PENINGKATKAN HASIL BELAJAR POLA LANTAI GERAK TARI MELALUI TEKNIK TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VII A

SMP NEGERI 6 WONOGIRI PADA SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Endang Suraningsih

SMP Negeri 6 Wonogiri

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar Seni Budaya materi pola lantai gerak tari melalui teknik Tutor Sebaya bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 6 Wonogiri pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Metode penelitian ini, menggantikan data kualitatif hasil observasi terhadap kemampuan guru, juga dipakai data kuantitatif yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yakni mencari rerata skor hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Seni Budaya materi pola lantai gerak tari. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar dicapai siswa. Hasil observasi awal, rata-rata hasil belajar siswa 67, siswa yang tuntas 40,74%. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 79, jumlah siswa yang tuntas 88,89%, dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 84, jumlah siswa yang tuntas 96,30%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknik Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Seni Budaya meteri pola lantai gerak tari, siswa kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri.

Kata Kunci: gerak tari; hasil belajar; Tutor Sebaya

 

PENDAHULUHAN

Latar Belakang

Ekstestensi pendidikan tidak terlepas dari adanya lembaga-lembaga pendidikan. Pendidkan Seni diberikan di sekolah keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatanya terhadap peserta didik. Peran pendidikan seni yang bersifat multidimensional (yaitu mengembangkan kemampuan dasar manusia, seperti fisik, perseptual, intelektual, emosional, sosial, kreativitas dan estetika. Hal itulah yang menjadi salah satu dasar pemikiran pentingnya pelajaran seni budaya dalam pendidikan formal. Pendidikan seni juga berperan dalam pembentukan pribadi yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan kemampuan dasar anak didik meliputi kemampuan fisik, pikir, emosional, persepsi, kreativitas, sosial dan estetika melalui pendekatan belajar dengan seni, melalui seni dan tentang seni sehingga anak didik memiliki kepekaan indrawi, rasa, intelektual, keterampilan dan kreativitas berkesenian sesuai minat dan potensi anak didik.

Pendidikan seni berperan mengaktifkan kemampuan dan fungsi otak kiri dan otak kanan secara seimbang agar anak didik mampu mengembangkan berbagai tipe kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional(EQ), kecerdasan kreativitas(CQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan multi intelegensi (MI). Di SMP Negeri 6 Wonogiri mata pelajaran Seni Budaya pada materi pola lantai pada gerak tariterjadi permasalahan kurang maksimalnya hasil belajarsiswa. Hasil Evaluasipada materi ini pada kelas VIIa semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dari 32 siswa yang di bawah KKM ada 11 siswa, nilai rata – rata 67 serta prosentase daya serap ulangan harian hanya mencapai 40,47%. Padahal ketuntasan belajar Seni Budaya SMP Negeri 6 Wonogiri adalah 76 dan daya serap yang ideal adalah 85%. Pada Kompetensi dasar ini mereka belum memahami gerak tari sesuai pola lantai gerak tari.

Dari pembelajaran seni budaya di kelas VIIa tersebut perlu ditingkatkan hasil pembelajarannya. Pembelajaran seni khususnya seni tari di SMP Negeri 6 Wonogiri mempunyai beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan peserta didik berkaitan dengan perubahan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Salah satunya yaitu kurangnya fahanmya dalam mengikuti pembelajaran seni budaya serta peran serta siswa yang masih rendah dalam proses pembelajaran. Belum tercapainya kriteria ketuntasan minimum dan daya serap tersebut perlu segera diselesaikan permasalahannya dengan mengubah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan carayang sesuai materi tersebut.

Hal itulah yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluar oleh guru sebagai motivator, fasilitator dan evaluator dalam proses pembelajaran. Permasalah yang terjadi itulah memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran, maka peneliti akan menerapkan teknik Tutor Sebaya dalam proses pembelajaran materi gerak tari berdasarkan level dan pola lantai agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran materi seni tari serta memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan kreteria ketuntasan minimal.Dalam Teknik Tutor sebaya ini siswa yang pandai dari kelas tersebut di tunjuk untuk menyampikan dan memperagakan materi level dan pola lantai pada siswa yang lain di kelas tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Seni Budaya Materi Pola Lantai Gerak Tari melalui Teknik Tutor Sebaya bagi Siswa Kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar seni budaya materi pola lantai gerak tari melalui teknik tutor sebaya bagi siswa kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar seni budaya materi pola lantai gerak tari melalui teknik tutor sebaya bagi siswa kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian teori

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2004:28), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Pengertian Teknik Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan jadi guru adalah teman sebaya kita atau umurnya sebaya. Selain itu pengertian lain peserta didik di kelas yang memilik ikemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga peserta yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk membelajari materi ajar dengan baik (Anita, 2010: 2)

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas yaitu dimulai dengan kegiatan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar gerak tari berdasarkan pola lantai selama 2 siklus. Proses pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan teknik tutor sebaya.

Penelitian dilakukan selama 2 siklus dengan hipotesis tindakan, diduga ada peningkatan hasil belajar siswa setelah memperoleh tindakan atau perlakuan pada kompetensi dasar gerak tari berdasarkan level dan pola lantai gerak tari.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori tersebut diduga teknik tutor sebaya pada pembelajaran Seni Budaya materi gerak tari berdasarkan pola lantai gerak tari dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar.

METODE PENELITIAN

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Wonogiri dengan waktu penelitian adalah 6 (enam) bulan mulai dari Juli 2018 sampai dengan Desember 2018 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 pada siswa kelas VIIa yang berjumlah 32 orang, terdiri dari laki-laki 23 orang dan perempuan 9

Jadwal

Waktu penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan, mulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2019.

Subiek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa siswa kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 32 anak.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dipergunakan sebagai berikut:

Tes Hasil Belajar

Tes ini merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari hal hal yang diketahui.

Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data informasi mengenai kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap siswa yang sedang belajar.

Wawancara

Wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara Arikunto, (2002:133).

Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional sesuai dengan tujuan penelitian, serta mendeskripsikan data hasil penelitian dengan menggunakan tabel dan grafik sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam menginterpretasikan.

Validasi Data

Validasi data diuji melelu triangulasi sumber dan triangulasi metode, yang mengarahkan peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dalam proses perbaikan pembelajaran.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dalam pelaksanaan pembelajaran dengan siklus yang dilakukan sebanyak 2 siklus pada setiap siklus terdiri atas 4 tahapan dengan minimal 2 x pertemuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Kondisi Awal

Dari hasil tersebut terlihat bahwa kondisi awal siswa kelas VIIa secara klasikal prestasi belajar siswa juga belum baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh 67 dan siswa yang tuntas belajar 40,74%.

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

Siklus I Pertemuan Pertama

Perencanaan

Dilaksanakan dengan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dua jam pelajaran.

Tindakan

Guru menerapkan skenario dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Seni Budaya Materi Pola Lantai Gerak Tari melalui Teknik Tutor Sebaya bagi Siswa Kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

 

Langkah-langkah yang dilakukan

Sesuai dengan perencanaan, tindakan siklus I dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 X 45 menit) di ruang Kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Pada saat proses pembelajaran menulis, guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan pola lantai gerak tari, langkah-langkah yang harus dilakukan siswa yaitu sebagai berikut: (1) siswa dipersiapkan sudah melihat ataupun mengalami kejadian yang akan dideskripsi ke dalam pola lantai gerak tari, (2) siswa menentukan pola lantai gerak tari, (3) siswa membuat pola lantai gerak tari, (4) siswa mengembangkan tarian pola lantai gerak tari.

Observasi dan Interpretasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran pola lantai gerak tari dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya, a.l.(1) Siswa yang memiliki motivasi tinggi atau termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dalam mengikuti pembelajaran dengan baik tetapi hal ini disebabkan karena siswa tersebut lebih memilih berdiam diri. (3) Siswa masih butuh perbaikan.

Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tindakan pada siklus 1, guru dan peneliti melakukan analisis dan refleksi (1) Ketika guru memberikan apersepsi siswa banyak yang tidak memperhatikan. (2) Pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam menari. Dilihat dari segi hasilnya yang sudah memenuhi kiriteria menulis.(3) Guru bersama siswa selalu melakukan analisis dan evaluasi bersama.

Siklus II

Perencanaan

Pada tahap berikutnya, Guru yang bersangkutan mengadakan diskusi untuk membahas tentang rencana kegiatan siklus II yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan ini guru menyampaikan analisis hasil observasi terhadap siswa kelas yang sudah dilaksanakan pada siklus I.

Tindakan

Tindakan II yaitu pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 2×45 menit. Dalam tindakan II ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan kolaborator untuk mengatasi kekurangan pada siklus I.

Observasi dan Interpretasi

Pada pelaksanaan tindakan II ini, kolaborator mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menjadi partisipan pasif dan duduk dibangku paling belakang. Tindakan II ini dilaksanakan satu kali pertemuan yang berlangsung selama 2 x 45 menit. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran masih terlihat ramai.

Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan siklus II secara umun semua kekurangan dapat dikuasai dengan baik. Guru telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengukuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik tutor sebaya dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil beljar tentang pola lantai gerak tari. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antara hasil pekerjaan siswa pada saat observasi, prasiklus, siklis I, dan siklus II.

PEMBAHASAN

Pembahasan hasil ini meliputi: penerapan pembelajaran pola lantai gerak tari dapat meningkat melalui teknik tutor sebaya.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan empat tahap. Yaitu (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, (4) refleksi.

Dari wawancara dengan guru, guru telah menemukan teknik pembelajaran yang tepat dalam pola lantai gerak tari.

Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Pada siklus ini guru berupaya memperkecil kelemahan yang terjadi selama pembelajaran tersebut. Pada siklus II siswa yang mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan hasil belajar seperti pada data berikut:

No Data Siklus I Siklus II Peningkatan Persentase
1 Rata-rata 79 84 5 5%
2 Nilai Tertinggi 92 96 4 4%
3 Nilai Terendah 64 72 8 8%
4 Ketuntasan 88,89 96,30 7,41 7%

 

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil observasi dan tes penguasaan kompetensi dasar pada tiap siklus yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik simpulan bahwa:

  1. Teknik Tutor Sebaya dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan membuat siswa yang lain lebih termotivasi untuk mengikuti anak yang menjadi tutornya, sehingga siswa yang sudah bisa menguasai materi bisa menjelaskan siswa yang belum secara berkelompok.
  2. Teknik Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Seni Budaya materi pola lantai pada gerak tari siswa kelas VIIa SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun pelajaran 2018/2019.

DAFTAR PUSTAKA

Ekowati, Endang. 2004. Model-Model Pembelajaran Inovatif Sebagai Solusi Mengakhiri Dominasi Pembelajaran Guru. Makalah Workshop Rencana Program dan Implementasi Life Skill SMA Jawa Timur tahun 2004.

Dimiyati dan Mudjiono. 1999. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dikti

Kagan, Spencer. 1985. “Dimension of Cooperative Classroom Structure” dalam Slavin, R.E. Learning to Cooperate, Cooperate to Learn. 72-73. London:Plenum Press.

Kurikulum 2013. 2016. SMP Negeri 1 Ngadirojo. Wonogiri. Dinas Pendidikan Kabupaten. Wonogiri

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.

Oemar Hamalik. 2005.Proses Belajar Mengajar Jakarta.Bumi Aksara

Robert slavin.2005. Cooperative learning. Allymandbacon: London

Suprijono, Agus. 2009. Coopretive Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wina Sanjana. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi standar dan Proses Pendidikan. Bandung: Prenda Media Grup

http://umburumalanni22.blogspot.co.id/2014/04/contoh-makalah-pembelajaran-tutor.html Rabu 8 Juni 2017 jam 12.45

http://baliteacher.blogspot.com/2010/02/pembelajaran-dengan-methode-tutor-teman.htm Rabu 8 Juni 2017 jam 11.30

http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/11/penggunaan-metode-tutor-sebaya-contoh-proposal-ptk/ Rabu 8 Juni 2017 jam 10.15