PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KOMPETISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DALAM MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI

PADA SISWA KELAS IV DI SDN ROWOBUNGKUL 2 PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PEMBELAJARAN

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Yasmin

Guru Kelas IV di SDN Rowobungkul 2, Kec. Ngawen, Kab. Blora

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar dan melakukan kompetisi antar kelompok dalam pembelajaran IPS dalam materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi pada Siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 melalui Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS dalam Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi. Tempat penelitian ini adalah SDN Rowobungkul 2, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Waktu penelitian ini adalah 2 bulan, pada bulan Maret-April tahun 2010 yang bertepatan dengan pertengahan Semester II pada Tahun Pelajaran 2009/2010.

Hasil dalam penelitian ini adalah 1) Siswa belajar dengan motivasi yang tinggi dan belajar kelompok secara aktif dengan membaca berbagai sumber belajar, berdiskusi dan melakukan tanya jawab, 2) Siswa mengikuti perlombaan antar kelompok dengan aktif dan bersemangat dengan menjawab setiap pertanyaan, 3) Siswa mengikuti pembahasan dengan aktif dengan menjawab pertanyaan dari guru, bertanya kepada guru, berpendapat secara lisan dan mencatat hasil pembahasan, 4) Hasil belajar meningkat dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Guru seharusnya menyusun materi perlombaan antar kelompok secara beragam dengan tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga memungkinkan pembahasan yang mendalam tentang materi tersebut setelah perlombaan, 2) Siswa seharusnya mengikuti pembahasan dengan aktif dengan mengkaji materi yang belum dikuasai, sehingga pemahaman materi semakin baik, 3) Sekolah seharusnya menerapkan hasil penelitian sesuai dengan mempertimbangkan materi, mata pelajaran, kemampuan siswa maupun guru.

Kata Kunci:               motivasi belajar, kompetisi, IPS, Pembelajaran Teams Games Tournament.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV pada Semester II disampaikan materi tentang Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi. Dalam materi tersebut dijelaskan tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi pada masa lalu dan masa sekarang. perkembangan teknologi terus terjadi, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan manusia, terutama di bidang produksi, komunikasi dan transportasi. Bidang produksi berkaitan dengan pangan dan sandang. Bidang komunikasi berkaitan dengan surat, telegram, telepon, radio, televisi dan media cetak. Bidang transportasi berkaitan dengan transportasi darat, laut dan udara.

Dalam Pembelajaran IPS tersebut, guru melakukan tanya-jawab dan diskusi dengan siswa. Sesuai dengan tujuan belajar, siswa harus mampu membedakan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi pada masa lalu dan masa sekarang dan menceritakan pengalamannya sesuai dengan materi tersebut. Namun, pada kenyataannya hanya beberapa siswa yang terlibat secara aktif dalam tanya-jawab dan diskusi. Yang lainnya cenderung pasif dan tidak mempunyai motivasi belajar yang memadai.

Pembelajaran di atas menjadi membosankan dengan keterlibatan hanya beberapa siswa saja. Tercatat hanya Riyan Kukuh Prasetya, Fitri Ariyani, Inka Ruriana Rimba, Muhammad Ali, Jini Dwi Natalia dan Kuat Adiarto yang sering menjawab dan berpendapat. Siswa yang lain tidak bersemangat maupun berminat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah materi tersebut selesai, guru melanjutkan dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan 6 soal isian singkat dan 2 soal uraian selama 35 menit. Setelah selesai, guru melakukan koreksi. Hasilnya diketahui nilai rata-rata sebesar 68,18 dengan ketuntasan sebesar 72,73%. Nilai rata-rata tersebut cukup baik karena memenuhi KKM sekolah sebesar 65, namun ketuntasan masih di bawah 75%. Peneliti selaku guru kelas melakukan identifikasi masalah terhadap pembelajaran dan diperoleh hasil bahwa 1) siswa tidak mempunyai motivasi belajar yang memadai, 2) siswa tidak mempunyai semangat kompetesi akademik yang memadai, 3) pembelajaran hanya terpusat pada beberapa siswa saja, 4) pembelajaran hanya sekedar penyampaian dan penjelasan materi tanpa tantangan yang berarti. Aktifitas belajar siswa kurang memadai, sehingga hanya beberapa saja yang terlibat dalam tanya-jawab dan diskusi dengan guru. Siswa yang lain tidak mempunyai semangat yang sama, sehingga pasif dan tidak berminat.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Dalam pembelajaran, siswa bergabung bersama dengan kelompoknya. Mereka harus mempelajari materi yang telah disampaikan. Mereka dilibatkan dalam perlombaan antar kelompok. Mereka beradu cepat dalam menjawab pertanyaan secara lisan sesuai dengan materi yang disampaikan. Kompetisi ditentukan dengan nilai tertinggi dimana kelompok yang menjawab dengan benar mendapat nilai. Kelompok yang menang mendapat hadiah dari guru sebagai penghargaan. Dengan menerapkan Pembelajaran TGT diharapkan meningkatkan motivasi belajar siswa secara individual dan kompetisi antar kelompok. Peningkatan motivasi belajar dan tersebut kompetisi antar kelompok diharapkan berdampak pada penguasaan materi dan peningkatan hasil belajar.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran IPS pada siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Materi tentang Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi sebelum menerapkan Pembelajaran Teams Games Tournament?

2. Bagaimana penerapan Pembelajaran Teams Games Tournament pada siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran IPS dalam Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi?

Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar dan melakukan kompetisi antar kelompok dalam pembelajaran IPS dalam materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi pada Siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 melalui Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran di tingkat Sekolah Dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. Artinya, berbagai tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial-budaya untuk kepentingan pendidikan. IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yaitu kajian yang terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disiplinary.

Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.

2. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok masing-masing. Dalam kerja kelompok, guru memberikan LKS pada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru (Rusman, 2009: 224-225).

TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran (Rusman, 2009: 224).

Kerangka Berpikir

Pembelajaran TGT merupakan metode belajar dalam kelompok dengan fokus pada kompetisi antar kelompok. Guru menentukan pembagian kelompok sesuai dengan keragaman dan jumlah siswa. Dalam penelitian ini terdapat 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 5-6 anak. Guru menugaskan setiap kelompok mempelajari materi sebagai persiapan kompetisi. Mereka belajar bersama dan cara tersebut sebenarnya merupakan aktifitas belajar siswa dalam kelompok. Selanjutnya, guru melakukan pengundian secara acak terhadap siswa yang mengikuti kompetisi antar kelompok. Mereka yang terpilih beradu cepat dalam menjawab pertanyaan secara lisan. Jawaban yang benar mendapat nilai dan kelompok dengan nilai tertinggi dinyatakan sebagai pemenang. Kelompok tersebut memperoleh hadiah dari guru sebagai penghargaan. Dengan menerapkan pembelajaran TGT diharapkan siswa mempunyai motivasi belajar dan bersemangat mengikuti kompetisi antar kelompok. Lebih lanjut diharapkan siswa semakin memahami materi dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.

KONDISI AKHIR

Siswa termotivasi dan terlibat dalam pembelajaran secara aktif dan kompetitif

KONDISI AWAL

Siswa mempunyai motivasi belajar rendah dan kurang terlibat dalam pembelajaran

TINDAKAN

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

 

Hipotesis

Penerapan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran IPS dalam materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi diduga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan kompetisi antar kelompok, sehingga hasil belajar akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kedudukan peneliti adalah Guru Kelas IV, sehingga dapat melakukan tindakan dalam pembelajaran sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS dalam Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi.

Tempat penelitian ini adalah SDN Rowobungkul 2, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tempat penelitian ini merupakan unit kerja dari peneliti selaku guru kelas IV. Waktu penelitian ini adalah 2 bulan, pada bulan Maret-April tahun 2010 yang bertepatan dengan pertengahan Semester II pada Tahun Pelajaran 2009/2010.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010. Subjek penelitian sebanyak 22 anak.

Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran dan menganalisis hasil belajar siswa dalam ulangan harian.

Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes tertulis. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktifitas siswa secara langsung dalam pembelajaran. Tes tertulis digunakan untuk menentukan hasil belajar. Tes tertulis berupa ulangan harian yang terdiri dari 6 soal isian singkat dan 2 soal uraian. Hasil belajar ditentukan sesuai dengan KKM (65) dan ketuntasan (75%).

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini mengacu pada Model Siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, aksi, observasi dan refleksi.

Tabel 2. Prosedur Penelitian.

