PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PENGARUH ENERGI PANAS, GERAK, GETARAN
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
TENTANG PENGARUH ENERGI PANAS, GERAK, GETARAN
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III
SD NEGERI SOKO 1 KECAMATAN MIRI SEMESTER II TAHUN 2014/2015
Sukamto
SD Negeri Soko 1 Kecamatan Miri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran melalui metode demonstrasi bagi siswa kelas III SDN Soko 1 kecamatan Miri kabupaten Sragen semester tahun 2015/2016. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari hasil kegiatan perbaikan pembelajran yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Dengan menggunakan metode pembelajaran demontrasi dapat meningkatakan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang energi panas, gerak dan getaran pada siswa kelas III SD N Soko 1, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen semester Genap, tahun pelajaran 2015/2016”.
Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Prestasi belajar, IPA, Energi Panas.
PENDAHULUAN
Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik. Dalam dunia pendidikan penyebarluasan suatu metode juga sukar karena belum tentu semua metode cocok untuk digunakan. Metode ceramah masih terlalu dominan, berceramah memang berat karena guru dipaksa menjadi sumber belajar yang terpenting dalam proses pembelajaran atau belajar mengajar (Salam, 2002).
Proses belajar itu sendiri adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Proses dalam belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya, perubahan tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotor yang tentunya membutuhkan strategi pembelajaran yang baik untuk meningkatkan hasil belajar.
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu atau cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mana suatu kegiatan berasa atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara dari organisme.
Tantangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) dimasa depan disadari akan semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat, menghasilkan inovasi di bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan dirasakan lebih pesat dibandingkan dengan inovasi dalam bidang pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan pada saat ini menjadi perhatian. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan.
Apa yang ingin dicapai melalui inovasi pendidikan tersebut, yaitu usaha untuk mengubah proses pembelajaran, perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum, peningkatan fasilitas belajar mengajar serta peningkatan mutu profesional guru.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan harus mampu berperan dan bertanggung jawab sebagai perencana pelaksana dan penilai yang sekaligus berfungsi sebagai suri tauladan, motivator dan pengarah bagi peserta didiknya sesuai dengan Tri Asaa Pendidikan Ki Hajar Dewantoro: “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.
Namun peran guru di Sekolah Dasar (SD) tersebut belum dapat difungsikan secara optimal. Karena banyak problem dan tantangan yang harus dihadapi oleh guru di sekolah tersebut. Problema tersebut berasal dari diri guru sendiri mauppun deri lingkungan sekolah.
Faktor yang berasal dari diri guru sendiri adalah masih rendahnya tingkat pendidikan yang belum sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman pada era sekarang ini. Sedangkan faktor lingkungan tempat mengajar antara lain sumber bahan dan alat yang belum memadai dan juga dari lingkungan keluarga yang mendukung.
Seorang guru dituntut harus selalu peduli dan memahami anak sebagai keseluruhan. Di mana guru tidak hanya bertindak sebagai pentransfer ilmu saja tetapi juga mampu mendedikasikan ilmu yang dimiliki pada peserta didik. Guru harus bisa menyadari bahwa pendidikan harus diposisikan sebagai konsumsi manusia yang paling penting untuk mensukseskan kegiatan pendidikan terutama di tingkat sekolah dasar.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah dasar lebih khususnya di dalam kelas harus mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemebelajaran harus bisa mengubah sekolah menjadi sebuah tempat yang menyenangkan dan nyaman. Sehingga siswa dapat lebih bergairah dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar seoran guru harus bisa mengembangkan inovasi baru dengan model – model atau pun media pembelajran yang lebih bervariatif, sehingga hasil dari suatu pembelajaran dapat melahirkan perubahan – perubahan baru dalam diri peserta didik.
Sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD yaitu tahap operasional kongkrit, maka dalam pembelajaran siswa dihadapkan pada kenyataan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, minat belajar siswa sering mengalami penurunan atau kebosanan. Terbukti banyak siswa kelas III SD N Soko 1 nilai IPA masih banyak yang di bawah KKM. Dari 18 siswa hanya 6 anak yang baru tuntas. Adapun faktor – faktor penyebabnya antara lain metode pembelajaran yang monoton, media dan sarana pembelajaran kurang lengkap, serta kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Atas dasar kondisi di atas maka penulis memilih solusi dengan menerapkan dengan metode demontrasi bagi siswa kela 3 SD Negeri Soko 1 Kecamatan Miri. Adapun langkah-langkah metode demontrasi adalah: (1). Menunjukan obyek sebenarnya. (2). Ada proses peniruan. (3). Ada alat bantu yang digunakan. (4). Memerlukan tempat yang setrategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif. (5). Guru atau siswa dapat melakukan.
