Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Pembelajaran Kontekstual Dengan Metode Karyawisata
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn TENTANG LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEAN KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Titik Umiyati
Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas IV SDN 1 Cabean
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Pembelajaran tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata pada siswa Kelas IV SDN 1 Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dan menganalisis prestasi belajar tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata pada siswa Kelas IV SDN 1, Cabean Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, setiap sikus terdiri dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi dan 4) Refleksi. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, yaitu bulan Oktober 2016 sampai November 2016. Subjek penelitian ini siswa Kelas IV SDN 1 Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa sembilan belas anak terdiri atas tujuh laki-laki dan dua belas perempuan. Teknik pengumpulan data meliputi: pengamatan, dokumen dan tes hasil belajar. Teknik analisis data dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, setiap sikus terdiri dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi dan 4) Refleksi. Hasil penelitian ini adalah 1) Pembelajaran tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata dengan kunjungan ke kantor desa setempat, 2) Pembelajaran tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata dengan bertanya-jawab dengan pejabat, 3) Pembelajaran tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata meningkatkan aktivitas belajar siswa dan 4) Peningkatan prestasi belajar tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, PKn, Lembaga Pemerintahan Desa, Pembelajaran Kontekstual, Metode Karyawisata.
PENDAHULUAN
Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IV tentang Pemerintahan Desa diharapkan siswa dapat mengenal tentang Pemerintahan Desa. Pengenalan ini dimaksudkan agar siswa dapat menjadi warga negara yang memahami hak dan kewajibannya. Sebagaimana diungkapkan Tijan (2008: 2), mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam kenyataannya, pembelajaran tentang Pemerintahan Desa di Kelas IV SDN 1 Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora ini dianggap kurang berhasil.
Ketidakberhasilan ini ditandai prestasi kelas yang masih rendah. Pada Kondisi Awal, prestasi belajar yang diperoleh adalah rata-rata kelas 62,5. Dari sembilan belas siswa, hanya lima siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Yang mencapai ketuntasan hanya 26,31%, sedangkan sebagian besar siswa (73,69%) belum berhasil karena nilai yang diperoleh di bawah batas KKM, yaitu 70.
Dalam proses pembelajaran PKn tentang Pemerintahan Desa, siswa yang aktif hanya tertentu saja. Siswa kurang tertarik karena materi dirasakan sangat sulit dan merasa asing dengan nama-nama Lembaga Pemerintahan Desa dalam konteks buku. Metode yang digunakan guru juga kurang menarik minat siswa, padahal materi sebenarnya dekat dengan lingkungan siswa, yaitu desa. Bahan ajar sangat luas dan siswa sulit diajak untuk memahami materi tersebut. Kalau materi ini dikaitkan dengan lingkungan terdekat siswa kemungkinan besar siswa akan tertarik untuk mengikuti pembelajaran ini.
Menyikapi permasalahan tersebut, siswa perlu diajak untuk mencari sumber belajar yang sekaligus menggunakan cara agar siswa merasa senang mengikuti pembelajaran. Upaya tersebut melalui pembelajaran yang kontekstual dengan siswa, yaitu metode karyawisata. Untuk karyawisata ini memanfaatkan objek Kantor Desa karena banyak informasi yang perlu digali dan sekaligus mendapatkan sumber belajar dari orang yang menjabat atau bergelut langsung dengan Pemerintah Desa.
Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Muslich, 2007: 41). Menurut pendapat tersebut, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa akan semakin mantap bila pembelajaran di kelas didukung dengan situasi nyata.
Metode karyawisata adalah suatu cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk melihat dan mengamati langsung ke objek yang ada di lingkungan sekitar (Sriwilujeng dkk, 1997: 117). Proses melihat dan mengamati langsung objek yang menjadi sasaran akan dapat memperluas pengalaman belajar siswa, melatih sikap, membangkitkan minat serta mengembangkan aspirasi dengan menikmati pengalaman belajar di luar kelas.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul â€Peningkatan Prestasi Pembelajaran PKn tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui Pembelajaran Kontekstual dengan Metode Karyawisata pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Cabean Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017â€.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, yaitu bulan Oktober 2016 sampai November 2016. Subjek penelitian ini siswa Kelas IV SDN 1 Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa sembilan belas anak terdiri atas tujuh laki-laki dan dua belas perempuan.
Teknik pengumpulan data meliputi: pengamatan, dokumen dan tes hasil belajar. Teknik analisis data dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, setiap sikus terdiri dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi dan 4) Refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pada pertemuan pertama, guru dan siswa berkunjung ke kantor desa setempat, yaitu Desa Cabean. Siswa sesuai dengan inisiatifnya bertanya-jawab tentang struktur pemerintahan desa dengan pejabat di Desa Cabean, kemudian mencatatnya. Tanya-jawab mencakup nama pejabat, jabatan dan tugas sesuai dengan jabatan tersebut.
Pada pertemuan kedua, guru membimbing siswa berdiskusi dalam kelompok tentang hasil karyawisata ke desa setempat pada pertemuan pertama terdahulu. Dari lima kelompok yang terbentuk, setiap kelompok terdiri dari empat anggota yang duduk saling berdekatan. Kemudian, perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompok tersebut secara bergantian.
Secara lengkap, aktivitas belajar siswa pada Siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.2. Aktivitas belajar siswa pada Siklus I.
No |
Aspek yang diamati / Keaktifan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Keterangan |
1 |
Dialog |
12 |
63,16% |
Kurang |
2 |
Disiplin melaksanakan tugas |
10 |
52,63% |
Kurang |
3 |
Diskusi Kelompok |
15 |
78,95% |
Cukup |
4 |
Bertanya |
9 |
47,37% |
Kurang |
5 |
Semangat |
14 |
73,86% |
Cukup |
6 |
Menanggapi |
10 |
52,63% |
Kurang |
Pada pertemuan ketiga, siswa mengerjakan ulangan harian. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian diketahui rata-rata kelas 67,89. Dari sembilan belas siswa, hanya dua belas siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Yang mencapai ketuntasan hanya 63,15%.
Deskripsi Siklus II
Pada pertemuan pertama, guru dan siswa dalam masing-masing kelompok berkunjung kembali ke kantor desa setempat, yaitu Desa Cabean. Siswa sesuai dengan kelompoknya masing-masing bertanya-jawab tentang struktur organisasi dan kegiatan masing-masing organisasi dengan pejabat di Desa Cabean, kemudian mencatatnya. Tanya-jawab mencakup nama pejabat, jabatan dan tugas sesuai dengan jabatan dalam beberapa organisasi sesuai dengan tugas masing-masing kelompok.
Pada pertemuan kedua, guru membimbing siswa berdiskusi lebih lanjut dalam kelompok tentang hasil karyawisata ke desa setempat pada pertemuan pertama terdahulu. Setiap kelompok fokus pada setiap dusun yang terdapat di Desa Cabean atau Desa Cabean itu sendiri. Dari lima kelompok yang terbentuk, setiap kelompok dengan tugas kelompok yang berbeda-beda. Kemudian, perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompok tersebut secara bergantian.
Secara lengkap, aktivitas belajar siswa pada Siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.3. Aktivitas belajar siswa pada Siklus II.
No |
Aspek yang diamati/Keaktifan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Keterangan |
1 |
Dialog |
18 |
94,73% |
Baik sekali |
2 |
Disiplin melaksanakan tugas |
18 |
94,73% |
Baik sekali |
3 |
Diskusi Kelompok |
18 |
94,73% |
Baik sekali |
4 |
Bertanya |
16 |
84,21% |
Baik |
5 |
Semangat |
15 |
78,95% |
Cukup |
6 |
Menanggapi |
15 |
78,95% |
Cukup |
Pada pertemuan ketiga, siswa mengerjakan ulangan harian. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian diketahui rata-rata kelas 76,32. Dari sembilan belas siswa, lima belas siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Yang mencapai ketuntasan sebesar 78,95%.
Pembahasan
Pada penelitian ini, pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata, yaitu kunjungan ke Desa Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Siswa melakukan kunjungan dan bertanya-jawab dengan pejabat, kemudian mencatatnya. Materi dalam tanya-jawab sesuai dengan materi dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) itu sendiri, yaitu Pemerintahan Desa.
Pada Siklus I, siswa sesuai dengan inisiatifnya bertanya-jawab tentang struktur pemerintahan desa dengan pejabat di Desa Cabean, kemudian mencatatnya. Tanya-jawab mencakup nama pejabat, jabatan dan tugas sesuai dengan jabatan tersebut.
Pada Siklus II, siswa sesuai dengan kelompoknya masing-masing bertanya-jawab tentang struktur organisasi dan kegiatan masing-masing organisasi dengan pejabat di Desa Cabean, kemudian mencatatnya. Tanya-jawab mencakup nama pejabat, jabatan dan tugas sesuai dengan jabatan dalam beberapa organisasi sesuai dengan tugas masing-masing kelompok.
Pada penelitian ini, pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata ke Desa Cabean dilanjutkan dengan diskusi hasil tugas kelompok secara bergantian. Sesuai dengan pengamatan, aktivitas belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.4. Aktivitas belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II.
No |
Aspek yang diamati/Keaktifan |
Siklus I |
Siklus II |
||
Jumlah |
Prosentase |
Jumlah |
Prosentase |
||
1 |
Dialog |
12 |
63,16% |
18 |
94,73% |
2 |
Disiplin melaksanakan tugas |
10 |
52,63% |
18 |
94,73% |
3 |
Diskusi Kelompok |
15 |
78,95% |
18 |
94,73% |
4 |
Bertanya |
9 |
47,37% |
16 |
84,21% |
5 |
Semangat |
14 |
73,86% |
15 |
78,95% |
6 |
Menanggapi |
10 |
52,63% |
15 |
78,95% |
Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, aktivitas belajar siswa semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pembaruan tindakan dalam pembelajaran. Pada Siklus I, siswa berkunjung dan bertanya-jawab secara individual sesuai dengan insiatifnya, sehingga catatan hasil kunjungan tidak sesuai dengan acuan materi. Pada Siklus II, siswa berkunjung dan bertanya-jawab secara kelompok sesuai dengan tugas kelompok yang berbeda-beda, sehingga catatan hasil kunjungan sesuai dengan acuan materi.
Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa sesuai dengan nilai ulangan harian. Sesuai dengan pengamatan, prestasi belajar siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.5. Prestasi belajar siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
No |
Keterangan |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai terendah |
50 |
60 |
60 |
2 |
Nilai rata-rata |
62,63 |
67,89 |
76,32 |
3 |
Nilai tertinggi |
80 |
80 |
100 |
4 |
Tuntas |
6 |
12 |
15 |
5 |
Prosentase ketuntasan |
26,31% |
63,15% |
78,95% |
Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, prestasi belajar siswa semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pembaruan tindakan dalam pembelajaran. Pada Siklus I, catatan hasil kunjungan hanya sekedar perbandingan tentang objek yang sama. Pada Siklus II, catatan hasil kunjungan mendalam dan berbeda-beda sesuai dengan objek yang berbeda-beda, yaitu struktur organisasi dan kegiatan masing-masing organisasi pada setiap dusun yang terdapat di Desa Cabean atau Desa Cabean itu sendiri.
Sesuai dengan analisis data prestasi belajar di atas, maka terjadi peningkatan prestasi belajar. Peningkatan prestasi belajar tersebut memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Dengan demikian, tujuan penelitian tercapai dan hipotesis tindakan terbukti benar.
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuai dengan data penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata pada siswa Kelas IV SDN 1 Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan kunjungan ke kantor desa setempat dan bertanya-jawab dengan pejabat.
2. Peningkatan prestasi belajar tentang Lembaga Pemerintahan Desa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode karyawisata pada siswa Kelas IV SDN 1, Cabean Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu memenuhi nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan tingkat ketuntasan klasikal 75%.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan, saran dalam penelitian sebagai berikut:
1. Siswa hendaknya dapat mengikuti menggunakan metode karyawisata dengan baik dan benar sesuai dengan tugas yang sedang dikerjakan dan materi yang sedang dipelajari.
2. Guru hendaknya dapat menggunakan metode karyawisata dengan beberapa objek yang terjangkau dan sesuai dengan materi dalam pelajaran.
3. Sekolah hendaknya dapat mendokumentasikan hasil penelitian guru, termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai referensi bagi rekan sejawat.
DAFTAR PUSTAKA
Bestari, Prayoga dan Sumiati, Ati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan: menjadi Warga Negara yang Baik, untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2004. Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.
Haryano dan Jaino. 2008. Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik di SD, Bahan Ajar Program sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan. Semarang: UNNES.
Kurikulum SDN 1 Cabean Tahun Pelajaran 2016/2017. Blora: UPT TK/SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Ruminiati. 2008. Bahan Ajar Cetak, Pembelajaran PKn SD.Konsorsium Program PJJ S1 PGSD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Sriwilujeng, Dyah dkk. 1997. Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewrganegaraan Sekolah Dasar, untuk Guru Kelas 4 dan Pengelola Pendidikan Sekolah Dasar. Malang: Dian Ilmu.
Tijan. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan SD, Bahan Ajar Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan. Semarang: UNNES.