No

Tahap

Keterangan

1

Perencanaan

Guru melakukan pembagian kelompok, menyusun materi kompetisi antar kelompok, menyusun lembar observasi, mempersiapkan kompetisi antar kelompok dan pembahasan

2

Aksi

Siswa bergabung dengan kelompok, guru menugaskan kelompok mempelajari materi, guru melakukan observasi, guru melakukan pengundian secara acak, melakukan kompetisi, melakukan pembahasan

3

Observasi

Guru melakukan observasi pada aktifitas siswa selama pembelajaran dan pembahasan

4

Refleksi

Guru melakukan analisis terhadap tindakan (perencanaan aksi dan observasi) dan hasil tindakan (permasalahan, keberhasilan, dan perbaikan)

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran IPS pada Kondisi Awal sebenarnya cukup aktif dimana ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru dan berpendapat sesuai dengan materi. Guru menyampaikan materi dan menjelaskan secara lengkap, kemudian melakukan pembahasan dengan tanya-jawab. Pembelajaran tersebut cukup aktif dan menarik. Sejumlah siswa penuh semangat menjawab pertanyaan dan berpendapat, diantaranya Riyan Kukuh Prasetya, Fitri Ariyani, Inka Ruriana Rimba, Muhammad Ali, Jini Dwi Natalia dan Kuat Adiarto. Namun, kebanyakan siswa tidak berminat dan cenderung terdiam. Mereka menjadi penghalang kelancaran pembelajaran karena juga bercanda dan mengganggu temannya yang lain. Bila diminta berpendapat, mereka hanya terdiam, seperti Jasmani dan Deni Setyawan maupun Putri Mawar Dani yang kurang perhatian.

Foto 1. Pembelajaran IPA pada Kondisi Awal.

Pembelajaran IPS pada Kondisi Awal di atas membahas materi tentang Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi. Materi tersebut berkaitan dengan pengalaman hidup sehari-hari, sehingga tidak begitu sulit. Guru memberikan keterangan tentang perkembangan teknologi dan pengaruhnya bagi kehidupan. Kemudian, guru bertanya kepada siswa, sehingga terjadi tanya-jawab. Siswa dengan percaya diri menjawab tersebut dan menjelaskan pengalamannya secara lisan. Selanjutnya, guru memberikan catatan. Pembelajaran tersebut terus berlangsung hingga seluruh materi selesai walaupun masih ada sejumlah siswa yang pasif, tidak perhatian maupun bercanda.

Setelah seluruh materi selesai, guru melanjutkan dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan ulangan harian yang terdiri dari 6 soal isian singkat dan 2 soal uraian selama 35 menit. Selanjutnya, guru melakukan koreksi bersama. Siswa menukarkan hasil kerjanya dengan teman sebangkunya. Kemudian, guru juga melakukan analisis nilai ulangan harian. Hasilnya diketahui nilai rata-rata sebesar 68,18 dengan ketuntasan sebesar 72,73%.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I berlangsung secara kelompok dengan menerapkan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Siswa bergabung bersama dengan kelompok yang ditentukan oleh guru, masing-masing terdiri dari 5-6 anak/kelompok dan dapat diperhatikan dalam lampiran. Mereka belajar bersama sesuai dengan waktu yang ditentukan selama 35 menit. Mereka membaca berbagai sumber belajar yang tersedia, mulai dari buku catatan, buku teks, dan LKS. Selanjutnya, mereka berdiskusi, sehingga anggota kelompok semakin memahami materi tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai persiapan dalam perlombaan antar kelompok. Dengan keterangan guru, siswa lebih bersemangat, sehingga mereka belajar bersama dengan aktif. Aktifitas belajar siswa semakin meningkat dengan belajar kelompok dan berdiskusi dengan anggota kelompok.

Foto 6. Bergabung bersama dengan kelompok.

Foto 7. Melakukan perlombaan antar kelompok.

Pembelajaran pada Siklus I berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal yang berlangsung klasikal dan individual. Pembelajaran hanya melibatkan guru dengan sedikit siswa yang aktif dan bersemangat. Dalam pembahasan, guru bertanya dan siswa menjawab. Kebanyakan siswa masih pasif dan tidak bersemangat. Hal tersebut diduga berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Pada Siklus I, siswa belajar dalam kelompok. Mereka membaca sumber belajar dan tersedia dan berdiskusi. Mereka belajar sebagai persiapan dalam perlombaan antar kelompok. Selanjutnya, mereka dipilih secara acak dengan pengundian dan berlomba dengan menjawab pertanyaan secara lisan. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan. Guru membahas kembali materi yang disampaikan dalam perlombaan, termasuk perlombaan itu sendiri. Siswa lebih aktif dan bersemangat..

Hasil belajar pada Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,18 dan ketuntasan sebesar 72,73%. Setelah menerapkan Pembelajaran TGT, sisswa belajar dalam kelompok dan berdiskusi, mengikuti perlombaan dan pembahasan dengan aktif. Mereka bersemangat dalam belajar, sehingga pemahaman materi dan hasil belajar semakin baik. Sesuai dengan nilai ulangan harian, hasil belajar pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,46 dan ketuntasan sebesar 95,46%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan dari penerapan Pembelajaran TGT yang mencakup seluruh materi. Siswa tetap bergabung bersama dengan kelompok yang sama, sehingga belajar sama dan berdiskusi dengan semakin aktif dan kompak. Pada Siklus II ini hampir sama dengan pembelajaran sebelumnya. Siswa tetap belajar dalam kelompok dengan membaca berbagai sumber belajar dan berdiskusi. Bahkan, mereka berinisiatif dengan melakukan tanya-jawab dalam kelompoknya. Kegiatan ini sangat bagus, namun mengganggu kelompok lainnya. Dalam tanya-jawab tersebut, kelompok menjadi lebih aktif dan lebih berisik. Guru hanya mengingatkan kelompok tersebut supaya lebih tenang dalam melakukan tanya-jawab. Kerja sama dalam kelompok semakin kompak, termasuk dengan tanya-jawab.

Foto 11. Bergabung bersama dengan kelompok.

Foto 12. Melakukan perlombaan antar kelompok.

Pembelajaran pada Siklus II berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal yang berlangsung klasikal dan individual. Pembelajaran pada Siklus II ini merupakan kelanjutan dari pembelajaran sebelumnya. Siswa bergabung dengan anggota kelompok dan belajar kelompok. Mereka tidak hanya membaca dan berdiskusi, tetapi juga melakukan tanya-jawab. Hal tersebut merupakan inisiatif yang sangat bagus dalam persiapan perlombaan. Guru memilih siswa secara acak dan perlombaan berlangsung menarik dan seru. Pembahasan juga aktif dan menarik. Siswa menjawab setiap pertanyaan dari guru maupun bertanya beberapa hal lainnya, sehingga mereka semakin paham dengan materi tersebut. Hasil belajar pada Siklus II sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 92,73 dan ketuntasan hingga mencapai 100%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sesuai dengan penerapan Pembelajaran Teams Games Tournament pada siswa Kelas IV Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran IPS dalam Materi tentang Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi, peneliti mendapat hasil tindakan sebagai berikut:

1. Siswa belajar dengan motivasi yang tinggi dan belajar kelompok secara aktif dengan membaca berbagai sumber belajar, berdiskusi dan melakukan tanya jawab.

2. Siswa mengikuti perlombaan antar kelompok dengan aktif dan bersemangat dengan menjawab setiap pertanyaan

3. Siswa mengikuti perlombaan antar kelompok dengan aktif dan bersemangat dengan menjawab setiap pertanyaan.

4. Hasil belajar meningkat dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan.

Pembelajaran TGT merupakan metode belajar kelompok dengan fokus pada perlombaan. Dalam penelitian ini, peneliti selaku guru kelas melakukan pembagian kelompok. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan terdiri dari 5-6 anggota/kelompok. Siswa belajar dalam kelompok dengan menggunakan berbagai sumber belajar dan berdiskusi. Selanjutnya, peneliti menyusun materi perlombaan antar kelompok sesuai dengan materi tersebut. Dalam perlombaan tersebut, peneliti mengundi siswa sesuai dengan kodenya masing-masing, sehingga siswa tidak mengetahui siapa lawannya. Hal ini berarti siswa harus mempersiapkan diri dengan dalam belajar kelompok. Peneliti memberikan hadiah kepada kelompok yang memenangkan perlombaan. Langkah-langkah tersebut mengacu pada keterangan Rusman (2009: 215-217) bahwa penerapan pembelajaran TGT harus memenuhi belajar dalam kelompok, pertandingan dan penghargaan.

Dalam pembelajaran IPS tersebut, tujuan belajar yang ingin dicapai adalah siswa mampu membandingkan dan membedakan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi pada masa lalu dan masa sekarang serta berpendapat secara lisan tentang pengalaman penggunaannya. Karena kebanyakan siswa tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi, peneliti memberikan pertanyaan yang harus dijawab dalam perlombaan antar kelompok. Siswa belajar bersama dengan anggota kelompoknya selama 35 menit sesuai dengan materi yang ditentukan. Dalam pembelajaran TGT, belajar kelompok menjadi tahap yang paling penting karena setiap anggota mempunyai peran terhadap hasil perlombaan. Diskusi dalam kelompok memperkuat pemahaman materim, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Waktu untuk belajar ditentukan selama 35 menit dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia. Pada Siklus I, materi yang dipelajari adalah teknologi produksi dan komunikasi. Siswa dan kelompoknya berdiskusi dengan aktif. Pada Siklus II, materi yang dipelajari teknologi transportasi dan materi sebelumnya. Siswa dan kelompoknya tidak hanya berdiskusi, tetapi berinisiatif melakukan tanya-jawab. Kemudian, pembelajaran dilanjutkan dengan perlombaan antar kelompok. Perlombaan berlangsung menarik dan seru. Siswa yang dipilih secara acak berlomba menjawab dan mengumpulkan nilai bagi kelompoknya. Hasil lomba pada Siklus I dimenangkan oleh Kelompok A dan mendapat hadiah berupa bolpoin. Sedangkan pemenang perlombaan pada Siklus II adalah kelompok C dan mendapat hadiah berupa buku tulis.

Penerapan pembelajaran TGT berdampak langsung terhadap motivasi belajar siswa. Mereka harus berkompetisi dengan mengikuti perlombaan antar kelompok. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan belajar kelompok. Aktifitas belajar semakin meningkat, terutama dalam mengkaji materi dengan berdiskusi dan melakukan tanya-jawab. Mereka mengikuti perlombaan dengan menjawab pertanyaan secara lisan. Mereka juga mengikuti pembahasan tentang materi dalam perlombaan tersebut. Mereka mengkaji materi secara aktif dan kompetitif. Hal ini juga berdampak terhadap pemahaman materi dan hasil belajar. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian, hasil belajar mengalami peningkatan. Pada Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,18 dan ketuntasan hanya sebesar 72,73%. Pada Siklus I mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 80,46 dan ketuntasan menjadi sebesar 95,46%. Pada Siklus II semakin meningkat dengan nilai rata-rata sebesar 93,64 dan ketuntasan hinga mencapai sebesar 100%.

Tabel 7. Perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

No

Keterangan

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

45

60

70

2

Nilai rata-rata

68,18

80,46

93,64

3

Nilai tertinggi

80

100

100

4

Siswa tuntas

16

21

22

5

Ketuntasan

72,73%

95,46%

100%

PENUTUP

Simpulan

1. Pembelajaran IPS sebelum menerapkan Pembelajaran Teams Games Tournament berlangsung klasikal dan individual, sehingga aktifitas belajar hanya terpusat pada guru dan beberapa siswa dengan motivasi belajar yang tinggi.

2. Penerapan Pembelajaran Teams Games Tournament dengan membagi siswa menjadi kelompok dengan keragaman jenis kelamin dan kecerdasan, belajar kelompok dengan berdiskusi dan melakukan tanya-jawab, mengikuti perlombaan antar kelompok dengan perwakilan yang diundi oleh guru dan pembahasan tentang materi dalam perlombaan antar kelompok.

3. Penerapan Pembelajaran Teams Games Tournament meningkatkan motivasi belajar siswa dengan belajar kelompok dan kompetisi antar kelompok untuk menjadi pemenang.

4. Penerapan Pembelajaran Teams Games Tournament menhgkaji kembali materi yang telah disampaikan dan meningkatkan hasil belajar.

Saran

1. Guru seharusnya menyusun materi perlombaan antar kelompok secara beragam dengan tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga memungkinkan pembahasan yang mendalam tentang materi tersebut setelah perlombaan.

2. Siswa seharusnya mengikuti pembahasan dengan aktif dengan mengkaji materi yang belum dikuasai, sehingga pemahaman materi semakin baik.

3. Sekolah seharusnya menerapkan hasil penelitian sesuai dengan mempertimbangkan materi, mata pelajaran, kemampuan siswa maupun guru.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ridwan, dkk. 2009. Pengembangan Pendidikan IPS SD, PJJ S1 PGSD. Tidak dipublikasikan.

Rusman. 2009. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pres.

 

Sadiman, Irawan Sadad dan Amalia, Shendy, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 4: SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Dinas Pendidikan Nasional.