PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PADA SISWA KELAS III A SEMESTER II DI SDN 2 NGAWEN

KEC. NGAWEN KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Damini

SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III A SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Dimana Hasil penelitian ini menunjukkan model Problem Based Learning (PBL), dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di mana Keterampilan guru dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) pada siklus I mendapat skor sebanyak 28 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mendapat skor sebanyak 33 termasuk kriteria sangat baik dan pada siklus III mendapat skor sebanyak 37 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keterampilan guru. Aktivitas siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 20,45 dengan rata-rata 2,65 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 22,25 dengan rata-rata 2,85 dan masuk dalam kreteria baik, sedangkan pada siklus III mendapat skor 27,75 dengan rata-rata 3,5 dan masuk dalam kreteria sangat baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hasil belajar siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas I pada siklus I yaitu 68, pada siklus II yaitu 83, dan pada siklus III yaitu 91. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 10 siswa sebanyak 50%, pada siklus II yaitu 15 siswa sebanyak 75%, dan pada siklus III yaitu 19 siswa sebanyak 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

Kata kunci: Kualitas, model Problem Based Learning (PBL)


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD / MI dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar Kompetensi pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari SD untuk menanamkan kesadaran bela negara,penghargaan terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas trampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

Menurut Depdiknas, Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraaan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berfikir secara kritis,rasional dan kreatif dalam menghadapi isu kewarganegaraan serta berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter – karakter masyarakat,berbangsa dan bernegara.Dari ulasan tersebut dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan ,siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai tentang materi kebangsaan serta melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, namun juga diharapkan dapat mewujudkannya dalam kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari – hari di lingkungan keluarga ,sekolah, ,masyarakat,pemerintahan serta dalam kehidupan beragama dan dapat mengembangkan ilmu yang diperolehnya.

Berdasarkan refleksi awal penelitian tersebut guru belum mampu mengaktifkan siswa dan melakukan variasi pembelajaran,sehingga siswa menjadi kurang aktif hal ini ditunjukkan dengan, hanya 25 % dari 35 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Pengoptimalan media pembelajaran pun belum dilakukan ,ini tampak pada kurang besarnya media pembelajaran sehingga anak sulit memahami materi, hal ini berpengaruh pada pencapaian kualitas belajar tidak optimal.

Identifikasi Masalah

1. Guru umumnya dalam melaksanakan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, belum melakukan variasi, dalam mengelola kelas masih kurang dan dalam pembelajaran belum ada pembagian kelompok kecil atau perorangan.

2. Siswa dalam pembelajaran kurang aktif, siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran

3. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 70.

Rumusan Masalah

a. Apakah dengan menggunakan melalui Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas III A semester II di SDN 2 Ngawen dalam proses pembelajaran PKn tahun pelajaran 2014/2015?

b. Apakah melalui Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar kelas III A semester II di SDN 2 Ngawen dalam proses pembelajaran PKn tahun pelajaran 2014/2015?

Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, pemecahan masalah yang digunakan untuk menjawab masalah yang akan diteliti adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) atau model pembelajaran berdasarkan masalah. Model pembelajaran berdasarkan masalah mampu mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, mengembangkan keterampilan berpikir siswa, sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PKn. Selain itu, proses pembelajaran yang sebelumnya masih berorientasi pada pola pembelajaran yang lebih banyak didominasi oleh guru, maka melalui model pembelajaran berdasarkan masalah ini peran guru lebih pada pengorganisasian siswa dalam belajar dan guru juga mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Ibrahim & Nur (dalam Trianto, 2007: 71-72), sintaks pembelajaran

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran PKn dengan melalui Model Problem Based Learning (PBL)

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn dengan melalui Model Problem Based Learning (PBL).

3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi:

a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa

2) Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn

3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

b. Bagi Guru

1) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan mengembangkan program pembelajaran serta melaksanakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2) Guru menjadi lebih kreatif karena guru dituntut untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dari model pembelajaran yang dipakainya.

3) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa.

4) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL), dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian kualitas pembelajaran

Menurut Tampubolon (2011: 11) mengemukakan bahwa dalam mutu dapat berarti mempunyai sifat yang terbaik dan tidak ada lagi yang melebihinya.

Selanjutnya menurut Dewi dan Eveline (2008: 4) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.

Sedangkan Suprijono (2010: 11-13) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang mempunyai makna secara leksikal yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Sedangkan dalam undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (undang-undang sistem pendidikan nasional, 2009: 5)

Model Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) sering juga disebut dengan istilah pengajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction).

Menurut Dewey, belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya (dalam Trianto, 2007: 67).

Menurut Ratumanan, pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (dalam Trianto, 2007: 68).

Menurut Arends, pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (dalam Trianto, 2007: 68).

Kerangka Berfikir

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Selama ini, proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas III A SDN 2 Ngawen masih berorientasi pada pola pembelajaran yang lebih banyak didominasi guru. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum optimal. Pola pengajaran yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar. Di sini peran siswa tidak lagi sebagai subyek pembelajaran melainkan sebagai obyek pembelajaran. Tanggung jawab siswa terhadap tugas belajarnya seperti dalam hal kemampuan mengembangkan, menemukan, menyelidiki, dan mengungkap pengetahuan yang dimiliki masih sangat kurang. Ketidakefektifan dalam proses pembelajaran ini berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah.

Ada suatu model pembelajaran yang bisa meningkatkan kualitas pembelajaran PKn, yaitu model Problem Based Learning (PBL) atau model pembelajaran berdasarkan masalah.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini melalui Model Problem Based Learning (PBL) aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas III A semester II di SDN 2 Ngawen pada pembelajaran PKn meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester II yang dimulai dari bulan Januari hingga bulan April 2015. Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas III A semester II di SDN 2 Ngawen tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 20 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 12 anak, dan siswa perempuan 8 anak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I , persentase aktivitas siswa yaitu 62,35% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II , persentase aktivitas siswa yaitu 68,65% dengan kriteria baik/B. Dan untuk siklus III , persentase aktivitas siswa yaitu 72,5% dengan kriteria sangat baik/A.

Tabel 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II dan Siklus III

No

Siklus ke-

Jumlah Skor

Rata-rata skor

Presentase

Kriteria

1.

Siklus I

20,45

2,65

62,35%

B

2.

Siklus II

22,25

2,85

68,65%

B

3.

Siklus III

27,75

3,5

72,5%

A

Hasil Belajar

Secara keseluruhan, hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada tiap siklus, akan diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Siklus Ke-

Nilai Rata-rata

Persentase Ketuntasan Belajar

Prasiklus

58

24%

Siklus I

68

50%

Siklus II

83

75%

Siklus III

91

95%

Dengan perolehan hasil tersebut, guru telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga guru mengakhiri penelitian ini sampai siklus III.

PENUTUP

Simpulan

1. Keterampilan guru dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) pada siklus I mendapat skor sebanyak 28 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mendapat skor sebanyak 33 termasuk kriteria sangat baik dan pada siklus III mendapat skor sebanyak 37 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keterampilan guru.

2. Aktivitas siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 20,45 dengan rata-rata 2,65 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 22,25 dengan rata-rata 2,85 dan masuk dalam kreteria baik, sedangkan pada siklus III mendapat skor 27,75 dengan rata-rata 3,5 dan masuk dalam kreteria sangat baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas siswa.

3. Hasil belajar siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas I pada siklus I yaitu 68, pada siklus II yaitu 83, dan pada siklus III yaitu 91. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 10 siswa sebanyak 50%, pada siklus II yaitu 15 siswa sebanyak 75%, dan pada siklus III yaitu 19 siswa sebanyak 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran

1. Bagi Guru, dapat menggunakan model pembelajaran inovatif lainya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran masih banyak metode atau model lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa, melalui Model Problem Based Learning (PBL) yang menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menjadi meningkat. Hal ini bisa diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asma N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

Adi.S,Sriyadi Dwijo ,dkk.2011.Fokus Tematik.Solo: CV.Sindunata.

Anni, catharina tri.2006.Psikologi belajar. Semarang UPT MKK UNNES.

Dedidwitagama.wordpress.com/…/laporan-penelitian-tindakan-kelas-pkn/

Hamalik,Dr.Oemar.Psikologi BelajarMengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH06b4/8d6063a0.dir/doc.pdf Oleh Penenaken Bangun,Dosen STKIP.Riama.Medan.

Http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/observasi-sebagai-alat-evaluasi.html

http://www.slideshare.net/budi2/penggunaan-media-tik-dalam-pengajaran-pendidikan-kewarganegaraan.

http://www.slideshare.net/budi2/penggunaan-media-tik-dalam-pengajaran-pendidikan-kewarganegaraan.”

H4dyme.wordpress.com/…/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-kewarganegaraan-di-sd/

Ian43.wordpress.com/…/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-kewarganegaraan-di-sd/

Indrastuti,dkk.2008.Ilmu Pengetahuan Sosial.Bogor:Yudistira.

Kartadinata,Sunaryo.Prof.2002.Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung: CV.Maulana.

Mudjito.2009.Model pembelajaran Tematik Kelas 1 Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

Mudjito.2009.Pedoman Penilaian Hasil Belajar Dan Kalender Pendidikan di Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

Peraturan menteri pendidikan nasional.nomor 22 tahun 2006.Depdiknas.

Permadi,Gilang.2008. Bahasa Indonesia.Bogor:Yudistira.

Poerwanti,Endang,dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD.Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi: Depdiknas.

Sardiman A.M.2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Subagyo,Drs.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Semarang:UPT MKU UNNES.

Suharmanto,Puguh,S.Pd.2011.Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 3.Surabaya:CV.Mia.

Sugandi.Achmad.Drs.20007.Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKU UNNES.

Sukamto.2004.Peningkatan Kualitas Pembelajaran.Jakarta:Depdiknas Perguruan Tinggi.

Trianto,M.Pd.2010.Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.Jakarta:Prestasi pustaka.

Wahab,Abdul Aziz.1987.Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: Dikti Depdikbud.

Witarsa,dkk.2010. Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung:Yrama Widya.

 

www.ripiu.com/article/…/laporan-hasil-ptk- -sma