PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPS

MELALUI PEMBELAJARAN STAD DENGAN MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TARUB

KECAMATAN TAWANGHARJO SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Nur Indah

SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hasil belajar IPS melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran IPS melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam mengikuti pembelajaran IPS siswa. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Tarub Kedamatan Tawangharjo semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V sebanyak 25 siswa. Pengumpulan data melalui obervasi (non tes) untuk memperoleh data partisipasi siswa, melalui tes untuk memeproleh data hasil belajar, dan dokumentasi untuk memperoleh data sekunder. Penelitian dianggap berhasil apabila siswa telah mencapai SKBM sebesar 70, nilai rata-rata kelas telah mencapai ≥ 70, dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%. Melalui metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar IPS siswa di kelas V Semester I SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan partisipasi belajar sebelum pelaksanaan tindakan dengan sudah pelaksanaan tindakan (prasiklus ke siklus II) sebesar 49,33% yaitu dari 43,33%, menjadi 92,67%. Ketuntasan belajar meningkat sebesar 14 siswa, yaitu dari prasiklus 11 meningkat menjadi 25, nilai rata-rata meningkat 12,76, yaitu dari prasiklus sebesar 68,4 meningkat menjadi 81,16, nilai tertinggi meningkat 9, yaitu dari prasiklus 80 meningkat menjadi 89, siswa terendah meningkat 15, yaitu dari prasiklus 11 meningkat menjadi 25.

Kata kunci: Partisipasi siswa, hasil belajar, STAD, Perpustakaan.

 

PENDAHULUAN

Sekolah Dasar merupakan salah satu bagian komponen dalam sistem pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dissebutkan bahwa pendidikan dasar mencakup SD/MI, SMP/MTs. atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan yang berlangsung selama 6 tahun dan merupakan jenjang pendidikan formal level rendah yang sangat menentukan pembentukan karakter siswa kedepannya. Di level inilah awal mula anak mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga penanaman nilai-nilai yang nantinya akan berguna dalam kehidupanya.

Salah satu mata pelajaran yang diberikan sejak kelas 1 adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yaitu suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4). Di sekolah dasar IPS marupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik.

Pengajaran IPS, khususnya di kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo, selama ini telah menerapkan model pembelajaran yang berbasis pada siswa, seperti STAD (Student Team Achievement Division), namun hasilnya murang maksimal, hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dilakukan pada awal semester II Tahun Palajaran 2017/2018, diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung, siswa kurang berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini terlihat dari waktu dilaksanakan diskusi kelompok hanya sebagian kecil siswa yang memberikan pendapat dan memberi tanggapan siswa lain, saat diberikan tugas, siswa tidak segera menyelesaikan, siswa belum dapat saling memberi motivasi dalam mengerjakan tugas, belum semua siswa memiliki rasa toleransi dalam menerima pendapat.

Permasalahan tersebut di atas, berdampak pada rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan, sehingga saat dilakukan ulangan harian, hasilnya kurang memuaskan. Dari 25 (duapuluh lima) siswa yang mengikuti ujian, baru 11 (sebelas) siswa yang tuntas, atau 44%, sedangkan 14 (empat belas) siswa atau 56% belum tuntas.

Rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode STAD tersebut disebabkan pembahasan materi terbatas pada buku siswa, atau materi yang diberikan oleh guru, sehingga setelah siswa selesai diskusi pembelajaran dianggap selesai. Hal ini tentunya berbeda apabila siswa mencari sendiri sumber belajar di perpustakaan, artinya sebelum melakukan diskusi kelompok, siswa diminta untuk membaca sumber-sumber bacaan yang ada di perpustakaan, dilanjutkan dengan kuis individual dan kuis kelompok.

Melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, dalam menjawab kuis individu maupun kuis kelompok tidak hanya terbatas pada satu sumber, yaitu buku siswa, namun dari berbagai sumber, sehingga pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan lebih luas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa sebagai upaya peningkatan partisipasi siswa dan hasil belajar IPS, bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo, dalam mengikuti pembelajaran IPS, maka dilakukan pembelajaran dengan menerapkan metode STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Mengingat upaya tersebut merupakan langkah perbaikan kondisi kelas, khusunya terkait dengan partisipasi dan hasil belajar, maka tindakan tersebut dirancang dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), dengan judul penelitian: “Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran STAD dengan Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Bagisiswa Kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.     Apakah melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

2.     Apakah melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam mengikuti pembelajaran IPS siswa?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.     Mendeskripsikan hasil belajar IPS melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

2.     Mendeskripsikan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran IPS melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam mengikuti pembelajaran IPS siswa.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Menurut Djamarah (2008:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sedangkan Djamarah menungkapkan tentang prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.

Pelajaran IPS

IPS merupakan bidang studi baru karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat beberapa istilah seperti Ilmu Sosial (social sciences), Studi Sosial (social studies), dan IPS. Achmad Sanusi (Hidayati, 2004: 5) memberikan batasan tentang Ilmu Sosial sebagai berikut, “Ilmu sosial terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut dan makin ilmiah”. Gross (Hidayati, 2004: 5) juga mengemukakan Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial yang secara alamiah memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan kelompok atau masyarakat yang dibentuk.

IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan di SD yang bersifat terpadu. Keterpaduan tersebut merupakan hasil dari penyederhanaan atau pemfusian pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar dan menengah. Mulyono Tj memberi batasan IPS bahwa IPS sebagai pendekatan interdisipliner (Inter-disciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial (Hidayati, 2004: 8).

Metode Pembelajaran STAD

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif STAD. Trianto (2010: 68) mengemukakan pembelajaran kooperatif STAD merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Slavin (Trianto, 2010: 68-69) juga menyatakan pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Lebih jauh Slavin (Rusman, 2011: 214) memaparkan bahwa, “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.

Menurut Trianto (2010: 72-73), pembelajaran kooperatif STAD merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana. Dikatakan demikian karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional, yaitu adanya penyajian informasi atau materi pelajaran. Isjoni (2007: 70) juga mengemukakan STAD sangat sesuai untuk mengajarkan bahan ajar yang tujuannya didefinisikan secara jelas, misalnya perhitungan dan aplikasi matematika, penggunaan bahasa, geografi, dan keterampilan menggunakan peta.

Slavin (dalam Asma, 2008: 50) menyatakan bahwa STAD adalah pembelajaran dimana siswa di tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya.

Partisipasi

Menurut Turner dan Patrick (2004) partisipasi dalam kegiatan belajar adalah kebiasaan kerja yang berharga karena beberapa alasan. Partisipasi memberikan siswa kesempatan untuk belajar dan berlatih pengetahuan dan strategi baru, untuk menjelaskan alasan siswa, dan untuk memeriksa proses pemikiran siswa dan menyadari kebutuhan untuk merevisi pemikiran. Hal ini juga memungkinkan guru mengetahui ke dalam proses pemikiran siswa dalam pembelajaran, memungkinkan siswa untuk mendiagnosa masalah untuk memberikan dukungan kognitif dan afektif untuk pemahaman siswa.

Partisipasi belajar menurut Mulyasa (2006: 241) yaitu pengikutsertaan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran saat diskusi kelompok yang ditujukan adanya pengerjaan tugas yang diberikan oleh guru. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

Pembelajaran aktif dan partisipatif menurut Daryanto dan Rahardjo (2012: 250) mendorong siswa untuk belajar dengan cara yang paling efektif melalui tindakan dan kata-kata. Fokusnya lebih pada apa yang dilakukan para siswa dari pada yang dibuat oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator, dalam arti guru membantu dan mendampingi kegiatan belajar siswa yang berlangsung lewat berpengalaman dan melakukan kegiatan.

Kerangka Berpikir

Pembelajaraan IPS di Sekolah Dasar marupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Pengajaran IPS, khususnya di kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo, selama ini telah menerapkan model pembelajaran yang berbasis pada siswa, seperti STAD (Student Team Achievement Division), namun hasilnya murang maksimal. Hal ini disebabkan pembahasan materi terbatas pada buku siswa, atau materi yang diberikan oleh guru, sehingga setelah siswa menyelesaikan diskusi pembelajaran dianggap selesai, dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan lebih luas.

