Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi Dengan Alat Bantu Karet Gelang
PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI
DENGAN ALAT BANTU KARET GELANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN PUNJULHARJO
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Eko Sya’roni
Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kelas V SDN Punjulharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran Penjasorkes tentang lompat tinggi dengan menggunakan karet gelang pada peserta didik kelas V SDN Punjulharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 dan meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Punjulharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 tentang lompat tinggi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Tempat penelitian dilaksanakan di SDN Punjulharjo, Kec. Rembang, Kab. Rembang pada bulan Februari sampai bulan Maret 2017. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V di SDN Punjulharjo, Kec. Rembang, Kab. Rembang yang berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 9 peserta didik perempuan dan 11 peserta didik laki-laki. Alat pengumpulan data adalah lembar pengamatan,tes tertulis. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Prosedur penelitian adalah tindakan dengan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Hasil penelitian adalah 1) nilai rata-rata kemampuan gerak peserta didik pada lompat tinggi peserta didik pada Siklus I sebesar 7,7 yaitu kategori kurang, dan pada Siklus II meningkat menjadi 11, 6 yaitu dalam kategori cukup. Guru disarankan untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.
Kata Kunci: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Lompat Tinggi, Media Pembelajaran, Alat Bantu Karet.
PENDAHULUAN
Dalam program Penjasorkes di sekolah dapat berupa permainan maupun olahraga. Pembelajaran dapat diberikan secara bertahap sehingga tujuan dari praktek pembelajaran dapat tercapai. Guru Penjasorkes dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengajar untuk meningkatkan belajar anak. Guru Penjasorkes juga harus kreatif dalam pengembangan metode pembelajaran. Modifikasi permainan merupaka salah satu metode yang sangat diperlukan untuk mensiasati terbatasnya saran dan prasaran untuk mengantisipasi kebosanan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran Penjasorkes di SDN Punjulharjo berjalan dengan baik namun hasil yang diharapkan masih kurang optimal, khususnya pada pembelajaran lompat tinggi. Dari pengamatan selama pembelajaran, materi lompat tinggi kurang diminati peserta didik, peserta didik lebih menyukai permainan seperti bola voli dan sepak bola. Hal tersebut membuat pembelajaran lompat tinggi menjadi rendah, ini dapat dilihat dari nilai pembelajaran lompat tinggi pada Tahun Pelajaran 2015/2016 yang dicapai peserta didik, yaitu lebih dari 50% di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.
Selain hasil belajar yang rendah, dalam pembelajaran lompat tinggi banyak terjadi kesalahan yang dilakukan oleh peserta diik antara lain pada saat melakukan awalan, tolakan maupun pendaratan. Dari hasil pengamatan tersebut untuk meningkatkan pembelajaran khususnya lompat tinggi diperlukan model pembelajaran yang lebih efektif sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik. Karena peserta didik lebih berantusias dengan permainan maka penulis mencoba menggunakan alat bantu karet gelang dalam lompat tinggi sehingga seperti permainan lompat dengan karet gelang. Karet gelang yang dimaksud adalah karet yang diuntai untuk membantu teknik melayang dalam lompat tinggi. Diharapkan dengan menggunakan alat bantu karet gelang dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pembelajaran lompat tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi dengan Alat Bantu Karet Gelang pada Peserta Didik Kelas V SDN Punjulharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017â€.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010: 20), ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 pada bulan Februari – Maret 2017.
Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas V SDN Punjulharjo, Kec. Rembang, Kab. Rembang pada semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 peserta didik, terdiri atas 9 peserta didik perempuan dan 11 peserta didik laki-laki.
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sebelum melakukan PTK, penulis menganalisis hasil evaluasi pembelajaran sebelumnya dan hasil dari evaluasi tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki pembelajaran.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes tertulis. Penulis membuat lembar pengamatan kemampuan gerak peserta didik dalam pembelajaran lompat tinggi. Pengamatan yang dilakukan tentang 4 kriteria, yaitu awalan, tolakan, melayang dan pendaratan. Tes tertulis diberikan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi tentang lompat tinggi. Jumlah soal sebanyak 10 butir dengan bentuk isian singkat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada jam pertama, yaitu pukul 07.00 – 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama ini penulis memberikan teori tentang lompat tinggi, pembelajaran langsung di lapangan. Setelah pemberian teori peserta didik dibariskan kemudian melakukan pemanasan.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada jam kedua, yaitu pukul 07.35 – 08.45 WIB. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua:
1) Pemanasan
2) Memberi contoh melakukan gerakan awalan lompat tinggi gaya straddle
3) Memberi contoh melakukan tolakan lompat tinggi gaya straddle
4) Memberi contoh cara melakukan gerakan saat melayang pada lompat tinggi gaya straddle
5) Memberi contoh cara melakukan pendaratan pada lompat tinggi gaya straddle
6) Semua peserta melaksanakan apa yang dicontohkan oleh guru
Pada pertemuan ketiga ini peneliti melakukan dua evaluasi, yaitu evaluasi materi secara tertulis dan evaluasi praktik lompat tinggi. Berikut adalah hasil kemampuan gerak peserta didik pada Siklus I:
Tabel 1. Kemampuan Gerak Peserta Didik pada Siklus I.
No |
Kategori |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Baik |
1 |
5% |
2 |
Cukup |
7 |
35% |
3 |
Kurang |
12 |
60% |
4 |
Rata-rata |
7,7 (Kurang) |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan gerak peserta didik masih dalam kategori kurang dan hanya 1 anak yang mempunyai kemampuan gerak baik. Sedangkan rata-rata ulangan harian peserta didik pada Siklus I sebesar 79,5 dengan ketuntasan sebesar 70% atau 14 peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Deskripsi Siklus II
Pertemuan pertama, tanggal 4 Maret 2017 dan dilaksanakan pada jam kedua, yaitu pukul 07.35 – 08.45 WIB. Berikut adalah latihan yang diberikan penulis pada pertemuan pertama:
1) Latihan melompat tanpa tanpa awalan melewati karet yang dibentangkan dengan tumpuan satu kaki (kanan atau kiri) dan tumpuan dua kaki
2) Latihan lari dan melompat dengan awalan melewati karet yang dibentangkan dengan tumpuan satu kaki (kanan atau kiiri) dan tumpuan dua kaki
3) Latihan lari dan melompat dengan tumpuan kaki terkuat
Pertemuan kedua, tanggal 8 Maret 2017 dilaksanakan pada jam pertama, yaitu pukul 07.00 – 08.10 WIB. Berikut adalah kegiatan pada pertemuan kedua:
1) Pemanasan
2) Memberi contoh melakukan gerakan awalan lompat tinggi gaya straddle
3) Memberi contoh melakukan tolakan lompat tinggi gaya straddle
4) Memberi contoh cara melakukan gerakan saat melayang pada lompat tinggi gaya straddle
5) Memberi contoh cara melakukan pendaratan pada lompat tinggi gaya straddle
6) Semua peserta melaksanakan apa yang dicontohkan oleh guru
Pertemuan ketiga, tanggal 11 Maret 2017 dan dilaksanakan pada jam kedua, yaitu pukul 07.35 – 08.45 WIB. Sama halnya dengan Siklus I pada pertemuan ketiga ini penulis kembali melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran baik secara teori maupun praktek. Berikut adalah kemampuan gerak peserta didik pada Siklus II:
Tabel 2. Kemampuan Gerak Peserta Didik pada Siklus II.
No |
Kategori |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Baik |
9 |
45% |
2 |
Cukup |
11 |
55% |
3 |
Kurang |
– |
– |
4 |
Rata-rata |
11,6 (Cukup) |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan gerak peserta didik dalam kategori cukup, yaitu dengan skor 11,6 dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori kurang. Sedangkan rata-rata hasil ulangan peserta didik sebesar 84 dengan ketuntasan sebesar 90%.
Pembahasan
Pada Siklus I, proses pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan alat bantu karet gelang sudah berjalan dengan baik. Dalam proses pembelajaran peserta didik merasa senang tetapi tetap tidak melupakan sasaran yang ingin dicapai yaitu peserta didik dapat melakukan lompat tinggi dengan teknik lompat yang benar. Metode pengajaran telah disesuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga peserta didik merasa mudah melakukan setiap gerakan yang diajarkan oleh penulis. Selama melaksanakan kegiatan pembelajaran, penulis dibantu oleh satu peserta didik yang diberi tugas untuk memanggil peserta yang akan melakukan latihan maupun penilaian lompat tinggi. Walaupun pembelajaran telah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, akan tetapi nilai yang diperoleh belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga pembelajaran dilanjutkan pada Siklus II.
Dari penjelasan kegiatan dan pertemuan pada setiap siklus menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran lompat tinggi selalu ada peningkatan yang baik, selain itu ada motivasi dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan model dan modifikasi pembelajaran yang baru.
Berdasarkan hasil observasi penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran lompat tinggi dengan alat bantu karet gelang dapat dijadikan salah satu model pembelajaran lompat tinggi yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan gerak peserta didik dalam olahraga lompat tinggi terutama pada peserta didik Kelas V SD.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pembelajaran Penjasorkes dengan menggunakan alat bantu karet gelang, membuat peserta didik tertarik dan antusias karena dianggap seperti bermain lompat tali. Pembelajaran berjalan dengan lancar dan peserta didik dapat mengikuti latihan lompat tinggi dengan baik.
2. Karet gelang dapat meningkatkan hasil belajar penjasorkes tentang lompat tinggi pada peserta didik Kelas V SDN Punjulharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan nilai rata-rata lompat tinggi sebesar 77, yaitu dalam kategori kemampuan gerak peserta didik adalah cukup.
Saran
1. Peserta didik disarankan untuk lebih memahami teknik lompat tinggi yang benar supaya dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukannya.
2. Disarankan untuk mengembangkan model pembelajaran lompat tinggi dengan lebih kreatif dan inovatif sehingga peserta didik merasa lebih senang tanpa terbebani selain itu tujuan pembelajaran juga dapat tercapai lebih baik.
3. Sekolah disarankan untuk menyediakan atau memperbaharui sarana dan prasarana olahraga sehingga semua peserta didik dapat menggunakan fasilitas olahraga
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. (2013). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Adang, S. (2000). Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Agus, K. (2012). Pembangunan Olahraga untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kejayaan Bangsa. Jakarta: Lingkar Media.
Aif Sarifudin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Arikunto, S. (2011). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ashar Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Djumidar. (2007). Dasar-dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rusli Lutan. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas
Eddy Purnomo dan Dapan. (2011). Pedoman Mengajar Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta: Alfabeta.
Eddy Purnomo. (2007). Dasar-dasar Gerak Atletik. UNY Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, N. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana dan Ravai. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baca.
Walgita (2010). Upaya Peningkatan Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Alat Bantu Simpai dan Matras Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kalipetir Pengasih Kulon Progo. Skripsi: UNY.
Waryuniwati. (2011). Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi Dengan Alat bantu Kardus dan Karet Pada Siswa Kelas V di SD Negeri Tanjung 3 Muntilan Kabupaten Magelang (Skripsi). Yogyakarta: FIK UNY.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.