Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGHITUNG LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
BAGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 SUKOHARJO
PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Coni Setyadi
SMP Negeri 1 Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui kualitas proses pembelajaran tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD; 2) mengetahui peningkatan prestasi belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD; 3) mengetahui perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah 31 siswa kelas VIII E di SMP Negeri 1 Sukoharjo semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan validitas isi. Analisis data menggunakan teknis analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian melalui wawancara menunjukkan bahwa 27 dari 31 siswa atau 87,09% menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar. Dari tes diperoleh data bahwa penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar. Hal ini terlihat dari 87,09% siswa lulus KKM dengan nilai rata-rata 80,77.Sedangkan dari observasi siklus akhir diperoleh data rata-rata 90,06% untuk indikator keaktifan, berkolaborasi, dan percaya diri dalam belajar. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti efektif dalam pembelajaran matematika terutama tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar.
Kata Kunci : luas, prestasi belajar, student team achievement divisions,volume
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dirasakan sulit untuk dipahami peserta didik. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode yang tepat agar hasil yang diharapkan dapat mencapai tujuan. Penggunaan metode pada satu kompetensi dasar merupakan solusi alternatif yang perlu dilaksanakan dalam permasalahan-permasalahan di dalamnya.
Menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar pada pelajaran matematika merupakan salah satu konsep yang harus benar-benar dipahami karena sangat dibutuhkan pada pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil tes pada pra penelitian kompetensi dasar menghitung luas dan volume ruang sisi datar dengan indikator menghitung luas dan volume kubus dan balok di kelas VIII E diperoleh nilai rata-rata 67. Di samping itu persentase peserta didik yang mendapat nilai sesuai KKM (72) atau lebih hanya 54,84%. Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya penggunaan model pembelajaran yang dilakukan masih satu arah, yaitu proses pembelajaran yang didominasi oleh guru.
Selama ini pembelajaran matematika masih menggunakan model pembelajaran ceramah satu arah, sehingga peserta didik kurang aktif, kurang bertanggungjawab, dan merasa kurang maksimal dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan prestasi belajar yang masih di bawah KKM. Kesenjangan antara kondisi pembelajaran yang ideal dengan kondisi riil di kelas tersebut membuat peneliti merasa tertantang untuk melakukan inovasi pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar.
Oleh karena itu, penelitian ini dirancang melalui model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan di antaranya adalah model yang dapat mengaktifkan, menarik perhatian peserta didik dan berfungsi untuk meningkatkan kemampuannya selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan bisa mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions).
Pemilihan model pembelajaran kooperatif STAD dimaksudkan agar peserta didik yang tadinya bersifat pasif terpaksa ikut berpartisipasi secara aktif agar diterima dikelompoknya (Priyanto dalam Wena.2009). Model pembelajaran kooperatif STAD juga merupakan strategi pembelajaran yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan keterampilan memanajemen waktu dan sikap positif terhadap sekolah. (Sanjaya.2009:137)
Dengan dilakukan penelitian dengan model pembelajaran koopertif tipe STAD pada kompetensi dasar menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar diharapkan merupakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dan dirasa tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1).Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran tentang menghitung luas dan volume bangun ruanorg sisi datar ?; 2).Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar ?; dan 3). Bagaimana perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Mengetahui kualitas proses pembelajaran tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran kooperatif STAD; 2). Mengetahui peningkatan prestasi belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran kooperatif STAD; dan 3)Mengetahui perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran kooperatif STAD.KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Arends dalam bukunya Learning to Teach (2008) mengungkapkan bahwa, model pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, tujuan, dan penghargaannya. Sedikitnya ada 3 tujuan penting dari pembelajaran kooperatif, yaitu prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial yang berupa kerjasama dan kolaborasi antar peserta didik.
Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif merujuk pada metode pembelajaran dimana para peserta didik bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk saling bekerja sama dan membantu teman dalam suatu kelompok kecil, sehingga akan terbentuk suatu hubungan saling ketergantungan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai dan merupakan solusi yang ideal terhadap permasalahan kurangnya kesempatan berinteraksi yang kooperatif di antara peserta didik dari latar belakang yang berbeda.
Menurut Rumini dkk (1995:12) dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya Student Team Achievement Division (STAD). Dalam model pembelajaran STAD ini peserta didik dalam kelompok kecil dan menggunakan lembaran kerja untuk menguasai suatu materi pelajaran. Mereka saling membantu satu sama lain.
Berdasarkan pendapat tiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning STAD adalah suatu aktivitas dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok belajar untuk saling termotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mendapat prestasi yang maksimal.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai(dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (1991: 787). Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut, setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diduga: 1). kualitas proses pembelajaran tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar semakin meningkat; 2) adanya peningkatan prestasi belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar; dan 3) adanya perubahan sikap siswa yang positif sebagai dampak dari hasil belajar tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi data.
METODE
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2019 di kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo yang beralamat di jalan Pemuda No. 36 Sukoharjo dengan jumlah peserta didik 31 orang.
Subjek Penelitian
Alasan pemilihan kelas VIII E karena pertama,kelas belum pernah digunakan penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. Kedua terdapat permasalahan rendahnya prestasi belajar peserta didik kelas VIII E pada mata pelajaran matematika dengan nilai rata-rata ulangan harian paling rendah dibanding kelas lain. Nilai rata – rata ulangan pada kondisi awal VIII E adalah 67, sedangkan kelas lain nilai rata – ratanya di atas KKM. Sementara itu nilai ketuntasan belajar kelas VIII E adalah 54,84% dan keaktifan belajar siswa adalah 54%..
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer dalam penelitian ini berupa kemampuan peserta didik kelas VIII E yang berjumlah 31 siswa dalam menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar. Kemampuan peserta didik dalam hal ini ditunjukkan dalam bentuk: 1).Data rata-rata nilai kuis individual atau rata-rata nilai tes tertulis dan rata-rata poin kemajuan yang diperoleh peserta didik setelah mengerjakan kuis atau tes tertulis dalam bentuk uraian pada setiap siklusnya; 2).Data persentase jumlah peserta didik yang dapat mencapai KKM pada setiap siklusnya; 3) Data skor tim pada setiap siklusnya yang diperoleh dari rata-rata poin kemajuan peserta didik setelah mengerjakan kuis individual atau tes tertulis dalam bentuk uraian pada setiap siklusnya.
Sedangkan, sumber data sekunder berupa hasil pengamatan terhadap: 1) Kinerja guru pada saat presentasi kelas dan belajar tim pada setiap siklus; 2) Kinerja siswa baik dalam tahap presentasi kelas maupun dalam kerja tim atau kelompok yang diperoleh pada tahap tindakan atau kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya..
Teknik Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah teknik tes dan teknik nontes. Teknik pengumpulan data dengan tes, dilakukan melalui tes atau kuis secara tertulis. Adapun mengenai teknik pelaksanaannya, subjek penelitian diminta mengerjakan atau menjawab kuis individual atau soal tes uraian. Pengumpulan data ini dilakukan pada tahap tindakan atau acting pada setiap siklus.
Sedangkan teknik nontes dilakukan melalui pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik baik pada saat pembelajaran atau presentasi kelas maupun pada saat bekerja tim selama proses belajar mengajar berlangsung.
Pengamatan terhadap aktivitas guru pada saat presentasi kelas maupun ketika peserta didik melakukan belajar tim difokuskan pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran dengan menggunakan format yang sudah disiapkan.
Sementara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dilakukan pada saat guru presentasi kelas difokuskan pada persiapan dan pelaksanaan presentasi. Pada tahap persiapan yang diamati meliputi kelengkapan buku dan alat tulis yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan pada tahap pelaksanaan pengamatan difokuskan pada aspek keantusiasan dan keseriusan dalam mengikuti presentasi kelas. Tiap-tiap aspek tersebut dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu baik, cukup, dan kurang.
Adapun pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama kerja tim atau kelompok ditekankan pada aspek keantusiasan, keseriusan, tanggung jawab, dan kerja sama yang masing-masing aspek juga dibedakan atas tiga tingkatan yaitu baik, cukup, kurang. Pengamatan itu dilakukan dengan menggunakan format yang telah disiapkan guru.
Sedangkan mengenai teknik pelaksanaannya, guru meminta bantuan teman sejawat guru untuk membantu dalam melakukan pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya. Dalam melakukan pengamatan, teman sejawat menggunakan format yang telah disiapkan guru, sehingga teman sejawat cukup memberi tanda cek (√) pada format yang telah disiapkan guru tersebut.
Validitas merupakan salah satu syarat penting dalam penyusunan tes. Adapun untuk memperoleh validitas instrumen tersebut dilakukan dengan: 1) Menyusun kisi-kisi soal yang berkenaan dengan kompetensi dasar menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar; 2) Menyusun soal untuk setiap siklusnya tentang kompetensi dasar menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah disusun; 3) Menyusun pedoman penskoran dan pedoman penilaian terhadap hasil belajar siswa mengenai kompetensi dasar menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar.
Dengan melakukan beberapa hal di atas maka akan terpenuhi konsistensi dan validitas data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini.
Validasi nontes dari penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, yaitu pengamatan dari proses pembelajaran, tes unjuk kerja peserta didik, silabus, RPP, hasil wawancara tentang pembelajaran matematika. Sedangkan triangulasi metode adalah penggunaan sejumlah metode pengumpulan data dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini analisis data kuantitatif digunakan 2 teknik analisis, yaitu teknik deskriptif statistik, dengan menghitung nilai tertinggi, nilai terendah, dan mean (nilai rata-rata); serta teknik analisis diskriptif komparatif, dengan membandingkan nilai tes kondisi awal (sebelum penerapan STAD), nilai tes setelah pelaksanaan siklus I, dan nilai tes setelah pelaksanaan siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif, digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berdasarkan hasil atau catatan-catatan observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
Indikator Kinerja
Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
- Meningkatnya rata-rata aktivitas dalam pembelajaran dari kondisi awal 54% menjadi minimal 75%.
- Meningkatnya rata-rata nilai hasil tes dari kondisi awal 67 menjadi 72 atau lebih.
- Meningkatnya persentase perubahan perilaku siswa dari kondisi awal 54,84% menjadi minimal 75%
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pada siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar, sub kompetensi dasar menghitung luas permukaan prisma dan limas dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai program kerja atau pedoman peneliti dalam melaksanaan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Selain itu, peneliti juga menyiapkan soal yang akan diujikan melalui lembar tes beserta kriteria penilaiannya. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang berupa dokumentasi foto. Setelah menyiapkan alat tes dan non tes, peneliti berkoordinasi dengan kolaborator/observer mengenai kegiatan pembelajaran.
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 meliputi apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.
Sedangkan dalam tahap apersepsi, dijelaskan mengenai pentingnya mempelajari luas permukaan prisma dan limas. Kemudian disampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
Pada kegiatan inti, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok heterogen, kemudian kepada masing-masing kelompok dibagikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah peserta didik merumuskan luas permukaan prisma dan limas. Masing-masing anggota kelompok berdiskusi untuk merumuskan luas permukaan prisma dan limas serta penerapannya dalam soal.
Selanjutnya tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang diperoleh, dan setelah selesai dipilih kelompok maupun anggota yang terbaik dan diberi reward (penghargaan).
Selama penelitian berlangsung, peneliti bekerja sama dengan observer (kolaborator) melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran. Selain menggunakan lembar observasi, peneliti juga melakukan pemotretan selama pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil berupa aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti membagikan jurnal kepada peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik terhadap materi, proses pembelajaran, dan teknik/model yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya. Selain jurnal peserta didik, peneliti juga menyiapkan jurnal guru yang meliputi respon peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung, hambatan, pesan dan kesan guru, serta harapan guru pada proses pembelajaran berikutnya.
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan analisis hasil tes, hasil observasi, dan hasil jurnal untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran yang digunakan dan untuk mengetahui tindakan/aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Refleksi pada siklus I digunakan untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II juga terdiri atas empat tahapan, yaitu perencaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
- Planning (Perencanaan)
Perencanaan yang dilakukan adalah memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I.Rencana pembelajaran yang disusun berbeda dengan rencana pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II, rencana pembelajaran dengan sub kompetensi dasar menghitung volume prisma dan limas. Peneliti juga menyiapkan soal tes dan kriteria penilainnya, lembar observasi, lembar jurnal, dan dokumentasi foto. Peneliti juga berkoordinasi dengan observer / kolaborator untuk mengamati aktivitas peserta didik maupun guru selama proses pembelajaran dengan model STAD berlangsung.
- Acting (Tindakan)
Sebelum membahas tentang volume prisma dan limas, terlebih dahulu peneliti menjelaskan kesalahan-kesalahan hasil tes pada siklus I. Peneliti menanyakan kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh peserta didik dalam menghitung luas permukaan prisma dan limas.
Pada tahap apersepsi dijelaskan mengenai pentingnya mempelajari volume prisma dan balok. Kemudian disampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat apa yang diperoleh setelah mempelajari volume prisma dan limas.
Pada kegiatan inti, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok yang anggotanya berbeda dengan anggota kelompok pada siklus I, kemudian kepada masing-masing kelompok dibagikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah peserta didik merumuskan volume prisma dan limas. Masing-masing anggota kelompok berdiskusi untuk merumuskan volume prisma dan limas serta penerapannya dalam soal.
Selanjutnya tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang diperoleh, dan setelah selesai dipilih kelompok maupun anggota yang terbaik dan diberi reward (penghargaan).
- Observasi (Pengamatan)
Selama proses pembelajaran dengan model STAD berlangsung, peneliti bekerja sama dengan kolaborator mengamati aktivitas peserta didik dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan pemotretan. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti membagikan jurnal kepada peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan dan pesan peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada siklus II ini dilihat peningkatan hasil tes dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, yang meliputi keaktifan peserta didik dalam mengerjakan tugas, dan keaktifan peserta didik dalam kelompoknya.
- Refleksi
Pada siklus II, refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan menghitung luas dan volume prisma dan limas, dan perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari refleksi tersebut juga dapat diketahui adanya peningkatan pemahaman menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar.
HASIL
Hasil pengamatan atau observing terhadap pembelajaran kompetensi dasar menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar yang dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus ke-1 sebagai berikut:
- Rata-rata nilai hasil belajar pada siklus ke I sebesar 70,21 Jika dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar pada kondisi awal sebesar 67 berarti telah mengalami peningkatan 3,21
- Prosentase jumlah siswa yang sudah dapat mencapai KKM menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar pada siklus ke I sebesar 67,74% atau ada 21 siswa. Hal ini jika dibandingkan dengan prosentase jumlah siswa yang sudah dapat mencapai KKM kondisi awal sebesar 54,84% atau 17 siswa,berarti juga telah mengalami peningkatan sebesar 12,9% atau 4 siswa.
Sedangkan hasil yang diperoleh pada aktivitas siswa pada kondisi awal 54,8% namun pada siklus I naik menjadi 74,48%. Sementara siswa yang termotivasi pada kondisi awal adalah 51,6% atau 16 siswa sedangkan pada siklus I naik menjadi 70,96% atau 22 siswa. Rata-rata nilai hasil belajar pada siklus II sebesar 80,77 Jika dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar pada siklus I sebesar 70,21 berarti telah mengalami peningkatan 10,56
- Prosentase jumlah siswa yang sudah dapat mencapai KKM menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar pada siklus II sebesar 87,09% atau 27 siswa. Hal ini jika dibandingkan dengan prosentase jumlah siswa yang sudah dapat mencapai KKM siklus I sebesar 67,74% atau 21 siswa, berarti juga telah mengalami peningkatan sebesar 19,35% atau 6 siswa.
Adanya peningkatan dalam hal aktivitas siswa dalam proses pembelajaran siklus II ini diperoleh rata rata 90,32% dibandingkan pada siklus I yang rata-ratanya 77,48% sehingga ada peningkatan sebesar 20,58%. Sedangkan banyaknya siswa termotivasi pada siklus II ini diperoleh 87,09% atau 27 siswa dibandingkan pada siklus I 70,96% atau 22 siswa sehingga ada peningkatan sebesar 16,13% atau 5 siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan dua siklus dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif STAD meningkat. Ha ini terbukti dari seluruh siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo lebih termotivasi dan semangat dalam belajar matematika terutama tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar. Prestasi belajar siswa tentang menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif STAD. Hal ini terbukti dari tindakan kelas yang menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa tentang luas dan volume bangun ruang sisi datar meningkat signifikan. Pada kondisi awal nilai rata-rata kelas 67 dengan ketuntasan 54,84% atau hanya 17 siswa dari 31 siswa yang dapat mencapai nilai KKM. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 70,21 dengan ketuntasan klasikal siswa mencapai 67,74%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas 80,77 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 83,09%. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus II tersebut telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75% atau lebih. Dalam aktivitas siswa juga mengalami kenaikan prosentasi. Pada siklus I hanya 77,48% sedangkan pada siklus II mencapai 90,06% terdapat kenaikan sebesar 12,58%. Hal tersebut telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75% atau lebih. Dengan demikian indikator kinerja dalam penelitian ini sudah tercapai. Motivasi siswa mengikuti pembelajaran matematika juga mengaalami peningkatan. Pada siklus I 70,96% siswa merasa lebih termotivasi sedangkan pada siklus II naik menjadi 87,09%. Perubahan perilaku dampak dari perubahan hasil belajar STAD adalah meningkatnya keaktifan, kemampuan kerjasama dan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif STAD terbukti efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa baik pada kognitif, afektif dan psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia
Anni, Catharina Tri, 2005.,Psikologi Belajar.Semarang: UPT MKK.Universitas Negeri Semarang.
Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: The McGraw Hill Companies
Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar. Jakarta: PT Indeks.
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:Bumi Aksara.
Hisyam Zaini, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development (CTSD)
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia
Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nurhadi dan Senduk,Agus Gerrad, 2003. Pembelajaran Konstekstual. Malang:Universitas Negeri Malang.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
Subyantoro, 2009, Penelitian Tindsksn Kelas, Semarang: CV. Widya Karya
Suharsimi Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Suprijono,Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto.2011.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta.Prestasi Pustakaraya.
Usman,Moch.User. 1990. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung:PT.Remaja Rosda Karya.