Melalui pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa diberi kesempatan mencari dan menemukan berbagai informasi terkait dengan materi pembelajaran, sehingga dalam menjawab kuis siswa dapat menjawab pertanyaan dengan berbagai jawaban dari berbagai sumber. Hal ini memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang lebih baik dibanding dengan siswa yang hanya memperoleh sumber belajar dari buku siswa atau dari guru.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: melalui metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas V semester II SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan maksimal.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Dipilihnya tempat ini karena peneliti adalah guru kelas tersebut dan di kelas ini partisipasi siswa dalam mengiktuti pembelajaran dan hasil belajar IPS belum maksimal. Waktu penelitian, dilaksanakan selama 6 (Enam) bulan yaitu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, tepatnya mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan berjumlah 25 (dua puluh lima). Objek penelitian ini adalah peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa IPS, melalui penerapan metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perbandingan, yaitu suatu teknik analisis data dengan membandingkan penilaian pengamatan partisipasi belajar siswa dan hasil belajar IPS, sebelum tindakan dilakukan dengan hasil penilaian partisipasi belajar siswa dan hasil belajar IPS setelah dilakukan tindakan, analisis perbandingan ini dilakukan sejak dilakukan tindakan I (siklus I) sampai tindakan berakhir, sebagai bahan refleksi untuk tindakan berikutnya. Perbandingan partisipasi belajar dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata dan prosentase rata-rata aktivitas belajar antar siklus.

Indikator Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan, maka diperlukan indikator yang jelas, penelitian ini dikatakan berhasail apabila hasil belajar dan partisipasi belajar telah menunjukan indikator sebagai berikut: Hasil belajar IPS ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran IPS Kelas V SD Negeri SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan siswa sebesar 70, dengan demikian penelitian dianggap berhasil apabila seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 70. Partisipasi siswa, tindakan dianggap berhasil apabila partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%, artinya 85% dari seluruh siswa telah menunjukkan partisipasinya dalam mengikuti pembelajaran.

Prosedur Kerja

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain (Tahir 2012: 77). Sesuai dengan pengertian PTK tersebut, maka penelitian ini dilakukan sebagai bentuk siasat guru untuk mengaplikasikan pembelajaran IPS dengan berkaca pada pengalaman sebelumnya, penelitian ini sekaligus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar IPS dan partisipasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, pada semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, setelah diterapkan metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model Penelitian tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2006: 83) mengemukakan model penelitian tindakan didasarkan atas konsep pokok terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah dalam penelitian, yaitu: Perencanaa atau planning, Tindakan atau acting, Pengamatan atau observing, dan Refleksi atau reflecting.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Prasiklus

Pada kegiatan prasiklus, partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS cenderung masih sangat kurang. Hasil pengamatan partisipasi belajar siswa yang menunjukkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran STAD sebelum memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa yang berpartisipasi aktif sebanyak 10,83 siswa (43,33%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran IPS.

Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mencapai 11 siswa (44,00%). siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 (56,00%), sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas sebesar 68,40. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi siswa dan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan maksimal.

Kondisi Siklus I

Setelah dilakukan tindakan penerapan metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar terjadi perubahan partisipasi belajar siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS meningkat menjadi 17,33 siswa (69,33%). Demikian pula dengan hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 19 siswa atau sebesar 76,00% sedangkan siswa yang belum tuntas turun menjadi 6 siswa (24,00%). Hal ini membuktikan bahwa melalui metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, dapat meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar, namun belum dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

Kondisi Siklus II

Setelah tindakan dilanjutkan siklus II, yaitu menerapkan metode yang sama seperti siklus I materi yang berbeda partisipasi belajar siswa meningkat menjadi 23,17 siswa atau 92,67%. Artinya siswa yang berpartisipasi dalam belajar semakin banyak. Demikian pula dengan hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian yang dilakukan setelah pertemuan pertama dan kedua, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar 100,00% nilai rata-rata kelas mencapai 81,16. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, dapat meningkatkan hasil belajar IPS dan partisipasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

Perbandingan Hasil pengamatan partisipasi belajar siswa

Pada tahap awal tindakan (prasiklus), peneliti mengajar dengan menggunakan metode STAD, namun dengan menggunakan sumber balajar buku siswa dan informasi dari peneliti. Berdasarkan hasil observasi, partisipasi belajar siswa cenderung rendah, namun setelah dilakukan perubahan metode belajar yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar partisipasi siswa menjadi naik. Kenaikan terjadi pada setiap indikator. Perbandingan partisipasi belajar siswa prasiklus dan Siklus 1 dapat diketahui sebelum memanfaatkan perpustakaan partisipapsi siswa dalam mengikuti pembelajaran sebesar 43,33% setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, yaitu dengan memanfaatkan perepusakaan sebagai sumber belajar meningkat menjadi 69,33% artinya terjadi peningkatan sebesar 26,00%.

Perbandingan partisipasi belajar siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, partisipasi belajar siswa meningkat menjadi 92,67% artinya dibanding dengan siklus I terjadi peningkatan sebesar 23,33%. Perbandingan partisipasi belajar prasiklus dan siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus II, partisipasi belajar siswa meningkat menjadi 92,67% atau terjadi peningkatan sebesar 49,33%.

Perbandingan Hasil Belajar IPS

Perbandingan hasil belajar IPS dari prasiklus dengan siklus I dapat diketahui bahwa melalui metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 68,40 menjadi 74,24, dan meningkatnya jumlah ketuntasan belajar dari 11 siswa menjadi 19 siswa, jumlah nilai yang belum tuntas berkurang 8 siswa. Nilai rata-rata meningkat sebesar 5,84, nilai tertinggi meningkat sebesar 4, nilai terendah meningkat sebesar 5.

Perbandingan hasil belajar IPS dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu meneapkan pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumbe belajar, nilai rata-rata meningkat sebesar 6,92, nilai tertinggi meningkat sebear 5, nilai terendah meningkat sebesar 10, jumlah siswa yang tuntasa meningkat sebanyak 6 siswa, dan siswa yang belum tuntas turun sebanyak 6 siswa.

Perbandingan hasil belajar IPS dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II yaitu meneapkan pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumbe belajar, nilai rata-rata meningkat sebesar 12,76, nilai tertinggi meningkat sebear 9, nilai terendah meningkat sebesar 15, jumlah siswa yang tuntasa meningkat sebanyak 14 siswa, dan siswa yang belum tuntas turun sebanyak 14 siswa.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran STAD dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar IPS siswa di kelas V Semester I SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan partisipasi belajar siswa dari prasiklus sebanyak 10,83 siswa (43,33%) meningkat menjadi 17,33 siswa (69,33%) pada siklus I (peningkatan sebesar 26,00%). Peningkatan partisipasi belajar siswa dari siklus I sebanyak 17,33 siswa (69,33%) meningkat menjadi 23,17 siswa (92,67%) pada siklus II (peningkatan sebesar 23,33%).

Hasil belajar IPS di SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 68,40 dan jumlah ketuntasan sebanyak 11 siswa (44,00%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 74,24 dengan jumlah ketuntasan 19 siswa (76,00%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 5,84 dan jumlah ketuntasan meningkat 8 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 81,16 dan jumlah ketuntasan sebanyak 25 siswa (100,00%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 6,92 dan jumlah ketuntasan meningkat 6 siswa.

 

Saran-Saran

Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo, untuk meningkatkan profesionalisme guru, perlu dilakukan pembinaan guru tentang modifikasi model pembelajaran, media, dan sumber belajar, sehingga dalama melaksanakan pembelajaran guru dapat menggabungkan model pembelajaran, dengan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Saran untuk Kepala Sekolah, sebaiknya kepala sekolah, memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pembinaan kepada guru lain, sehingga guru dapat memodifikasi model pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah, bila perlu dimodivikasi dengan menggunakan media pembelajaran ada. Saran untuk Guru lain, sebaiknya dalam melaksanakan pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk selalu aktif mengikuti pembelajaran, dan berani memodifikasi model pembelajaran yang sudah ada dengan menggunakan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah, khususnya perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Asma, Nur, 2008, Model Pembelajaran Kooperatif, Padang: UNP

Daryanto, dan Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT, Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional

Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta

Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mulyasa. E. 2006. Kurikulum yang di sempurnakan. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya

Rusman, 2011, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana, 2009, Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara