awal berupa hasil supervisi seraca rutin dari peneliti, sebagai data akhir diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan pengisian lembar instrumen
Teknik Analisis Data
Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan PIS bagi guru.
Analisis didasarkan pada pengungkapan atas pengukuran per aspek pengamatan dalam komponen pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan PIS menurut lembar pengamatan supervisi. Teknik analisis menggunakan teknik persentase berdasarkan perolehan skor pengamatan terhadap jumlah skor maksimal. Untuk mendeskrepsikan kemampuan guru, hasil pengamatan setelah dilakukan penjumlahan dan dicari nilai rata-ratanya, dilakukan analisis seperti tadi untuk memperoleh persentase kemampuan guru. Kemampuan guru yang ditunjukkan dalam nilai persentase dibagi menjadi 5 bagian yang sama, kemudian dideskrepsikan menurut penilaian dalam instrumen supervisi dalam rentang nilai 1 sampai 5 sebagai berikut:
Nilai |
Skala Persentase |
Deskrepsi Kemampuan Guru |
5 |
80,1 %– 100% |
Sangat Tinggi |
4 |
60,1 %– 80% |
Tinggi |
3 |
40,1 %– 60% |
Sedang |
2 |
20,1 %– 40% |
Rendah |
1 |
0 %– 20% |
Sangat Rendah |
HASIL PENELITIAN
Kondisi Awal
Sebelum dilakukan penelitian tindakan sekolah, kepala sekolah selaku peneliti memulai dengan sosialisasi rencana kegiatan dengan menyampaikan kepada seluruh guru pada pertemuan guru. Kepala sekolah melakukan pengamatan awal untuk mendapatkan data awal/ prasiklus sebelum melakukan tindakan dengan cara mengadakan kunjungan kelas untuk melakukan pengamatan guru saat mengajar.
Hasil rekapitulasi data pengamatan awal dapat disimpulkan bahwa kemampuan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PIS di kelas belum optimal, hal ini ditunjukkan dari hasil penilaian pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran di kelas baru mencapai nilai persentase 51,76% atau dalam skala 6 guru yang mengajar kelas di SD Negeri 3 Pulokulon, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan ini baru mencapai angka 2,6.
Siklus I
Setelah proposal tersusun, peneliti mempersiapkan materi untuk pembimbingan pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan PIS dari berbagai sumber. Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas SDN 3 Pulokulon UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon sesudah selesai mengajar pukul 12.00 sampai pukul 14.00. Supervisi klinis dalam hal ini adalah melakukan pembinaan atau pembimbingan secara bersama – sama atau kelompok antara peneliti dan semua guru sebanyak 6 orang.
Pada pertemuan ini kepala sekolah meminta guru yang akan di observasi untuk mengajar yang ideal dengan mengidentifikasi kesenjangan permasalahan pembelajaran serta memberikan kesempatan pada guru yang bersangkutan untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan kesenjangan tersebut dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Setelah diadakan dialog, wawancara dan pemberian saran-saran perbaikan pembelajaran, maka kepala sekolah dan guru mengadakan kesepakatan untuk persiapan observasi sesuai format instrumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran.
Hasil rekapitulasi data pengamatan siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PIS di kelas sudah tinggi, hal ini ditunjukkan dari hasil penilaian pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran di kelas baru mencapai nilai persentase 71,18% atau dalam skala 6 guru yang mengajar kelas di SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan ini baru mencapai angka 3,6.
Secara umum penilaian guru kelas telah 100% mendapat nilai baik. Meskipun telah memenuhi indikator keberhasilan, namun dalam pengamatan pelaksanaan pembelajaran masih terdapat komponen yang masih perlu ditingkatkan, maka sebagai solusi pemecahan masalah yang dihadapi guru ini, kepala sekolah akan melakukan tindakan pembinaan terhadap 6 orang guru kelas di SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pada siklus I.
Siklus II
Setelah melakukan refleksi antara peneliti dengan kolaborator, maka peneliti merencanakan tindakan pada siklus ke 2. Peneliti melakukan koordinasi dengan Guru SD Negeri 3 Pulokulon untuk menentukan tindakan pembimbingan pada siklus 2. Disepakati akan dilakukan pembimbingan secara individu kepada setiap guru sesuai dengan masalah yang dihadapi. Peneliti menyiapkan materi dan instrumen observasi pembimbingan dan observasi pembelajaran.
Kepala sekolah mengamati jalannya pembelajaran dan mengadakan penilaian mulai dari pembukaan, inti pelajaran sampai penutup sesuai dengan kriteria yang ada pada instrumen. Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, guru bersama kepala sekolah mengadakan diskusi tentang hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan, serta mencari solusi terbaik untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ditemukan untuk menyem-purnakan pembelajaran berikutnya (pembinaan post observasi).