Berdasarkan dari kenyataan tersebut di atas peneliti mencoba untuk merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Diperoleh sebuah gambaran bahwa proses pembelajaran yang berlangsung anak terlihat antusias mendengarkan penjelasan dari guru, semua tampak memperhatikan penjelasan dan terlihat suasana kelas yang kondusif, berjalan lancar. Akan tetapi ketika guru mengadakan evaluasi di akhir pembelajaran hasil yang ditunjukan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terbukti masih banyak anak yang mendapat nilai di bawah KKM.
Dari hasil pengamatan dan refleksi yang telah dilakukan ternyata ada beberapa masalah yang perlu ditindaklanjuti. Dalam pembelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getar menunjukkan bahwa: (1) Banyak anak yang mendapatkan nilai di bawah KKM, (2) Nilai rata – rata kelas yang rendah, (3) Anak kurang memahami materi, (4) Banyak anak yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran IPA kelas III SD N Soko 1 tentang benda dan sifatnya, maka yang menjadi fokus dari penelitian adalah: (1) Apakah penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getar bagi siswa kelas 3 SDN Soko 1, Kec. Miri, Kab. Sragen? (2) Bagaimanakah proses penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil pelajar IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getar bagi siswa kelas 3 SDN Soko 1, Kec. Miri, Kab. Sragen?
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah: (1) Untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getar bagi siswa kelas 3 SDN Soko 1, Kec. Miri. Melalui penerapan metode demontrasi. (2) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getar bagi siswa kelas 3 SDN Soko 1, Kec. Miri.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil belajar
Menurut Jihad (2008: 18), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Usman (2001:45), dalam Jihad (2008:9) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitanya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokan kedalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pembelajaran IPA di SD
IPA sebagai salah satu pendidikan di SD diharapkan siswa mampu bersifat ilmiah, mampu menterjemahkan perilaku alam, mampu memanfaatkan sains untuk tehnologi dan mengelola lingkungan secara bijaksana, memiliki keterampilan menggunakan bahasa, alat dan operasi sains, serta menambah keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan adanya kegiatan yang bervariasi diharapkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan bisa lebih terbangun dengan baik. Belajar dengan melalui penagalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa akan lebih memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
Pemanfaatan Metode Pembelajaran
Menurut Asep Hery Hermawan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran. Prinsip – prinsip itu berkaitan dengan factor perkembangan kemampuan siswa. Prinsip – prinsip penggunaan metode itu adalah: (a) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. (b) Metode mengajar harus memungkinkan siswa melalui pemecahan masalah. (c) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan tergadap suatu topik permasalahan. (d) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. (e) Metode mengajar harus memungkinkan siswa bekerja sama. (f) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi untuk belajar (Udin Winataputra 1997: 44)
Metode mengajar yang digunakan hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar. (Udin S. Winataputra dkk 1997: 11-18)
Metode demonstrasi merupakan metode yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya. melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan/mengamati terhadap objek yang akan di demonstrasikan. Sebelun proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat – alat yang akan digunakan dalam proses demonstrasi tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto (2009:27), Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam Bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Model penelitian tindakan ini, secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.
Menurut Kusumah (2010:25), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru dengan peserta didik atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan, kerangka pikirnya adalah: bahwa pada kondisi sebelum dilakukan penelitian, prestasi belajar IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran masih rendah, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Dengan menggunakan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran agar tercapai ketuntasan yang maksimal.
Hipotesis Tindakan
Dalam hali ini yang menjadi hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan adalah melalui penggunaan metode demonstrasi akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas III SD N Soko 1 Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (lima) bulan mulai dari bulan Februari sampai bulan Mei 2015/2016. Karakteristik siswa kelas III SD N Soko 1 Jumlah Siswa 18 terdiri dari 9 anak laki – laki dan 9 anak perempuan.
Sumber Data
Dilihat dari asalnya, data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari nilai ulangan harian. Data dari pengamat teman sejawat termasuk data sekunder. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator. Dilihat dari bentuk data, ada dua macam data yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data hasil belajar merupakan data kuantitatif. Data hasil pengamatan aktivitas belajar merupakan data kualitatif.
Deskripsi Per Siklus
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, masing=masing siklus meliputi beberapa prosedur penelitian yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini dilihat dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi. Indikator keberhasilan direfleksikan dengan: (1) 60% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 7,00 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 70% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 7,00 (kualifikasi baik) pada siklus II. Skor lebih besar dari 7,00 (kualifikasi baik) merupakan skor aktivitas belajar dalam skala maksimum 100. 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 65 pada siklus I dan 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 65 pada siklus II. (2) Nilai 65 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Soko 1 pada tahun pelajaran 2015/2016, sedangkan 60% ketercapaian pada siklus I dan 70% pada siklus II adalah ketercapaian ideal yang diharapkan dalam penelitian ini
Validasi Data
Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. (1) Data aktivitas belajar IPA yang diperoleh melalui pengamatan supaya diperoleh data yang valid divalidasi dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara peneliti, teman sejawat selaku kolaborator dan siswa). (2) Data hasil belajar IPA supaya valid perlu dibuat kisi-kisi sebelum soal disusun. Validasi dilakukan terhadap instrumen penilaian tes tertulis berupa penyusunan kisi-kisi sehingga terpenuhi validitas teoretik, khususnya content validity.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Pra Siklus
Hasil pengamatan menunjukkan hanya terdapat 3 siswa (17%) mencapai rerata skor lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik). Hal ini menunjukkan aktivitas belajar IPA masih rendah. Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari hasil ulangan harian pada, materi tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran. Siswa diminta mengerjakan soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan uraian untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa. Ulangan harian terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 2 soal uraian. Nilai ulangan harian pada materi tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran. tersebut dianalisis untuk untuk mengetahui hasil belajar di kondisi awal sebelum tindakan dilakukan.
Hasil ulangan harian materi tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran pada siswa kelas 3 SDN Soko 1. Menunjukkan rata-rata nilai 53 dengan 3 siswa (17%) yang tuntas dan 15 siswa (83%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA masih rendah. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes kondisi awal adalah sebesar 83%, terdapat 15 siswa dari 18 siswa yang belum tuntas belajar. Pada kondisi awal ini belum digunakan metode demontrasi sehingga aktivitas belajar dan hasil belajar IPA kurang maksimal.
Deskripsi Hasil Siklus I
Hasil perolehan data pada perbaikan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran IPA kelas III SD N Soko 1 adalah sebagai berikut: Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus I menyatakan dari hasil tes formatif didapat: Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 1 anak, Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 anak, Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 7 anak, Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 5 anak. Dan yang mendapat nilai 40 sebanyak 1 anak.
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus I belum berhasil sempurna, hal ini dapat diketahui masih ada 13 siswa dari 18 siswa atau sebanyak 73% dari jumlah siswa yang belum tuntas. Hal ini disebabkan karena dalam penyampaian materi guru terlalu cepat dan penggunaan metode pembelajaran yang masih kurang tepat.
Data tentang pengamatan
Dari data yang telah dilakukan oleh pengamat pada proses pembelajaran diketahui bahwa guru sudah baik dalam menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran terlihat berjalan kondusif meskipun hanya beberapa siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Masih banyak anak yang tampak tenang memperhatikan pelajaran akan tetapi pasif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Apabila ada materi yang kurang jelas siswa tidak berusaha mengajukan pertanyaan kepada guru, sehingga hasil evaluasi pembelajaran masih belum mencapai ketuntasan maksimal.
Data tentang refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
a. Pada pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah monoton sehingga anak merasa bosan dan suasana kelas sedikit tidak kondusif
b. Siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang disampaikan oleh guru
c. Media pembelajaran yang digunakan kurang tepat.
d. Ada beberapa siswa yang tidak mampu mengikuti pembelajaran dan guru kurang memberikan arahan individual.
Deskripsi Hasil Siklus II
Data tentang perencanaan
Untuk acuan pada perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti melakukan perencanaan pembelajaran dengan menyususn RPP dengan menitikberatkan pada penggunaan metode demonstrasi pada kegiatan belajar mengajar. Selain itu peneliti juga menyusun lembar pengamatan bagi pengamat untuk mengamati proses pembelajaran dan mengetahui secara jelas pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga membuat tes formatif untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa yang dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Data tentang pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Senin, 27 April 2015. Materi yang disampaikan adalah mata pelajaran IPA tentang Pengaruh energi panas, gerak dan getaran. Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif..
Pembelajaran pada siklus II menitikberatkan pada penggunaan metode demonstrasi sudah ada kemajuan dibandingkan dengan pembelajaran siklus I. Dengan menggunakan metode demonstrasi anak terbiasa dengan pembelajaran yang langsung sehingga anak benar-benar memahami konsep IPA tentang pengaruh energi secara jelas. Di dalam pelaksanaan pembelajaran diketahui bahwa walaupun semua siswa terlihat aktif mengikuti pembelajaran dan perolehan hasil evaluasi pembelajaran mengalami peningkatan. Dari hasil analisis evaluasi belajar siswa pada perbaikan siklus II, diperoleh data nilai yang terendah adalah 70 dan nilai yang tertinggi adalah 100. Dengan demikian dapat dikatakan perbaikan pembelajaran siklus II telah mencapai peningkatan nilai ketuntasan maksimal.
Hasil perolehan data pada perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran IPA kelas III SD N Soko 1 adalah sebagai berikut: Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II menyatakan dari hasil tes formatif didapat: Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1 anak; Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 6 anak; Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 8 anak; Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 anak, dan; Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II telah mencapai ketuntasan maksimal, hal ini dapat diketahui bahwa dari 18 siswa mendapat nilai di atas KKM 70 atau sebanyak 100% siswa memperoleh nilai KKM. Hal ini disebabkan karena penggunaan metode demonstrasi membuat siswa aktif dalam pembelajaran sehingga hasil yang dicapai juga memmuaskan.
Data tentang pengamatan
Dari data pengamatan yang dilakukan oleh pengamat diketahui bahwa guru telah melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran menjadikan siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran yang telah disampaikan dengan baik.
Pada hasil evaluasi diketahui juga telah mengalami peningkatan, siswa terlihat antusias dalam menjawab setiapa pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hampir semua siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan.
Data tentang refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
· Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran
· Siswa terlihat aktif dalam mengikuti pelajaran
· Secara umum terlihat baik karena dari hasil evaluasi belajar didapatkan tingkat ketuntasan yang maksimal.
Pembahasan
Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar menjgajar ternyata tidak mudah, sebab dalam kenyataan ada banyak factor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Faktor yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menyampaiakn materi, terutama pemilihan metode, media pemebelajaran dan teknik penyampaian materi pelajaran.
Siklus I
Sebeleum melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru pada mata pelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak dan getaran. Hal ini disebabkan karena guru tidak melibatkan langsung siswa dalam pembelajaran. Itu artinya guru hanya menggunakan metode ceramah monoton dan beracuan pada satu buku paket. Guru terlihat cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga anak kurang memahami materi yang disamapaikan. Sealin itu guru juga tidak mengadakan bimbingan individual terhadap anak yang belum mampu mengikuti pelajaran.
Setelah diadakannya diskusi dengan teman sejawat tentang hasil temuan pada kegiatan pembelajara pra siklus, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus I. Pada pembelajaran siklus I peneliti menitik beratkan pada penggunaan metode demonstrasi dimana anak diajak secara langsung mengikui pelajaran. Anak akan lebih memahmai materi pembelajaran yang disampaiakan oleh guru.Walaupun kegiatan pembelajaran sudah terlihat baik, akan tetapi masih ada anak yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hanya ada beberapa anak yang terlibat aktif mengikuti pelajaran dan perolehan hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I belum bisa dikatakan berhasil. Dari 18 siswa masih ada 14 anak yang belum mendapat nilai tuntas. Dari hasil inilah sehingga peneliti melakukan perbaikan pembelajaran siklus II.
Siklus II
Pada perbaiakn pembelajaran siklus II ini peneliti merancang kegiatan pembelajaran dengan menitikberatkan penggunaan metode demonstrasi yang lebihbaik. Siswa akan dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dari kegiatan demonstrasi yang dilaksanakan, siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti jalannya pembelajaran. Siswa mengetahui langsung konsep pembelajran IPA tentang pengaruh energi panas , gerak, dan getaran. Sealin itu kondisi kelas juga terlihat kondusif. Banyak siswa yang aktif bertanya apabila ada materi yang kurang bisa difahami, guru juga telah banyak mengadakan bimbingan baik secara klasikal maupun individual kepada siswa sehingga siswa merasa percaya diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru.
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak dan getaran. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai yang mengalami peningkatan denagn perolehan ketuntasan maksimal setelah dilaksanakan perbaikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan perbaikan pembelajran yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa:
“ Dengan menggunakan metode pembelajaran demontrasi dapat meningkatakan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang energi panas, gerak dan getaran pada siswa kelas III SD N Soko 1, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen semester Genap, tahun pelajaran 2015/2016.”
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat penulis sarankan sebagai berikut:
1. Dalam mengajar guru harus memakai metode, media ataupun model – model pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat lebih termotivasi dan bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
2. Guru harus kreatif dan terampil dalam menayajikan pelajaran sehingga siswa dapat memahami dengan mudah materi yang telah disampaikan oleh guru
3. Sekolah hendaknya lebih mengembangkan inovasi – inovasi baru dalam pembelajaran untuk mewujudkan peningkatan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Buku III Kurikulum Pendidikan Dasar. (1994). Pedoman Umum Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Drs. Noeli Nasution, M.A, dkk. (2004). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Igak Wardani dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
M. Toha Anggoro, dkk. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Soedjiarto (1993). Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka
Suciati, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka
Sumantri, Mulyani, dkkk. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka
Udin S. Winataputra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Toto Rumhimat (1997). Pemilihan Metode Mengajar yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka