PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU

DENGAN MENGEFEKTIFKAN SUPERVISI KELAS BERBASIS KLINIS DENGAN PEDEKATAN PERSUASI, IDENTIFIKASI DAN SOLUSI DI SDN 1 LODAN WETAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG

PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Supariyo

Kepala SDN 1 Lodan Wetan Kec. Sarang, Kab. Rembang

ABSTRAK

Penelitian tentang mengefektifkan supervisi kelas berbasis klinis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SDN 1 Lodan Wetan, Kec. Sarang Kabupaten Rembang Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas pembelajaran guru dengan mengefektifkan supervisi kelas berbasis klinis di SDN 1 Lodan Wetan. (2) mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SDN 1 Lodan Wetan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 6 orang guru Kelas I-VI SDN 1 Lodan Wetan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrument supervise klinis, lembar penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) supervisi kelas berbasis klinis dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SDN 1 Lodan Wetan, sesuai hasil penilaan rencana pelaksanaan pembelajaran rata-rata 3.4 pada siklus I dan 4,4 pada siklus II, dan hasil penilaan pelaksanaan pembelajaran nilai rata-rata 3.7 pada siklus I dan 4,3 pada siklus II (2) hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis adalah tidak semua guru siap untuk disupervisi klinis.

Kata Kunci: Supervisi kelas berbasis klinis, Rencana Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesenjangan yang terjadi adalah masih ada guru yang belum maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga diperlukan motivasi eksternal bagi guru. Untuk memotivasi guru agar melaksanakan pembelajaran secara optimal maka kepala sekolah dan pengawas perlu mengefektifkan kembali supervisi kelas terhadap beberapa guru di SDN 1 Lodan Wetan Kecamatan Sarang. Supervisi kelas yang akan dilakukan meliputi tiga tahap kegiatan yaitu: 1) Guru mengadakan pertemuan awal untuk membuat kesepakatan pelaksanaan supervisi kelas, guru dapat menggali berbagai macam informasi tentang persiapan pembelajaran, sebaliknya kepala sekolah dan pengawas dalam hal ini dapat memberikan pembinaan untuk perbaikan perencanaan pembelajaran 2) pelaksanaan pembelajaran, kepala sekolah mengamati, mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran guru, 3) kepala sekolah menyampaikan kelemahan dan kelebihan guru dalam mengajar serta membimbing dan memberikan saran perbaikan, sehingga kelemahan-kelemahan itu tidak akan terjadi pada pembelajaran berikutnya.

Berdasarkan pemikiran di atas perlu segera dilakukan penelitian mengenai peningkatan kualitas pembelajaran guru dengan mengefektifkan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS di SDN 1 Lodan Wetan Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang semester II pada tahun pelajaran 2015/2016.

Rumusan Masalah

1. Apakah dengan mengefektifkan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di Di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang?

2. Apakah hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran guru di Di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang?

Rencana Pemecahan Masalah

Pertemuan awal dengan guru-guru di Di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang, berdiskusi tentang pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilaksanakan selama ini. Tindakan selanjutnya adalah menyampaikan teknis pembelajaran yang sistematis agar dapat dilaksanakan secara optimal dan bekerja sebagai guru yang profesional. Selanjutnya menentukan jadwal supervisi kunjungan kelas. Pelaksanaan Supervisi kelas bersama kepala sekolah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran yang optimal bagi semua guru y3 Sarang ang mengajar di kelas I-VI baik Guru Mapel maupun Guru Kelas di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang.

Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dengan mengefektifkan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat teoritis

a. Pengembangan ilmu manajemen pendidikan terutama yang berkaitan dengan masalah supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS dalam pembelajaran di tingkat satuan pendidikan dasar (khususnya Sekolah Dasar), sehingga tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien dan produktif.

b. Menjadi pedoman/panduan dan rujukan atau sebagai bahan masukan bagi para pendidik, peneliti pendidikan, pengelola lembaga pendidikan yang memiliki kesamaan karakteristik.

c. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian serupa dimasa yang akan datang.

Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

a. Bagi guru sebagai informasi tambahan pengetahuan tentang pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS dan pembiasaan bagi guru untuk menerima kegiatan supervisi kelas.

b. Bagi peneliti sebagai suatu pengalaman yang berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS.

c. Bagi Guru SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang sebagai referensi yang dapat dipelajari untuk pengayaan pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan Persuasi, Identifikasi dan Solusi.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Supervisi

Menurut N. A. Ametembun (2000:1) istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologis), bentuk perkataannya (morfologis), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik). Istilah supervisi secara etimologis diambil dari perkataan Inggris “supervision” artinya pengawasan, maka supervisi pendidikan berarti kepengawasan dibidang pendidikan. Sedangkan secara morfologis supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya, supervisi dari dua patah kata “super” dan “visi”, yaitu super berarti atas atau lebih, dan visi berarti lihat, tilik, awasi.

Pendekatan PIS

Pendekatan PIS merupakan singkatan dari Persuasi, Identifikasi dan Solusi. Menurut Depdiknas (2002:246) pendekatan berarti proses antara usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti. Selanjutnya menurut Depdiknas (2002:864) persuasi berarti membujuk secara halus supaya menjadi yakin. Ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya. Pendekatan persuasi dalam penelitian ini berarti mengajak secara halus kepada guru-guru dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan sehingga mereka mau meningkatkan kemampuan mengajarnya sesuai bidang studi masing-masing.

Sedangkan identifikasi menurut Depdiknas (2002:417) berarti tanda kenal diri, menemukan/menetapkan identitas/ciri-ciri seseorang/benda. Identifikasi dalam penelitian ini berarti menemukan kelemahan/kesenjangan dalam pembelajaran yang dialami guru dengan perilaku mengajar yang ideal. Selanjutnya solusi menurut Depdikbud (2002:1082) solusi berarti penyelesaian/pemecahan masalah, maka solusi dalam penelitian ini adalah cara menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.

Sesuai dengan tujuan supervisi klinis yaitu untuk membantu guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal, maka pendekatan PIS dengan cara mengajak secara halus dengan memberikan alasan dan prospek yang baik dalam pembelajaran sehingga mereka menemukan kesenjangan dalam pembelajaran serta mampu menyelesaikan kesenjangan tersebut dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka di atas, kelemahan metode praktikum diasumsikan dapat diatasi. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang optimal akan menyebabkan hasilnya juga tidak optimal. Pembelajaran akan terlaksana dengan baik bila ada pengawasan yang intensif dari atasan baik kepala sekolah maupun pengawas pembina. Pengawasan ini salah satunya dilakukan dengan supervisi kelas oleh kepala sekolah dan pengawas.

Peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru diperlukan supervisi kelas berbasis klinis. Hal ini pengawas selaku pembina berkewajiban membina guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan berbagai cara. Salah satu cara yang digunakan adalah mengefektifkan pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS atau persuasi, identifikasi dan solusi.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah bahwa “melalui tindakan mengefektifkan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang Semester II pada tahun pelajaran 2015/2016.”

METODE PENELITIAN

Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research). Penelitan Tindakan Sekolah dikembangkan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Zainal Aqib (2009:12) PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an.

Zainal Aqib (2009:13) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Sedangkan Penelitian Tindakan Sekolah menurut Depdiknas (2008:11) adalah penelitian tindakan sebagai salah satu jenis penelitian kualitatif di bidang pendidikan yang dilaksanakan disekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Penelitian tindakan yang dilakukan adalah mengefektifkan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang adalah wilayah kerja Peneliti. Jumlah Guru yang menjadi sampel penelitian ada 8 Guru dan 1 Kepala Sekolah.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang, yang dilaksanakan mulai bulan Februari s.d. Mei 2016. Adapun subjek penelitian adalah guru mata pelajaran yang mengajar di Di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru-guru kelas I-VI (Guru Kelas dan Guru Mapel) di SDN 1 Lodan Wetan Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Pada tabel di bawah ini adalah daftar peserta Supervisi Klinis di SDN 1 Lodan Wetan yang menjadi subyek penelitian.

Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah supervisi akademik model Supervisi Klinis sebagai tindakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru kelas I-VI dalam menguasai keterampilan mengajar. Apakah dengan pelaksanaan supervisi akademik model Supervisi Klinis dapat meningkatkan keterampilan mengajar terutama pada lima aspek keterampilan mengajar yaitu 1). Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 2). Keterampilan menjelaskan, 3). Keterampilan bertanya, 4). Keterampilan memberikan penguatan, dan 5). Keterampilan menggunakan variasi.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah, dengan langkah-langkah: penetapan focus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang disertai dengan observasi, interpretasi dan replikasi. Penelitian tindakan dengan melakukan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS, yaitu persuasi, identifikasi dan solusi. Tindakan yang pernah dilakukan akan selalu dipelajari dan dievaluasi untuk menentukan tindakan selanjutnya. Tindakan lanjutan ini akan berguna untuk perbaikan skenario yang tentunya akan memberikan gambaran pasti terhadap pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus satu kali pertemuan. Menurut Depdiknas (2008:13) Penelitian tindakan sekolah berbentuk siklus metodologis yang berdaur (cyclical methodology cyclus) yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Hasil refleksi mencakup analisis, sintesis dan penilaian hasil tindakan yang dilakukan, bila masih terdapat permasalahan dilakukan tindakan kedua yang meliputi perencanaan ulang, tindakan dan pengamatan ulang sampai permasalahan teratasi. Siklus metodologis penelitian tindakan sekolah ini sama dengan siklus metodologis penelitian tindakan kelas yang di kemukakan oleh Zainal (2009:30) bahwa penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan merefleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II

NO

INDIKATOR

Rata-rata Siklus

Peningkatan

I

II

Nilai

%

1

Memeriksa kesiapan siswa

3.8

4.3

0.5

12.3

2

Melakukan kegiatan apersepsi

3.8

4.3

0.5

12.3

3

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

4.0

4.5

0.5

12.5

4

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

3.5

4.0

0.5

14.3

5

Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar

3.8

4.0

0.2

5.3

6

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

3.7

4.7

1.0

27.0

7

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

3.8

4.5

0.7

18.4

8

Melaksanakan pembelajaran secara runtut

3.7

4.0

0.3

8.1

9

Menguasai kelas

3.0

4.2

1.2

40.0

10

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

3.7

4.3

0.6

16.2

11

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

3.7

4.2

0.5

13.5

12

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

4.0

4.2

0.2

5.0

13

Menggunakan media secara efektif /efisien

3.3

4.5

1.2

36.4

14

Menghasilkan pesan yang menarik

3.7

4.3

0.6

16.2

15

Melibatkan siswa dlam pemanfaatan media

3.2

4.2

1.0

31.3

16

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

3.8

4.3

0.5

13.2

17

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

4.0

4.3

0.3

7.5

18

Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

3.5

4.3

0.8

22.9

19

Memantau kemajuan belajar selama proses

3.2

4.5

1.3

40.6

20

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

4.0

4.5

0.5

12.5

21

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

3.8

4.2

0.4

10.5

22

Menyampaikan pesan dgn gaya yg sesuai

3.8

4.2

0.4

10.5

23

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

4.0

4.2

0.2

5.0

24

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

3.3

4.3

1.0

30.3

Jumlah

88.2

103.0

14.8

16.8

Rata-rata

3.7

4.3

0.6

16.8

PENUTUP

Kesimpulan

1. Supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan Persuasi, Identifikasi dan Solusi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di Di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang. Skor penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran meningkat 27.9% dari siklus I dengan rata-rata 3.4 menjadi rata-rata 4.4 pada siklus II, adapun skor hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran meningkat 16.8% dari siklus I dengan rata-rata 3.7 menjadi rata-rata 4.3 pada siklus II.

2. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan Persuasi, Identifikasi dan Solusi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran guru di Di SDN 1 Lodan Wetan, Kecamatan Sarang adalah:

a. Tidak semua guru siap untuk disupervisi klinis

b. Karena adanya berbagai macam kegiatan kepala sekolah dan pengawas maka pelaksanaan supervisi klinis hanya dapat dilaksanakan pada saat-saat tertentu.

Saran dan Tindak Lanjut

1. Bagi guru harus sering disupervisi dan berkonsultasi konsultasi kepada pengawas, kepala sekolah, teman sejawat dan guru senior agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya masing-masing, sehingga mudah menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembelajaran.

2. Bagi Pengawas dan Kepala Sekolah perlu melakukan supervisi klinis agar dapat memberikan bimbingan kepada guru-guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini dapat diteliti dengan kajian yang lebih luas secara mendalam dengan mengkaji pengaruh berbagai faktor terhadap kualitas pembelajaran guru sehingga hasilnya akan lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun N.A 2000, Supervisi Pendidikan, Bandung: Suri.

Nurtain , 1989, Supervisi Pengajaran (Teori dan Praktek), Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Piet A.Sahertian. 2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto N. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Rosda.

Depdiknas, 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka

Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Bandung: CV Yrama Widya.

Suharsimi A. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman M.U. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wijaya DN., (2011) Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP melalui Supervisi Klinis dan Implikasinya terhadap pembelajaran IPS. info@fis.um.ac.id. Website: http://fis.um.ac.id.