Pertemuan selanjutnya digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian siklus II. Materi yang akan dipraktekkan pada siklus 2 di sampaikan, kemudian guru supaya mengemukakan ide-idenya dalam melakukan simulasi pembelajaran. Guru terlihat senang, dan merasa percaya diri dalam melakukan pembelajaran.
Hasil rekapitulasi data pengamatan siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PIS di kelas sudah tinggi, hal ini ditunjukkan dari hasil penilaian pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran di kelas mencapai nilai persentase 80,20% atau dalam skala 6 guru yang mengajar kelas di SD Negeri 3 Pulokulon, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan ini mencapai angka 4,01.
Pembahasan Hasil Tindakan
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada kondisi awal (observasi sebelum kepala sekolah memberikan pembinaan), hasil tindakan di siklus I, dan hasil tindakan siklus II. Pembahasan hasil penelitian tersebut terdiri dari pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran prasiklus, siklus I dan II mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata skor dari kegiatan prasiklus ke siklus I sebesar 1.0 (pada kegiatan prasiklus nilai rata-rata sebesar 2,6 meningkat menjadi 3,6 pada siklus I). Peningkatan nilai rata-rata skor dari siklus I ke siklus II sebesar 1,4 (pada siklus I nilai rata-rata sebesar 3,6 meningkat menjadi 4,0 pada siklus II). Peningkatan persentase dari kegiatan prasiklus ke siklus I sebesar 19,41% (persentase kegiatan prasiklus sebesar 51,76% meningkat menjadi 71,18% pada siklus I). Peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II sebesar 28,44% (persentase siklus I sebesar 71,18% meningkat menjadi 80,20% pada siklus II). Sedangka dilihat dari kriteria nilai, kegiatan prasiklus dengan kriteria sedang, kemudian pada siklus I dengan kriteria tinggi dan pada siklus II menjadi kriteria sangat tinggi. Sesuai pembahasan ini terbukti ada peningkatan hasil dari pengamatan pelaksanaan pembelajaran dari prasiklus ke siklus I maupun siklus II. Dan capaian kriteria nilai sangat tinggi yang disyaratkan sebesar 80% dicapai guru kelas yang disupervisi telah berhasil dengan pencapaian hingga 80,20% sampai siklus II.
Hasil Tindakan
Dengan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan pembimbingan secara individu peneliti berhasil meningkatkan mutu proses pembelajaran. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi supervisi klinis dapat meningkatkan kualitas guru dalam menerapkan pembelajaran dengan Pendekatan PIS bagi guru SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, telah terbukti benar. Dan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran akan lebih efektif dan berkualitas bila sering dilakukan pembinaan dan supervisi oleh kepala sekolah.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalan penelitian tindakan sekolah ini yang berbunyi â€Peningkatan kualitas guru dalam menerapkan model pendekatan “PIS†melalui supervisi klinis bagi guru SD Negeri 3 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017†ternyata terbukti benar.
Keberhasilan tindakan dibuktikan dengan nampaknya indikator keberhasilan (1) Pembimbingan secara individu dilakukan secara intensif; (2) Guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PIS. (3) Kepala sekolah banyak memberi contoh pembelajaran yang baik. (4) Frekuensi pembimbingan dilakukan lebih sering, karena dilakukan sendiri oleh Kepala sekolah.
Saran
Saran berdasarkan hasil penelitian ini adalah Guru harus sering disupervisi dan berkonsultasi kepada kepala sekolah selaku supervisor di sekolah, teman sejawat dan guru senior agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya masing-masing, sehingga mudah menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran. Kepala Sekolah perlu melakukan supervisi klinis agar dapat memberikan bimbingan kepada guru-guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penelitian ini dapat diteliti dengan kajian yang lebih luas secara mendalam dengan mengkaji pengaruh berbagai faktor terhadap kualitas pembelajaran guru sehingga hasilnya akan lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen PMPTK, ( 2010 ). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kemendiknas.
Dirjen PMPTK, ( 2010 ). Supervisi Akademik, Jakarta: Kemendiknas.
Durori, ( 2002 ). Model Belajar Mandiri. Jakarta: Mitra Mas
Moh. User Usman, ( 1995 ). Menjadi guru professional. Jakarta: Kemendiknas
____________, ( 2007 ). Permendiknas No 41/ 2007 . Jakarta: Kemendiknas
Purwodarminto, WJS. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Saifudin, ( 2007 ). Metode Penelitian , Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suharsimi Arikunto, ( 2004 ). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineksa Cipta